.

.


You Belong with Me


.


Chapter 1: Go home together


.

.

Suasana senja di sore hari memang merupakan sesuatu yang menenangkan dan juga hangat. Pemandangan senja yang indah memang sangat sayang jika dilewati. Apalagi jika kau sedang berada di pantai. Sangat sayang jika kau melewatkan pemandangan matahari terbenam, bukan?

Bukan hanya di pantai. Disalah satu taman di kampus yang cukup terkenal di Konoha ini juga merupaka tempat yang lumayan bagus jika kau ingin menghabiskan waktumu dengan menikmati senja di sore hari yang hangat. Seperti yang sedang dilakukan seorang gadis berhelaian merah muda panjang yang sedang menghabiskan sorenya dengan membaca buku setebal 3 cm di taman kampusnya.

Gadis itu terlihat serius membaca buku dipangkuannya. Matanya yang dibalik kacamata bulat itu tak pernah luput dari barisan kata dari buku dihadapannya. Ia tak menghiraukan suasana taman yang sedikit ramai akibat oleh banyaknya mahasiswa yang ada disana. Meskipun sesekali ada beberapa orang teman kampusnya yang mengajaknya pergi, ia menolaknya dengan halus, dengan alasan masih ingin disana, membaca buku. Senja memang waktu yang selalu dipakainya untuk nongkrong dipinggir taman membaca buku sendirian disana. Ia tak peduli apa kata orang yang penting ia masih bisa menikmati waktunya.

"DOR!" Seru seseorang dari belakang mengejutkannya. Gadis itu memekik pelan, tapi cukup membuat beberapa orang yang ada disana menoleh kearahnya. Pipinya bersemu merah karena malu.

"Sasuke-kun!" Gadis itu berdecak kesal melihat pemuda disampingnya -yang tadi mengejutkannya- sedang tertawa senang karena ulahnya.

"Makannya jangan terlalu serius membaca, sampai-sampai tak sadar aku daritadi memanggilmu juga.." Ucap Sasuke.

"Eh? Aku tak mendengar apapun" Ujarnya bingung.

"Memang tidak" Ucap pemuda itu lalu tertawa lagi.

"Iih kau itu menyebalkan sekali sih!" Sungut gadis itu kesal lalu mulai mengalihkan perhatiannya pada buku dipangkuannya.

"Nih" Sasuke mengulurkan sebelah tangannya memberikan ice cream cone strawberry kehadapan gadis itu.

"Eh? Untukku?" Gadis itu mendongak menatap Sasuke yang sedang memakan ice cream rasa cappucinonya. Pemuda itu hanya mengganggukan kepalanya menanggapi pertanyaan gadis disebelahnya.

Gadis itu mengambil ice cream cone strawberrynya ditangan Sasuke kemudian melahapnya, mengabaikan buku dipangkuannya. "Terima kasih Sasu~" Ucapnya pelan yang dibalas gumaman dari pemuda itu.

"Hmp, Kau ini tak pernah bisa rapih apa kalau makan ice cream?" Tanya Sasuke geli melihat ice cream yang belepotan di sekitar mulut gadis disampingnya. Pemuda itu mengulurkan tangannya membersihkan ice cream yang belepotan disekitar mulut gadis itu.

Wajah gadis itu memerah secara tak sadar ketika pemuda disampingnya membersihkan mulutnya. Detak jantungnya berdegup kencang. Dan tubuhnya terasa kaku ketika jemari pemuda itu menyentuh bibirnya.

"Nah, sudah" Ucap Sasuke ketika selesai membersihkan ice cream diwajah gadis disampingnya itu. Tak mendapat respon apapun, ia menggerakkan sebelah tangannya dihadapan gadis itu. ia bergeming.

"Hei! Sakura kau tak apa?" Tanyanya sedikit khawatir.

"A-ah! T-tak apa kok Sasuke-kun. T-terima kasih sudah ng.. membersihkan ice cream diwajahku tadi.." Oke, dia gugup.

"Sama-sama. Ngomong-ngomong kau lucu kalau sedang gugup seperti itu hahaha" Ujar pemuda itu semakin membuat wajah gadis disampingnya memerah.

"Ja-jangan menggodaku Sasuke-kun!" Protes gadis itu sebal, masih menahan rona merah yang menjalari wajahnya.

"Hahaha"

Ah, dia selalu tampan jika tertawa lepas seperti itu, Bantin gadis itu tersenyum.

"Sasuke-kun?" Sapa salah seorang gadis menghampirinya dan Sasuke.

"Shion?" Pemuda yang dipanggil namanya itu menoleh. "Ada apa?" Tanyanya.

