Cinta segitiga, NaruHinaKiba. Please enjoy it! ^^

First Love / OporTumis Tempe

Chapter 1: "Hinata's still loving him"

Rate: T

Genre: Romance/Angst

Disclaimer: NARUTO belongs to Masashi Kishimito

Summary: Hinata yang merasa terluka memutuskan untuk menerima cinta Kiba Inuzuka. Akan tetapi saat cintanya mulai tumbuh pada Kiba, seseorang yang sangat dicintainya di masa lalu kembali setelah dua tahun menghilang!


"Wah, Kiba-kun, ini lucu sekali!" ujar Hinata riang ketika melihat boneka puppy pemberian Kiba yang Ia berikan saat mereka berada di festival musim panas tahun ini.

"Hm, Hinata-chan suka? Syukurlah." Ucap Kiba sambil menatap wajah Hinata yang kelihatan gembira malam ini.

Hinata melihat ke arah Kiba yang saat ini sedang duduk di sampingnya, "Tentu saja, terima kasih banyak, Kiba-kun." ucap Hinata lembut.

Bagi Kiba, hal yang baru saja dia lakukan tidak ada apa-apanya. Dia ingin membahagiakan orang yang selama ini dia sayangi. Melihat Hinata terluka buat hati kecilnya teriris, seakan-akan ikut merasakan kepedihan yang Hinata alami. Mau tak mau, dia jadi teringat saat Hinata yang satu setengah tahun lalu mengalami penderitaan ditinggal oleh Naruto—kekasih Hinata saat itu.

"Kiba-kun, kenapa?" Tanya Hinata heran karena Kiba tiba-tiba saja diam.

"Eh, tidak kok Hinata-chan, aku tak apa-apa." Jawab Kiba kaget.

"Benarkah? Kiba-kun sedang sakit?" Tanya Hinata khawatir.

"Tidak, benar kok aku baik-baik saja. Hinata-chan tak usah khawatir. Coba lihat ini, aku tak apa-apa, kan?" kata Kiba sambil loncat-loncat seperti Akamaru—anjing kesayangannya.

Hinata tertawa melihat hal itu. 'Kiba-kun lucu, seperti anak kecil saja.' pikirnya.

Hinata menghentikan tawanya. "Iya, aku percaya Kiba-kun sehat wal affiyat." ujarnya lagi sambil tersenyum sangat manis ke arah Kiba, membuat Kiba jadi salah tingkah. Beberapa garis merah menodai pipinya yang bertatokan segitiga merah terbalik—walaupun terlihat samar. Lalu Kiba menghentikan "aksi"nya tadi, malu dilihat oleh perempuan yang begitu disukainya.

Kiba berdehem pelan. "Ng.. Hinata-chan, kita kesana yuk!" tunjuknya kemudian pada salah satu stand yang ada di sana.

"Mmm oke."

Hinata dan Kiba berjalan menuju stand yang ternyata merupakan stand "adu bakat". Jadi aturan mainnya, si penantang harus menembak ikan-ikan yang maju sebanyak-banyaknya, tidak terbatas berapa, asal tak lebih dari semenit. Kalau si penantang berhasil menembak ikan lebih dari 15 satu menitnya, si pemenang akan mendapatkan hadiah menarik sebagai souvenir.

Stand itu begitu ramai oleh pengunjung sampai Kiba harus mengantri dan mendapat giliran ketiga setelah beberapa kali diserobot antrian oleh beberapa anak kecil. Pemuda berambut cokelat itu memonyong-monyongkan bibirnya dengan mengucapkan beberapa umpatan kecil, sementara Hinata yang notabene berada disampingnya dan melihat itu semua—hanya bisa geleng-geleng kepala dengan geli.

"Oke, gampang! Lihat ya, Hinata-chan, aku pasti akan mendapatkan sesuatu untukmu, aku pasti menang! Lihat saja!" teriak Kiba bersemangat. Hinata hanya bisa tersenyum lagi melihat kelakuan Kiba barusan.

Sampai detik kelima, Kiba belum mendapat ikan satupun. "Ganbatte ne Kiba-kun!" Hinata memberi semangat.

