Author : Miss Galaxy
Title : Truth or Dare? ( Chap 1 )
Cast :
Kim Jong In a.k.a Kai
Do Kyung Soo a.k.a Kyungsoo
And Other
Rated : T
Genre : Romance, School life
-ooOoo-
.
.
.
KazekageLaxy present;
Karna saya seorang Kazekage, jadi semua cerita adalah milik saya secara SAH! XDD
DON'T READ IF YOU DON'T LIKE!
WARNING YHPO! And,
Happy Reading ^^
.
.
.
"Aku..Ingin Putus"
Gadis bersurai hitam panjang itu menekan setiap katanya dengan pelan, kentara sekali jika gadis itu kini tengah marah besar, matanya membelalak lebar kearah lelaki dihadapannya yang hanya melipat kedua tangan didepan dada, terlihat sangat santai.
"Putus? Oke." Mata gadis itu semakin melebar saat jawaban yang dia dengar tak sesuai harapan, dia mengepalkan tangannya kuat hingga buku tangannya memutih.
"Sialan!" Setelah mengumpat keras, gadis itupun berlalu meninggalkan ruangan dance dengan perasaan kesal yang memuncak. Sementara itu, lelaki tan yang baru saja dimaki itu hanya tersenyum acuh.
"Kau serius?" Seseorang menyentuh pundaknya, lelaki tan bernama Kai itu hanya mengangkat bahunya tak peduli.
"Dia yang meminta menjadi kekasihku, dia juga yang ingin putus. Apa aku salah? Aku hanya kasihan melihatnya yang terus saja mengejarku."
"Yeah~ Tapi dia itu Irene. Kau tak salah?" Kai menatap lelaki pucat disampingnya dengan alis terangkat sebelah.
"Memang kenapa? Apakah aku bersikap berlebihan saat menolak Suzy dulu?" Lelaki pucat itu mengangkat bahunya acuh, tak mengerti dengan jalan fikir sahabat satunya ini. Oh! Irene. Dia adalah Primadona sekolah, saat semua lelaki mati-matian memperebutkannya, Kai dengan tenang hati melepasnya? Heh, dunia ini aneh ya?
"Yeah! Aku tak menghitung dia gadis yang keberapa." Kai terkekeh pelan, mengusap rambut basahnya dengan handuk.
"Aku tak pernah menginginkan mereka, aku hanya kasihan karna mereka selalu mengejarku Sehun." Lelaki bernama Sehun itu hanya mengangguk samar.
"Ayo pergi." Kai menepuk bahu sahabatnya pelan, kemudian mengisyaratkan pada lelaki pucat itu agar mengikutinya. Keduanya keluar dari ruang dance menuju lorong dimana teman se Genk'nya menunggu. Dengan Kai yang berada didepan sebagai pemimpin, Kelompok Gangster SOPA itupun melangkah menuju ruang kelas mereka.
.
.
.
Kyungsoo hari ini datang terlalu awal kesekolah, lelaki dengan tubuh mungilnya itu memasuki kelas dan mendapati sudah ada beberapa temannya tengah bermain kartu diatas meja. Kyungsoo menghela nafas, kaki pendeknya melangkah pelan-pelan melewati meja Luhan yang hanya berjarak dua meja didepan mejanya, anak rusa itu tengah asik bermain game di ponselnya dan ini kesempatannya agar tidak ketahuan oleh Luhan. Hell, bocah itu menyebalkan meski Kyungsoo akui dia adalah salah satu sahabatnya.
"Selamat pagi.." Luhan menyapa dengan ceria tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Yah, ketahuan deh.
"Selamat pagi," Jawab Kyungsoo tak bersemangat, dia duduk dikursinya dan mengamati sekeliling. Si Pintar Baekhyun tengah duduk tenang dengan sebuah buku Eksposisi ditangannya. Benar-benar anak rajin, Guman Kyungsoo dalam hati. Lelaki mungil itu menguap sekali kemudian merebahkan kepalanya diatas meja, matanya terpejam ingin beristirahat sejenak sambil menunggu bel masuk. Luhan yang melihat itu mematikan ponselnya dan menghampiri Kyungsoo, sahabatnya itu terlihat tak bersemangat. Dan sebagai sahabat yang baik Luhan wajib merubah keadaan.
