Take Care of My Brother, Okay?

BlackIDyeol

.

.

.

Present

.

.

.

Chapter I

Chanyeol mengetuk-ketukan ujung pensilnya pada buku bahasa inggrisnya. Ia menaruh kepalanya di atas meja dan perhatian matanya tertuju pada ujung pensil itu. "Sshh.. Chanyeol, kau menggangguku".

"Maaf Baek" Chanyeol berhenti mengetuk-ketukan ujung pensilnya dan mulai mengangkat kepalanya dan menyangga kepalanya dengan tangan kanannya. Ia tak fokus pada pelajaran Ms. Seo, benar-benar tidak fokus.

Chanyeol mengalihkan pandangannya pada buku tulis Baekhyun, sahabatnya, Byun Baekhyun. Memperhatikan tangan kecil itu menulis dan menyalin hal yang di tulis oleh Ms. Seo di papan tulis. "Hey, apa kau paham dengan apa yang di ajarkan Ms. Seo kali ini?"

"Well, aku paham. Jika kau ingin paham dengan pelajaran kali ini, berhentilah menggangguku dan perhatikan papan tulis" Baekhyun masih tetap menyalin dan berusaha fokus pada Ms. Seo. "Well, aku sudah memperhatikan Ms. Seo sejak 30 menit yang lalu. Dan aku tetap saja tak paham"

Baekhyun mendesah dan meletakkan bolpointnya dan menatap Chanyeol. "Oh, kumohon jangan katakan kau memintaku mengajarimu lagi".

Chanyeol tersenyum memamerkan deretan giginya pada Baekhyun. "Ayolah, kau tak ingin sahabatmu ini menjadi orang paling bodoh dalam bahasa inggris di dunia ini bukan?",

"Baiklah-baiklah, aku akan mengajarkanmu"

"Benarkah? Baiklah! Besok Minggu. Pukul 10. Di rumahmu!" suara Chanyeol sangat lantang, amat sangat lantang hingga Ms. Seo dan seisi kelas memperhatikan Chanyeol dan Baekhyun. Dan mereka mendapatkan hadiah dari Ms. Seo untuk berdiri di luar kelas, dengan kedua tangan di angkat.

"Besok Minggu pukul 10, dan di rumahmu, okay?"

"Apa? Tidak tidak tidak.. jangan di rumahku. Nanti pasti akan berakhir kau yang hanya melirik adikku" mata Chanyeol membesar. "Aku tahu Chanyeol. Aku tahu kau menyukai adikku"

Baekhyun menatap Chanyeol, "Benar?"

Chanyeol menundukkan kepalanya dan perlahan mengangguk. "Tapi aku berjanji! Besok aku tidak akan mengalihkan mataku darimu, Baekhyun! Aku berjanji". Baekhyun mendecih, "Awas saja jika matamu teralihkan, akan ku lepas kedua matamu itu".

Baekhyun dan Chanyeol memasuki kelas mereka ketika Ms. Seo meninggalkan kelas, "Jangan berisik ketika saya mengajar, mengerti?" Baekhyun dan Chanyeol hanya dapat menundukkan kepala ketika mendengar ceramah singkat dari Ms. Seo di depan pintu kelas.

"Byun Baekhyun adalah sahabat terbaik dan tersadis yang aku miliki. Bagaimana bisa aku terjebak bersama dirimu, Baek?"

"Park Chanyeol adalah sahabat terbaik dan terbodoh yang aku miliki. Bagaimana bisa juga aku terjebak berada di sisimu, Yeol?"

"Jangan meniruku, Baek!"

"Jangan meniruku, Yeol!"

"Sshh… sudahlah, lagi pula kalian itu adalah sahabat sebelum lahir! Oh, mungkin saat kalian masih berada di surga, kalian sudah bersahabat!" Jongdae mulai kembali dengan pembicaraannya yang tidak jelas lagi.

.

.

.

Chanyeol sudah siap untuk bertemu dengan Kyung, maksudku Baekhyun. Hari ini adalah hari dimana Chanyeol dapat menatap—maksudku belajar di rumah Baekhyun hampir seharian penuh. Seharusnya Chanyeol tiba di rumah keluarga Byun pukul 08.00 namun, ia sudah berdiri di depan pintu sejak pukul 0.30

Chanyeol mengeratkan jaketnya untuk menahan angin yang dingin berhembus melewatinya. Memang menjelang musim dingin itu tidak menyenangkan. Chanyeol lebih suka musim semi daripada musim dingin. Ahh, lupakan. Chanyeol kemari untuk bertemu dengan Kyung, maksudku belajar bersama Baekhyun.