"Um.. apa kau sibuk setelah ini?" Tanya Shion hati-hati sambil sesekali melirik Sakura.

"Tidak. Ada apa?" Tanyanya lagi.

"Um.. itu.. kalau tidak keberatan aku mau minta tolong ajarkan materi yang tadi. Aku tidak paham. Karna kau pintar, kupikir kau bisa membantuku. Yah, tapi kalau kau mau dan tidak sibuk. Kukira sepertinya aku mengganggumu ya?" Ucap Shion lalu melirik Sakura. Dan gadis itu hanya menundukkan kepalanya, pura-pura fokus pada buku yang sebelumnya ia baca.

Sasuke mengikuti arah pandang Shion, melirik Sakura yang sedang membaca bukunya. Ia lalu kembali lagi menatap gadis itu, "Tidak kok. Kau mau aku mengajarkanmu dimana?" Tanyanya.

Ucapan Sasuke membuat gadis itu melonjak senang, ia langsung menjawab dengan girang, "Um.. bagaimana kalau di perpus?" Usulnya.

"Baiklah" Pemuda itu memberi jeda sesaat, mengalihkan perhatiannya pada Sakura yang masih setia memperhatikan bukunya. "Kau tak apa 'kan pulang sendiri? Aku harus mengajar Shion dulu sebentar" Tanya pemuda itu hati-hati.

Sakura mendongak menatap Sasuke. "Mm.. Ya. Tak apa kok. Aku biasa pulang sendiri" Jawabnya pelan. Agak kecewa sebenarnya, pemuda itu meninggalkannya lagi demi Shion.

"Kau berkata seolah aku selalu meninggalkanmu saja"

Memang iya. Kau selalu meninggalkanku demi gadis itu Sasu.

Pemuda itu terkekeh pelan. Sebelum akhirnya pamit meninggalkannya sendiri. Ia melambaikan tangannya sebentar yang dibalas Sakura dengan senyum pahit melihat kepergiannya dengan Shion.

Sakura menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi taman yang didudukinya, kepalanya mendongak menatap langit senja yang sudah semakin mulai menggelap. Ia melihat jam tangannya. Jam 05:28 pm. Pantas saja langit semakin gelap. Matahari mulai memudarkan cahayanya, menyembunyikannya, untuk diperlihatkan lagi esok pagi.

Sasuke. Pemuda itu. Pemuda yang diam-diam selalu disukai Sakura sejak beberapa tahun belakangan ini. Semenjak ia pindah rumah dan pemuda itu adalah orang pertama yang dikenalnya waktu itu. meskipun awalnya ia sangat dingin dan minim ekspresi, tapi sekarang Sasuke bahkan tak enggan menampakkan senyum dan tawanya saat bersamanya. Dan gadis itu suka saat ia tertawa. Rasanya sangat membahagiakan. Seolah senyum pemuda itu menjadi objek yang paling menarik yang tak pernah bosan ia lihat setiap harinya.

Entah sejak kapan perasaannya tumbuh pada pemuda itu. Ia memang payah jika menyangkut masalah perasaan seperti ini. Harus ia akui, baru pertama kalinya ia menyukai seseorang. Dan Sakura tak pernah berpacaran, jadi ia tak pernah tahu bagaimana rasanya itu. Tapi setidaknya ia bisa cukup memahami bagaimana perasaannya pada pemuda itu. Dari awalnya suka hingga sekarang ia mencintai pemuda itu.

Hal yang sangat disayangkan adalah ia rasa, Sasuke tak pernah punya perasaan yag serupa dengannya. Karna pemuda itu selalu mengganggapnya adik. Ia tak pernah mengganggapnya lebih dari itu. Hebat. Ia terjebak di 'Kakak-adik zone'. Terkadang Sakura tersenyum kecut menyadari kenyataan ini. Ia memang tak seharusnya berharap lebih pada pemuda itu. Tapi memangnya salah, jika ia sedikit berharap suatu saat pemuda itu akan meliriknya dan menyadari perasaannya?

Sakura menghela nafas panjang memikirkan itu semua. Ia lelah. Sebaiknya ia pulang. Mungkin kasurnya sudah merindukannya. Matanya menatap gedung kuliahnya yang tadi dimasuki Sasuke dan Shion. Shion. Gadis tinggi berparas cantik yang selalu disukai Sasuke. Sakura sadar Sasuke menyukai gadis itu. Meskipun pemuda itu tak pernah memberitahunya secara gamblang, tapi sadar atau tidak, pemuda itu terkadang suka membicarakannya. Dan itu membuat hati Sakura sakit karenanya.