"Heii..Kyungsoo.." Panggil Luhan, mendorong kursinya agar dekat dengan meja Kyungsoo. Yang diapanggil pura-pura tidur, namun tak berhasil karna kini Luhan sudah menggoyang tubuhnya. Mau tak mau Kyungsoo mengangkat kepalanya.
"Ada apa?" Tanyanya dengan ekspresi sebal.
"Ayo bermain,"
"Bermain?" Alis Kyungsoo berkedut mendengar ajakan Luhan. Memangnya dia anak SD yang bisa diajak bermain? Kyungsoo menggelang acuh, mencoba kembali tidur namun tangan Luhan menahan kepalanya. Aish.
"Ayolah. Ini bukan permainan biasa,"
"Maksudmu?" Luhan tersenyum aneh dan Kyungsoo merasa ngeri tiba-tiba, lelaki mungil itu mulai was-was, senyum Luhan bagai awal dari kesialan. Anak Rusa itu kini menyatukan empat buah meja menjadi satu hingga membentuk meja persegi yang lumayan besar dengan tiga kursi, kemudian mengeluarkan botol wine kosong dari tas milik Yongguk, si lelaki garang yag suka sekali minum alkohol. Yongguk menatap Luhan tajam karna berani sekali membuka tasnya tanpa izin, tapi lelaki dengan muka garang itu hanya menghela nafas saat Luhan mengatupkan kedua tangannya didepan dada, pose memohon plus bbuing - bbuing. Aneh. Ternyata Yongguk yang sangar dan galak itu mudah luluh dengan puppy jelek milik Luhan –fikir Kyungsoo.
"Kemari.." Tubuh Kyungsoo tertarik dan Luhan mendudukkannya didepan meja persegi yang dia buat. Satu kursi terisi lagi oleh Baekhyun yang hanya melongo bingung, kemudian Luhan menduduki kursi terakhir. Perfect. Kini teman-teman sekelasnya sudah mengelilingi mereka bertiga. Kyungsoo mengguman tak jelas dalam hati, Luhan pasti akan berbuat gila. Yatuhan! Lindungi aku –batin Kyungsoo.
"Kita akan bermain apa Luhan?" Tanya Baekhyun tak nyaman, Luhan hanya membalas dengan senyuman manis.
"Truth or Dare."
.
.
.
"Truth or Dare?"
Kyungsoo menghela nafas lega saat ujung botol mengarah kearah Baekhyun, lelaki dengan mata sipitnya itu tampak menegang ditempat dengan keringat dingin yang mulai mengucur dari pelipisnya.
"Ayo Baekhyun. Tentukan pilihanmu." Desak Luhan tak sabar, mengalahkan desakan orang penagih hutang saja.
"Umh..A-aku..aku..mmm.." Baekhyun meremas ujung kemejanya, matanya bergerak gusar menatap kesana kemari. Oh! Dia memiliki IQ tinggi dan salah satu siswa pintar disini, Seharusnya dia lebih pintar dan peka dengan permainan yang Luhan maksut.
"Truth."
Luhan tersenyum puas menatap Baekhyun yang hanya bisa menundukkan kepala, sementara teman-temannya mulai menunggu dengan tak sabar.
"Siapa orang yang kau suka saat ini?"
Oh, pertanyaan privasi. Guman Kyungsoo dalam hati. Bagaiman mungkin Luhan bisa melakukannya? Anak rusa itu memang pantas diwaspadai. Sementara Baekhyun semakin menunduk dengan perasaan kalut. Haruskah –Dia mengatakan yang sejujurnya?
"C...Cha..Park Chanyeol.."
Akhirnya! Semua yang ada disana bersorak heboh. Si Pintar Baekhyun menyukai Chanyeol? Park Chanyeol? Anak Club Basket yang tampan dan tinggi itu? Pangeran dari kutub Utara yang super cuek dan dingin? Bagaimana bisa Baekhyun menyukai lelaki macam Chanyeol? Sudah Kyungsoo katakana Dunia saat ini sedang terbalik.
Sebenarnya Chanyeol adalah Sunbae Kyungsoo semenjak Sekolah Junior, bahkan mereka berdua pernah satu kelas saat ekskul seni. Namun Kyungsoo tak pernah sekalipun mengobrol ataupun hanya bertegur sapa, Chanyeol terlalu tertutup dengan semua orang, dia tipikal lelaki misterius dan tak banyak bicara, ekspresi wajahnya pun selalu datar seolah dia tidak bisa membuat ekspresi lain karna kelainan syaraf –oke ini berlebihan– Kyungsoo tak tahu kapan sebenarnya Chanyeol berubah, karna menurut kabar yang didengarnya, Chanyeol sebenarnya adalah lelaki yang ramah dan ceria ;hanya saja lelaki tinggi itu semakin tertutup saat kedua orang tuanya bercerai, tepatnya disaat hari kelulusan sekolah tingkah Junior tiga tahun lalu. Entahlah, Kyungsoo tak terlalu peduli dengan privasi orang. Biarkan Chanyeol bersama dunianya sendiri.
