A/N: Minna aku bisa nulis oneshoot lagi setelah sekian lama.

Moga minna-san suka.

Happy reading..^^

Disclamer: Death Note selalu punya Tsugumi Ohba n Takeshi Obata

Title: This Is For You

Genre: Romance, Hurt/Comfort

Rated: T+ maybe

Warning: AU, OOC,Shou-ai


This Is For You


"Huft..." desah L panjang sambil mengatur beberapa koleksi keramik yang dia punya. Ditatanya dengan rapi berbagai barang itu, mulai dari gelas, cangkir dan masih banyak lagi. Mata hitamnya beralih pada mesin tembikar yang berada di dekatnya. Dia berjalan menuju mesin itu dan duduk di hadapannya, mulai membuat gypsum.

Dituangkan air satu per satu, setelah selesai dibentuk sedemikian rupa dengan mesin tembikar yang berputar itu. Sosok L yang sedang membuat keramik sangatlah serius.

"Aku pulang..." terdengar suara seseorang yang berjalan mendekat ke arah L. Tapi L tetap tidak bergeming.

"Selamat datang, Light-kun." ujar L datar yang masih berkonsentrasi pada gypsum yang akan diolahnya.

"Lagi-lagi kau membuat keramik?" tanya pemuda berambut coklat yang sekarang sudah ada di sampingnya, Yagami Light.

"Iya."

Sudah sekitar tiga bulan mereka tinggal bersama di rumah L yang luas. Atas permintaan L dia ingin Light menemani dirinya, meski Light juga sibuk sebagai kepala polisi. Sedangkan L tetap sebagai detektif misterius yang hanya mau menangani tugas yang disukainya.

"Kau tahu, kau rajin sekali jika sudah membuat keramik." ujar Light tiba-tiba mengambil kursi dan duduk di sebelah L.

Tapi tidak ada sahutan dari L, dia masih sibuk membuat keramik. Setelah selesai membentuk sebuah mangkok L beranjak dari tempat duduknya dan menuju dapur khusus tempat disimpannya oven untuk memanaskan gypsum itu.

Light yang tahu kemana L pergi hanya diam dan juga beranjak ke kamarnya. Dia merasa agak capek hari ini dengan urusan di kantornya.

.

.

.

"Light-kun..." panggil L sambil mengelap kedua tangannya dengan handuk, tapi Light sudah tidak berada di tempat tadi. "Pasti di kamar." L berjalan menuju kamar Light. Diketuknya pintu kamar itu.

"Masuk." ujar Light dan sosok L muncul di hadapan Light. Dengan langkah yang pelan L berjalan mendekati Light.

"Apa Light-kun capek?" tanya L langsung.

"Lumayan. Kau tahu pekerjaanku sedikit merepotkan." jawab Light tenang.

L hanya terdiam melihat Light sebentar, wajahnya yang datar itu terlihat sedikit khawatir. Melihat L seperti itu Light mendekat pada L dan mencium keningnya lembut.

"Kamu jangan khawatir." ujar Light sambil tersenyum dan wajah L hanya memerah.

"I... iya..." gumam L.

"Aku mau tidur L, selamat tidur."

"Selamat tidur." L berjalan meninggalkan kamar Light dan menutup pintu kamarnya. L masih berdiri di depan kamar Light itu. Mata hitamnya melirik ke arah pintu itu sekilas.

'Kau terkesan bosan Light-kun. Tapi akan kubuatkan sesuatu yang menarik.' batin L.


"Pagi L. Ayo bangun." sapa Light sambil membangunkan L yang masih asyik tidur di kamarnya.

"Hmm~ nanti~" ujar L malas sambil kembali tidur.

Light yang melihat tingkah pacarnya itu hanya tersenyum. Dibuka paksa selimut yang menutupi tubuh L, L kaget tapi dia lebih kaget lagi saat Light segera memberinya ciuman selamat pagi. Wajah L sedikit memerah dan Light hanya tersenyum melihatnya.

"Kalau begini sudah bangun kan?" ujar Light.

