CONFESSION?
.
.
Bulan masih berada di peraduannya tatkala seorang pria mungil bergegas mencari taksi di tengah sunyinya kota Seoul pada dini hari. Baekhyun mengecek arloji yang melingkar manis di lengan kirinya, pemberian Chanyeol. Masih pukul 4 namun Baekhyun sudah bergegas pergi ke rumah Chanyeol.
Beberapa jam yang lalu, Ibu Chanyeol menelpon Baekhyun, mengatakan bahwa Chanyeol baru saja pulang dari pesta yang diadakan teman-teman seangkatannya saat sekolah dulu. Ibunya bilang bahwa Chanyeol pulang dengan keadaan sedikit mabuk dan tercium aroma rokok ditubuhnya, salah satu barang yang paling dibenci Baekhyun— selain mentimun— di dunia ini.
Maka tanpa ba bi bu, Baekhyun langsung bergegas bertandang ke rumah Chanyeol.
Setelah sampai, Baekhyun buru-buru mengetuk pintu rumah Chanyeol dengan tidak sabaran.
Pada ketukan yang kelima, barulah pintu rumah Chanyeol terbuka, menampilkan sesosok wanita paruh baya yang tak lain merupakan Ibu Chanyeol.
"Oh! Kau sungguh datang?" Ibu Chanyeol menatap Baekhyun takjub, tak menyangka jika Baekhyun akan senekat ini.
Baekhyun tersenyum manis sebagai balasannya, "Tentu saja Ibu, bolehkah aku masuk?"
Ibu Chanyeol pun menganggukkan kepalanya sambil membukakan pintu rumah lebar-lebar, mempersilahkan Baekhyun masuk.
Setelah sampai didalam, Ibu Chanyeol menghadap Baekhyun, "Dia ada dilantas atas, kamarnya. Masuk saja kesana." Katanya sambil menggesturkan telunjuknya ke tangga.
Baekhyun mengangguk hormat lalu pergi ke atas, sesuai apa yang Ibu Chanyeol katakan.
Setelahnya, Baekhyun memutar kenop pintu kamar Chanyeol yang ternyata tidak dikunci. Aroma alkohol dan rokok langsung menguar menusuk indera penciumannya. Baekhyun mengibaskan tangannya sembari menutup hidung, menghalau bebauan memaukkan yang paling ia benci.
Dilihatnya seorang raksasa tengah tidur dengan posisi menelungkup di ranjang. Oh, jangan lupakan dengkuran kerasnya.
Baekhyun menatap miris akan pemandangan dihadapannya, Chanyeol tertidur dengan sepatu masih terpasang di kedua kaki sialannya. Jaket serta topi nya pun masih melekat sempurna ditubuh besarnya.
Dengan inisiatifnya, Baekhyun melepaskan kedua sepatu Chanyeol dengan hati-hati.
Baekhyun menempatkan dirinya disisian ranjang Chanyeol, memperhatikan rupa lelakinya saat tertidur. Damai seperti anak bayi yang tidak berdosa. Membuat niat Baekhyun yang hendak mengomeli Chanyeol tadi menguap seketika.
Ditamparnya pelan pipi Chanyeol, membangunkan pria itu dari mimpinya.
"Jangan bersender padaku Kyungsoo. Aku sudah punya pacar," Oh, rupanya ia mengigau. Dan tunggu, siapa tadi? Kyungsoo?
Baekhyun mengernyitkan dahinya mendengar nama lelaki asing itu disebut oleh Chanyeol. Siapa gerangan Kyungsoo sehingga Chanyeol sampai memimpikannya?
Ia kembali menampar-nampar pipi Chanyeol, karena pria itu tak kunjung bangun juga. Tamparan tidak mempan, lalu dengan cara apalagi ia membangunkan Chanyeol?
Ah, Baekhyun mendapat ide. Bibir tipisnya kini menerbitkan senyum manis, tersenyum akan rencana yang otaknya suarakan.
Dengan perlahan Baekhyun menipiskan jarak antara wajah keduanya, posisinya saat ini miring menghadap wajah Chanyeol. Pelan-pelan ia mendekati wajah Chanyeol, lalu cup! Bibir mereka bertemu.
Baekhyun menggerakan sedikit bibirnya diatas bibir Chanyeol, menikmati pagutan yang ia pimpin.
Setelah beberapa saat Baekhyun merasa pagutannya dibalas oleh lunak yang sama, ia membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Mendapati Chanyeol dengan senyum bodohnya membalas ciuman Baekhyun.
Maka Baekhyun pun buru-buru melepaskan tautan mereka.
"Kenapa dilepas.." Rengek Chanyeol, bibirnya ia kerucutkan seperti anak kecil yang permennya diambil.
Baekhyun memutar bola matanya jengah, "Kau kan sudah bangun bodoh!"
