My Soulmate?

Hola readers, maaf kalo sebelum2nya gak dikasih kalimat pembuka dan penutup. Maaf kalo fic ini alay, hehehe ... author emang bawaannya selalu alay dan lebay (sampe temen sekelas juga sering ngomong gitu), yaa ... mau bagimana lagi? Tapi sikap author gak lebay kok! Suwer!. Dan author usahain buat bikin fic baru yang bersisi SERIUS. Dan maaf juga kalo gak nyambung sama judulnya. OK, enjoy this fic! (Fic ini dibuat, semata – mata untuk menghibur, bukan untuk menyindir)

Naruto punyanya Masashi Kishimoto-sensei

.

WARNING! : Typo, alur kecepetan, OOC, humor garing, Romancenya aneh, pakenya budaya Indonesia (?), gaje, ide pasaran, dll (etc)

.

Cerita ini MURNI karya saya sendiri. Jika ada kesamaan adegan, alur cerita, tokoh, dll, adalah sesuatu yang tak disengaja

^^ !Arigatou! ^^

o.o.o.o.o.o.o

Teng teng teng ..

Anak anak langsung berhamburan keluar kelas, karena bel istirahat sudah berbunyi. Aku dan sahabatku .. eh, aku belum kenalan! :3 Aku Haruno Sakura, anak XII IPA – 2, dan sahabatku itu Yamanaka Ino, sekelas denganku. Kami berdua akan pergi ke kantin untuk mengisi perut kami yang kosong.

Tanpa nafsu, aku memakan dan mengunyah pelan buah semangka yang kumasukan kedalam mulutku,

"Hey, kenapa loh?" tanya Ino penasaran.

"Hmph .. gak nafsu aja"

"Waduh, pantes aja kamu gak besar - besar"

"Hey, apa hubungannya makan gak nafsu, sama aku, sama gak besar – besar?" aku langsung mengunyahnya dengan cepat, seakan nafsuku telah kembali,

"Karena kamu makannya sedikit terus, kamu jadi tambah kurus! Gak gede – gede! Eh, ngemeng – ngemeng ... mau ada murid baru besok"

"Yang bener?!" ujarku teriak dan membuat suasana kantin terhening sejenak,

"Iya forehead! Elit dikit dong! Makanya, sering – sering buka website sekolah kita!" ujar Ino merekomendasikan,

"Pft, iya deh iya!" ujarku lalu memasukan potongan buah pisang kedalam mulutku.

Pulangnya, aku bersepeda sambil mendengarkan lagu lewat headsetku. Setelah kurang lebih 10 menit, aku sampai kerumah.

"Tadaima!" seruku sambil melepas sepatu, dan lagu masih menari riang ditelingaku,

"Okaeri!" seru seseorang dari dalam rumah,

"Eh, Imouto udah pulang!"

"Hai Nii-san! Makan apa hari ini?" tanyaku pada kakakku Haruno Sasori,

"Ada onigiri sama ramen" ujar kakakku lalu menutup pintu,

"Asyik! Onigiri buatan Nii-san tuh special! Buat aku semua ya!" aku mengambil piring yang isinya onogiri, dan memasang puppy eyes no jutsu kepada Nii-san,

"Iya deh, sono abisin. Abis ini main sana!"

"Heh? Sama siapa?"

"Tetuangga baru kiteh" jawab Nii-san lebay,

"Tetangga maksud Nii-san? Ya udah .. aku kekamar dulu"

"El – o Lo, Ez .. LOZZ!"

Aku masuk kedalam kamarku dan langsung menghempaskan diriku diatas kasur king size dan memejamkan mataku sejenak, lalu membuka mataku. Aku berjalan menuju lemari dan mengganti pakaian sekolahku dengan kaos warna pink dengan tulisan 'Music in Life' dan celana pendek warna putih. Lalu aku masuk kedalam kamar mandi 'private' (dalam arti milikku sendiri) yang terdapat dikamarku untuk mencuci muka dan mencuci kaki. Setelahnya, aku mencabut kabel data dan mematikan DVD, langsung ku nyalakan parabola, lalu duduk disofa dan menyantap onigiri special buatan Nii-sanku sambil menonton TV ^^

-Keesokan harinya-

"Nii-san, aku anterin Nii-san ya? mobilku bensinnya habis, males naik sepeda juga, hehehe ..." ujarku nyengir kuda,

"Huh, ya sudah. Ayo"

"Thank you bos!" aku langsung masuk kedalam mobil volvo hitam milik Nii-san. Sembari menunggu nii-san membuka gerbang.

Sampai didepan gerbang sekolah, aku langsung turun dan berjalan santai menuju koridor. Tin tin ...! Baru setengah jalan, udah di klakson. Aku segera menyingkir, dan menoleh. Waw, lamborgini hitam masuk ke KHS? Yah, aku gak bisa bandingin mobil bagus dan enggak, tapi menurutku mobil lamborgini yang barusan lewat itu keren! Catnya, iteeem ... mulus gak ada besot!

"Ah, daripada buang – buang waktu .. mendingan masuk ke ..."

"KYAAAA! SIAPA DIA?"

"Tampannya!"

"WHAAA!" belum juga selesai ngomong, udah diselip sama teriakan histeris gadis – gadis. Aku menoleh, ada seorang lelaki berambut emo dan berkaca mata hitam keluar dari lamborgini itu. Tampilannya sungguh mempesona. Wajah tampan, 2 kancing teratas kemeja sekolah yang dibuka, kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana, cara jalannya yang cool. 3 kata untuknya,

WHAT A HANDSOME BOY!

