Konten cerita ini cukup sensitif. Saya pasrah aja deh kalau direport.

Heartache

SuLay

YisTina (Zhang Yixing-Kristina Stoloka)

-000-

Ibunya yang tinggal nun jauh di Cardiff sana meneleponnya pagi-pagi sekali, menginterogasinya hingga Yixing nyaris tak percaya bahwa yang meneleponnya adalah Gwendolen Mary McGregor, perempuan keturunan Skotlandia-Wales yang ditakdirkan menjadi ibunya. Maklum, teringat untuk meneleponnya saja sudah termasuk catatan prestasi Gwendolen sebagai seorang ibu menurut Yixing. Yixing sudah terlampau maklum bahwa ibunya seringkali seperti lupa mempunyai dua anak laki-laki yang tinggal terpisah benua saking sibuknya dia dengan segudang aktivitas penelitian, workshop, seminar, dan tak lupa persidangan. Sebagai dosen linguistik forensik yang laris manis menjadi narasumber dan saksi ahli bidang bahasa di persidangan, pekerjaan lebih banyak menyita perhatian Gwendolen ketimbang dua anak laki-lakinya yang telah beranjak dewasa.

Gwendolen menginterogasinya seputar kasus yang tengah menghebohkan Korea Selatan, memperingatkannya untuk bicara jujur. Berbohong pun percuma, demikian menurut Gwendolen. Dengan kapasitasnya sebagai ahli linguistik forensik, Gwendolen dengan mudah bakal mendeteksi apakah Yixing berbohong atau tidak dengan berpatok pada intonasi hingga pola sintaksis dari kalimat yang terlontar dari bibir Yixing.

"Mum, aku bahkan lupa kapan terakhir kali berbagi ranjang dengan wanita," Yixing menjawab Gwendolen dalam bahasa Inggris, menunjukkan kemampuan bahasa Inggris-nya yang masih sangat baik kendati sudah lebih dari sepuluh tahun dia tinggal terpisah dari Gwendolen dan terbilang jarang berkomunikasi dengan perempuan itu. Dalam hati Yixing merasa jengah mendengar pertanyaan dari Sang Ibu.

'Sepertinya waktu kelas sepuluh. Atau kelas sebelas? Ah, entahlah. Yang kuingat pada saat itu hanyalah Kristina memakai celana dalam Minnie Mouse, sepasang dengan bra-nya,' Yixing menambahkan dalam hati.

"Kau tenang saja. Aku memang tidak cerdas sepertimu, tapi bukan berarti aku bodoh. Kusadari betul rekaman hubungan seksual sama seperti bom waktu. Sewaktu-waktu bisa meledak, menghancurkan karirku dalam sekejap."

Kalimatnya mantap dan Yixing yakin bahwa analisis dari segi fonetik dan fonologi tak akan berhasil mendeteksi kebohongan seandainya Gwendolen sungguh-sungguh memutuskan untuk merekam tuturannya sebagai bahan analisis linguistik forensik. Toh pada kenyataannya dia memang tidak berbohong. Yixing jelas-jelas sadar, rekaman aktivitas seksual hanya akan menjadi ancaman bagi karirnya. Dia belajar banyak dari kasus selebritis Hong Kong bernama Edison Chen yang terpaksa menanggung malu luar biasa akibat skandal foto aktivitas seksual, juga selebritis lain yang mengalami kasus serupa.

"Baguslah kalau kau masih bisa berpikir rasional," Gwendolen berkomentar. Nadanya tak bisa ditebak apakah dia merasa lega, bangga atau justru sangsi dengan pengakuan Yixing barusan.

"Aku tak akan bosan mengingatkanmu, William," dia menyebutkan nama Barat yang dipilihnya untuk Yixing, "bahwa nakal pun ada batasnya. Jangan sampai kata nakal itu berubah menjadi brengsek."

Yixing tertawa miris dalam hati. Tidak bosan mengingatkannya, dia bilang? Astaga, Gwendolen pasti lupa kapan terakhir kali dia menelepon atau sekadar mengirimi sulungnya ini pesan!

"Tubuh perempuan tidak cukup untuk mengubahku menjadi brengsek." Kali ini Yixing kedengaran seperti mencemooh.

'Ya, soalnya aku merasa tertarik pun tidak. Kalau aku ingin mengubah diriku menjadi orang brengsek, kokain mungkin lebih menarik ketimbang tubuh perempuan,' batinnya kembali berbicara.

"Bagus kalau kau punya prinsip seperti itu," balas Gwendolen. "Lagipula kau sudah punya Kristina. Aku bakal sangat bangga kalau kau berkomitmen untuk setia pada satu perempuan saja, Will."

Lagi, Yixing tertawa miris. Sungguh, linguistik forensik dan karakter cuek Gwendolen benar-benar mengambil alih dunia perempuan itu dari keluarganya sendiri. Yixing berani bertaruh Gwendolen pasti lupa bahwa lima tahun lalu dia pernah memberitahu bahwa hubungan asmaranya dengan Kristina berakhir setelah gadis asal Ukraina itu kembali ke negara asalnya untuk kuliah.

