Discleamer : Gundam Seed © BANDAI

Pairing(s) : Athrun X Kira

Rated : T

WARNING : AU, Maybe OOC, Shou-ai, BoyXboy, Typo. Don't Read If Don't Like..

.

.

.

Enjoy!

.

.

.

Orb Senior High School. Merupakan salah satu sekolah tinggi terkenal di negara maju itu. Memiliki fasilitas serta sarana dan prasarana yang lengkap dan berkualitas. Tidak heran, banyak siswa-siswi lulusan junior high school memilih sekolah menengah atas ini sebagai tempat pilihan belajar selanjutnya.

Dari ujung koridor, telihat seorang pemuda berseragam OSHS dengan kemeja putih dibalut blazer warna hitam dengan dasi warna merah. Serta, celana panjang merah-hitam kotak-kotak, dan sepatu pantopel bewarna hitam.

Warna iris mata yang bewarna emerald, wajah yang tampan, dan rambut bewarna dark blue sebahu yang juga membingkai wajah putihnya, bertubuh tinggi, dan menawan.

Satu kata.

Perfect.

Athrun Zala. 17 tahun. Murid teladan dan populer di sekolah. Sekaligus juga, putra tunggal dari Patrick Zala sang pemegang perusahaan terbesar di Orb. Dan dalam usianya yang sangat muda, ia sudah dipercaya sang ayah untuk mengelola beberapa perusahaan milik ayahnya tersebut. Dan juga, Athrun pun merangkap pula menjadi model di sebuah Production House yang terkenal di Orb. Tak heran, Athrun selalu tampak muncul di media cetak maupun media elektronik.

Karena itu pula, banyak orang yang mengaguminya. Terutama para kaum hawa yang notabene merupakan fansnya saat menjadi model.

¨Ohayou Gozaimasu, Athrun,¨ sapa seseorang, sambil menepuk bahu Athrun.

Athrun menoleh. Lalu membalikkan badannya ke belakang. Dan mendapati seorang gadis cantik berambut merah muda bergelombang, tengah tersenyum ramah padanya. Athrun membalas senyuman itu, sambil sedikit membungkuk lalu meraih lengan gadis didepannya, dan mencium punggung tangan gadis itu layaknya seorang pangeran yang bertemu sang putri. Setelah itu, Athrun menegakkan tubuhnya kembali dengan senyum yang masih terpajang di wajah tampannya, ¨Ohayou Gozaimasu. Lacus-san,¨

Lacus tersenyum, ¨Tak perlu seformal itu. Ini kan bukan tempat kerja.¨ ujar lacus. Athrun membalas, ¨Berbeda tempat, bukan berarti harus bertingkah semaunya, bukan?¨

Lacus tertawa kecil, ¨Yah, kau benar.¨ mereka pun kembali berjalan menelusuri koridor sekolah.

Lacus Clyne. 17 tahun. Seorang gadis cantik dan berhati lembut. Merupakan putri tunggal dari Siegel Clyne yang merupakan rekan bisnis keluarga Zala. Karena itu, Athrun dan Lacus selalu terlihat dekat saat mereka bertemu. Sama seperti Athrun, Lacus pun merangkap pula menjadi seorang model dan juga penyanyi muda yang terkenal yang masih satu production house dengan Athrun. Tak heran pula, kalau mereka berdua digosipkan memiliki hubungan khusus. Tapi, toh. Itu Cuma gosip yang selalu melekat pada orang terkenal. Yaa.. biasalah.

¨Bagaimana? Apa Athrun mau menerima kontrak film itu?¨ tanya Lacus, membuka pembicaraan.

¨Entahlah. Masih kupikirkan. Di dunia modeling saja, aku masih sering absen ketika ada sesi pemotretan. Apa lagi kalau bermain film. Bisa-bisa tidak akan pernah selesai,¨ jawab Athrun sambil tertawa kecil. ¨Oya, Lacus juga ditawari kan?¨

¨Iya. Tapi aku tolak. Karena aku ingin berkonsentrasi pada dunia tarik suara. Dan untuk bermain film, aku belum kepikiran sampai disana.¨

¨Ohh.. aku salut padamu. Tetap konsisten di dunia tarik suara. Tidak heran, album dan singlemu selalu sukses.¨ puji Athrun.

Lacus tertawa kecil, ¨Bukankah kau yang seperti itu? Kalau tidak begitu, bagaimana kau bisa sukses menjalankan perusahaan dan karirmu sebagai model, Athrun-sama?¨ goda Lacus.