Aku segera menggelengkan kepalaku dan melanjutkan jalan ke kelas.

"Hey,"

ada yang menepuk pundakku pelan, jantungku dagdigdug, aku menoleh dan dengan seenaknya Naruto makan ramen (Heh?) aku langsung teriak,

"SETAN!" aku langsung tersadar dan mendongak menatap orang yang menepuk pundakku.

Aku mengerjap - kerjapkan mataku, lalu menatapnya kembali sembari nyengir kuda, sementara dia melepaskan kacamatanya dan men-deathglare-ku.

"Heh, jangan sembarangan kamu! Aku Uchiha Sasuke, bukan setan" jawabnya ketus. Dan, wow begete! mata onyxnya bersinar setajam elang! Kau itu manusia atau Dewa dari Yunani sih? –ok, itu berlebihan- Gantengnya kok diatas rata – rata?

"Eh, hehehe ... gomenasai! Uum, ada apa ya?" ujarku dengan rona dipipiku, sejenak ia menatap rompiku

"Kau anak XII IPA – 2?" tanyanya,

"I .. iy ... iya" jawabku gelagapan, tanpa ada angin, petir, badai maupun hujan .. dia menggandeng tanganku, aku langsung membulatkan emeraldku,

"Kyaaa ... mana mungkin!"

"TUNTUN AKU SAJA BEIB!"

"Aku!"

"Aku saja! dia itu jelek!" jeritan para gadis yang ada dikoridor membuat penging telingaku,

"Err ... Uchiha-san? Apa kau tak salah orang, eh?" tanyaku heran,

"Panggil saja aku Sasuke. Mana mungkin! Aku ini anak kelas XII IPA - 2" jawabnya dingin,

"Hah? Perasaan aku tak pernah melihatmu dikelas?" tanyaku semakin penasaran,

"Diamlah, dan jangan banyak tanya! Aku ini murid baru tau!" jawabnya dingin, aku manggut – manggut.

"Pagi Sakura"

"Pagi, Pig. Tumben kamu panggil aku pake nama pendek, biasanya forehead! Mana pake teriak lagi"

"Hahah ... pengen aja! Dia itu pacarmu? Tampan sekali! Perasaan belum pernah liat orang kayak dia, disini. Wah ... dewi fortuna emang lagi baik sama kamu! bejo banget dapet pacar seganteng atau bahkan lebih ganteng dari ... Robert Pattinson!" biasa deh, Ino ngomong janji muncrat aja, kagak dipikirin dulu!

"Ino! Apa – apaan si loh! Dia itu murid baru dikelas kita tau!"

"OMG Helo! Kenapa dia ngegandeng tangan lo, forehead! haaah?"

"Kenapa? Gak boleh?" Sasuke tiba – tiba nyaut omongannya Ino,

"Atau jangan – jangan kalian love at first sight?!" Omongan Ino sukses membuat kami melepaskan gandengan tangan kami.

"Idih, sinting lo, Ino? Love at first sight? Pft, jangan harap! Yang ada, kupingku budeg at first sight sama dia, si Uchiha Sasuke yang terhormat" tudingku, lalu berjalan masuk ke kelas,

"Forehead, eh?" ujar Sasuke setengah teriak, dan menampilkan senyum meremehkan

"SHUT UP!" sahutku saat diambang pintu kelas.

Rintik – rintik hujan kian menderas. Kini aku tegah duduk menunggu bus nomor 14 yang sedari tadi belum lewat. Baterai ponselku lowbatt dan gak bisa buat nelfon Nii-san.

"Haaah ... nunggu aja sampe berabad – abad. Kalau kaya gini caranya aku bisa lumutan, mana dingin lagi" aku melingkarkan kedua tanganku ke tubuhku rapat – rapat,

"Brrr ... dingin! Ya Tuhan, semoga cepet dateng bisnya!" ujarku lalu menundukan wajahku.

Tin tin!

Eh? Siapa yag nglakson didepan halte? Tengok ah, siapa tau Nii-san! Eh, tapi gak mungkin deh? Mungkin aja taksi. Buset ... kenapa taksi modelnya kaya lamborgini? Kaya punya Sasuke, item mulus gak ada besot. Tapi apa daya? Aku kalo nyoba nengok itu taksi atau bukan, percuma aja! Bajuku pasti basah kuyup. Perlahan jendela mobil sport itu terbuka dan menampilkan sesosok hantu, -eh? Manusia,

"Kenapa masih bengong? Ayo masuk!" Ah, ternyata itu Sasuke, baik banget nawarin tumpangan sama aku. Hahaha ... mumpung gratis, gue samperin ah!

"Iya, tunggu sebentar" aku segera memposisikan tasku diatas kepalaku, yang beruntung tasku ada mantel tas khusus agar tidak basah. Yah, kan lumayan.

"Thanks buat tumpangannya! Ummm ... emangnya kamu tau rumahku dimana?"

"Jalan Frost, Perumahan Elite Konoha, nomer 089 kan?"

"Eh? Kok tau?"

"Rumahku yang nomer 90. Dan kemaren aku liat Sasori-nii lagi main PS4 bareng kakakku, Itachi" jelasnya, aku hanya ber'oh'ria.

"Geez ... kenapa tetep dingin sih?" ujarku selirih mungkin saat lampu merah diperempatan yang jauhnya sekitar 500 m dari gapura masuk PEK. Aku mengeratkan kedua tanganku dilengan dan menggosokannnya, siapa tau bakalan anget :p. Tiba – tiba ada yang menaruhkan suatu benda yang hangat dan disampirkan dikedua pundakku. Aku menoleh, ternyata Sasuke sedang memakaikan jaketnya.

