The Prince and The Prince
Author: Kai Natsuyou
Rating: PG-13 (untuk chapter ini)
Disclaimer: Takeshi Konomi
Genre: Romance, Drama
Summary: Pangeran Gakuto bertemu dengan seseorang yang aneh… Tapi lebih anehnya lagi, ia tidak bisa menghilangkan sosok orang aneh itu dari pikirannya… Dirty Pair AU.
Chapter I (selesai dalam 30 menit nn) : A Weird Meeting
"Pangeran Gakutoo!! Dimana kau, pangeran? Sebentar lagi saatnya pelajaranmu dimulai!!" ia menengok ke kanan kiri, menyusuri koridor istana, mencari. "Pangeran, kumohon keluarlah! Guru privat anda bisa marah-marah lagi!!" tanpa menyerah, ia menyusuri setiap ruang kosong dan memeriksa setiap tempat yang memungkinkan untuk bersembunyi.
Hiyoshi sialan itu… sampai kapan ia menyerah mencariku, sih? Huh, siapa yang mau ikut pelajar membosankan itu! Apa peduliku pada nama-nama pahlawan, nama-nama kota di negara lain, atau bahkan kondisi keuangannya? Apa hubungannya denganku? Kenapa sih aku ngga bisa melakukan hal-hal yang kuinginkan saja??"
"Ah, ketemu kau pangeran!" Hiyoshi, sang pengawal istana (yang kemudian entah kenapa beralih profesi jadi sang-pencari-pangeran setiap kali pangeran kabur dari kegiatan belajarnya,) membuka lemari kamar kosong itu, tapi yang dia temukan hanyalah pakaian-pakaian tidak terpakai.
"Cuma perasaanku rupanya…" Hiyoshi menghela nafas dan menutup kembali lemari pakaiannya.
'Huff… hampir saja, kupikir aku sudah ketahuan…' Gakuto merapatkan dirinya ke tembok dan menarik tirai agar tubuhnya tidak terlihat. Si Hiyoshi itu matanya tajam, aku tidak boleh lengah…
"Disitu kau!" Hiyoshi menyingkap tirai yang menyembunyikan Gakuto dan menangkap pergelangan tangannya. "Pangeran, kau sudah tidak punya tempat lagi untuk lari. Sekarang ikut aku ke ruang belajarmu!" Hiyoshi menarik Gakuto dengan paksa menuju pintu keluar.
"Uugh… lepaskaaan! Aku ngga mau belajaaar!" Gakuto menginjak kaki Hiyoshi (ouch!) dan segera berlari ke arah jendela.
"Pangeran, apa yang kau—"
"Hehe, bye-bye Piyoshi" dan dengan secepat kilat, Gakuto loncat dari balkon ruangan tersebut.
"Pangeran, itu berbaha—" namun sosok sang pangeran sudah menghilang dari balkon. Hiyoshi segera menghampiri pagar balkon dan memandang ke bawah, tapi yang dilihatnya hanyalah hamparan dedaunan— pangeran pasti sudah bersembunyi di antara semak-semak tersebut. "Paaaaang-eeeee-raaan!!" teriak Hiyoshi geram, tapi tentu saja orang yang dipanggil tidak akan menjawabnya. Dengan marah, ia segera keluar pintu, bermaksud menghampiri si pangeran nakal.
Gakuto membenamkan kepalanya, merebahkan dirinya ke sesuatu yang seharusnya permukaan tanah— berusaha menyembunyikan dirinya dari kejaran si pengawal songong itu. Sepertinya ia sudah pergi. Yah, tidak mungkin ia berani meloncat dari situ juga.
"Ouch… itu sakit…" sebuah suara yang berat terdengar, dari… bawah Gakuto.
Gakuto membuka matanya dan melihat, tepat di bawah wajahnya, sebuah wajah yang sedang tersenyum, sepasang kacamata bundar bertengger di hidungnya, namun Gakuto bisa melihat matanya yang berwarna biru keunguan menatap dalam-dalam ke mata Gakuto, dan membuatnya seolah… terhipnotis. Gakuto terdiam. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa saking kagetnya. Si-si-si-siapa orang ini— kenapa ia ada di sini— dan lainnya, tapi bibirnya tidak bisa bergerak. Pria itu tesenyum makin lebar dan berbisik dengan suaranya yang menggoda, "siapakah engkau, wahai sosok mungil? Mungkinkah engkau seorang bidadari dari langit yang diutus untuk membawaku ke surga? Kalau begitu, bawalah aku ke sana sekarang juga…"
Gakuto terdiam, ia merasa wajahnya memanas, entah karena kata-kata si pemuda, atau karena mereka begitu dekat… dan bisa merasakan nafas masing-masing.
