Hari yang cerah dengan cahaya matahari yang hangat.
Akhir pekan.
Liburan musim panas.
Taman bermain.
Menjadi liburan yang sempurna bagi Sousuke dan Rin sebelum kembali menjalani rutinitas mereka sebagai atlet renang. Jangan bayangkan Sousuke yang mengajak, ini murni ajakan Rin ditambah dengan tantangan yang entah apa dari Rin. Pemenang akan menentukan sendiri hadiah yang diinginkan.
Terkesan kekanak-kanakan.
Memang.
Dari dulu mereka tidak berubah.
Namun sepertinya rencana yang sudah mereka susun harus sedikit mengalami perubahan.
"Sousuke nii-chan!" suara gadis kecil menyapa.
"Ya?" Sousuke menunduk. Menatap ke arah gadis kecil yang ada di sebelah kanannya. Tingginya pun hanya sebatas pinggang Sousuke.
"Sepertinya kita sudah pernah melewati stand es krim itu."
"Umm." Laki-laki kecil di sebelah kiri Sousuke mengangguk setuju. "Kita malah kembali ke tempat semula," ia menambahkan.
Sousuke menatap sekelilingnya. Ia baru menyadari tempat yang mereka pijak kini merupakan tempat mereka pertama kali bertemu. Area ini menjadi lebih ramai dari pada sebelumnya.
Mereka sudah berjalan selama tiga puluh menit hanya untuk kembali ke tempat semula.
Sial. Mereka tersesat dan tak tahu arah jalan kembali ke teman dan keluarga mereka yang sedang menunggu.
Salahkan saja ponselnya yang mati kehabisan daya sehingga Sousuke tidak bisa menghubungi Rin.
Dan salahkan pula kemampuan spasialnya yang buruk sejak dulu.
Rin pasti akan menertawainya habis-habisan.
OooOooO
Tersesat
Free! Kouji Ouji and Kyoto Animation
Warning: Out of character parah, ide dan komedi receh, bahasa santai dan tema ringan, timeline tidak jelas.
Tidak ada keuntungan materiil apa pun yang didapat dari penulisan fanfiksi ini. Tulisan ini murni hanya untuk mendapatkan kepuasan pribadi dan melepas penat.
Masukkan yang membangun sangat saya apresiasi dan akan saya coba aplikasikan sehingga dapat membuat tulisan yang lebih baik dari sebelumnya.
Happy reading (Kalau ada yang baca).
OooOooO
Hari yang ditunggu telah tiba. Setelah berbulan-bulan penuh ketegangan dan tekanan dalam berbagai turnamen, akhirnya mereka mendapat hari libur. Rin memilih kembali ke Jepang untuk mengisi liburan singkatnya. Mengunjungi ibunya, Gou, (makam) ayahnya, dan tentu saja teman-temannya.
Namun hari ini Rin spesial mengajak Sousuke untuk bertaruh di taman bermain. Mohon dicatat. BERTARUH. Bukan untuk berekreasi. Rin memilih untuk bertemu Sousuke dahulu yang masih berada di Tokyo sebelum menuju Iwatobi. Ia juga sudah lama ingin ke taman bermain ini. Teman-teman yang lain akan ia kabari setelah ini, kejutan sih rencananya.
Rin masih menunggu Sousuke di kursi yang disediakan taman bermain tersebut, yang sebelumnya izin untuk ke toilet. Padahal Rin sudah berbaik hati ingin menemani Sousuke. Rin sudah sangat hafal dengan kelemahan Sousuke dalam mengingat arah. Tapi Sousuke menolak. Tidak ingin merepotkan katanya.
'Kalau begini mana yang lebih merepotkan?' Rin menggumam dalam hati sembari melihat ke arah arloji di tangan kirinya.
Sudah tiga puluh menit, saudara-saudara sekalian!
Ini terlalu lama. Memang sih tempat mereka cukup jauh dari lokasi toilet berada. Tapi tidak sampai tiga puluh menit juga. Rin yakin Sousuke tersesat tapi malu bertanya pada orang sekitar. Pasti saat mencari toilet, ia harus berputar-putar dulu. Ia juga sangat ingat kalau Sousuke tidak bisa membaca peta.
Rin inisiatif menelepon Sousuke.
[Maaf, nomor yang Anda tuju-]
Rin langsung mematikan telepon saat mendengar suara operatorlah yang menjawab panggilan teleponnya. Pasti Sousuke lupa pula untuk mengisi daya ponsel mengingat Sousuke sangat jarang menggunakan ponsel karena jadwal latihan yang lumayan padat.
Sial.
Hari ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan. Rin membatin.
oOo
Pandangan mata Sousuke menyisir ke segala arah. Memandang area yang biasa menjadi tempat istirahat para pengunjung. Suasana dan bentuk kursi taman di bagian ini terlihat sama dengan tempat ia dan Rin terakhir kali. Tapi tidak dengan stand es krim yang ada di sana.
Ini bukan tempat Rin menunggu terakhir kali.
Mau tidak mau, Sousuke mengakui bahwa ia tersesat.
Sousuke mengambil ponsel yang ada di saku celananya. Berharap dapat menghubungi Rin dan memberikan petunjuk di mana ia berada. Sousuke membuka tombol kunci pada ponselnya tetapi tidak ada cahaya yang keluar dari ponsel tersebut.
Sial.
Ponselnya mati. Ia lupa mengisi daya ponsel tersebut semalam.