"Pakai saja"

"Kalau kupakai, apa kau tidak kedinginan?"

"Kau meragukanku?"

"Umm ... tidak. Thanks" ujarku lalu tersenyum.

AuthorPOV*

"Sakura sudah ... sampai? Hey, kau tertidur?" Sasuke menggoyang – goyangkan kecil tubuh mungil Sakura.

"Yah, sudah tidur rupanya" Sasuke meninggalkan tasnya didalam lalu turun dari mobil, dan membuka pintu mobil di sebelahnya dengan hati – hati agar Sakura tidak terjatuh. Ia menggendong Sakura bridal style dan membawa tasnya sekaligus.

Teng tong ...

Cklek

"Permisi, Sasori-nii"

"Oh, Sasuke. Masuk saja. Baringkan Sakura disofa itu, biar nanti aku yang menggendongnya keatas" tanpa basa – basi Sasuke langsung menidurkan Sakura disofa merah yang ditunjuk Sasori,

"Arigatou Sasuke, udah mau nganterin Sakura. Mau mampir dulu?"

"Arigatou tapi, aku mau pamit aja Sasori-nii, Jaa ne~" ujar Sasuke lalu langsung memarkirkan mobilnya digarasi rumahnya yang terletak tepat didepan rumah Sakura.

JDEEER !

"Kyaaaa!" Kok aku njerit sih? Oh .. sedang hujan. Sekarang jam berapa? Apa dari kemaren ujan gak brenti - brenti?

"Eh, imouto udah bangun! Elo tidurnya lama bener? Pingsan ato tidur? Sekarang jam 8 kalo kamu mau tau. Sabtu libur kan?" tiba – tiba nii-san datang membawakanku semangkuk bubur ayam dan segelas air mineral.

"Arigatou nii-san!" ujarku lalu melahap buburnya. 30 menit kemudian, aku selesai makan, sementara nii-san sudah keluar sedari tadi. Aku langsung berganti baju T-shirt longgar dan celana short selutut, lalu membuka pintu kaca yang menghadap ke balkon kamarku.

"Hmmph ... masih hujan ya? tapi, tanpa petir dan kilat. Jadi bosen" ujarku lalu bertopang dagu diatas pagar pembesi. Tiba – tiba muncul sebesit ide yang err, kekanak - kanakan diotakku. Aku tersenyum geli dan menghampiri nii-san,

"Nii-san, aku boleh hujan – hujanan, kan?" pintaku memelas,

"Asal itu gak bikin sakit, boleh – boleh aja kok" jawab nii-san lalu melahap sepotong semangka (nii-san sedang makan salad buah),

"Yeess! Thank you my lophe lophe nii-san!" ujarku lalu memeluk nii-san dan pergi keluar rumah.

SasukePOV*

"Yuuuuhuuuu! ASYIK SEKALI!" Astaga naga samber gledek! Siapa sih, yang teriak – teriak? Mana ujan lagi. Karena penasaran aku membuka pintu kaca yang menghadap ke balkon kamarku dan melihat – lihat siapa yang berteriak.

Lho? Bukannya itu Sakura, eh? Bajunya basah kuyup begitu. Lagi main hujan – hujanan, ya? Yah, mungkin dia MKKB (apaan tuh?) Masa Kecil Kurang Bahagia *dilempar batu segunung sama Sakura*

"Hmmm ... sepertinya asyik juga" lalu terbesit ide gila diotakku untuk bergabung dengan Sakura. Aku berjalan dengan santai menghampiri Nii-san yang lagi menyruput coklat hangat.

"Nii-san, mau hujan – hujanan boleh?" ujarku dari tangga dekat dengan sofa yang dia duduki,

"Hujan – hujanan? Nii-san ikut dong? Nii-san ajak Sasori sekalian" ujar nii-san lalu segera menaruh gelas coklat hangatnya di tempat cucian lalu meraih handphone. Udah tua, mana keriput pula, mau hujan – hujanan. Tanpa basa – basi langsung kubuka pintu rumah dan menghampiri Sakura.

NormalPOV*

Hah, capek juga lari – larian! Duduk aja didepan gerbang rumahku, sambil menikmati guyuran atau grujugan atau apa itulah namanya dari pipa untuk mengalirkan air keluar rumah.

Pakaianku sudah basah semua, termasuk rambutku. Aku meluruskan kakiku yang sudah pegal kusuruh berlarian kesana kemari. Lalu aku menunduk dan menikmati sensasi air hujan yang terguyur dirambutku, yang membuat beberapa anak rambutku meneteskan air hujan,

"Hey" ucap seseorang,

Aku mendongak. Sasuke? Sejak kapan dia ada dihadapanku? Kok pakaiannya sudah basah sepertiku?

"Uh ... hey? Apa yang kau lakukan disini?" ujarku lalu berdiri,

"Hanya ingin bersenang senang. Bersama seseorang"

"Ooh ..." entah mengapa, mendengar itu rasanya hatiku miris sekali. Apa dia menunggu seseorang disini? Rasanya aku terkena penyakit bernama cemburu.

"Kau, ingin bersenang – senang disini? Kau sedang menunggu seseorang?" tanyaku,

"Untuk apa aku menunggu? Orangnya sudah ada dihadapanku"

"Eh?" rasanya pipiku merona,

"Hn, ayo!" dia mengajakku berlari kearah taman bermain yang jaraknya sekitar 80 m dari rumah kami berdua.