¨Um, yeah. Kau benar.¨

¨Kalau begitu, kita berpisah disini. Setelah ini, aku harus bertemu Mu-sensei untuk membahas tentang klub seni.¨ Ujar Lacus.

¨Ya, baiklah. Sampai jumpa, Lacus.¨

¨Ya. Sampai jumpa, Athrun.¨

Dengan itu, mereka berdua pun berpisah di koridor sekolah yang bercabang. Athrun kembali melanjutkan perjalanan yang tertunda tadi.

OOOOOooooOOOOO

¨Ohayou, Athrun-sama..¨ sapa dua gadis.

¨Ohayou.¨ Balas Athrun sambil tersenyum. Sambil melanjutkan jalannya.

¨Kyaa..~ Athrun-sama!¨

¨Huwaaa..~ makin keren saja ya!¨

¨Beruntungnyaaa.. bisa satu sekolah dengannya. Ya kan, Julie?¨

¨Iya! Aku setuju denganmu, Asagi-chan!¨

Athrun hanya menggeleng sambil tersenyum tipis mendengar gumaman para fans disekolahnya itu. Ia pun menaiki lift menuju lantai 3 dimana kelasnya berada. Disini pakai lift untuk naik-turun lantai. Kalau tangga, hanya untuk keadaan darurat saja. Disamping itu, naik lift lebih efesien dan efektif dari pada menggunakan tangga.

Pintu lift terbuka. Menunjukkan lantai yang ditujunya sudah sampai. Athrun keluar dengan langkah santai menuju kelasnya. 12 1PA 1. yang disertai juga sapaan-sapaan selamat pagi dari para fans dan juniornya disekolah itu.

¨Santai sekali kau pagi ini, Zala.¨

Athrun menoleh, ¨Tidak juga. Bukankah kau juga, Yzak.¨ Balasnya.

¨Che. Sombong sekali gaya bicaramu,¨ Sinis cowok berambut perak sebahu itu.

¨Kalian ini. Pagi-pagi sudah buat udara panas saja,¨ Sela seorang pemuda berambut kuning dari belakang Yzak. ¨Ohayou, Athrun.¨ Sapanya pada Athrun. Athrun membalas, ¨Ohayou,¨

¨Kalian tak usah akrab begitu didepanku. Menyebalkan!¨ gerutu Yzak, sambil berjalan mendahului Athrun. Tak ketinggalan juga death-glare dari Yzak ke Athrun yang ditanggapi biasa saja oleh pemuda berambut dark blue itu. sedangkan Dearka, hanya menggeleng pasrah melihat tingkah uke-nya itu. (Reader: What?)

Dearka menghampiri Athrun. Lalu menepuk pundaknya, ¨Tak usah dipikirkan apa yang dikatakan Yzak. Biasa lagi kedatangan 'tamu bulanan' makanya dia jadi sensitif sekali,¨ canda Dearka sambil tersenyum jahil. Athrun hanya tersenyum geli mendengar ucapan pemuda berkulit coklat itu.

¨Dearka! Apa yang kau lakukan? Cepat baka!¨ seru Yzak kesal.

¨Nah, Athrun jaa.¨

¨Jaa,¨ kemudian Dearka pun mengejar Yzak yang sudah cabut duluan dari tempat itu. ¨Yzak, tunggu!¨ bisa dengar Athrun suara seruan Dearka yang menggema di koridor itu. ¨Pelankan sedikit suaramu, baka!¨ balas Yzak.

Athrun hanya menggeleng melihat tingkah sepasang seme-uke itu dengan geli. (Reader: What? seme-uke?)

Walaupun tahu temannya itu menjalankan hubungan dengan tak normal yang istilahnya, shi.. 'apel makan apel' (bosan kalau jeruk makan jeruk melulu –plak-) tapi, ia tetap berteman cukup baik dengan mereka –walau Yzak menganggapnya rival-. Namanya juga sudah cinta. Ya, mau bagaimana lagi. Dijalani saja.

Athrun pun kembali melanjutan perjalanannya ke kelas.

OOOOOooooOOOOO

¨Brengsek! Hajar dia!¨

¨Oke!¨

Bugh!

Uhuk!

¨Hahaha.. rasakan itu!¨

Langkah Athrun terhenti. Ketika ia mendengar suara gaduh dari arah toilet. Karena penasaran, ia pun melangkahkan kakinya menuju tempat yang sekarang sangat sepi itu.