"Light-kun..." gumam L malu-malu.

"Ayo. Waktunya sarapan."

Light berjalan lebih dulu dari L, meninggalkan L yang tampak masih malu karena tindakan Light yang tiba-tiba. Jujur saja Light sangat suka menyerang tiba-tiba dan memberi kejutan bagi L. Sangat susah untuk ditebak apa yang Light pikirkan.

.

.

.

L dan Light sedang sarapan bersama di ruang tamu. Light yang minum kopi dan L yang minum teh yang sangat manis. Meski Light membuatkan sarapan yang normal, tetap saja L makan makanan manis itu.

"Lagi-lagi kau makan makanan tidak sehat itu." ujar Light sambil minum secangkir kopi buatannya.

"Hn? Cake-ku ini?" tanya L polos sambil kembali memasukkan beberapa potong cake dalam mulutnya.

"Iya. Kau tahu aku ingin kau sehari saja tidak makan cake terus."

"Saya tidak bisa Light-kun."

Light hanya diam saja, tidak ingin meneruskan pembicaraan ini yang mungkin bisa selesai di pagi hari. Light segera memakai jas yang dia letakkan di kursi tadi.

"Aku pergi dulu." pamit Light.

"Iya," ujar L santai. Setelah kepergian Light, L segera menuju kamarnya dan membuka laptopnya. Dilihatnya banyak sekali permintaan untuk penanganan kasus, tapi tidak ada satu pun yang menarik perhatian L. "Semuanya sama, tidak menarik."

Tiba-tiba pikiran L mengarah pada sosok Light. Dia tahu meski Light tidak bilang padanya Light pasti bosan. Bosan menghadapi kasus yang kurang menantang.

"Ah~ kulanjutkan membuat keramik lagi," ujar L yang segera berjalan keluar kamar dan menuju ruang tamu untuk membuat keramik lagi. Hal ini entah sejak kapan menjadi salah satu hobinya selain makan cake. Mangkok buatan dia pun juga sudah jadi. Semua keramik yang ada di rumahnya adalah buatannya sendiri. "Setidaknya ada sedikit hal yang menarik."


Hari telah berganti malam dan Light sudah pulang. Light segera masuk ke rumah dan sama seperti kemarin, dilihatnya sosok L yang sedang asyik dengan dunianya itu.

"Huft..." gumam Light pelan. "Aku pulang."

"Sudah pulang Light-kun?" tanya L yang masih membuat beberapa keramik lagi.

"Iya." Light melihat tangan L yang dengan gesit mengolah gypsum di depannya menjadi sebuah bentuk yang bermakna, entah itu vas atau apa. Light hanya tersenyum pelan.

"Nee~ aku sudah pulang. Tolong perhatikan aku L~" ujar Light yang tiba-tiba melingkarkan kedua tangannya di pinggang L. L terkejut dengan tindakan Light yang tiba-tiba ini, sampai-sampai tangannya lepas dari gypsum yang dia pegang.

"Li... Light-kun?" tanya L.

Tapi tanpa menjawab pertanyaan L itu Light makin mempererat pelukannya pada L. Pandangannya beralih pada telinga L dan menghisap juga menggigit pelan telinganya, membuat L merasa deg-degan dan mendesah pelan.

"Aku bosan L." gumam Light sambil membalikkan badan L yang membelakanginya dan langsung mencium kedua bibir L. Mata hitam L membesar tapi langsung ditutupnya kedua matanya itu, dia menikmati perlakuan Light padanya. Lidah Light sudah menerobos masuk ke dalam mulut L dan mengajak lidah L untuk bertarung dengannya, nuansanya terasa semakin panas seraya ciuman mereka yang makin panas. Light melepaskan ciumannya karena tahu L sudah hampir kehabisan nafas.

"Sudah tidak bosan Light-kun?" tanya L dengan wajah yang memerah.

"Hmm..." Light tidak menjawab pertanyaan L. Dia seolah berpikir kata-kata apa yang akan dijawabnya. "Entah." jawab Light dengan seringainya itu.