"Sepertinya berseluncur dengan air lebih licin dari pada tidak" ajaknya,

"Hahaha ... siapa takut?" yah sebenarnya ada secuil rasa takut karena seluncuran itu lumayan tinggi. Lebih 10 cm dari tinggi badanku, 165 cm. Tapi, aku kan sudah besar? Aku segera menaikki tangga dan berseluncur diatas papan itu. Hahaha ... asyik juga.

Aku dan Sasuke sudah bermain cukup lama, sekitar 20 menit. Dan disekitar taman bermain itu, banyak tercipta genangan air berlumpur. Aku bergidik ngeri melihat kubangan itu. Badanku bisa bau nantinya, dan harus menghabiskan 1 botol sabun mandiku –ok, sebenarnya itu bohong-,

"KYAAAH! Sasuke! Turunkan aku!" Sasuke mengangkatku tinggi – tinggi seperti akan melemparku kedalam kubangan itu.

"Tidak mau"

"TURUNKAN!"

"Kau harus merasakan mandi lumpur dulu!" ujar Sasuke lalu memposisikanku 5 jengkal diatas kubangan yang besar itu,

"Oh may got!"

BYURR!

"SASUKEEEEEE!" aku mengambil segenggam lumput lalu kukepal – kepal hinggan membentuk sebuah bola – bola lumpur, dan kulemparkan bertubi – tubi ke tubuh Sasuke

CROT!

CRAT!

PLAK!

"Sakuraaaa!" eh, tak kusangka Sasuke bisa menjerit. Dan bagai singa kelaparan, ia mendekat kearahku yang masih berada dikubangan lumpur. Aku mengambil ancang – ancang untuk berlari, tapi tangannya sudah menggenggam tanganku erat. Kami bertatapan sejenak, lalu ...

"Rasakan itu!"

"WHAHAHAHA ...! Lepaskan! Geli tahu! Gyaaaaaa!" setelah berhasil kabur dari kelitikan Sasuke, aku langsung berlari sementara Sasuke mengejarku. Tanpa diduga, Sasuke menghalangi jalanku. Oh no!

"Kyaaaaa! Awas Sasuke!"

BRUK!

AuthorPOV*

Sakura menutup matanya rapat – rapat, 'Tapi kok aku tidak jatuh? Dan sepertinya aku memegang sesuatu, deh?' batin Sakura. Dia mencoba membuka matanya perlahan, dan yang Sakura lihat hanyalah mata onyx seseorang yang tengah memeluk pinggangnya dan ... 'Tunggu, APA?! MATA ONYX?!' batinnya, memotong ucapan author, -_-

"Sasuke?! Lepas!" ujar Sakura mencoba memberontak,

"Eits," ujarnya memegang lengan atas Sakura erat,

"Satu syarat nona Haruno"

"Ck, apa?!"

"Kau harus mau jadi .."

"Cieeee ... yang mesra - mesraan" ucap 2 orang insan yang sama gender memotong ucapan Sasuke, siapa lagi kalau bukan Sasori dan Itachi? Yang sudah basah kuyup seperti 2 insan lainnya yang berbeda gender. Cuma, tidak ada 1 titik lumpur yang menempel ditubuh mereka. (meskipun lumpur yang menempel ditubuh SasuSaku sudah tak separah sebelumnya)

"Siapa yang bermesraan?!" ucap Sakura dan Sasuke serempak setelah melepaskan pelukan mereka,

"Jangan meniru ucapanku, Huh!" ucap mereka berdua kembali bersamaan sambil menunjuk tersangka (?) dan memalingkan muka.

"Hahaha ... ayo, sudah jam setengah 11. Mandi dulu, dan mari makan bersama dirumahku" ujar Sasori. Lalu mereka berdua pulang ke rumah Sakura. Terkecuali Itachi dan Sasuke yang sedang mengambil baju dan sebuah payung besar.

NormalPOV*

Aku keluar dari kamar mandi, mengenakan setelan baju santai lengan pendek serta celana selutut gambar hello kitty dengan background warna putih. Lalu menyampirkan handukku dari pundak ke pundak (heh?)

"Gila ... ternyata dia bisa bikin aku deg – degan juga" ujarku yang memegang dada kiriku yang masih deg – degan tak karuan.

"Dia siapa?" panjang umur ... baru diomongin dia nongol,

"Mau tau aja deh! tapi, sorry ... its a top secret,"

"Hn, terserah lah. Cepat turun, nii-sanmu sudah memasak makanan" aku pun dapat mencium aroma masakan nii-san dari sini,

"Masak ramen?"

"Hn, tau dari mana?"

"Hohoho ... kan aku punya indra ke enam"

"Hmp ... sok sekali kau! Ayo cepat!" kami berdua pun turun ke ruang makan,

Saat makan, nii-san dan Itachi-nii sibuk bercerita masa laluku dan Sasuke. Terkadang kejadian yang memalukan pun sampai mereka ceritakan.

"Nii-san! Sudahlah! Aib orang! Mau kuceritakan kejadian TOP SECRET yang kusimpan 14 tahun lalu didepan mereka berdua sambil teriak? Haaaah?" aku menudingkan sendok makanku kearah nii-san sambil menggembungkan pipiku tanda marah.

"Bhahaha ... ceritakan saja Sakura!" paksa Itachi-nii,

"Oke ... berawal saat nii-san berumur 10 tahun. Sedangkan aku masih berumur 4 tahun, lalu ..." aku memberi jeda, dan melirik ke arah nii-san,

"Tolong .. pliss ... jangan ceritain ke mereka, imoutoku tercentong nasi! Eh? Pliss .. imoutoku tercantik, jangan!" ujar nii-san dambil bersimpuh dan mengatupkan kedua tangannya dihadapanku,

"Oh, no no no ... karena nii-san sudah cerita terlalu banyak secretku, aku akan balas dendam!" (lagu ala evil mode : on) lalu nii-san duduk kembali sambil menundukan kepalanya bertopang tangan yang dilipat.