Gadis itu berjalan lemas meninggalkan kampusnya. Sedikit tak rela meninggalkan Sasuke dengan Shion, tapi apadaya ia tak bisa melakukan apapun.

"Sakura?" Seseorang menyadarkannya dari lamunan, membuatnya menoleh.

"Sabaku-senpai?" Ia mengerjap begitu melihat salah satu senior tampan berambut merahnya itu.

"Sendirian?" Tanyanya basa-basi.

"Um.. i-iya"

"Kemana Sasuke? Biasanya aku melihatmu selalu menempel dengannya" Ujarnya menanyakan pemuda itu. Seketika raut wajah Sakura berubah murung, tapi cepat-cepat ia menghapus ekspresi itu.

"Sasuke-kun sedang bersama Shion-san di perpustakaan. Belajar" Jawabnya pelan. Gaara hanya ber-oh ria.

"Kalau begitu, mau kutemani?" Tanyanya menampakkan senyum yang membuat gadis itu sedikit merona.

"Eh? Kemana?"

"Pulang tentu saja. Atau kau mau jalan-jalan dulu?"

Gadis itu berfikir sebentar, "Um.. kurasa tidak"

"Hm.. bagaimana kalau sedikit cemilan? Aku lapar~ kau tidak keberatan 'kan?" Ajaknya.

Ia meninmbang sebentar, lalu mengganggukan kepalanya, setuju. "Tentu saja"

"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar disini, aku mau mengambil motorku dulu" Ucapnya sebelum meninggalkan Sakura berlari ke pelataran parkir dan dengan cepat mengambil motornya.

"Cepat sekali" Ucapnya begitu melihat Gaara didepannya.

"Aku tidak mau membuat tuan putri menunggu" Pemuda itu terkekeh pelan membuat Sakura merona karenanya, lalu menyerahkan helmnya pada Sakura yang langsung dipakainya dan segera naik dibelakang Gaara.

"Pegangan yang erat ya Hime~" Ujar Gaara yang hanya mendapat pukulan ringan dipunggungnya dan uluran tangan Sakura yang melingkari sedikit pinggangnya.

.-.

"Terima kasih untuk hari ini Sabaku-senpai" Ucap Sakura ketika mereka berhenti tepat didepan kediaman gadis itu.

"Sama-sama. Ngomong-ngomong Sakura.." Jeda sebentar "...Coba kau panggil namaku"

"E-eh? Na-namamu?" Mukanya merona kali ini. Ia tak pernah memanggil senpainya dengan nama depannya. Dan hanya Gaara yang melakukan itu padanya. Pemuda itu memintanya.

"Hn. Kurasa terlalu kaku jika kau memanggiku dengan nama belakangku" Ucapnya. Ia tertawa kecil melihat Sakura yang salah tingkah karenanya. "Ayolah~" Pintanya.

"Um.. e-etto.." Entah kenapa gadis itu jadi gugup. Jantungnya berdegup kencang. Jangan bilang ia mulai menyukai Gaara? Hei, itu tidak mungkin 'kan? Lalu bagaimana dengan Sasukenya? Tunggu, Sasukenya? Sasuke 'kan bukan miliknya. Dan takkan pernah menjadi miliknya. Karena pemuda itu menyukai gadis lain. Dan ia yakin gadis itu Shion.

"Sakura?" Suara Gaara menyadarkannya dari lamunannya. Ia mengerjap pelan.

"E-etto.."

"Kau melamun. Sedang banyak pikiran ya? Memikirkan aku?" Candanya sambil tertawa kecil.

Sakura mencubit pinggang Gaara yang tertutupi jaket, membuat pemuda itu meringis kesakitan. "Aww! Sakit tau!"

"Jangan menggodaku.." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya malu.

"Hee, jadi benar?" Tanyanya.

"Ti-tidak kok! Sudah ah, aku mau masuk!" Jawabnya terbata. Ia membalikkan badannya memasuki halaman rumahnya yang tertutupi pagar lalu menguncinya lagi.

Gaara hanya terkekeh pelan melihat tingkah juniornya itu. Ia baru mau memasang helmnya lagi ketika gadis itu berbalik dan mengucapkan sepatah kata yang sedari tadi ingin didengarnya.

"Etto.. terima kasih untuk hari ini G-gaara-kun.. hati-hati dijalan.."

Kalimat terakhir sebelum gadis itu memasuki rumahnya. Gaara tersenyum mendengarnya. 'Gaara-kun.. lumayan'. Pemuda itu memakai helmnya sebelum menyalakan mesin motornya dan meninggalkan kediaman Sakura.

.-.

Review?