Akhirnya berkat semangat dari Hinata, Kiba mendapat 17 ikan di detik-detik terakhir.

"Wah, Kiba-kun hebaat!" teriak Hinata.

"Hehehe, siapa dulu dong!"

Dan berkat "kerja keras" Kiba barusan, mereka mendapat hadiah boneka kyuubi dari penjaga stand tersebut. Hinata menatap boneka kyuubi tersebut dan mulai mengingat seseorang pada masa lalunya.


Flash back

Muka gadis itu terlihat berseri-seri, kelihatannya senang sekali siang itu, terutama pada saat Naruto menghampirinya sepulang sekolah.

"Hinata-chan, bisa ikut aku sebentar?" Tanya Naruto seperti biasa, dengan semangat yang over.

"I-iya, N-Naruto-kun?" Hinata menoleh pada orang yang memanggilnya.

Naruto yang ada di depannya tiba-tiba tersenyum, membuat pipi Hinata kembali merona dengan jantung yang berdegup cepat namun terasa menyenangkan.

"Hinata-chan mau datang ke festival musim panas tahun ini bersamaku?" Naruto masih tersenyum.

"Eh? B-baiklah..." Jawab Hinata singkat karena tak tau harus bicara apa lagi. Tapi yang jelas, hatinya seketika itu juga bagai penuh dengan hamparan bunga tujuh warna.

"Hehe, makasih ya. Nanti aku jemput kau jam tujuh malam, oke?"

Hinata hanya ngangguk tanda setuju, tak sanggup berkata apa-apa lagi.***

"Hai Hinata-chan!" sapa Naruto dengan senyum lima jari-nya malam itu, tampak bersemangat.

"H-Hai Naruto-kun" balas Hinata dengan sedikit rona merah di wajahnya.

Malam itu Naruto memakai kaus hitam berlambang uzumaki di belakangnya dengan ditutup jaket orange kebanggaannya yang dengan sengaja resletingnya tidak dipasang, sehingga kaus hitamnya terlihat. Dia juga memakai celana jeans hitam, terlihat keren di mata Hinata.

"Hinata-chan sudah siap?" Tanya Naruto didepan pintu rumah Hinata. Tampaknya malam itu Naruto menjeput Hinata, singkatnya, Naruto menjemput Hinata untuk mengajak kencan di festival musim panas.

"I-iya Naruto-kun." Jawab Hinata. Tentu saja dia sudah mempersiapkannya dari tadi sore, sibuk memilih baju yang pantas dipakainya untuk malam nanti "jalan-jalan" bersama Naruto. Naruto tak tau betapa sibuknya Hinata hanya untuk mempersiapkan hal itu.

Tibalah mereka di festival musim panas. Suasana begitu ramai, banyak orang yang sengaja datang malam itu. Semua umur seakan lengkap ada di sana, dari mulai bayi sampai nenek-nenek ikut meramaikan Konohagakure yang biasanya sepi pada malam hari.

Hinata terkesan melihat pemandangan malam itu. Apalagi dengan ditemani Naruto—orang yang selama ini dipuja-pujanya. Tapi Hinata heran juga, kok tiba-tiba Naruto mengajak gadis itu 'keluar jalan-jalan'? Apa ada maksud dibalik semua ini? Entahlah, Hinata belum menemukan jawabannya.

"Hinata-chan! Lihat itu, kau mau aku bermain ikan pancing?" ajak Naruto. Dia menghampiri salah satu stand yang ada di festival itu. Hinata mengikutinya dari belakang.

"Pak, pesan satu dong!" kata Naruto pada pemiliknya.

"Oh, baiklah." Jawab bapak-bapak itu sambil memberikan alat pancing pada Naruto.

"Hinata-chan, lihat ini ya!" ujar Naruto. Hinata hanya tersenyum.

Naruto mengarahkan alat pancingnya ke arah ikan mainan yang terlihat jauh lebih gemuk dari ikan lain, tapi sayang usahanya yang pertama tidak membuahkan hasil. Naruto masih berusaha, dia mengarahkan kail pancingnya pada ikan yang ukurannya sedikit kecil dari yang tadi. Tapi ternyata masih tidak berhasil juga. Naruto jadi sedikit kesal.