"Tapi yang ini juga bangun, Baek," Chanyeol menunjuk sesuatu yang menggembung dibalik celana jeans yang ia kenakan, Baekhyun memelototkan matanya horror saat mendapati pemandangan tersebut. Sial, ia kena masalah.
Tak ingin terjebak dalam tipu muslihat Chanyeol, Baekhyun mengalihkan pembicaraan, "Kau mabuk-mabukkan, 'kan?"
Belum sempat Chanyeol menyuarakan jawabannya, Baekhyun kembali menodongnya dengan pertanyaan lain.
"Kau merokok juga 'kan?"
Dan yang terakhir,
"Siapa Kyungsoo?"
Bodohnya Chanyeol hanya membalas pertanyaan Baekhyun dengan rahang terbuka tanpa berusaha membela diri.
Baekhyun melipat tangannya di dada, mendongakkan dagunya ke Chanyeol, "Diam berarti iya." Tandasnya final.
Untung saja otak Chanyeol mampu merespon cepat akan penuturan final Baekhyun, maka dengan sigap ia memegang lengan Baekhyun, mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
"Dengarkan aku dulu." Untungnya Baekhyun bukanlah tipe submissive yang rela dibodohi oleh spekulasinya sendiri, maka dengan sedikit rasa kemanusiaan, Baekhyun mendengarkan penjelasan Chanyeol.
"Jadi begini, semalam aku memang minum. Tapi hanya segelas, aku bersumpah!" Ujarnya sungguh-sungguh.
Baekhyun menyipitkan matanya menatap Chanyeol curiga namun Chanyeol mengindahkannya.
"Yah, Minseok mentraktirku. Aku tidak kuasa menolak tawarannya."
Tatapan curiga masih ia layangkan, tidak puas dengan pengakuan Chanyeol. "Rokok?"
Chanyeol terperanjat lalu mencium aroma tubuhnya, sial. Ada aroma rokok yang menempel pada jaketnya. Rokok adalah benda paling dibenci Baekhyun selain mentimun, habislah ia.
"Baekhyun demi Tuhan, aku tidak merokok. Temanku merokok namun aku tidak. Kau tahu, jika kau berdekatan denga perokok, maka aromanya akan hinggap ditubuhmu juga," Chanyeol membela diri sambil menggesturkan tangannya membentuk tanda peace.
Melihat kesungguhan Chanyeol dalam mengungkapkan pengakuannya, mau tak mau membuat Baekhyun mempercayainya. Namun masih ada satu yang mengganjal.
"Siapa Kyungsoo?" Nah.
Chanyeol membelalakkan matanya, kaget dengan pertanyaan Baekhyun. Darimana ia tahu Kyungsoo?
"Kau tadi mengigaukan namanya." Seakan mampu membaca pikiran Chanyeol, Baekhyun menjawab pertanyaan Chanyeol yang hanya ia simpan di otak.
"Yeah, dia teman lamaku. Semalam aku bertemu dengannya dipesta. Kau tahu, dia bergelayut dipundakku tapi aku menjauhkannya karena aku sudah punya pacar!" Dengan bangga Chanyeol berucap, senyumnya terlampau lebar karena secara tak langsung ia berhasil setia.
"Siapa pacarmu?"
"Tentu saja kau!"
Jawaban sederhana Chanyeol sukses membuat senyum Baekhyun terbit. Rasa panas menjalari pipinya, menghadirkan semburat merah tipis.
Dengan tiba-tiba Chanyeol menarik Baekhyun ke dadanya. Membuat Baekhyun terjatuh diatas Chanyeol. Senyuman Chanyeol memberi isyarat lain, dan Baekhyun tak bodoh untuk tak mengetahuinya.
"Adikku terbangun karena ulahmu. Maka sekarang kau harus menidurkannya kembali." Chanyeol berucap lirih di telinga Baekhyun. Menjilatinya dengan sensual.
Saat Baekhyun mencoba untuk bangkit, Chanyeol menariknya lagi sehingga kini kejantanan mereka bergesekkan.
Ouch, rupanya Chanyeol benar-benar keras.
Mau tak mau ia harus menetap dikamar Chanyeol sampai matahari terbit.
Menidurkan kembali penis sialan Chanyeol yang sangat kurang ajar.
Walaupun dia juga senang, sih.
END
A/N
Ini apaaaa XD /teriak histeris/ gatau kenapa tiba-tiba kepikiran ini pas lagi revisi chapter 2 UNFAITHFUL, jadi buru-buru ngetik, tanpa edit hehehe. Rencananya ini mau ku bikin drabble gitu, berchapter tp setiap chapternya beda cerita. Kayak 1 chapter langsung end, chapter depannya beda lagi ceritanya, gitu. Maunya sih genre fluffy karena aku pusing sendiri kalau ada konflik. Cukup UNFAITHFUL aja yang konfliknya berat, ini jangan.
Sekian cuap-cuapnya, bye bye.
Find me on ig and twitter : pinkeutrash