Pintu di hadapannya terbuka, menampilkan wajah bersih Baekhyun yang sedikit mengantuk. "Bukankah pukul 08.00? Ini masih pukul 07.30, Yeol. Kau menggangu waktu berhargaku untuk tidur" Chanyeol tersenyum lima jari kepada Baekhyun.

"Hn, baiklah. Ayo masuk, kau tahu kamarku dimana bukan? Kau langsung ke kamarku, aku akan membangunkan Kyungsoo dulu" Baekhyun mengusap matanya lelah. "K-Kyungsoo?" tanpa sadar Chanyeol terlihat sangat bersemangat.

"Jangan buat ekspresi wajah bodoh seperti itu, atau kau akan kutendang keluar rumahku" Mendengar itu Chanyeol segera merubah ekspresi wajahnya kembali. "Wah, wajahmu tetap saja terlihat bodoh" Tanpa pikir panjang, Chanyeol segera menendang pantat Baekhyun.

"Yah! Jangan menghinaku!"

"Ssshhh.. cepat naik ke kamarku"

Chanyeol melangkahkan kakinya menuju kamar Baekhyun di lantai dua. Ketika ia memasuki kamar Baekhyun, tempat pertama yang ia tuju adalah kasur Baekhyun. Tempat itu adalah tempat wajib bagi Chanyeol untuk di tempati. Kasur Baekhyun adalah kasur ternyaman baginya.

Mata Chanyeol menatap langit-langit, kemudian teralihkan pada sebuah foto di nakas. Ia berguling hanya untuk menatap sebuah foto Baekhyun dan Kyungsoo yang di ambil sekitar 1 tahun yang lalu di taman bermain. Dan juga disana ada foto Baekhyun dengan dirinya. Chanyeol memakluminya karna ia juga memasang foto itu di dinding kamarnya. Foto bersama sahabat terbaiknya.

Dengan segera Chanyeol mengalihkan pandangannya saat pintu kamar Baekhyun terbuka. "Kau ingin belajar apa? Bahasa Inggris?" Chanyeol mengangguk menjawab pertanyaan Baekhyun.

Baekhyun mendekati Chanyeol setelah menutup pintu kamarnya. Otomatis Chanyeol bergeser untuk memberikan Baekhyun ruang di sampingnya. Dan Baekhyun berbaring di atas ranjangnya, disamping Chanyeol.

Baekhyun memejamkan matanya, "Hey, aku masih mengantuk. Bangunkan aku saat sudah pukul 08.00"

"Hn. Tapi Baek, aku pinjam novel mu ini ya?" Chanyeol menunjukkan sebuah novel yang terletak di samping bingkai foto di nakas. Baekhyun membuka kecil matanya untuk mengintip novel apa yang ingin di baca Chanyeol.

"T-Tunggu!" Baekhyun segera tersadar dan mengambil novel itu. Membuka novel itu dan mengambil 'pembatas buku' nya. Ia tersenyum canggung dan memberikan novel itu pada Chanyeol. "I-ini" Chanyeol menerima novel itu dan segera membacanya.

Dan Baekhyun, menyelipkan 'pembatas buku' itu di bawah ranjangnya.

Baekhyun terlelap, dan Chanyeol sibuk membaca novel-yang-sepertinya-bagus. Kamar Baekhyun menjadi sepi, hanya suara balikan kertas dan suara kipas angin yang berputar yang mengisi kesepian kamar Baekhyun.

"Baek, bangun"

"Hnm..?"

"Bangun, sudah pukul 8"

"Hnmm.. 5 menit lagi"

"Tidak.. bangun sekarang"

"Iya-iya aku bangun" Baekhyun mengusap matanya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya dengan air.

"Kau tahu kau tadi berdengkur saat tertidur. Kau berdengkur dengan sangat keras" ucap Chanyeol setelah Baekhyun kembali dari kamar mandi. Baekhyun segera memukul Chanyeol yang sangat usil padanya.

Seseorang mengetuk pintu kamar Baekhyun tiga kali, siapa lagi selain Kyungsoo. "hyung, aku akan buatkan sarapan. Kau ingin apa? Eum, Chanyeol hyung juga ingin sarapan disini?"