Pemuda berambut hijau bergelombang pendek, meraih rambut pemuda berambut coklat itu dengan kasar, ¨Brengsek. Eh, kau rasakan akibatnya. Karena berani membantah kami!¨¨ dengan itu, pemuda berambut hijau kembali memukul pemuda didepanya itu.

¨Hei, hei, Shani. Kau jangan bersenang-senang sendirian.¨ Sela rekannya yang lain.

¨Kisato, benar. Kami juga mau bersenang-senang.¨ Ujar rekannya yang terakhir. Lalu menunduk untuk melihat pemuda berambut coklat yang kini terkapar di lantai kamar mandi. Ia pun menarik dengan kasar lengan pemuda berambut coklat itu, lalu menahan tubuh pemuda itu agar tidak terjatuh. ¨Iya kan, Kira-chan,¨ ujarnya sambil menatap mata violet yang sayu itu.

¨Hahaha.. kau benar Orga! Mari kita bersenang-senang dengan anak ini!¨ timpal pemuda berambut hijau bernama Shani itu.

¨Ja-jangan...¨ gumam lirih Kira, kepalanya masih pusing akibat terbentur lantai kamar mandi tadi.

Kisato terkikik kecil, ¨Tenang saja, setelah ini, kau akan merasakan kenikmatan yang membuatmu melayang.¨ Kembali, tubuh Kira berbenturan lagi dengan lantai kamar mandi yang dingin.

Kira memekik ketika seragamnya hendak dibuka secara paksa oleh ketiga orang didepannya itu. Sama sekali tidak bisa melawan. Kedua tangannya pun ditahan oleh Shani dan Kisato. Sedangkan Orga, berada di atas tubuh Kira dengan tangan kirinya yang membekap mulut Kira agar tidak berteriak.

¨Itadikamasu..¨ gumam Orga sambil menjilat bibirnya yang terasa kering. Dengan tangan kanannya, ia pun melonggarkan dasi Kira, dan melepas kancing blezernya. Tak ketinggalan, kemeja putih yang dikenakan oleh Kira. Kira memberontak dengan tenaganya yang tersisa. Namun nihil. Ia sama sekali tidak bisa lepas dari tiga orang brengsek itu.

Saat kancing kemeja Kira yang terakhir akan terlepas..

Tiba-tiba ada yang menarik kerah seragam Orga dari belakang dan..

Bugh!

Orang itu pun langsung meninju wajah Orga dengan keras, yang mengakibatkan pemuda berambut see green itu terlempar. Semua yang ada diruangan itu terdiam. Tak menyangka akan ada orang disini. Terlebih orang yang datang itu...

¨Lepaskan, dia!¨ desis orang itu yang tak lain adalah Athrun.

Mendengar perintah itu, Shani dan Kisato melepas genggaman tangannya pada Kira.

Orga bangkit sambil meludahkan darah dari mulutnya, ¨Cih, ayo pergi!¨ titahnya pada dua orang rekannya itu. Shani dan Kisato berdiri menghampiri Orga, mereka pun pergi dengan pandangan mata yang menatap tajam pada Athrun. Setelah ketiga orang itu pergi, Athrun menghampiri Kira yang kini terduduk sambil meringkuk dengan gemetaran.

Athrun berlutut untuk melihat kondisi pemuda yang baru diselamatkannya itu. Ia pun menyentuh pundak Kira, ¨Kau tidak apa-apa?¨ tanya Athrun lembut. Tubuh itu makin gemetar. Athrun dapat merasakannya. Athrun tak heran dengan sikap pemuda ini. Wajar, karena baru saja pemuda didepannya itu mendapatkan pelecehan seksual.

¨Hei, sudah tidak apa-apa. Mereka sudah pergi. Kau aman.¨ Hibur Athrun. Kini Athrun dapat merasakan getaran dari tubuh yang disentuhnya itu mulai berkurang. Kepala berambut coklat itu pun perlahan mendongak.

Deg!

Emerald meet violet.

Athrun terpaku. Saat sepasang mata violet menatapnya dengan mata berkaca-kaca ketakutan.

¨Arigatou,¨ ujar Kira pelan.

Athrun tersadar dari lamunannya, ¨A-yeah. Kau tidak apa-apa?¨ tanya Athrun lagi. Kira mengangguk. Lalu ia pun berusaha untuk berdiri. Namun, kepalanya yang masih pusing, membuat ia kehilangan keseimbangan. Dengan gesit, Athrun menahan tubuh yang lebih kecil darinya itu dengan cepat ke dalam pelukannya.