"Atau mungkin," pemuda itu meraih tangan Gakuto yang sejak tadi tanpa sadar terletak di atas dada si pemuda, lalu mendekatkannya ke bibirnya dan mengecup lembut tangan Gakuto, " …engkau adalah peri penunggu taman ini yang hendak menghukumku karena aku telah mengganggu ketenanganmu karena memasuki daerah kekuasaanmu tanpa izin? Kalau begitu, hukumlah aku… aku tidak keberatan dihukum oleh peri mungil secantik dirimu…" dan ia melepaskan tangan Gakuto dari bibirnya yang lembut, namun masih menggenggamnya erat-erat. Gakuto yakin wajahnya pasti merah padam sekarang juga.
"Siapakah namamu, wahai peri mungil? Izinkan aku mendengar suara yang keluar dari bibirmu yang indah ini…" pemuda berkacamata itu melepaskan tangan Gakuto yang digenggamnya, namun kemudian memindahkan jari-jarinya yang kokoh itu ke bibir Gakuto— dan mengusapnya perlahan. "Kenapa engkau tidak menjawabku? Apakah engkau bisu? Apakah ada seorang penyihir yang mengutukmu bisu karena iri pada kecantikan dan keindahan suaramu? Kalau begitu, izinkan aku menarik kutukan itu…" Ia mendekatkan bibirnya ke bibir Gakuto, lalu….
"Aduh!"
"Tahu diri kau, manusia rendahan! Beraninya kau melakukan hal itu padaKU, dasar mesum!!" Gakuto mendaratkan sebuah pukulan di kepala si pemuda yang tidak dikenalnya itu. Ia bangun dan duduk di atas tanah. "Siapa kau?? Apa yang kau lakukan disini?? Aku tidak pernah melihatmu. Pakaianmu tidak terlihat seperti seragam salah satu pekerja di sini. Apa kau tahu bahwa ini istana kerajaan? Kau bisa dihukum mati kalau masuk tanpa izin, dasar bodoh!!"
Jangankan takut mendengar kata-kata Gakuto, pemuda itu malah tersenyum makin lebar.
"Aaah, benar rupanya, sungguh suara yang indah…"
"Kau—" Gakuto hendak menghadiahkan bogem mentah lagi, namun,
"Yuushi-sama!! Hamba mencari anda ke mana-mana! Rupanya anda di sini!! Hamba panik sekali dari tadi…!!" tiba-tiba mucul seorang pemuda lain berambut coklat— yang sepertinya bukan pekerja istana juga, menghampiri mereka berdua.
"Sedang apa anda di sini?? Kita harus segera menemui raja!! Aah, kalau begini ayahanda anda bisa marah-marah lagi.." pria itu menarik tangan si pemuda berkacamata— yang sepertinya bernama Yuushi itu.
"Iya, iya, Taki, tunggu sebentar, aku bisa jalan sendiri… tidak usah menuntunku lagi…"
"Tapi nanti Yuushi-sama hilang lagi!!" si pemuda panik menggenggam tangan Yuushi makin erat, dan menariknya menjauh dari Gakuto. Gakuto hanya terdiam melihat… pemandangan yang sangat familiar untuknya itu.
"Aah, tunggu Taki," Yuushi melepaskan tangannya, dan menghampiri Gakuto yang masih terduduk di tanah. Ia berlutut dan sekali lagi, ia meraih tangan Gakuto dan mengecupnya, "Maaf, sepertinya kau tidak bisa menghukumku sekarang, peri mungil… tapi aku janji, kita akan bertemu lagi, dan saat itu kau bisa menghukumku, oke?"
Gakuto tersentak dan menarik tangannya. "Apa yang kau—"
"Jyaa, Yuushi-sama, cepat" pemuda bernama Taki makin panik, dan Yuushi hanya tmenghela nafas dan menghampirinya, lalu sosok mereka perlahan-lahan menjauh dari pandangan mata Gakuto. Gakuto tertegun.
A…APA-APAAN ITU TADI??
Bersambung….
Haha, aneh yah? Aneh yah? Ini baru awal banget kok. Sori klo agak lebay (pa lagi dialog Yuushi yang gombal XD ditusuk). GW ga tw kenapa gw tiba2 nulis ni fanfic. Yah, gara2 temen gw, Yuu-kun nyuruh gw untuk kembali aktip nulis di FF. sehingga gw melahirkan fanfic geje ini…. XD)
R&R please