"Aku ingin omurice buatanmu Kyung" ucap Baekhyun senang. "dan Chanyeol buatkan telur mata sapi saja. Oh bukan bukan mungkin saus tomat dan nasi sudah cukup bagi Chanyeol" kali ini Chanyeol menendang Baekhyun.

"Ya! Tamu adalah raja tahu?"

"Tamu? Memang kau tamuku? Tamu yang terlalu sering berada dirumah ini.. Kau sebut itu adalah tamu?" Kyungsoo memutar bola matanya, "Akan kubuatkan omurice 2 porsi"

"Sssshhhh… kau berisik sekali" Baekhyun memukul bahu Chanyeol. "Tapi Chan, sejak kapan kau menyukai adikku?"

"Mungkin sejak kelas 2 SMA? Aku lupa" Chanyeol mengusak rambutnya setelah mendudukkan dirinya di atas ranjang Baekhyun. "Woah, kau menyukainya sudah 1 tahun?" Chanyeol tersenyum dan mengangguk.

Baekhyun mulai mengajari Chanyeol belajar Bahasa Inggris. "Kau harus memahami arti kosa kata terlebih dahulu.. seperti drive, go, spent, like, love, hate, dan lainnya. Lebih baik lagi jika kau memahami verb 1, 2, dan 3"

Chanyeol menatap Baekhyun tak mengerti, dan Baekhyun mulai menyentil kepala Chanyeol. "Lihat buku ini, aku akan menjelaskan lebih rinci lagi" Baekhyun mulai menjelaskan sedetail mungkin. "Jika sudah, kita belajar mengatur grammar"

Sesekali Baekhyun menyentil dahi Chanyeol saat Chanyeol kehilangan fokusnya atau ada jawaban Chanyeol yang sama sekali tak mendekati jawaban yang sebenarnya. "Chanyeol, bagaimana bisa 'aku mengendarai sepeda bersama temanku' menjadi 'I ride my friend with my bicycle'? "

"Jangan menyentil dahiku, Baek!"

"Apa? Makanya fokus!" Baekhyun menyentil dahi Chanyeol lagi.

Mereka tiba-tiba saja menjadi tenang saat Kyungsoo memasuki kamarnya membawa 2 piring omurice. "Ku bawakan air putih juga untuk kalian" Kyungsoo menaruh 2 gelas kosong dan 1 botol besar berisi air putih.

"Terima kasih, Kyung" Kyungsoo mengangguk kemudian meninggalkan kamar tidur kakaknya.

"Wah, omurice buatan adikmu benar-benar enak, Baek" puji Chanyeol.

"Begitulah, oh! Aku ingin Jjambbong. Chanyeol, besok sepulang sekolah temani aku membeli Jjambbong ya" Baekhyun membuat wajah manis. "Okay, kau yang traktir" Baekhyun menatap Chanyeol tajam.

"Tidak, aku hanya bercanda, Baek"

Mereka melanjutkan makannya dan setelah menghabiskan sarapan mereka, mereka melanjutkan acara belajar Bahasa Inggris mereka. Dan lagi, Baekhyun masih saja menyentil dahi Chanyeol hingga dahinya berwarna merah.

"Sakit, Baek! Aku harus membalasmu" Chanyeol memberikan gelitkan mautnya pada Baekhyun. Baekhyun memang tidak dapat menahan gelitikan dari Chanyeol. Ia menangis dan juga tertawa pada saat yang bersamaan, oh itu menyiksanya.

"Yah! Hahaha… jangan di leherku.. hahaha.. ya yah! Chanyeol! Hentikan!" Chanyeol menghentikan gelitikannya.

"Baek, bolehkah aku menginap dirumahmu malam ini?"

"Untuk apa?" Baekhyun masih merasa kesulitan untuk bernafas pasca gelitikan Chanyeol. "Aku hanya bosan dirumah"

Baekhyun menaruh telunjuknya pada dagunya, seolah berpikir. "Uhmm.. Okay, asalkan bibi Park tidak melarang". "Kau bercanda Baek? Ibuku tidak pernah melarangku jika aku bermain denganmu"

"Okay, alright. You can stay here for a night"

"Don't speak English to me you freaking brat!"

"Hey, you just speak English to me, great! Your grammar too, it's perfect Chanyeol!"