"Kuharap Theo juga sama. Tatum cantik dan supel. Aku suka anak itu. Theo tak perlu repot-repot mencari gadis lain lagi."

Sekarang Yixing menepuk dahinya sendiri. Demi Tuhan, ibunya ini benar-benar linglung jika menyangkut urusan keluarga. Yang benar saja! Tatum yang disebutkan Gwendolen tadi adalah nama mantan pacar Theo, adik Yixing. Dan pasangan itu putus beberapa bulan sebelum Gwendolen memutuskan pindah ke Cardiff. Yixing bahkan masih ingat persis bagaimana Theo memberitahu Gwendolen tentang kandasnya jalinan kasih antara dirinya dan Tatum lantaran Tatum merasa jengah dengan Theo yang kecanduan make-up.

Sungguh ibu yang 'luar biasa', Gwendolen Mary!

Yixing tak mau membuang waktu dengan mengingatkan ibunya bahwa dia dan Theo sudah bertahun-tahun putus dengan gadis-gadis yang dulu sering mereka ajak ke rumah. Dia lebih memilih untuk meyakinkan ibunya bahwa skandal grup chat mesum sejumlah idol di Korea sama sekali tak ada sangkut paut dengan dirinya yang kini sibuk di China. Dengan tegas Yixing mengatakan pada Gwendolen bahwa dia bahkan tidak mengenal secara pribadi para idol yang tengah ramai dibicarakan itu.

Gwendolen Mary dikenal Yixing sebagai tipe yang tidak suka banyak bicara kecuali di forum ilmiah. Tak heran perempuan yang melahirkannya itu memilih mengakhiri sambungan di menit 1:15 dengan pesan sponsor soal seks yang sehat dan aman. Yixing mau tak mau merasa jengkel, pasalnya Gwendolen seakan-akan menganggapnya remaja yang sewaktu-waktu bisa ceroboh soal seks. Gwendolen yang seperti ini mengingatkannya pada kenangan masa lalu, tepatnya saat dia duduk di kelas 9 dan ketahuan tengah menonton video porno. Yixing sama sekali tak bisa melupakan dua jam yang dilaluinya bersama Gwendolen untuk berdiskusi tentang sex education. Seakan belum cukup, seminggu kemudian Gwendolen membekalinya dengan kondom saat dia pamit untuk berdarmawisata dan menceramahinya seputar do and don't terkait aktivitas seksual.

Berakhirnya telepon dari Gwendolen berarti kelegaan bagi Yixing. Hari masih subuh dan Yixing ingin sekali tidur setelah semalaman tak bisa tidur sama sekali. Kepalanya terasa sangat pusing hingga berbaring dan terlelap seolah tak bisa lagi ditawar. Sayang, baru saja dia hendak memejamkan mata, ponselnya bergetar. Dua pesan masuk berturut-turut dari kontak yang berbeda.

Zhengzheng

Sudah baca berita terbaru? Salah satu kenalan baik Junmian Ge ikut terciduk.

Aku jadi khawatir. Sorry Ge, tapi aku tak bisa sepenuhnya percaya padanya setelah apa yang dia lakukan padamu.

Kristina

Xing, aku kaget sekali membaca berita di internet.

Banyak sekali nama idol yang terseret.

Kabarnya masih ada yang belum terungkap.

Personel grupmu tidak terlibat, bukan?

Kuharap ya, khususnya pacarmu.

Membaca pesan-pesan yang dikirim oleh adik lelakinya dan mantan pacarnya, Yixing merasakan sakit itu datang lagi, seolah-olah bernafsu untuk menggoreskan luka di dalam hatinya. Benar-benar suatu ketidakmujuran bagi Yixing yang merasakan keinginannya untuk tidur pupus sudah kendati kepala semakin terasa berat.

Ah, Yixing benci ini.

Yixing benci bagaimana tangannya mendadak gemetar, bagaimana jari-jemarinya seolah bergerak diluar kendalinya untuk membuka salah satu chatroom di aplikasi chat favoritnya.

My Bunny

[Photo]

Bahkan 3 ronde pun tidak cukup

Bagaimana? Masih yakin tak mau putus denganku?

Brengsek!!!

Lihat saja nanti, Kim Joonmyeon.

Foto ini akan kusebar di media.

Bersiaplah mengucapkan selamat tinggal pada karirmu

Hahahaha

Coba saja, Yixing Sayang

Kau tidak akan bisa mengancamku

Karena pada saat kau menyebarkannya di media

Detik itu juga akan kusebar foto-foto seks kita

Kau juga harus bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal pada karir

Jangan coba-coba mengancamku dengan kebohongan, Kim Joonmyeon

Foto seks apa! Kaupikir aku bakal percaya?

Bagaimana dengan ini, hm?

[Photo]

[Photo]

[Photo]

Masih tidak percaya?