"Berlanjut, nii-san dan aku masuk ke rumah hantu. Tentu saja ditemani tou-san dan kaa-san. Saat selesai, tousan berbisik : 'Sasori, kau mengompol? Masa jagoan ayah takut sama hantu?' bahkan sampai kaos tou-san basah kena air kencingnya nii-san"

"BWAHAHAHAHA!" Itachi-nii tertawa terjungkal dari kursi makan, dan Sasuke tertawa kecil,

"Awas saja kau imouto .." ujar Sasori

"Wleee ... emang gue takut? Dah lah, Aku mau masuk kamar dulu, mau tidur siang. Jaa ne~" ujarku lalu naik ke lantai dua.

"Kalau begitu, kami juga pamit pulang. Ayo otouto" ajak Itachi-nii kepada Sasuke. Dan Nii-san yang kebagian jatah cuci piring dan gelas.

"Ugh ... Ck ... argh ... Aku gak bisa tidur! Padahal ngantuk banget ko yaa ..." erangku didalam kamar setelah sekian kali gulang – guling kesana kemari. Aku beranjak turun dan keluar ke ruang keluarga. Diruang keluarga, aku menonton TV sambil makan roti panggang selai blueberry kesukaanku. Sesekali aku melirik jam, dan sekarang udah jam 5.

Teng Tong ..

"Ya, tunggu sebentar" sahutku lalu berlari kecil membukakan pintu,

CKLEK

"Eheheh ... ohayou Sakura-chan!"

"Itachi-ni, Sasuke? Ngapain kesini? Pake bawa tas ransel lagi"

"Hn, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kaa-san dan tou-san. Dan kami berdua diusir, sementara mereka berbulan madu –hmph!-" omongan Sasuke terhenti oleh bengkaman Itachi-nii yang sudah muncul perempatan di ujung dahinya,

"Yah, kau tau lah ... wedding anniversary. Pastinya mereka ingin menghabiskan waktu. Berdua. Dan, ehm .. mereka mengusir kami. Yah, daripada mubazir uang, mending kita nebeng dirumah Sakura-chan. Besok siang kita pulang. Mau ya?" ujar Itachi-nii lalu melepas bengkaman tangannya dari mulut Sasuke.

"Boleh" lho, aku gak njawab? Berarti ...

"SETAAAAN!" ujarku lalu berlari masuk ke kamar sambil terus menggumamkan kata 'hantu' atau 'setan'

AuthorPOV*

"Sakura kenapa, coy?" tanya Itachi sambil masuk kedalam rumah Sakura, disusul Sasuke.

"Tauk, palingan juga phobia-setan bohongannya keluar" jawab Sasori,

"Heh? Phobia-setan bohongan?" ucap Sasuke dan Itachi bersamaan,

"Setiap kali ada suara dibelakangnya. Kecuali dia tahu belakangnya memang ada temannya, pasti dia akan teriak SETAN! Dan menjitak kepala sang 'setan' atau enggak berlari kayak tadi. Kecuali kalo emang dia niat masuk rumah hantu" jelas Sasori sembari mengunci pintu dan menuju dapur,

"Kubuatkan kalian teh hangat dan roti panggang dulu. Itachi, kau bisa sekamar bersamaku. Setelah menaruh barang, cepat ke ruang makan, ok?"

"Aku?" tanya Sasuke,

"Hehehe ... Kau sama Sakura-chan saja ya!" ujar Itachi dan Sasori serempak. Sasori melanjutkan perjalanan ke dapur, sementara Itachi hijrah (?) dari sofa ke kamar Sasori.

"Mati gue" lirih Sasuke. Lalu berjalan menuju kamar Sakura.

NormalPOV*

"Nii-san macam apaan dia? Tiba – tiba nongol dibelakang imoutonya sendiri tanpa izin. Dari dulu masih aja kaya gitu"

Tok tok tok ..

"Si – siapa?" ujarku sambil memeluk erat boneka teddy bear besar, setan bukan nih?

"Gue, Sasuke"

"Haah ... syukur deh. Ya, bentar"

CKLEK

"Aku boleh nebeng tidur disini?"

"Apa?! Gak boleh! Kenapa gak dikamar nii-sanku aja?!" ujarku emosi, Sasuke tutup kuping.

"Nii-sanmu yang nyuruh aku tidur dikamarmu!"

"Hmph! dasar! Ya udah, sana. Barangnya ditaruh dulu" ujarku lalu beranjak, sedangkan Sasuke masuk kedalam kamarku.

"Awas aja nanti, aku hajar tuh nii-san!" lirihku sambil turun ke ruang makan.

Saat kami makan, kini giliran aku mengomel pada nii-san. Kusembur muka nii-san dengan semua uneg – uneg yang aku tahan dari tadi. Itachi sama Sasuke sampe sweatdrop melihatnya.

"Sekali lagi nii-san kayak gitu, gue sembur mukanya pake kopi" aku lalu melipat tangan didepan dada dan memalingkan muka,

"Imoutoku, hanya cinta ... kepada Sasuke saja ..."