"Oh! I... I can... I can speak English! Thank you Baek! You're my best forever friend" Chanyeol memeluk Baekhyun erat. Sangat erat hingga ia tidak dapat bernafas.

"Uh, Chanyeol.. I... I cannot breath"

"Oops, Too much happiness with you. I'm sorry" Chanyeol melepas pelukan eratnya pada Baekhyun. Dan sekali lagi Baekhyun menyentil dahi Chanyeol. "Untuk apa kau menyentil dahiku, Baek?!" Chanyeol mengusap dahinya.

"Untuk merayakan keberhasilanku mengajarimu Bahasa Inggris. Dan juga bukti bahwa sentilanku berhasil membuatmu fokus" Baekhyun menjulurkan lidahnya pada Chanyeol dan kemudian Chanyeol menyentil dahi Baekhyun. "Sakit, Yeol!"

"I told you, Baek. I told you"

Dan jadilah Chanyeol yang menginap di rumah Baekhyun dalam semalam.

Alarm Baekhyun berbunyi, ia segera meraih ponselnya dan mematikan alarm yang terus-terusan berdering. Ia membangunkan Chanyeol yang tertidur di samping, memeluk gulingnya erat. "Chanyeol, bangun. Kau harus pulang untuk mengambil seragammu"

"Mmmhhh…"

"Bangun, idiot. Atau kau dan aku akan terlambat"

"Aku tidak ingin sekolah, Baek. Bisakah kita melewati sekolah hari ini saja?" Chanyeol mengeratkan pelukannya pada guling milik Baekhyun. "Tidak bisa, aku bisa di penggal oleh Kyungsoo jika aku membolos"

"Bangun sekarang, dan kau akan memiliki waktu untuk bersiap untuk sekolah. Sekarang sudah pukul 4.30" lanjut Baekhyun.

Chanyeol membuka matanya kecil, "Kau bercanda? Aku hanya akan bangun jika sudah pukul 6!" dan Chanyeol kembali menutup matanya. "Lagi pula rumah kita tak terlalu jauh" lanjut Chanyeol.

"Terserahlah, aku akan membangunkan Kyungsoo" Baekhyun menuruni ranjangnya dan meninggalkan Chanyeol yang sudah tertidur di kamarnya. Ia dengan perlahan menuruni tangga menuju kamar Kyungsoo.

Ia mengetuk pintu kamar Kyungsoo tiga kali dan memasuki kamar Kyungsoo. Perlahan ia membangunkan adiknya, "Kyung, bangun"

Adiknya itu sangat mudah untuk dibangunkan, tidak seperti kawannya yang masih setia memeluk guling di kamarnya. Mata Kyungsoo terbuka secara perlahan, untuk membiasakan cahaya lampu kamarnya. Sebuah fakta jika Kyungsoo hanya dapat tertidur dengan lampu menyala. Tidak seperti Baekhyun yang terbiasa tidur dengan lampu dalam keadaan mati.

"Kyung, aku saja atau memang malam ini sangat dingin?" Baekhyun mengusak rambutnya setelah ia duduk di ujung ranjang Kyungsoo. Tangan Kyungsoo meraih tangan Baekhyun, rasanya sangat dingin. Namun kepala Baekhyun terasa panas. "hyung, apa kau demam? Badanmu panas. Wajahmu pucat"

"Aku? Aku tidak demam kok hanya merasa sedikit kedinginan dari biasanya" Baekhyun tersenyum. "Aku akan membuatkan roti sandwhich untuk sarapan" Kyungsoo mendudukan diri dan meregangkan tulangnya.

"Oh! Buatkan tiga ya"

Dahi Kyungsoo berkerut, "tiga?"

Baekhyun mengangguk, "Bukankah sudah ku katakan jika hari ini Chanyeol akan menginap?". Seingat Kyungsoo, Baekhyun tidak mengatakan jika hari ini Chanyeol hyung akan menginap. Tapi tidak masalah, hanya menambahkan satu porsi makanan tidaklah sulit.

Baekhyun berada di ruang tengah, duduk di atas sofa empuk dan menonton TV pagi. Dan Kyungsoo berada di samping Baekhyun, yah tidak lama juga. Karna ia harus memasak meskipun itu hanyalah sandwhich.

Pintu kamar Baekhyun terbuka, dan wajah lelah Chanyeol muncul. Ia membawa selimut serta memeluk guling Baekhyun dan membawanya turun. "Kau sudah bangun eh?" Chanyeol menggelengkan kepalanya dan mulai menaruh guling itu di sofa.