"Bagus Sekali," Luhan tersenyum penuh kemenangan, kemudian memutar botol wine, permainan dimulai lagi. Bola mata Kyungsoo tak henti-hentinya mengikuti putaran botol, mata bulatnya berotasi mengimbangi kecepatan botol. Dia was-was.
"Jangan sampai berhenti padaku. Pliss." Do'anya dalam hati.
.
.
.
"Truth or Dare?"
Sial!
Kyungsoo menunduk, meremas kedua tangannya kuat saat ujung Botol Wine yang kosong itu berhenti berputar dan mengarah padanya. Sementara itu didepannya, Luhan kini tengah menatapnya dengan tatapan mengintimidasi, Oh! Sejak kapan lelaki rusa itu memiliki tatapan seperti itu? sejak saat ini Kyungsoo rasa. Sialan dia terjebak sekarang!
Bodoh!
Kyungsoo bodoh. Tidak seharusnya ia terperangkap dalam permainan bodoh ini. Seharusnya di ingat jika Luhan adalah tipe teman yang..eerr, sedikit menyebalkan. Seharusnya Kyungsoo menghentikan permainan setelah Luhan berhasil membuat pengakuan dari Baekhyun.
"Truth Or Dare?"
See? Lelaki rusa itu kini bahkan mendesaknya. Kyungsoo menarik nafas panjang, mengisi banyak Oksigen ke paru-parunya ;sekedar mengatur laju pernafasannya, ia tak ingin apa yang menjadi keputusannya ini salah. Otaknya berputar melakukan diskusi untuk memutuskan apakah dia harus memilih Truth atau Dare! Permainan ini harus diakhiri. Harus! Jantungnya berdegup kencang saat dia membuka mulut untuk menyerukan keputusannya.
"Dare,"
Good! Keputusan yang tepat, setidaknya Luhan tak akan bertanya tentang Rahasia yang Ekstrim tentangnya seperti Baekhyun. Luhan tersenyum senang, Otaknya berfikir mencari sesuatu yang tepat untuk Kyungsoo. Well, dia selain menyebalkan juga cerdik. Tatapannya kemudian mengarah keluar Jendela, bersamaan dengan lewatnya sekelompok lelaki yang melewati kelas mereka. Luhan mengeluarkan Smirknya saat dia mendapatkan ide cemerlang. Dia menatap Kyungsoo dengan seringaian cantik yang membuat Kyungsoo sesak nafas saat ini juga. Anubis, ayo jemput aku saat ini juga –jeritnya dalam hati.
"Kau tahu Kai? Nyatakan Cinta padanya dan berikan satu ciuman untuknya," Luhan menunjuk bibir pinknya dengan jari telunjuknya, membuat mata Kyungsoo yang sudah bulat semakin membulat lucu seperti kelereng.
"APA?"
.
.
.
Kai adalah Pangeran Es Sekolah–Selain Chanyeol–yang Tampan, Kaya, Keren Dan Perfect. Tipikal lelaki cuek dan dingin yang selalu dikejar-kejar oleh berbagai macam wanita dan berakhir dengan hubungan sepihak yang hanya bertahan dalam hitungan hari. Kebanyakan si gadis yang memutuskannya, dan Kai tak ambil peduli. Dia hanya merasa kasihan pada gadis-gadis yang selalu mengejarnya. Itu saja. Dan masalahnya sekarang, Luhan ingin Kyungsoo mendekatinya dan menciumnya? Tepat dibibir pula? Oh! What to the Hell ?
"Kau tak berniat Lari kan Soo?"
Luhan mengacungkan jempolnya kebawah membuat Kyungsoo mendengus. Dia bukan tipikal orang lemah, Asal Kalian tahu itu. Dengan hembusan nafas panjang, kaki pendeknya berlari kecil menghadang Gerombolan Gangster yang melewati kelasnya. Luhan, Baekhyun dan yang lain melihatnya dari balik jendela kaca kelas.