Coba lihat, tubuhmu benar-benar oke

Kalau kau perempuan, mungkin aku tak akan pernah tertarik menjadi bi

Your body is perfect for a long period of sex, Xing

Lagi, Yixing merasakan matanya memanas. Nanar dipandanginya foto-foto yang terpampang di layar ponselnya. Foto yang seolah mencabik-cabik hatinya, memaksanya merasakan sakit sekaligus perih. Dimulai dari foto yang memperlihatkan sosok tampan tengah menindih gadis cantik dalam ketelanjangan, menyuguhkan pemandangan yang tak hanya menyakitkan tetapi juga memuakkan. Disusul tiga foto terakhir yang seakan menghancurkan dunia seorang Zhang Yixing, membuatnya semakin gemetaran hingga nyaris menggigil.

Tak kuat memandangi layar ponselnya, tangan Yixing yang gemetaran segera menjatuhkan ponsel ke ranjang. Yixing merasa tak sanggup lagi berada dekat-dekat ponselnya hingga memilih beringsut-ingsut menjauhi ponsel dan meringkuk di sudut ranjang. Air matanya mengalir lagi, mengiringi suara-suara yang kembali terngiang di telinga, memberikan efek bak bunyi alarm.

"Tapi aku tidak mau putus, Jun. Aku mencintaimu. Kau jelas tahu itu!"

"Xing, berpikirlah rasional. Kita tak mungkin bersama-sama. Pada akhirnya aku bakal memilih untuk menikahi perempuan. Laki-laki, aku hanya bisa menjadikan mereka sebagai teman kencan sesaat, partner untuk memenuhi satu sisi kebutuhan biologisku yang hanya bisa dipenuhi oleh laki-laki. Kau jangan terlalu naif. Aku meminta putus, itu demi kebaikanmu sendiri. Sebelum semuanya terlambat, kita akhiri saja. Kau masih bisa jadi friend of benefitku kalau kau mau."

"Kau... Kau keterlaluan, Jun. Selama ini kauanggap hubungan kita apa, hah?!"

"Uji coba, mungkin? Memuaskan rasa penasaranku tentang pacaran dengan laki-laki. Dan kurasa itu tidak buruk juga."

"Uji coba, katamu? Jun, aku tak menyangka kalau kau ternyata sebrengsek ini. Bagaimana bisa kau mengatakan semua itu padaku?!"

"Mungkin kedengarannya kejam, tapi yang kukatakan barusan jujur apa adanya. Sudahlah, Xing. Jangan terbawa perasaan. Kita harus realistis. Kelak yang kita nikahi itu perempuan. Kita harus membiasakan diri untuk tidak terbawa perasaan saat menjalin hubungan dengan laki-laki. FWB, menurutku itu yang paling menguntungkan. Tidak melibatkan perasaan. Murni untuk mencari kepuasan."

"Kau brengsek, Jun. Benar-benar brengsek!"

Yixing menggigit bibir. Kepalanya terasa berdenyut-denyut menyiksa dengan telinga yang berdengung. Ingin rasanya membenturkan kepala ke tembok, tetapi Yixing bahkan merasa tubuhnya terlalu lemah untuk melakukannya. Dia hanya bisa menangis, tak peduli bahwa matanya sudah bengkak lantaran sebelumnya dia sudah menangis selama berjam-jam.

Getaran ponsel kembali mengusik gendang telinga, mengejutkan Yixing hingga nyaris terlonjak. Tatapan mata Yixing menyiratkan ketakutan kala tertumbuk pada layar ponsel. Selama beberapa detik Yixing mematung, sampai akhirnya tangannya yang gemetaran tampak susah payah mencoba menjangkau untuk ponsel tersebut.

Yixing memejamkan mata begitu tangannya berhasil meraih ponsel. Ada semacam harapan dalam dirinya bahwa memejamkan mata dapat menjadi cara untuk menghimpun keberanian sebelum memeriksa layar.

Sebuah pesan masuk untuknya. Yixing seketika menghembuskan napas lega setelah membaca nama Kristina tertera di sana.

Kristina

Xing, kenapa hanya dibaca?

Kau jangan membuatku khawatir

Kasus ini benar-benar seram

Aku berdoa semoga tak ada satu pun temanmu yang terlibat

Membaca pesan Kristina, Yixing terisak. Bayangan milik sosok cantik yang teramat familiar mendadak hadir dalam benak.

"Stin..."

Yixing menyebutkan satu nama, lirih.

"Stin... Tolong aku."

Sementara kalimat itu terucap dari bibirnya, jari-jemari nan lentik milik Yixing bergerak menyentuh layar ponsel. Berusaha mengabaikan tangannya yang gemetaran, susah payah Yixing mencoba mengetikkan sebuah pesan balasan untuk Kristina.

Kristina

Xing, kenapa hanya dibaca?

Kau jangan membuatku khawatir

Kasus ini benar-benar seram

Aku berdoa semoga tak ada satu pun temanmu yang terlibat

Stin, kembalilah padaku.

Apa kau bersedia?

Aku lelah mencintai laki-laki

FIN