"Aku kesepian dikamarmu" Chanyeol membaringkan tubuhnya di atas sofa dan menaruh kepalanya di atas paha Baekhyun. "Yah! Kau—"

"Ssshhh… Baek, aku lelah. Bangunkan lagi aku pukul 5.30" ucap Chanyeol dan kemudian tertidur. Kyungsoo membalik tubuhnya dan tersenyum, melihat sikap teman kakaknya yang seperti anak kecil.

"Wah, Kyung! Masakanmu enak!" puji Chanyeol saat mereka tengah sarapan. Oh, dengan tega Chanyeol menyuruh kakak perempuannya untuk mengantarkan baju dan tasnya ke rumah Baekhyun. Dan sekarang Chanyeol sudah berseragam dan siap untuk berangkat sekolah.

"Tega sekali kau pada noonamu, Yeol" Baekhyun mengigit sandwhichnya. "Biar, ia juga sering menyuruhku membawakan ini itu saat berbelanja. Dan pada dasarnya keluargaku itu baik-baik". Kyungsoo menutup mulutnya untuk menutupi tawanya. "Kau sangat percaya diri, hyung"

Saat Baekhyun, Chanyeol, dan Kyungsoo telah habis memakan sarapan mereka, Mereka bersama-sama berangkat sekolah, dan saat mereka berada di simpang tiga, Chanyeol dan Baekhyun akan berpisah dengan Kyungsoo. Kyungsoo arah kanan dan mereka arah kiri. "Bye, hyung" Kyungsoo melambaikan tangannya pada kedua hyung dihadapannya.

"Eu, Baekhyun hyung!" suara Kyungsoo menghentikan langkah kaki mereka. "Kau duluan saja, Yeol. Aku akan menyusul" Chanyeol mengangguk dan melambaikan tangan pada Baekhyun.

"Baekhyun hyung" Baekhyun membalik tubuhnya. Tangan Kyungsoo terulur menyentuh dahi Baekhyun, panas. "Apa kau benar tidak apa? Jika merasa tidak enak badan langsung pulang saja hyung" Baekhyun mengangguk.

"Aku benar-benar tidak apa, mungkin hanya demam biasa. Yasudah, kita bertemu lagi dirumah. Bye, Kyung! Oh! Aku dan Chanyeol sepulang sekolah akan makan Jjambbong dulu"

"Okay. Bye, hyung!"

Saat istirahat, Chanyeol bermain gitar milik Yixing. Chanyeol memainkan melodi yang indah hingga semua anak di dalam kelas kagum pada Chanyeol.

"Nae nalkeun gitareul deureo haji motthan gobaegeul
Hogeun gojipseure samkin iyagireul
Norae hana mandeun cheok jigeum malharyeo haeyo
Geunyang deureoyo I'll sing for you
"

"Hey, Baek! Bernyanyilah bersamaku" ajak Chanyeol

"Jogeum useupjyo naegen geudae bakke eopsneunde
Gakkeumeun namboda moshan na
Sasireun geudae pume meorikareul bubigo
Angigo sipeun geonde marijyo"

"Ayolah Baek, kau tahu lagu ini. Bernyanyilah bersamaku" sedari tadi hanya suara bass Chanyeol yang terdengar. Baekhyun hanya terdiam di samping Chanyeol memperhatikan bagaimana jari-jari panjang Chanyeol memetik gitar. Sejujurnya ia malu untuk bernyanyi, bagaimana tidak? Jika satu kelas mengitari dirinya dan Chanyeol dan membuatnya nervous.

"The way you cry the way you smile
Naege eolmana keun uimiin geolkka?
Doraseomyeo huhoehaessdeon mal
Sagwahal tejiman geunyang deureoyo
I'll sing for you sing for you
Amureohji anheun cheokhaeyo"

Akhirnya Baekhyun ikut bernyanyi bersama dengan Chanyeol. Suaranya sangat indah, berlainan dengan suara Chanyeol yang bass. Semua orang di kelasnya sangat terpukau oleh suara indah Baekhyun. Baekhyun menatap Chanyeol yang sekarang juga menatapnya. Mereka saling tersenyum dan terus bernyanyi.

