Chapter One
Entah apa yang telah terjadi, tetapi saat gadis itu tinggal di kamar Sasuke, setelahnya yang terlihat hanya warna merah muda dimana-mana.
.
Naruto
Masashi Kishimoto
.
Pink
Copyright 2016 © bluecandle'ss
.
Sakura meringis saat lututnya jatuh mengenai tanah. Perlahan ia menyapu permukaan lututnya yang terluka sambil sesekali meringis pelan.
"Aw! Oh, tidak! Lutut indahku..."
"Apa yang terjadi, forehead? Lututmu terluka? Ya ampun!" Yamanaka Ino mendekat untuk membantu sahabatnya. "Apa yang terjadi?"
"Aku tersandung batu."
"Dasar ceroboh. Lain kali kalau kau sedang berjalan gunakan matamu." Ino membuka tutup botol air mineral yang dipegangnya, lalu membiarkan air mengalir di permukaan lutut yang terluka.
"Apa kepalamu terbentur sesuatu, hah? Dimana-dimana orang berjalan menggunakan kaki, bukan mata. Mata digunakan untuk melihat tahu!" protes Sakura, tak ingin disalahkan.
"Yeah, whatever." Ino merotasi kedua bola matanya, "apa sudah lebih baik?" Sakura mengangguk dan berdiri.
"Pig? Tahu tidak, mungkin aku akan pindah ke Tokyo," Sakura berkata saat mereka tengah berjalan menuju kelas.
"Apa? Kenapa?"
Sakura menggedikkan bahunya, "kata ibu, aku harus coba tes untuk ujian masuk Todai¹. Jika, nanti aku lulus aku akan pindah."
"Hm, ya, berarti kau harus meninggalkanku, bukan? Baiklah, pergi sana!" Ino menjauhkan jaraknya beberapa puluh senti dari lawan bicaranya.
"Pig, jangan seperti ini. Kumohon, mengertilah. Lagipula, kuliah di Todai itu adalah impianku sejak kecil, bukan? Mengertilah sedikit." Ino memalingkan wajahnya, sementara tangannya ia lipat di depan dada.
"Pig, onegaishimasu..."
Ino berbalik, memeluk sahabatnya erat. "Kau tahu? Aku sangat menyayangimu. Rasanya sangat berat jika kau harus pergi meninggalkanku." Ia melepas pelukannya.
"Waktunya masih lama. Kita bisa menghabiskan banyak waktu bersama. Kita bisa pergi ke mall untuk berbelanja, 'kan? Aku baru akan pergi setelah ujian akhir, pig! Ayolah." Sakura memegang kedua tangan sahabatnya.
"Alright. Tetapi berjanjilah, setelah ini temani aku makan siang, okay?" Sakura mengangguk cepat.
...
"Tadaima." Suara si bungsu keluarga Uchiha terdengar dari arah pintu depan.
"Okaerinasai. Bagaimana di kampus hari ini, Sasuke-kun?" Uchiha Mikoto meletakkan sepiring berisi beberapa buah onigiri di atas meja makan.
"Hn. Baik. Ada persiapan mengenai mahasiswa baru. Minggu depan mereka sudah mulai melaksanakan orientasi." Sasuke—namanya— menghempaskan dirinya di atas sofa.
"Hey, adikku yang manis, sudah pulang ternyata." Sasuke merotasi kedua bola matanya sembari mendesah lelah saat Uchiha Itachi selaku kakaknya menyapa.
"Hn."
"Makan malamnya sudah siap, ayo sini." panggil wanita yang berusia hampir berkepala empat itu.
"Apa menu makan malam hari ini, bu?" tanya Itachi.
"Hanya onigiri dan sushi. Tadi sangat banyak pekerjaan yang harus ibu selesaikan, jadi hanya ini yang bisa ibu buat. Tidak apa-apa, ya?" Sasuke dan Itachi mengangguk bersamaan.
"Ayah lembur lagi?" tanya Sasuke. Mikoto mengiyakan. "Kapan dia punya waktu untuk keluarganya?" Sasuke mendecih.
"Kau tahu ayah, 'kan, Sasuke? Dia itu seorang workaholic. Bukankah ini juga sudah biasa? Kenapa kau malah menanyakannya?" Itachi mengambil sebuah onigiri dan memakannya.
"Lalu, kenapa ibu bersedia menikah dengan orang yang bahkan tak peduli dengan keluarganya?" Itachi hampir saja memuntahkan onigirinya.
"Apa yang k—"
"Sudah-sudah! Lanjutkan makan kalian." Mikoto menyerukan sambil menyiapkan hidangan penutup.
"Oh, iya, ibu lupa mengatakannya. Besok anak teman SMA ibu dari Konoha akan menginap disini untuk sementara waktu. Dia baru diterima di universitas yang sama dengan Sasuke. Setelah nanti mendapatkan kerja sambilan dan cukup uang, dia baru akan pindah dan menyewa apartemennya sendiri. Bersikap baiklah dengannya, Itachi-kun, Sasuke-kun." jelas Mikoto.
"Hn."
"Baiklah."
...
"Kau akan tinggal dimana selama di Tokyo?"
"Aku akan tinggal di rumah teman SMA ibu sampai aku bisa mendapatkan kerja sambilan disana. Lalu, jika uangku sudah cukup, mungkin aku akan menyewa sebuah apartemen." Sakura menarik kopernya setelah sampai di stasiun. Ino mengantarnya, ibunya sedang tak bisa mengantar karena ada urusan mendadak di kantornya.