"Kai.."
Kyungsoo berteriak cukup keras. Membuat lelaki berkulit tan yang menjadi pemimpin paling depan berhenti dan otomatis kelompok Gangster itu ikut berhenti, beberapa orang yang kebetulan berlalu lalang disana juga menghentikan langkah mereka demi melihat siapa yang berani memanggil Pangeran Es itu. Kai menautkan kedua alisnya bingung saat Seorang anak pendek –yang sepertinya adik kelas– berlari kearahnya kemudian berakhir berdiri dihadapannya dengan kepala menunduk. Aneh, Fikirnya.
"Ada Apa?" Tanyanya dengan nada datar, lelaki mungil dihadapannya masih menunduk.
"A-anu.."
"Bicara Cepat. Aku tidak punya waktu untuk pembicaraan tak penting."
Cih! Sombong! –batin Kyungsoo. Andai saja jika bukan karna tantangan konyol itu, Kyungsoo tak akan sudi menemui lelaki sombong ini. Kyungsoo menarik nafas panjang -lagi- dengan segenap keberanian Kyungsoo mendongak, menatap iris kelam itu dalam, dan bersamaan dengan itu, sesuatu bergemuruh di dadanya. Sial!
"A-Aku..Mencintaimu Kai,"
Kalimat keramat itu terucap dengan lancar dari bibir hatinya, kemudian kaki pendeknya berjinjit, dan..
Chup!
Lelaki tan itu terkejut bukan main, iris kelamnya melebar karna dia terlalu shock. Baru saja dia putus dengan Irene dan sekarang seorang lelaki pendek menyatakan cinta padanya? Mulutnya terbuka, namun belum sempat ia bicara pada sosok pemilik mata bulat didepannya ini, matanya terbelalak semakin lebar merasakan sebuah benda kenyal menempel dibibirnya. Hanya berjalan 5 Detik tanpa pergerakan dan lelaki mungil itu segera menarik wajahnya kemudian berlari menjauh dengan wajah memerah, tangannya terangkat memegang dadanya yang bergemuruh, Perasaan Aneh apa ini?
Luhan dan sebagian yang menonton Drama Kissing itu bertepuk tangan riuh –kecuali satu manusia yang bernama Baekhyun– lelaki polos itu hanya mengedip tak percaya. Beberapa orang yang menyaksikan itu hanya mengguman tidak jelas, namun sebagian berkata 'Berani sekali lelaki itu, apa dia tak tahu siapa itu Kai? Matilah dia'
Dan, Kai?
Lelaki tan itu sedang menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berpacu sangat cepat, asal kalian tahu saja. Ini pertama kalinya Kai merasakan detak jantungnya berdetak tak wajar saat seseorang menyatakan cinta kepadanya. Padahal dia sudah puluhan kali mendapat pernyataan cinta seperti ini. Ah, atau mungkin dia mengidap sakit jantung saat ini? Lamunannya terbuyar saat sebuah tangan menepuk bahunya, mengalihkan pandangannya pada sosok lelaki pendek yang sudah hilang dibalik tikungan kelas. Lelaki pucat bernama Sehun itu tertawa hambar tak percaya.
"Hoh, dia menciummu? Berani sekali dia..haha.." Sehun tergelak, namun segera menahan tawanya saat Kai memberikannya tatapan membunuh. Lelaki pucat itu kembali memasang wajah Poker facenya.
"Bahkan dia menciummu..Disini," Sehun menambahi, menunjuk bibirnya sendiri dengan jari telunjuk. Sementara Kai terlihat berfikir sejenak, sebuah senyum miring tercipta dibibirnya.
"Siapa nama anak itu?" Dia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya kedepan, Sehun yang ada disebelahnya menggelang tak tahu.
"Kutanya siapa namanya?" Kai mengulang, terlihat jengkel. Dia paling tak suka menunggu.
"Kyungsoo."
Kai memutar kepalanya kebelakang, menatap sosok Chen yang masih asik bermain dengan ponselnya.
"Siapa?"
"Namanya Do Kyungsoo. Anak kelas sebelas, dia adalah teman grup vocal Minseok." Chen mengangkat kepalanya menatap Kai dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kau tertarik padanya?" Kai mengangkat bahunya acuh, kemudian kembali merajut langkahnya yang sempat tertunda.
"Mati kau mata bulattt.."
.
.
.
"Bodoh! Bodoh!"