"Nii-saaaaaaaan!" aku memukuli nii-san, sementara nii-san meringkuk dan mengaduh sambil terkadang tertawa kacil. Aku langsung pergi meninggalkan ruang makan, yang tersisa itachi-nii, juga Sasuke yang sudah sweatdrop, sementara nii-san masih mengikik,

AuthorPOV*

"Elo sih, dasar aniki bloon! Adeknya pake diledekin macam begitu. Lagian tuh lirik lagunya salah! Harusnya kan 'Ibu tiri, hanya cinta ... kepada ayahku saja' Oneng!" ujar Itachi lalu melahap suapan terakhir rotinya.

"Yah, emang kalo dia lagi marah, kayak iblis. Tapi kalo lagi baik, kaya malaikat! Aku aja ditraktir makan sepuasnya di Resto D'Perfecto yang terkenal itu, waktu Sakura juara olimpiade Sains SD kelas 6" ujar Sasori dengan bangga lalu meminum habis jus jeruknya,

"Serius?! Kalo Sasuke cuma nraktir aku 2 botol soda sama 1 burger, kalo lagi banyak duit. Ngenes banget" ujar Itachi sambil berbisik lalu menyesap teh hangatnya, sementara Sasuke sudah mendeathglare Itachi.

"Udahan yuk main game!" usul Sasori lalu dua sejoli itu menuju kamar Sasori, sementara Sasuke masih menyesap kopinya hingga tuntas. Lalu naik ke kamar Sakura.

NormalPOV*

Kesel gue sama baka nii-san Sasori-nii, somplak, sebel, benci, jahat! Pengen gue kremes – kremes kaya bantal guling! Arrghh ... frustasi gue!

Tok tok tok ..

"Siapa?"

"Aku" ujar Sasuke dari seberang pintu,

"Oh, bentar" dengan terpaksa aku mbukain pintu buat Sasuke. Dia masuk lalu menyambar handuk, dan sebelum dia masuk,

"Stop, stop, stop ... aku mau ganti baju dulu" halangku yang sudah mendekap baju piyama lengan pendek dan celana pendek selutut warna putih-biru muda,

"Hn, cepet sana"

15 menit kemudian,

"Lama bener?" Sasuke mandang aku sebel,

"Udah gak usah banyak protes! Cepetan sana mandi. Aku siapin tempat tidur buat kamu"

"Hn" jawab Sasuke. Aku pun menghembuskan nafas dan mulai renovasi.

15 menit kemudian,

Aku sudah membalut diriku yang tengah terduduk ini dengan selimut dan kupeluk erat boneka teddy bear yang besar itu. Sedangkan disamping kananku terdapat mastras tebal yang tingginya setengah dari kasurku, terdapat 2 buah bantal, dan 1 buah guling, tak lupa selimut yang kumayan tebal sudah rapi menyelubungi matras itu.

CKLEK

Nah, akhirnya dia keluar juga. Ya Tuhan! Sasuke keluar dalam keadaan topless?! Sekali lagi readers, DALAM KEADAAN TOPLESS! Aku memandang tanpa berkadip kearah Sasuke. Rambut yang sedikit basah, handuk tersampir dilehernya, dan menggenakan celana panjang warna biru tua yang berlogo Uchiha dipaha kanannya. Aku menyembunyikan wajahku dibalik kepala teddy bear, sekaligus menyembunyikan wajah meronaku,

"Aku tidur disini?" tanyanya, sambil menunjuk matras yang sudah dihias rapi,

"Iya, kenapa?" sahutku,

"Ok, lumayan" jawabnya dan aku mengintip dari telinga teddy bear. Amsyong ... dia masih topless X(

"Hey, kau tak pakai kaos? Dingin lho"

"Hn, ya ya ya ..." Sasuke memakai kaos longgar warna abu – abu, lalu memandangku heran,

"Apa liat – liat? Udah sana tidur!"

"Geez ... jadi cewek galak bener. Iya, aku tidur nih"

Aku merubah posisiku menjadi terlentang, aku melirik kebawah, dan pandanganku bertemu dengan mata Sasuke, dan dia tersenyum genit sementara aku memalingkan muka, dan melemparnya boneka hati dengan tulisan LOVE dengan keras dan sukses mengenai kepalanya. Ia meringis kecil lalu tertidur.

~Keesokan harinya~

"Hoaaaam!" aku menguap lebar, dan mengusap – usap mataku. Aku meregangkan tanganku lalu celingak – celinguk dan turun. 3 langkah setelah aku turun dari kasur king sizeku, jam wekerku berbunyi nyaring. Menunjukan pukul 4.15. Aku berlari kecil ke kamar nii-san dan mengetuk pintu dengan keras. Tiba – tiba pintu terbuka dengan sendirinya. Tak dikunci rupanya. Aku perlahan – lahan masuk sampai ...

"Kyaaaa! Nii-san dan Itachi-nii tidur sambil topless!" langsung kubanting pintu kamar nii-san dan aku berlari masuk ke kamarku. Terdengar teriakan orang kalang kabut didalam kamar nii-san. Hihihi ... biarin aja! Palingan juga kaget.

CKLEK

Aku menoleh kearah pintu kamar mandi. Ternyata Sasuke sudah bangun, dan demi apapun didunia ini, dia topless lagi! Abis liat 2 orang yang topless, yang satu keriput, yang satu baby face, sekarang liat 1 orang topless tapi model chicken butt! Aku segera meraih boneka teddy bearku dan memeluknya erat, menyembunyikan wajahku yang sudah merona hebat.

"Hey, sudah bangun rupanya" ujarnya sambil membuka kulkas dikamarku, mengambil segelas air dingin.

"Emangnya aku ini kebo apa" ujarku sewot,

"Pft ... enggaklah, lagian kamu kenapa tutupan boneka gitu? Abis liat setan?"

