Kon'nichiwa! Watashiwa Chang Mui Lie desu! aku adalah author baru di fandom ini. Namun, aku adalah author lama di fandom Kamichama Karin, Harvest Moon dan Doki-doki Tamatan. Semoga readers menyukai fanfic yang gajetot ini ^^ Gomen, diperbarui lagi (OAO)
Vocaloid © Crypton, Yamaha
I Love You 'By The Cake' © Chang Mui Lie
WARNING: GAJE, OOC, TYPO, KEPO, OOT, GA-NYAM, DLL
AUTHOR NOTE:
1. Marga Rin berubah menjadi 'Kagaku' dan marga Lenka berubah menjadi 'Kagashira'
2. Len dan Rinto menjadi saudara di fanfic ini
Good Reading & Good Review! ^^
Seorang gadis berambut kuning yang pendek mengaduk-aduk adonan kuenya. Ia mendapat pesanan dari sahabatnya yang bernama Lenka Kagashira. Selesai mengaduk-aduk adonan kuenya, ia memasukkan adonan itu ke dalam loyang kue lalu memasukkannya ke dalam oven.
"Nah, sekarang tinggal di masukkan ke dalam oven" kata gadis itu.
Gadis itu memasukkan adonannya ke dalam oven dan mengatur waktu dan suhu yang di perlukan. Ia pun menunggu sampai adonan itu disihir menjadi kue.
TING!
30 menit telah berlalu. Kue yang di buat oleh gadis itu sempurna dan rasanya pun sudah pasti enak. Terketahui dari aroma kue yang dia buat. Gadis itu menghias kue tersebut, lalu memasukkannya ke dalam kardus kue. Tertulis di bagian atas kardus itu.
To: Lenka Kagashira
From: Rin Kagaku
KRING! KRINGG!
Telepon di toko kue Rin sekaligus rumahnya berbunyi. Dengan segera, Rin mengangkat teleponnya.
"Kon'nichiwa, ini dari toko kue Kagaku" kata Rin ramah di telepon.
"Oh, jadi ini toko kue? Gomen, mungkin aku salah sambung"
Rin menutup teleponnya ketika orang yang tadi salah sambung itu menutup teleponnya juga.
"Hahh... Ternyata salah sambung" kata Rin sedikit kecewa.
Tak lama kemudian, telepon berbunyi lagi.
KRING! KRINGG!
Rin pun mengangkatnya.
"Kon'nichiwa, ini dari toko kue Rin" kata Rin ramah.
"What? I didn't understand what do you say"
"HaᅳHah...?"
"What is haᅳhah? Are you Rika?"
"SoᅳSorry. Maybe, you have call the wrong number..." jawab Rin.
Rin langsung saja menutup teleponnya.
"Huhh...! lagi-lagi salah sambung!" kata Rin kesal.
Rin pun kembali menuju dapur. Namun, tak lama, telepon berbunyi lagi.
KRINGG! KRINGG!
"Huhh... Sudahlah, Rin. Jangan pedulikan bunyi 'monster' itu, terus saja fokus" kata Rin pada dirinya sendiri.
KRINGG! KRINGG!
Telepon kembali berbunyi, namun, Rin tetap tidak mau mengangkatnya. Akhirnya pun telepon itu berhenti memanggil Rin. Namun, tak lama kemudian, telepon itu kembali berdering.
KRINGG! KRINGG!
4 Sudut siku-siku tumpul muncul di kepala Rin. Akhirnya, pada bunyi yang keterakhir, Rin pun mengalah. Ia segera menuju tempat teleponnya.
"Iya! iya! akan ku angkat!" kata Rin.
Rin pun mengangkat teleponnya dengan kasar.
"Kon'nichiwa! Ini dari toko kue Rin! Apa anda ingin memesan kue?!" tanya Rin dengan kasar.
"Ya... aku mau"
Rin tersentak kaget. Ternyata, ia berbicara dengan seorang pembeli.
"AᅳAh... gomen'nasai. Anda... ingin memesan kue apa?" tanya Rin sedikit ketakutan.
"Hm... aku pesan chocolate cake saja, ya"
"AᅳAnda harus mengirimkan alamat anda..." kata Rin.
"Baiklah. Jalan Ikuwono nomor 23"
"Arigatogozaimasu" kata Rin sambil menutup teleponnya.
Rin menjadi sangat tegang dengan kejadian tadi. Ia tak bisa memikirkan apa yang akan terjadi jika ia kasar kepada seorang pembeli atau pemesan. Ia menjadi merinding, namun harus semangat.
"JaᅳJadi..."
Rin segera melangkah menuju dapur.
"AKU HARUS SEMANGAT!" kata Rin.
Rin mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat Chocolate Cake. Rin membuat kue itu dengan segenap hatinya.
1 Jam telah berlalu, Rin telah menyelesaikan kuenya. Ia memasukkan Chocolate Cake itu ke dalam kardus kue.
"Oke! Tinggal di kirim!" kata Rin dengan bangga.
Dengan segera, Rin melepas celemeknya dan mengambil kertas alamat yang berisikan alamat yang ia catat tadi di telepon. Kemudian, Rin keluar dan mengeluarkan sepedanya. Tentunya Rin tak lupa untuk mengunci rumah yang sekaligus toko kuenya. Rin meletakkan kuenya di keranjang sepedanya. Rin pun berangkat menuju ke rumah sang pemesan.