Kyungsoo tak henti memukuli kepalanya sendiri, sesekali dia mengacak rambutnya kesal, membuat rambut hitam lurusnya terlihat tak beraturan. Luhan yang melihat itu segera menghampiri sahabatnya, masih dengan tawa di wajahnya.
"Kau hebat Soo."
Kyungsoo menghentikan aksinya, beralih menatap sahabatnya itu dengan rasa kesal yang membuncah. Dengan cepat dia mengarahkan pukulan-pukulan mautnya ketubuh Luhan, membuat anak rusa itu memekik sakit.
"Ya! Ya! Hentikan.." Luhan meringis sakit, namun dia tetap tertawa.
"Ini semua karnamu, karna permainan bodoh itu. Arrggh! Aku malu tahu."
"Ya. Aku tahu..tapi –Awh itu sangat fantastic. Yakkk! Hentikan."
"Fantastic kau bilang? Aku malu..Argghh!" Kyungsoo menghentikan pukulannya pada tubuh kecil Luhan kemudian kembali mengacak-acak rambutnya frustasi. Luhan mengusap bahu sahabatnya lembut mencoba memberikan dorongan, tapi ini semua karna ide bodohnya juga sih. Kyungsoo menutup mukanya dengan kedua telapak tangan, dia terlihat frustasi sekali.
"Apa yang harus aku lakukan?" Gumannya pelan.
"Memang apa? Kai sudah biasa dengan hal seperti ini, lupakan saja. Aku yakin Kai tak akan mengungkitnya kembali."
"Tapi.."
"Sstt. Kau ini terlalu memikirkannya sih. Semua akan baik-baik saja, Okay?" Kyungsoo menghembuskan nafasnya kasar. Kai itu pangeran sekolah, mungkin hal memalukan seperti yang dia lakukan –menyatakan cinta– itu sudah biasa. Yeah, anggap saja Kyungsoo seperti salah satu fans yang selalu mengejar-ngejar lelaki itu –meski sumpah dia tidak akan sudi dengan lelaki sombong itu–Semoga ucapan Luhan benar.
.
.
.
BRAK!
Kyungsoo terlonjak kaget saat pintu terbuka lebar dengan cara yang sangat tidak elit. Siapa sih yang berani menendang pintu kelasnya? Guman Kyungsoo sebal. Namun mata bulatnya kemudian mengeras bagai kelereng saat segerombolan lelaki sekitar sepuluh orang berhambur memasuki kelasnya, dan yang terpenting adalah..Lelaki dengan almamater yang tersampir dibahu itu, dia adalah Kai. Oh! God! Persetan dengan rasa Ge'er, Kyungsoo langsung menutupi seluruh wajahnya dengan buku catatan Sosiolog yang dia pegang. Pasti Kai datang kesini dengan sebuah tujuan. Jika bukan karna insiden ciumannya kemarin, mungkin ada salah seorang teman sekelasnya yang mengajak berkelahi. Kyungsoo tak berharap keduanya, dia mengintip sedikit dari ujung bukunya, Kai tengah menatap sekeliling seolah mencari sesuatu didalam kelas ini.
"Dimana orang yang bernama Kyungsoo."
Dug!
Kyungsoo merasakan sebongkah es batu dari kutub utara menimpa kepalanya yang panas. Aduh, Bagaimana ini? Sialan sekali Luhan, dia yang menyebabkan ini semua, disaat seperti ini kemana anak rusa itu? Untuk apa sih Kai mencarinya? Atau jangan-jangan untuk balas dendam? Oh. Tidakkk!
"KUTANYA DIMANA ANAK PENDEK DENGAN MATA KELERENGNYA ITU?" Kyungsoo merengut tak suka saat Kai berteriak, enak saja mengatainya pendek dan mata kelereng. Matanya itu hanya besar, tidak seperti kelereng, -Oh Lupakan. Kyungsoo harap teman-teman sekelasnya tidak ada yang tahu keberadaannya meski itu mustahil.
Semua yang ada dikelas terlonjak kaget, Lalu Yunhyeong yang merasa acara bermain gamenya terganggu menunjuk kearah bangku paling belakang dengan malas, kemudian kembali melanjutkan ritual bermain gamenya yang sempat tertunda. Kyungsoo mengutuk dalam hati, dia semakin mengeratkan pegangan pada bukunya. Oh tidakk, tidakk. Dia mendekat. Pertiwi! Telan aku sekarang juga.