"Umh ... eng – enggak kok! Tadi waktu aku buka pintu kamar nii-san. Itachi-nii dan Nii-san tidurnya topless gitu. Kan langsung tak banting pintunya" ujarku yang mulai sedikit – sedikit menurunkan boneka teddy bear dari wajahku.

"Hn, bikin sarapan yuk" ujarnya sambil memakai kaos yang saat mau tidur ia kenakan,

"Hah? Apa? Kuping aku gak salah denger? Bikin breakfast pagi – pagi buta kaya gini! Stress lu, Sas" ujarku lalu beranjak dan pergi ke ruang keluarga, sementara dikamar Sasuke sedang menyumpah gak jelas gara – gara dikatain 'stress'. Diruang keluarga sudah ada Nii-san dan Itachi-nii yang sedang menonton TV sambil nyemil biskuit chocochips.

"Sakura, kamu tadi denger gak, suara bantingan pintu?" tanya Nii-san,

"Ya denger lah! Orang aku yang nggebrak pintu kamar nii-san! Abisnya nii-san sama itachi-nii tidurnya topless! Udah tau lagi sering hujan, nanti masuk angin, demam, gimana?"

"Tumben peduli amat, Sakura-chan" sahut Itachi-nii, sedangkan aku nyengir kuda dan ikut menonton TV. Dan beberapa menit kemudian, Sasuke keluar dan ikut bergabung bersama kami.

4 jam kemudian~

KRUUUK ... KRUKK ... (jangan kira ini bunyi ayam lho ya!)

"Ehehehe ... aku laper nih! Yuk bikin breakfast" ujar Itachi-nii, lalu kami berempat berjalan ke dapur. Aku dan Itachi-nii memasak nasi goreng dan pancake, sementara Nii-san dan Sasuke membuat susu vanilla dan teh hangat.

"Selamat makan!" setelah teriakan itu, tak ada lagi suara kecuali denting jarum jam dan suara antara sendok, piring dan garpu yang bertabrakan (?). 10 menit berlalu, kami mengobrol ria setelah makan.

"Eh, Sakura-chan! Apakah Sasuke berbuat macam – macam kepadamu?" tanya Itachi-nii meledek.

"Apa – apakah?! Heh, Itachi-nii jangan sembarangan ngomong! Sasuke kan tidak tidur sekasur denganku! Malah Sasuke tidur diataas matras,"

"Oh, baiklah! Hanya memastikan saja" jawab Itachi-nii enteng lalu membawa cangkir teh-nya ke teras rumah. Sementara nii-san cekikikan ga jelas lalu menyusul Itachi-ni. Aku melirik ke arah Sasuke yang tengah asyik berkutat dengan majalah remaja sambil sesekali meneguk susu vanilla digelas panjang itu. Aku mendengus pelan dan menuju kearah balkon kamarku.

SasukePOV*

"Tumben – tumbenan nih, Sakura nyelonong pergi" ujarku lalu menyusul Sakura. Kayaknya sih dia lagi dibalkon kamarnya.

AuthorPOV*

Sasuke berjalan ke kamar Sakura. Dan dugaannya tepat! Pintu kaca balkon terbuka. Masa iya sih Sakura bunuh diri gara – gara dikacangin? Gak lah!. Dengan nyali yang pas – pasan *dikunasagi sama Sasuke* Sasuke berjalan ke arah balkon. Dan tepat saat Sasuke sudah sangat dekat dengan Sakura, Sasuke bersiap menepuk pelan pundak Sakura. Tetapi, Sakura berbalik ke belakang. Alhasil? Kalian tahu kan? bibir mereka bertemu. Mereka terkaget, apalagi Sakura yang langsung mundur 1 langkah panjang dan menjerit sambil menutupi mulutnya,

"Kyaaaaaah! Kau ... kau ... kau! Kau menciumku! GYAAAAA!" Sakura terbirit – birit berlari ke kamar mandi dan menguncinya

"Hn?" ucap Sasuke kaget,

NormalPOV*

BAKA BAKA BAKA! Sakura kau Baka! Bagaimana bisa aku tidak mengetahui kalau dibelakangku ada orang?! Aku mengusap – usap bibirku beberapa kali dengan tangan, aku sedikit menjilat bibirku dan langsung kusemburkan. Lalu mengusap – usapnya lagi. Yah, seperti terkena virus berbahaya. Haaah ... dari pada stress gini, mendingan aku mandi sekalian.

20 menit kemudian~

CKLEK

Eh? Matras buat tidur Sasuke udah gak ada? Tas ransel dia mana? Ugh! Apa jangan - jangan udah pulang?! Aku segera menutup pintu kamarku dan menguncinya. Aku mengenakan kaos tanpa lengan warna hijau cerah yang longgar bertuliskan 'Charming girl' dan celana pendek sepaha warna putih susu. Aku mengekor kuda rambutku. Setelah rapi, aku segera turun kebawah dan mencari nii-san. Ah, ketemulah dia sedang menjadi 'ibu rumah tangga', hihihi!

"Nii-san, Itachi-nii dan Sasuke sudah kembali?" tanyaku,

"Iya, dari jam 9" aku langsung melirik jam dinding yang tergantung, jam 9.10. perfect, aku harus menghabiskan pulsaku untuk mengomeli Sasuke!

Tut tut tut tut tut tut tut tut tut ...

Aku selesai memencet nomor telephone Sasuke dan nada sambung terdengar.

"Halo, ada apa Sakura?"

"Heh .. gak usah sok kaya gitu deh! tadi kamu udah nyuri first kiss-ku!"

"Apa?! Jadi itu first kiss-mu?"