Setidaknya ia harus menemukan information center dari taman bermain ini. Membuat pengumuman kepada Matsuoka Rin agar menemuinya di tempat saat ini. Mungkin ditambah dengan bumbu-bumbu drama untuk menghilangkan muka sok cool milik seorang Matsuoka Rin itu.
Sousuke kemudian melanjutkan perjalanan tanpa arahnya. Barangkali di tengah jalan ia akan menemukan pusat informasi. Ia baru berjalan beberapa langkah sebelum mendengar teriakan dua orang anak memanggil kakaknya. Sousuke tidak ambil pusing. Paling mereka cuma terpisah sebentar. Kalau pun mereka tersesat, Sousuke tidak bisa membantu karena ia sendiri juga tersesat. Sousuke memilih melanjutkan langkah santainya.
"Onii-chan! Oniiiiii-chaaaan," teriak dua anak berbeda gender. Suara mereka terdengar lebih dekat dari posisi Sousuke saat ini dan ia masih tidak mau ambil pusing. Semakin cepat bertemu Rin, maka akan semakin baik.
Sayang, takdir berkata lain.
Seseorang menabrak Sousuke dari belakang diikuti dengan suara seseorang terjatuh. Mau tidak mau Sousuke menoleh ke belakang. Mata berwarna tosca-nya mendapati dua orang anak, seorang anak laki-laki dengan posisi terduduk –sepertinya yang tidak sengaja menabrak Sousuke dan seorang anak perempuan yang membantu salah satunya untuk berdiri. Jika diperhatikan dengan seksama, mereka terlihat kembar walau memiliki perbedaan pada warna rambut.
Mata kedua anak tersebut sudah basah dengan air mata. Ditambah dengan tatapan takut yang dilayangkan oleh kedua anak tersebut. Sepertinya tangis kedua anak tersebut semakin deras.
'Mukaku seseram itu kah?' Sousuke membatin.
"Ma-maaf," ucap si anak laki-laki sembari sesenggukan. Ia berusaha berdiri dibantu oleh kembarannya, dilanjutkan dengan kedua anak tersebut langsung membungkuk meminta maaf.
"K-kami minta maaf," sekarang giliran si anak perempuan yang minta maaf.
Sousuke kemudian berjongkok, menyamakan tingginya dengan dua anak yang ada di hadapannya dan meminta anak-anak tersebut untuk menegakkan tubuhnya. Ia tertegun saat melihat mata kedua anak tersebut dengan jelas.
'Mirip seseorang. Pernah lihat. Tapi siapa?' Sebenarnya Sousuke khawatir. Ia takut kalau-kalau terkena demensia dini.
Masih muda tapi sudah pikun. Giliran masalah Rin, tanpa diucap dua kali pun ia sudah hafal.
"Sudah... sudah. Bukan salah kalian. Harusnya aku yang minta maaf karena menghalangi jalan kalian," ucap Sousuke sembari mengusap kepala si kembar.
Isak tangis si kembar mereda. Setidaknya mereka merasa tidak akan dimarahi karena insiden kecil tadi. Mereka mulai mengusap mata dan hidung mereka yang sudah basah dengan tisu yang berasal dari tas si anak perempuan.
"Ayo, kalian sudah besar. Jangan menangis," Sousuke bingung bagaimana menenangkan anak yang sedang menangis. Ia tidak pernah berinteraksi langsung dengan anak-anak. "Jadi kalian terpisah dari orang tua kalian? Biar aku antar menemui mereka."
Serius, Sou? Kau saja sedang tersesat saat ini.
Gagallah sudah rencana "kabur dari anak kecil" kali ini. melihat tatapan anak-anak dihadapannya, Sousuke luluh. Ia hanya berharap Rin tidak membunuhnya.
"Kami datang bersama onii-chan," jawab anak perempuan dengan rambut bercepol dua.
Dasar kakak ceroboh. Atau jangan-jangan kakak mereka berniat meninggalkan mereka di taman bermain karena merasa iri pada adik-adiknya? Sousuke membatin.
Seseorang tolong jauhkan Sousuke dari FTV yang rutin ditontonnya setiap selesai latihan.
"Baiklah. Ayo kita cari kakak kalian bersama-sama," Sousuke mengoreksi perkataan sebelumnya.
"Ran, tapi kata kaa-chan, tou-chan dan onii-chan, kita tidak boleh berbicara dengan orang asing." Oh, jadi anak perempuan itu bernama Ran. Batin Sousuke
"Tapi Ren, sepertinya aku pernah lihat kakak ini di foto onii-chan." Lalu yang laki-laki bernama Ren. Sousuke tidak mendengar jelas perkataan anak perempuan tersebut.
"Baiklah. Jadi kalian mau kutemani atau tidak?" tanya Sousuke to the point. Menatap anak-anak tersebut dengan pandangan tegas. Kedua anak tersebut saling berpandangan. Lalu menatap balik Sousuke dengan pandangan intens.
"Aaa... Kau benar, Ran," Ren membenarkan. "Aku pernah melihat kakak dalam foto milik onii-chan," lanjut Ren sembari menunjuk Sousuke.
"Eh?" Sousuke sedikit terkejut. "Siapa nama kakak kalian?"
"Tachibana Makoto," jawab si kembar kompak.
Oh, jadi dia kakak tidak bertanggung jawab itu? Sousuke kembali membatin.