Sret!
Kyungsoo terlonjak kaget, Kai telah menyingkirkan buku yang menutupi wajahnya hingga kini wajahnya tak terlindung oleh apapun. Jantung lelaki mungil itu bergemuruh cepat saat tatapan datar milik Kai bertubrukan dengan matanya.
"A..Ada apa?" Tanya Kyungsoo gugup, dia salah tingkah.
"Masalah kemarin..umh, itu..itu hanya jebakan Luhan, anu.. aku tak bermaksud-"
"Aku tak peduli," Potong Kai cepat, kedua tangan lelaki tan itu terlipat didadanya. Sementara teman-temannya berdiri menyebar di depan pintu seperi bodyguard.
"Aku datang bukan untuk itu,"
"Eh?" Kyungsoo mengedip-ngedip lucu, membuat wajahnya terlihat menggemaskan. Kai yang melihat itu membuang muka. Kenapa si pendek ini manis sekali? Fikirnya. Ah, ini konyol. Kai tak pernah memikirkan ini sebelumnya.
"Aku datang sesuai ucapanmu kemarin."
"Ucapan kemarin? Maksudmu?"
"Aku menerima pernyataan cintamu,"
"Maksudmu?" Entah kenapa otak Kyungsoo jadi buntu saat ini. Mata bulatnya kemudian melebar secara perlahan saat otaknya pelan-pelan mampu mencerna apa maksud kalimat barusan, degup jantungnya semakin terpompa cepat. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, Kyungsoo menegang ditempat. Sementara Kai menatap lelaki pendek dihadapannya malas. Dia itu bodoh atau terlalu polos sih?
"Maksudku.." Kai menatap Kyungsoo tajam, kemudian memegang kedua bahu lelaki mungil yang kini merasa nyawanya hilang.
"Mulai sekarang kau adalah kekasihku.. Kyungsoo."
1 Detik
2 Detik
3 Detik
"APA?"
.
.
.
"APA?" Kyungsoo buru-buru membekap mulut Luhan sebelum keadaan kelas menjadi gaduh karna pekikannya. Luhan itu telalu berlebihan dan kadang Kyungsoo kesal dibuatnya. Tapi –Mau bagaimana? seperti apapun Luhan tetap sahabatnya.
"Jadi..Kai tadi datang kesini dan mengklaim bahwa kau itu kekasihnya? Wow, itu berita hebat." Luhan mengecilkan suaranya menjadi berbisik, anak rusa itu menatap Kyungsoo serius dengan pandangan heboh. Yang ditanya hanya menggelang frustasi.
"Ini semua karnamu Luhan. kau tahu itu.."
"Yeah. Berterimakasihlah padaku, karna jika bukan karnaku, tak mungkin kau menjadi kekasih Kai. Iya kan?" Luhan menaik-turunkan alisnya genit, Kyungsoo yang melihat itu semakin sebal. Ingin sekali dia mual ditempat.
"Kau fikir aku senang?"
"Kufikir Iya."
"Bodoh. Aku tak mau berakhir seperti gadis-gadis lainnya." Kyungsoo mengerang frustasi, ingin sekali dia menendang Luhan keluar kelas dengan satu bogeman mentah dipipinya. Tapi Kyungsoo masih waras untuk tidak melakukan itu. Hah, dia merasa sangat frustasi. Hidupnya terlalu rumit, Kyungsoo belum pernah menjalin hubungan –Pacaran sebelumnya, dan sekarang seseorang bernama Kai mengklaim dirinya sebagai kekasih? Hanya karna Tantangan bodoh Luhan? Memang dia barang apa? huh, tak ada kata romatis dalam kehidupan cintanya.
"Aku akan selalu membencimu seumur hidupku Luhan,"
.
.
.