"Dasar ... dasar mesum! cepat kembalikan first kiss-ku, Baka chicken butt!"

"Bagaimana cara mengembalikannya, hn? Apa kau mau kucium lagi?"

"Eits, no no no no! Apa yang akan dikatakan fans-mu saat melihat ini?! Dasar mesum!"

-Tut

Dasar Sasuke, bikin KESEEEEEEEEEL!

AuthorPOV*

Sakura berangkat ekskul hari ini. Ya, ini hari senin. Tetapi, KHS menggunakan hari senin untuk ekskul. Sakura mengikuti club drama and teather. Dan apa yang ia lihat begitu masuk ke ruangan, readers udah tau deh!

"Heh, ayam. Ngapain kamu disini?!" ujar Sakura kesal,

"Kenapa? Aku ikut club ini kok"

GEDUBRAK!

Sakura jatoh kejengkang, lalu Sasuke menaikan sebelah alisnya tanda bingung,

"Euh ... Sakit ... hm .. kenapa kamu ikut ekskul ini, Hah?!"

"Entah lah, feelingku mengatakan kalau ekskul ini akan membuat namaku jadi tenar" –pd banget lo, Sas- *di chidori sama Sasuke*

"Iya, nama lo tenar. Tapi gue stress! Dasar genit!" ujar Sakura menaruh tas lalu pergi. Sementara Sasuke cengar – cengir ga jelas sambil meminum jus tomat yang dibuatkan oleh ibunya, Mikoto Uchiha.

"Saya sudahi dulu untuk latihan kali ini. Disambung selasa minggu depan. Berlatih lebih baik ya!" ujar Kurenai sensei setelah latihan usai,

"Arigatou sensei!" ucap kami bertiga lalu berkemas.

"Aku senang akhirnya mendapatkan peran dalam drama ini. Sebagai trio utama lagi" ucap Naruto sambil membenarkan tali sepatunya,

"Ya, kau sangat berjuang untuk itu Naruto" timpalku, lalu beranjak. Belum melangkah udah ditahan sama Sasuke,

"Makan malam. Dirumahku, jam 8. Kutunggu kau dengan Sasori-nii" ujar Sasuke dengan raut wajah .. err, sedikit murung? lalu pergi. Aku terheran – heran sambil membetulkan posisi tas selempangku dipundak,

"Kau, sudah pacaran dengannya?" sahut Naruto sambil berdehem,

"Enggak, dasar dobe baka!" jawabku lalu pergi meninggalkan Naruto.

Sesampainya dirumah, aku langsung merebahkan diriku diatas tempat tidur dan membuka flip ponselku. Ada pesan, dari Sasuke.

Itachi-nii (Nii-sannya Sasuke ayam) :

Jangan lupa, nanti malam jam 8. Otouto salah ngasih tau tempat, tempatnya di Crimson Restaurant. Datang sama Sasori-nii. Jangan lupa.

Aku mendengus kesal lalu beranjak ke kamar nii-san mencari nii-san. Aha! Nii-san ada disana, hihi .. kebetulan sekeles.

"Nii-san, nanti malam jam 8 kita .."

"Ke Crimson Restaurant, punya Uchiha Crop. Buat acara perjodohan Sasuke dengan Matsuri"

"Ap – apa?!" ujarku histeris. Ternyata ... dia sudah akan dijodohkan dengan Matsuri? Rasanya hatiku sakit seperti tersayat benda tajam.

"Ya. Kaa-san dan Tou-san sedang menuju kemari dari Ame. Untuk menghadiri perjodohan itu juga. Sebagai kerabat dekat dengan Uchiha Crop, kita harus memberi pertisipasi" ujar nii-san lalu naik ke lantai 2, sementara aku mematung ditempat.

"Sasuke ..." lirihku.

AuthorPOV*

Sakura sudah bersiap menghadiri perjodohan 'soulmatenya' dengan orang lain bernama Matsuri. Dia sudah siap dengan gaun merah maroon-nya yang tanpa lengan dan menjuntai hingga mata kaki, serta sepatu high heels senada dengan gaunnya setinggi 5 cm.

"Sakura sayang, sudah siap?" tanya Mebuki Haruno, ibu Sakura sambil membuka perlahan pintu kamar Sakura,

"Um .. yeah, aku sudah siap" ujar Sakura,

"Ehem ... para gadis, bisakah lebih cepat?" seru Kizashi Haruno, ayah Sakura dari bawah,

"Iya, kami datang" sahut Sakura. Lalu mereka pergi menggunakan mobil honda jazz putih milik Sakura.

''Ugh! Sebenarnya aku malas untuk datang. Rasanya sakit, menghadiri perjodohan orang yang sangat dicintai. Grr!" batin Sakura. Keluarga Haruno Crop sudah sampai di Crimson Restaurant. Sakura selalu berdiri paling belakang, dan saat berpapasan dengan Sasuke, mereka berdua juga saling diam.

NormalPOV*

Sebenarnya aku malas menanyakan ini, tapi ... aku tidak lihat Matsuri dan keluarganya? Aku celingak – celinguk mencari sosok Matsuri. Tapi yang muncul adalah sosok Fugaku Uchiha, Mikoto Uchiha, Itachi-nii, dan Sasuke yang duduk dihadapanku.

"OK, kita mulai acara perjodohan Uchiha dan Haruno"

"APA?!"

Bersambung~

Chapter 1 selesai! Apakah ceritanya menghibur? Hehehe ... maklumin aja ... cerita ini agak aneh bin gila mirip sama authornya. Cuma pesen aja, ini gak maksud buat menyinggung siapapun.