Mengetahui Light yang sudah berwajah begitu L hanya menghela nafas panjang.

"Aku mau cuci tangan dulu." ujar L meninggalkan Light sebentar. Light hanya tersenyum atau tepatnya menyeringai.

.

.

.

"Light-kun..." panggil L tapi sosok Light tidak ada di tempat. "Apa Light-kun sudah ke kamar?"

Tiba-tiba L merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Light. L segera menoleh ke arah Light. Tapi belum sempat bicara Light mengunci L dengan sebuah ciuman. Light ternyata tidak ragu-ragu untuk memanjakan L, well karena dia bosan dia ingin sesuatu yang lebih.

"Hmm..." desah L diantara ciuman mereka saat lidah Light kembali bermain dengan lidahnya. Membawa kembali sensasi ciuman panas yang tadi. Tangan Light yang bebas mulai ingin membuka baju L, tapi langsung ditahan oleh L. Light kaget dengan tindakan L itu, L juga melepaskan ciumannya dan Light itu.

"Jangan Light-kun. Jangan hari ini." ujar L menatap mata coklat Light.

"Hmm... Baiklah." ujar Light yang berjalan perlahan meninggalkan L dan menuju kamarnya. L yang tahu bahwa Light benar-benar sudah dilanda kebosanan itu hanya tersenyum tipis.

'Setidaknya biarkan aku menyelesaikannya, baru kau akan melakukannya.' batin L.


Pagi hari telah tiba Light baru saja akan ke kamar L untuk membangunkannya tapi sosok L tidak ada di kamar.

"Tumben dia sudah bangun," gumam Light. "Lalu dimana dia?"

Light segera mencari sosok L di seluruh penjuru ruang yang ada. Tapi dia baru terpikirkan satu hal yang pasti. L pasti sedang berada di ruangan khusus untuk pemanasan gypsum buatannya. Light segera pergi ke sana dan benar sosok L berada di sana.

"L." panggil Light sambil berjalan ke arah L.

"Eh? Light-kun sudah bangun?" tanya L kaget.

"Iya. Kamu sedang memanaskan keramikmu?"

"Iya. Sebentar lagi juga selesai kok."

Dan Light hanya membiarkan L sibuk dengan kegiatannya. Light sama sekali tidak mengerti apa yang L lakukan. Dan tidak lama L menghampirinya dengan wajah yang sama sekali beda dari bayangannya, tersenyum. L tersenyum? Momen yang sangat langka.

"Kamu kenapa, L?" tanya Light heran.

"Hehe... Ini untuk Light-kun." ujar L sambil memberikan sebuah vas bunga yang cantik. Ukirannya sangat rapi.

"Bagus sekali," gumam Light. "Jadi kau membuat ini?"

"Iya. Aku membuat itu khusus untuk Light-kun."

"Terima kasih ya."

"Sama-sama."

Light tersenyum mendapat kejutan manis di pagi hari, L memberinya sebuah vas. Padahal tidak ada yang spesial di hari ini. Light menaruh vas itu di meja dan menatap mata hitam L.

"Jadi selama ini kau bilang sibuk, karena mengerjakan ini?" tanya Light lagi.

"Hehe... Iya..." ujar L sambil sedikit tertawa.

Light hanya tersenyum lagi, well dia menyeringai. Tanpa basa-basi Light segera menarik L keluar dari ruangan itu. Light menyeret L agak kasar hingga L sedikit meringis karena kesakitan, tangan Light terlalu kencang menggengam tangan L.

"Li... Light-kun? Ada apa?" tanya L heran.

"Kok ada apa? Kamu sudah tidak sibuk lagi kan?" tanya Light balik.

"Iya. Lalu?"

"Sekarang waktunya kita berdua sibuk."

"Eh?"

TBC, maybe(?)

A/N: Wah akhirnya beres juga ngetiknya.

Aku sampai lupa kalau punya fic yang belum selesai diketik.

Haha...XDD

Semoga minna-san mau review...^^

Oh ya menurut minna-san fic ini dilanjutkan atau tidak?