Berita hubungan antara Kai dan Kyungsoo sudah menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah. Entah itu dari salah satu teman –Gangster Kai yang bercerita dan akhirnya menyebar luas dari bibir satu kebibir yang lainnya. Dan itu yang semakin membuat hidup Kyungsoo terbebani. Setiap langkahnya selalu dipenuhi oleh bisikan ataupun cibiran dari siswa maupun siswi yang membicarakannya. Kyungsoo si anak kelas sebelas yang biasa-biasa saja kini mulai terkenal dan menjadi ternding topic mading sekolah selama beberapa hari karna berhasil menjadi kekasih seorang Kim Kai. Namun yang Kyungsoo tak mengerti adalah, ini sudah berjalan seminggu dan Kai tak menunjukkan reaksi apapun. Maksudnya –Kalian pasti paham kan bagaimana sikap seorang kekasih pada pasangannya? Memberi ucapan selamat pagi, mengantar pulang atau berkencan. Jangankan berkencan, bertemupun jarang! Bukannya mengharap sih, lagipula Kyungsoo tak terlalu menginginkan itu. Hanya saja, rasanya sangat aneh. Kai bilang Kyungsoo itu kekasihnya, tapi sampai seminggu ini dia tidak memberi kabar apapun. Kyungsoo ragu, apa Kai serius dengan ucapannya? Atau jangan-jangan dia hanya mempermainkannya? Uhh, Kyungsoo rasanya terlalu banyak mengharapkan janji semu. Tidak! Tidak! Pasti Kai hanya mempermainkannya. Benar, dia anak populer di sekolah. Pasti Kai sedang mempermainkannya, Kyungsoo tak boleh terjebak. Lelaki mungil itu menguatkan keyakinannya, namun lagi-lagi dia gagal. Kyungsoo merasa gila sekarang.
"Arrgg!"
Kyungsoo membanting lokernya dengan frustasi. Beruntung lorong tempat loker siswa sedang dalam keadaan sepi, jadi tak masalah jika Kyungsoo berteriak disini. Lelaki mungil itu membalikkan tubuhnya berniat pergi, namun sesuatu membuatnya telonjak kaget.
"Hah,"
Kyungsoo mendengus kesal. Seorang Lelaki tan tengah berdiri dihadapannya dengan kedua tangan terlipat didepan dada plus wajah datarnya yang tak pernah hilang. Kai datang tanpa suara maupun pergerakan seperti hantu. Panjang umur sekali, Saat Kyungsoo sedang memikirkannya dan bagai sebuah Telepati, Kai sudah ada didepannya, mengejutkannya tebih tepatnya.
"Kau menghalangi jalanku," Kyungsoo menggerakkan telunjuknya seolah menyuruh Kai menyingkir. Tapi bukan Kai namanya jika bisa ditentang. Secara tiba-tiba Kai mendorong tubuh Kyungsoo kebelakang hingga punggung sempit itu membentur dinding loker, tubuh mungilnya terkurung diantara lengan Kai yang berada dikedua sisi kepalanya.
Deg!
Deg!
Jantung Kyungsoo memompa dua kali lebih cepat dari biasanya. Mata bulatnya mengedip-ngedip polos, tubuhnya menegang hebat. Oh, posisi ini terlalu intim.
"A-a..apa yang kau.."
Ucapan Kyungsoo terhenti, mata bulatnya semakin membulat lebar saat sebuah benda kenyal dan sedikit lembab menyentuh bibirnya. Bergerak lembut selembut marshallow yang pernah Kyungsoo cicipi. Lelaki mungil itu mematung ditempat, melotot tajam pada Kai yang tengah memejamkan matanya. Apa Kai menikmatinya?
"Aku pacarmu, apa masalah aku menciummu?" Kai berucap setelah tautan keduanya terlepas, lelaki tan itu mengusap bibir Kyungsoo yang basah dengan ibu jari kanannya, hal itu semakin sukses membuat pipi Kyungsoo memerah hebat. Dia semakin salah tingkah. Kai yang melihat itu terkekeh pelan dengan seram.
"Kau gugup," Kyungsoo tak tahan lagi, tanpa berucap sepatah katapun dia berlalu pergi meninggalkan Kai yang masih berdiri santai menatap kepergiannya. Oh! Demi Pororo kesayangannya, dia sangat malu.
"DIA MENCIUMKU.." Teriak Kyungsoo dalam hati.
.
.
.
Kyungsoo berfikir jika saat ini dia pasti sudah gila. Tentu, liat saja rambut coklatnya yang sudah acak-acakan oleh tangannya sendiri. Sepertinya lelaki mungil itu sedang depresi. Dan Luhan mulai merasakan itu semenjak Kyungsoo kembali dari ruang loker siswa untuk mengambil buku tugas. Sudah berapa kali juga Han Saem menegurnya, namun tak ada perubahan pasti. Luhan melirik jam tangan rusa manis dipergelangan tangan kirinya. 5 menit lagi sebelum bel pulang berbunyi.
"Ssttt."