"Uhm, Class" wali kelas mereka tiba-tiba memasuki kelas mereka. Semua siswa kembali menuju bangku mereka masing-masing. "Kelas kita akan mengadakan study tour ke Busan. Akan saya bagikan angket dan kembalikan besok pagi"

Tiba-tiba gemuruh berbunyi diluar, awan abu-abu gelap memenuhi langit siang ini, "Ha, hujan? Karena sekarang ini hujan. Jangan bermain air ya anak-anak. Ingat, tahun depan kalian akan mendapatkan ujian masuk universitas". Semua orang di kelas menghela nafas mereka, mengingat akan ujian masuk universitas.

"Oh! Karna akan di adakan rapat, kalian akan pulang lebih cepat dari biasanya"

Yah, sangat cepat hingga 5 menit kemudian bell pulang berbunyi. Semua bergirang senang terkecuali para guru. "Chanyeol, ajari aku bermain gitar" Irene tiba-tiba menghampiri meja Chanyeol dan Baekhyun. "A-apa?"

"Ajari aku bermain gitar. Permainan gitarmu sangat bagus. Tolong ajari aku" ucap Irene.

Mata Chanyeol menatap ke arah Baekhyun sebentar kemudian menatap Irene, "Uh, aku sudah ada jan—" Baekhyun menginjak kaki Chanyeol dan menggelengkan kepalanya.

"Tentu saja! Chanyeol akan mengajarimu bermain gitar. Sini, duduklah di bangkuku" Baekhyun berdiri dari bangkunya dan membiarkan Irene duduk dibangkunya. Irene sebenarnya sangat menyukai Chanyeol, teman satu kelasnya. Semua tahu itu.

"Baek" tangan Chanyeol menahan Baekhyun sebelum Baekhyun pergi. "Eu, aku baru mengingat jika aku harus membeli pasokan makanan untukku. Uh bye!" Baekhyun melepas tangan Chanyeol yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Ada apa denganmu Baek?" hati Chanyeol berkata.

Baekhyun pergi meninggalkan Chanyeol, Jongdae, Yixing, Irene dan juga Seulgi. Entah mengapa, namun ia merasa ada yang salah.

Di koridor, Baekhyun merasa sesak dan pusing. Oh, great! Hujan deras turun. Chanyeol menyerahkan gitar tersebut pada Irene dan berjalan menuju jendela. Matanya dapat melihat seorang Byun Baekhyun berjalan melewati hujan tanpa perlindungan payung. Dan saat Chanyeol akan pergi, Irene mencegahnya.

Chanyeol hanya dapat mendesah dan kemudian duduk di bangkunya, mengambil gitar dan mulai mengajari Irene.

Keesokan harinya, Baekhyun tidak berangkat sekolah. Bangku di samping Chanyeol kosong. "Class, tadi pagi saya mendapat pesan dari Byun Baekhyun. Ia berkata jika ia tidak dapat mengikuti study tour kali ini"

Dahi Chanyeol berkerut. Ia merasa ada yang salah dengan Baekhyun. Dan perasaan Chanyeol tidak salah mengenai Baekhyun, memang ada yang salah pada diri Baekhyun.

Di tempat lain, 2 orang pemuda duduk di hadapan seorang pria berjas putih. Semua ruangan itu di dominasi oleh warna putih. "Uh, begini nak Byun Baekhyun, di dalam tubuh anda terdapat—"

Mata Kyungsoo melebar. Mendengar tentang penyakit Baekhyun yang ternyata sudah berada dalam diri Baekhyun belum terlalu lama namun sangat berbahaya jika terlalu lama. "—tapi ada obat untuk menahan rasa sakit dari penyakit anda, nak Baekhyun".

Baekhyun tidak menangis, ia hanya bergetar menerima fakta tersebut. "A-ada obatnya?" sang dokter mengangguk. "hanya penahan rasa sakit. Dan jika obat untuk menghilangkan penyakitmu, akan kami pesan dari California, mungkin 4 hari lagi datang. Maka dari itu, 4 hari lagi silahkan kembali dan temui saya. Dan saya juga menganjurkan anda untuk rawat inap di rumah sakit ini"

Baekhyun mengangguk, "Baik, terima kasih. Tapi saya akan berdiskusi terlebih dahulu pada keluarga saya" Dokter tersebut mengangguk, "Kau anak yang tegar, Byun Baekhyun" Baekhyun tersenyum mendengar pujian tersebut.