Rin melihat jalan yang harus ia lewati sedang macet. Akhirnya, Rin pun mengambil jalur jalan pintas. Rin berhasil melewati kemacetan itu. Namun, tanpa sengaja, terlihat seorang pemuda yang sedang bermain skateboard-nya.
Pemuda itu turun melalui gagang tangga menggunakan skateboard-nya. Tepat saat itu, Rin melewati jalan itu. Pemuda itu kaget melihat adanya Rin di situ (situ mana?).
"Hoi! Awas!" kata pemuda itu.
Rin menengok. Ia pun terlihat kaget ketika melihat pemuda itu siap turun ke arahnya. Rin yang melihat skateboard itu menuju ke arahnya langsung tak bisa berbuat apa-apa. Rin merasa tidak bisa menggerakkan kakinya untuk mengayuh sepedanya.
Rin menutup matanya dengan maksud tak mau melihat apa yang akan terjadi. Pemuda itu pun segera mengontrol skateboard-nya agar bisa loncat melewati atas kepala Rin. Dan ia bisa melakukannya, Rin pun selamat dari ancaman maut yang hampir menimpanya.
BRUKK!
Namun pemuda itu tidak. Pemuda itu terjatuh dengan posisi tengkurap, sungguh malang nasibnya. Rin membuka matanya dan melihat pemuda yang sudah terjatuh itu. Rin pun segera turun dari sepedanya dan menghampiri pemuda itu.
"Ah, gomen'nasai. Anata wa daijobu desu ka?" tanya Rin sedikit khawatir.
"UᅳUh... Diᅳdimana aku...?" tanya balik pemuda itu.
Pemuda itu membuka matanya dan melihat Rin.
'Kawaiinya... EHH! Apa yang ku pikirkan?! Kenal saja belum!' pikir pemuda itu.
Pemuda itu bangkit berdiri. Rin pun ikut berdiri. Rin merasa bersalah tentang hal tadi. Untung saja kuenya tidak terjatuh dari sepedanya.
"Watashi wa genkidesu. Lain kali kalau bersepeda hati-hati, dong!" tegur pemuda itu.
"GoᅳGomen'nasai... LaᅳLagipula, siapa yang menyuruh kau bermain skateboard di jalan umum?!" tanya Rin.
"Huh! perempuan itu memang selalu saja menjengkelkan!" kata pemuda itu.
"Cih! dasar" kata Rin sambil menaiki sepedanya.
"Hei, kau mau kemana?" tanya pemuda itu.
"Kemana saja boleh. Itu kan bukan urusanmu!" jawab Rin dingin.
Rin pun segera pergi menuju rumah pemesan.
"WhoᅳWhoaa...! RuᅳRumahnya besar sekali!" puji Rin kagum.
Pagar rumah terbuka secara otomatis. Rin pun masuk ke dalam rumah itu dengan membawa kuenya.
"Kyoka..." kata Rin.
Terlihat seorang pemuda yang sangat mirip dengan pemuda yang tadi. Namun, rambutnya di ikat.
"Huh? Dare? Apakah dia sang pemesan? Padahal tingginya menandakan dia masih berumur SMP" kata Rin.
Bisa di ketahui, Rin berumur 13 tahun. Itu artinya, Rin sedang menduduki kelas VIII. Lho? Lho? Lho? Kok jadi OOT ya, readers? Oke, mari kita lanjut! XD
Pemuda itu menengok ke arah Rin. Rin pun menjadi kaget.
"Siapakah kamu?" tanya pemuda itu ramah.
"AᅳAno... Kuenya... ituᅳ"
"Otou-san yang memesan. Sini, biar aku yang mengantarkannya" kata pemuda itu.
Rin memberi pesanan kue itu. Pemuda itu membayar kue Rin sesuai harganya.
"KaᅳKau... yang tadi kan?" tanya Rin.
"Huh? Yang tadi? Maksudmu siapa?" tanya balik pemuda itu.
"Ah, tidak, tidak. MuᅳMungkin aku hanya salah orang saja..." jawab Rin.
Muka Rin mulai memerah karena malu.
"Oh iya, onamaehanandesuka?" tanya pemuda itu.
"Huh?"
"Ore wa Len Kagamine desu" kata pemuda bernama Len itu sambil tersenyum kepada Rin.
"AᅳAh... Watashiwa Rin Kagaku desu. Arigatogozaimasu sudah memesan kue di tokoku. Aku mau pulang dulu, ya. Permisi" pamit Rin langsung keluar dan menaiki sepedanya.
Rin pun pulang menuju tokonya dengan hati berdebar-debar. Ia juga tersandung oleh kebingungan, kenapa pemuda tadi ingin mengetahui namanya. Ia pun bingung.
"Hm... Rin ya...? Nama yang bagus..." kata Len.
TBC
Gimana, readers?
Pasti fanficnya banyak typonya ya? ^^
Gomen ne, namanya juga author baru XD
Gomen juga kalau kebanyakan bahasa Jepang di fanfic ini
Habis authornya suka Jepang, sih XD
.
.
Continue, Keep or Delete? Like or Dislike?
Send Your Review, Ok? ;)