Kyungsoo mengangkat kepalanya, menatap Luhan yang kini sedikit mencondongkan tubuhnya kebelakang. Dia sedang tak ingin bercanda sekarang, dengan acuh dia memalingkan pandangannya keluar jendela dan berharap fikirannya jadi tenang, namun tiba-tiba wajah tampan Kai kini tengah bermain-main didepannya. Arrgh! Kyungsoo kembali menggacak rambutnya frustasi.
"Aneh," Guman Luhan kesal, kemudian kembali membawa pandangannya kedepan.
.
.
.
TTETT!
Bel pulang sekolah berbunyi sepuluh menit yang lalu, kini sosok Luhan dan Kyungsoo tengah beriringan menyusuri lorong koridor kelas yang mulai menyepi. Keduanya pulang bersama meski awalnya Kyungsoo sempat menolak karna masih kesal pada Luhan.
"Ada apa?" Luhan bertanya namun Kyungsoo mencoba tak mendengar, dia sedang malas. Hh, seandainya bukan karna tantangan konyol Luhan pasti dia bisa pulang dengan nyaman sekarang. Kyungsoo semakin mempercepat langkahnya, namun lagi-lagi lelaki mungil itu terkejut saat mendapati Kai tengah bersandar di balik pillar dengan gerombolan teman Gangsternya –Tentu saja. Lelaki tan itu maju mendekat setelah mendapati Kyungsoo datang.
" Kai. Kurasa dia sedang menunggumu. Wahh!" Kyungsoo semakin kelabakan, dia sudah mengambil ancang-ancang untuk lari, namun Luhan sudah menahan lengannya. Argh! Anak rusa sialan.
"Haii.." Luhan menyapa dengan ceria, tangannya menahan kuat lengan Kyungsoo agar lelaki mungil itu diam ditempat. Kyungsoo menggigit bibir bawahnya kuat dengan kepala menunduk agar tak bertemu muka dengan Kai. Demi apa dia sangat malu setelah insiden ciuman itu.
"Kyungsoo pulang bersamaku." Kyungsoo yang mendengar ucapan Kai itu mendongak cepat, kemudian menatap Luhan was-was.
"Ti-tidakk..a-aku akan pulang dengan Lu-"
"Tentu saja. Dia kan pacarmu."
Terlambat! Luhan memotong ucapannya, kini tubuhnya didorong mendekat kearah Kai. Kyungsoo menatap Luhan dengan wajah melas semelas-melasnya, kepalanya menggelang pelan tanda tak mau. Namun Luhan sudah berlalu sambil melambai ceria.
"Paii~"
"Ti..tidak. aku..Lu..Luhan.."
Kyungsoo berteriak memanggil sahabatnya itu, namun lengannya sudah ditarik paksa oleh Kai. Arrgh! Luhan..Awas Kau. Batin Kyungsoo geram. Ahh~ apa yang akan Kai lakukan padanya?
"Aku pulang sendiri saja," Kyungsoo berucap dengan pelan, sedikit menggoyangkan tangannya minta dilepas, namun sebuah tatapan datar Kai hadiahkan untuknya, membuat Kyungsoo diam seketika. Kemana Kai akan membawanya?
"Kalian semua boleh pulang," Kai berucap, tentu saja kepada gerombolan –Anak buah, anggap saja begitu– yang sedari tadi terus membututinya dari belakang. Lelaki pucat bernama Sehun itu mengangguk samar, kemudian memberi syarat agar mereka pergi. Dan kini hanya tinggal Kai dan Kyungsoo berdua. Tingkat kegugupan Kyungsoo menjadi level atas, lelaki mungil itu sedari tadi terus menunduk.
Kai menatap Kyungsoo dari ekor matanya, sebuah senyuman tipis terukir dibibir tebalnya. Kai kembali merajut langkah lebar, membawa Kyungsoo terus berjalan.
.
.
.
TBC! Or END?
.
.
.
Sebelumnya ;
FF abal ini sudah pernah Laxy share di Facebook ( Exo Yaoi Kaisoo & HunHan Fanfiction ) ^.^))~
Yang udah pernah baca, disini Laxy edit ulang tapi jalan cerita tetep sama kok! :D
Silahkan buat yang berminat dilanjut meninggalkan komentar, saran atau kritik! Ini adalah FF Predebut/? Eaaa :P Jika peminat ada, bakal saya lajutkan ^.^ Semua tergantung kalian~
Aku tunggu ya…
Thank's & Byeeee …