"Jika begitu, kami permisi" Baekhyun dan Kyungsoo meninggalkan ruang dokter tersebut. Baekhyun menatap Kyungsoo, "Hey, jangan menangis" Baekhyun menarik Kyungsoo untuk merangkulnya.

"A-aku tidak. Hyung! Bagaimana bisa kau tidak tahu jika kau memiliki penyakit dalam dirimu!" Kyungsoo berakhir dengan menangis dan memeluk Baekhyun.

"Aku pun tidak tahu, Kyung". Saat mereka menemukan kamar mandi, Kyungsoo pergi ke kamar mandi sebentar. Baekhyun merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya, ia melihat layar wallpapernya dan teringat oleh Chanyeol. Ia menekan nama Chanyeol dan menekan tombol hijau, sebelum akhirny ia menekan tombol back.

Ia tidak jadi menelfon Chanyeol. Ia tidak berani untuk menelfon Chanyeol.

Dan malam itu, Kyungsoo menangis. Mendengar rintihan kakaknya di lantai dua. Dahi Baekhyun berkeringat kala Kyungsoo berada di kamar Baekhyun. "Maaf Kyung, aku membangunkanmu?" mata Kyungsoo berair.

Ia tidak tega melihat kakaknya menderita, sama sekali tidak.

.

.

.

Chanyeol baru saja kembali dari supermarket di dekat rumahnya, langkahnya terhenti saat melihat malai—Kyungsoo di bangku halaman rumah. Sendirian.

Kyungsoo duduk terdiam di bangku halaman rumahnya. Wajahnya tampak murung, sangat murung dari yang pernah Chanyeol tahu. "Eh, Kyung? Ada apa?" Chanyeol mendudukan tubuhnya di samping Kyungsoo. Kyungsoo hanya menggelengkan kepalanya lemas.

Sudah satu minggu sejak Chanyeol kembali dari study tour, dan mungkin sudah 10 hari Baekhyun tidak masuk sekolah. Baekhyun dan Chanyeol sudah tidak berhubungan. Oh, mungkin lebih tepat dengan Baekhyun yang tidak merespon.

"Hey, Kyung, tersenyumlah. Ada apa denganmu?"

Chanyeol membuka sodanya yang ia bawa dari dalam kantong plastik dan tanpa sengaja membuat busa soda itu keluar. Membuat Kyungsoo tersenyum kecil. Baju Chanyeol basah karena busa soda. "Jangan bertingkah bodoh, Chanyeol hyung"

"Aku lebih senang melihatmu tersenyum, Kyung" Kyungsoo menggigit bibir bawahnya menahan senyumnya.

Tiba-tiba saja Chanyeol dengan sengaja menumpahkan semua soda tersebut pada tubuh Kyungsoo. "Hyung! Apa yang kau lakukan?" Kyungsoo berdiri sembari menatap tubuhnya yang basah karna soda.

"Oops, maaf. Aku sengaja"

"Yah! Hyung!" Kyungsoo mengejar Chanyeol dan tentu saja Chanyeol berlari menghindari Kyungsoo. Kyungsoo tanpa sadar tertawa, melihat tingkah konyol teman dari kakaknya.

Chanyeol berhenti berlari, "Sudah Kyung, aku lelah", dan Chanyeol berbaring di atas rumput halaman rumah Kyungsoo. "Kau juga mengapa mengerjaiku, hyung" Kyungsoo berbaring di samping Chanyeol. Menatap langit biru bertaburkan dengan kapas-kapas putih.

Seorang pemuda memperhatikan kegiatan dua pemuda lainnya di pekarangan rumahnya. Memandangi mereka dari balik jendela bertutupkan gorden coklat mudanya. Kulit wajahnya pucat pasi, dan juga tampak tirus. Ya, pemuda itu adalah Byun Baekhyun.

Byun Baekhyun menatap 'kemesraan' antara adiknya dengan sahabatnya dari jendela kamarnya. Seharusnya ia berbahagia melihat sahabatnya bahagia bersama dengan orang yang ia cintai. Namun jauh di lubuk hati Baekhyun, rasanya sakit sekali melihat mereka tertawa. Sangat sulit bagi Baekhyun untuk melepas Chanyeol.

"C-C-Chan..nh.. Y-yeolh"

Tangan tirus itu bergerak, membawa telapak tangan kanannya berada di dada. Kemudian ia tumpuk telapak tangan kirinya di atas telapak tangan kanannya. Dan Baekhyun menjauhkan telapak tangannya dari dadanya.