"Kurasa aku harus segera naik ke keretaku, pig. Jaga dirimu, aku akan pulang setahun sekali. Jangan makan terlalu banyak, nanti kau akan bertambah gemuk." Sakura mendekap erat sahabat yang akan ditinggalkannya.
"Cerewet! Jangan menceramahiku, forehead!"
Sakura berjalan mendekat ke arah kereta sembari melambaikan tangannya ke arah Ino sambil tersenyum lembut. Rasanya berat sekali harus meninggalkan sahabat sejak kecilnya itu.
"Hati-hati, forehead, jaga dirimu baik-baik. Hubungi aku jika kau sudah tiba di Tokyo, ya!" Ino melambai saat kereta api sudah mulai berangkat.
Sakura mengintip dari jendela kereta, "tolong jaga ibuku baik-baik, pig." Ino mengangguk. Setelahnya, kereta api mulai meninggalkan stasiun.
Sakura menyandarkan punggungnya pada bangku. Masih ada delapan jam lagi, lalu ia baru akan sampai di Tokyo. Lebih baik jika ia tidur sesaat dan saat dirinya tiba di kota tujuannya, semuanya akan baik-baik saja.
...
Sakura mengetuk pintu rumah kediaman Uchiha itu perlahan yang setelah itu dirinya disambut hangat oleh sang nyonya rumah.
"Sakuraa-chan, sudah tiba di Tokyo kenapa tidak hubungi bibi? Bibi bisa menjemputmu disana." Mikoto menyentuh kedua bahu Sakura sambil tersenyum lembut.
"Tinggal disini saja sudah merepotkan bibi, apalagi kalau harus menjemputku." Mikoto menggeleng dan setelah itu membantu Sakura memasukkan kopernya.
"Bagaimana kabar Mebuki? Ibumu baik-baik saja?" Sakura mengangguk.
"Ibu titip salam untuk bibi." Ujar Sakura.
"Ah, begitu. Oh, iya, tidak apa-apa 'kan jika Sakura-chan tidur di kamar anak bibi. Kamar tamu sedang direnovasi. Nanti biar anak bibi tidur di kamar kakaknya saja."
"Asalkan tidak merepotkan bibi saja." jajaran gigi putih itu terlihat saat Sakura tersenyum.
"Tentu saja tidak. Setelah ini tolong temani bibi ke mall ya, Sakura-chan. Kita adakan sedikit renovasi pada kamar yang akan kau tempati." Sakura mengangguk setuju.
...
"Tadaima."
"Okaerinasai." sahut Itachi.
"Ibu dimana?" tanya Sasuke sembari meletakkan tasnya di atas sofa.
"Di dapur bersama Sakura-chan." jawab Itachi.
"Sakura-chan?"
Itachi mengangguk, "anak teman SMA ibu yang ibu ceritakan kemarin malam." Sasuke manggut-manggut.
"Sasuke-kun? Sudah pulang ternyata. Ayo, sini, makan malam sudah siap. Itachi-kun kemari, makan," panggil Mikoto.
"Bibi, ini diletakkan dimana?" Sakura datang membawa semangkuk besar kuah kare. Mikoto menunjuk tempat di tengah-tengah meja makan dan Sakura meletakkannya disana.
"Ini Sakura-chan—Haruno Sakura, putri teman SMA ibu yang ibu ceritakan. Dia hanya setahun lebih muda dari Sasuke-kun, lho!" jelas Mikoto.
"Perempuan? Cih, merepotkan saja." Semua atensi beralih pada Sasuke.
"Sakura-chan, ini Sasuke-kun—Uchiha Sasuke, putra bungsu bibi. Sasuke-kun kalau bicara dengan orang yang tak dikenalnya memang seperti itu, tolong jangan dimasukin ke hati kalau dia berkata kasar, ya, Sakura-chan. Lama-lama nanti Sasuke-kun juga akan terbiasa." Sakura tersenyum lembut. "Ini Itachi-kun—Uchiha Itachi, putra sulung bibi. Berbeda dengan Sasuke-kun, Itachi-kun lebih cepat beradaptasi. Kalian juga sudah bercakap-cakap tadi, bukan?" anggukan diberikan Sakura sebagai jawaban.
"Halo, Sasuke-kun, Itachi-nii-san. Yoroshiku ne,"
"Halo, Sakura-chan!"
"Hn."
…
Sasuke meneguk segelas air, kemudian beranjak bangun dari kursi meja makan. Ia mengambil tasnya yang tergeletak di atas sofa dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Tetapi, sesuatu yang berbeda tampak dari dalam kamarnya.
Merah muda?
Apa ini benar kamarnya?
Ranjang merah muda. Meja merah muda. Kursi merah muda. Pigura merah muda. Tirai merah muda. Dan apa-apaan in?! Darimana datangnya poster boyband Korea ini? Sejak kapan juga Sasuke mgefans sama artis-artis Korea? Kenapa kamarnya jadi serba merah muda?!
"Hmm, ada apa, Sasuke? Apa sesuatu telah terjadi?" tiba-tiba saja Itachi sudah ada di belakang Sasuke.
Saat itu juga Sasuke rasanya seperti ingin menangis meraung-raung.
"IBU! ADA APA DENGAN KAMARKU?!"
.
To Be Continue
.
[¹] Todai means Tokyo Daigaku or University of Tokyo.
.
Author's Note, maafkan atas segala kekurangan. Semoga suka dengan fanfic ini, ya!
bloom