¨Fiuh, kau tidak apa-apa?¨

Kira Cuma terpaku. Lalu mengangguk. ¨Arigatou..¨

¨Lebih baik, kau kuantarkan ke UKS. Tadi kepalamu sempat terbentur lantai kan? Dan lagi, memar diwajahmu harus diobati.¨

¨Tidak. Aku tidak apa-apa. Anu.. maaf..¨ tolak Kira. Sambil menggeliat kecil dalam pelukan Athrun, Athrun tersadar dengan apa yang dilakukannya.

Ia pun buru-buru melepas pelukannya pada Kira. Lalu dengan bodohnya, membalikkan tubuhnya membelakangi Kira. ¨Go-gomenasai.¨ ujarnya Athrun gugup. Untungnya, ia sedang membelakangi Kira. Kalau tidak, ia pasti ketahuan kalau sekarang wajahnya merona merah. (hahaha..)

Kira pun reflek membalikkan tubuhnya. Lalu merapikan seragamnya yang acak-acakkan. Setelah beres, ia pun kembali membalikkan tubuhnya, dan melihat Athrun yang masih membelakanginya.

¨Anu.. gomen..¨ ujar Kira sambil menatap punggung Athrun dengan pandangan malu-malu.

Mendengar itu,Athrun menghela nafas untuk mengurangi kegugupannya yang ia tak tahu gara-gara apa. Merasa telah cukup, ia kembali membalikkan badan menghadap Kira. Dan lega. Ketika melihat seragam pemuda itu sudah rapi.

Melihat Athrun yang sudah berhadapan dengannya, Kira tersenyum lembut sambil menunduk sekilas, ¨Arigatou..¨ ujarnya dengan senyum yang masih melekat di wajah manisnya.

'Manis,' batin Athrun yang melihat senyum Kira itu. Ia pun menggleng pelan. 'Hah? Apa yang baru saja aku pikirkan?' pikir Athrun dalam hati.

Athrun kembali menghela nafas. Lalu menatap Kira dengan salah tingkah, ¨Err.. sebaiknya, sekarang kau ke UKS. Obati dulu semua lukamu,¨ saran Athrun kemudian.

¨A-ha'i..¨ baru Kira akan melangkah, tiba-tiba keseimbangannya kembali goyah. Akibat, rasa sakit di kepala yang kembali menyerangnya. Refkek, Athrun yang melihat itu, langsung kembali menangkap tubuh pemuda itu agar tidak berbenturan dengan lantai kamar mandi untuk yang ketiga kalinya.

Athrun panik, ¨Hei, kau tidak apa-apa?¨ tak ada respon dari pemuda yang kini ada dalam pelukanya. Sepertinya, Kira kehilangan kesadarannya.

Dengan cepat. Athrun menggendong Kira dengan bridal-style, dan dengan gesit membawa pemuda berambut coklat itu ke UKS.

OOOOOooooOOOOO

-TBC-

OOOOOooooOOOOO

A/N: Nyaaaa...~! ! ! Akhirnya, bisa publish cerita di fandom GS….! #potong tumpeng# udah lama banget, Naru suka sama pair ini..! ! ! sayangnya, fic BL di fandom ini sangat jarang sekali... hiks.. T^T.. padahal kalau nonton animenya, sisi Shou-ai-nya kerasa banget! , Walau berasa angsty tapi, bener-bener buat Naru melting liatnyaa… -gaje- #plaak#

Apa lagi pas Athrun dan Kira bertemu… Huwwaaaaa…~ Kira-chaaaaannnnn….! ! ! #nemplok ke Kira# -d'jitak Athrun-

Ayo, dong! Para author fujoshi! Meriahkan juga fandom GS/GSD dengan fic BL...! ! ! #d'hajar rame2#

Gomen, kalau masih ada typo yang bergentayangan dan alurnya kecepatan bin aneh lagi =,='a.. –bows-

O'ya! Untuk tokoh 2 gadis (aslinya ada 3. tapi, lupa siapa namanya.. =.='a) yang menyapa Athrun sama 3 pemuda yang mengeroyok Kira itu, bukan OC lho... mereka ada kok di Gundam Seed. Kalau nggak salah, pas phase-phase 20-han sampai phase terakhir mereka ada (walau phase akhir mereka gugur, sih..XDD).. kalau penasaran, silahkan lihat lagi dianimenya.. O.o'a –Plaak-

So, bagi yang suka fic ini, Review?