Yang berartikan,

I Love You

Tanpa Baekhyun sadari ia menangis. Ia membekap mulutnya untuk menahan segala suara yang mungkin bisa keluar kapan saja. Baekhyun melihat Chanyeol dan Kyungsoo tertawa di bawah sana. Air matanya kembali keluar bak aliran sungai yang membasahi pipi tirusnya,

Baekhyun tak dapat melepaskan Chanyeol untuk adiknya, egois memang. Tapi rasa egois itu memang muncul pada seseorang saat mencintai seseorang bukan? Baekhyun tidak salah bukan? Jika ia juga menginginkan cinta dari Chanyeol?

Baekhyun juga manusia, yang membutuhkan rasa kasih sayang dari orang yang ia cintai.

Baekhyun melangkah tertatih menuju ranjangnya. Ia menggapai segala perabotan yang bisa ia gapai untuk membantunya berjalan menuju ranjangnya. Baekhyun berusaha menjaga keseimbangan agar tak terjatuh, namun ia gagal. Ia terjatuh saat berada di samping ranjangnya.

Dan ia juga gagal untuk menahan tangis tanpa suaranya. Baekhyun segera menyembunyikan wajahnya pada selimutnya saat dirasa air mata kembali mengalir keras. Ia menggigit selimutnya untuk menahan suara tangisannya.

Baekhyun mengangkat kepalanya dan memandang meja nakasnya. Ia mengambil kedua foto di atas nakas. Foto dengan Kyungsoo dan juga foto dengan Chanyeol. Air mata Baekhyun kembali jatuh mengenai kaca bingkai fotonya dengan Chanyeol.

Pandangannya teralih pada sebuah benda kotak di bawah ranjangnya. Tangannya bergetar menaruh foto-foto itu di lantai, ia arahkan tangannya untuk mengambil benda tersebut. Baekhyun membalik benda tersebut, dan segera mendekap benda berupa kertas berbentuk kotak tersebut.

"C-Chan..yeolh"

Benda itu adalah, foto Chanyeol.

Yang dijadikan Baekhyun sebagai pembatas salah satu novel milik Baekhyun. Yang ia sembunyikan dari Chanyeol. Ia takut jika Chanyeol mengetahui sebuah fakta, jika seorang Byun Baekhyun, sahabatnya sejak SMP itu menyukainya,.

Baekhyun mendekap foto tersebut sembari menangis. Ia tidak ingin meninggalkan dan ditinggalkan oleh Chanyeol. Ia benar-benar tidak ingin. Baekhyun mengusap air matanya dan kemudian mengusak rambutnya. Mata Baekhyun dapat menangkap beberapa helai rambutnya. Efek pengobatan sudah dimulai ternyata,eh?

Baekhyun tersenyum menatap beberapa helai rambutnya di telapak tangannya. Kemudian ia dapat merasakan jika ia sudah tidak memiliki harapan lagi untuk bertahan lebih lama melawan penyakit yang menyerangnya baru-baru ini.

Menurut Baekhyun, obat hanya membantu mengurangi rasa sakit, bukan menghilangkan penyakitnya.

Baekhyun perlahan berdiri dan menaiki ranjangnya. Tiba-tiba saja ia mengingat saat-saat Chanyeol bermain di kamarnya, saat Chanyeol menginap di kamarnya, saat ia mengajari Chanyeol pelajaran Bahasa Inggris. Baekhyun tersenyum perlahan, dan menghapus air matanya.

TBC

Author's Note :

Hallo~~ aku kembali lagi.. Oh! Karna aku tidak baca ulang ceritanya, jadi mohon dimengerti : ^ Bahasa ada yang tidak baku, itu juga mohon dimengerti : ^

Aku bermaksud buat fanfict oneshoot tapi karena terlalu banyak ide di otak, jadi aku buat chapter. Cuma 3 Chapter kok. Maaf aku jarang nulis ff lagi karena masih pasca broken heart.

Wuihhh, bukan tentang Chanyeol, dkk kok. Tapi broken heart karna baru nulis fanfict yang udah dapet ide dan feelnya di laptop, tiba-tiba laptopnya mati. Dan saat itu juga nggak bawa charger. Nah tuh fanfict engga kesimpen. Padahal udah mau klimaksnya. Disitu aku sedih banget T.T ofc main starnya ChanBaek