"Lihat saja ini, kau akan terpancing olehkuttebayo!" teriaknya semangat.

Naruto mengarahkan kail pancingnya lagi pada ikan yang ukurannya jauh lebih kecil dari yang tadi. Tapi tetap tak berhasil juga. Akhirnya Naruto tak dapat apa-apa, dia menggembungkan mulutnya sambil manyun-manyun tanda tak suka. Melihat hal itu, Hinata jadi tertawa kecil.

"Apanya yang lucu, Hinata-chan?" Tanya Naruto heran meliat Hinata tiba-tiba tertawa.

"E-ekspresi Naruto-kun, err... lucu." Ujar Hinata malu-malu, lalu menghentikan tawanya dan berganti oleh wajah yang sedikit merona.

Mau tak mau Naruto jadi agak merona jugaikut malu karena kelakuannya.

"Emmm, yuk kita pindah kesana!" ajak Naruto lagi, berusaha mengalihkan perhatian Hinata.

"Eh?" Hinata sedikit kaget karena lengannya tiba-tiba ditarik oleh Naruto.

Naruto mengajak Hinata pergi ke sebuah taman yang terdapat air mancur di tengah-tengahnya, membuat suasana seketika seolah disulap menjadi sangat romantis. Hehehe.

Naruto duduk di sebuah bangku panjang yang menghadap ke air mancur tersebut. Dia melihat ke arah Hinata yang terus berdiri kikuk.

"Hinata-chan, duduk dong. Memangnya tidak merasa pegal?" Tanya Naruto sambil tersenyum geli. Dia menggeser tempat duduknya sambil nepuk-nepuk tempat disebelahnya, mempersilahkan Hinata duduk.

"I-iya." Ujar Hinata duduk disebelah Naruto.

"Nah, gitu dong." Ujar Naruto lagi.

Hinata melihat sekelilingnya dan terpusat pada air mancur didepannya yang kelihataan indah diterpa sinar lampu taman.

"Hinata-chan suka dengan tempat ini?" Tanya Naruto.

Hinata kaget tiba-tiba ditanya begitu. "I-iya." Jawabnya singkat.

"Mmmm, aku... sebenarnya... mengajak Hinata-chan kesini ada maksudnya…" ujar Naruto menggantung kalimatnya.

"M-maksudnya?" Tanya Hinata deg-degan.

"Iya." Jawab Naruto sambil menatap mata lavender Hinata yang terkena pantulan sinar kolam yang ada di depannya. Hinata merona lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Hinata-chan, kau.. mau kan, jadi pacarku?" Tanya Naruto tanpa ragu.

Wajah Hinata kontan berubah menjadi semerah tomat, bukan sekedar merona lagi. Jujur saja, dia tak akan pernah menyangka NAruto akan mengucapkan hal demikian padanya.

'Naruto-kun... kau, kau benar-benar menyatakan cinta padaku? Sungguh? I-ini bukan mimpi, kan?'

Hinata menatap Naruto yang masih menunggu jawaban. Terjawab sudah pertanyaannya tadi mengapa Naruto mengajaknya ke festival musim panas. Hinata masih diam.

"A-aku…"

"Hinata-chan tidak suka padaku ya?" Tanya Naruto seperti kehilangan harapan.

"B-bukan begitu Naruto-kun, aku… juga suka Naruto-kun" ucap Hinata malu-malu, buat Naruto tersenyum hangat.


DUARRR

"Hinata-chan, hanabinya sudah mulai..."

"Hinata-chan?"

"Hinata-chan?" Tanya Kiba mengagetkan Hinata.

"Kamu kenapa?" Tanya Kiba khawatir. Kiba kemudian melihat melihat boneka kyuubi yang sedari tadi ditatap Hinata.

"Pasti… Hinata-chan ingat lagi dengan pria itu, kan?" Tanya Kiba langsung.

"Tidak, sebenarnya, a-aku.." bantah Hinata, tak tahu harus berkata apa lagi.

Pemuda itu tersenyum sinis. "Sudahlah, aku sudah tau kok…" ujar Kiba sambil tersenyum memaksakan pada gadis yang berada di depannya.

"Kiba-kun, aku.." ujar Hinata.

"Aku… pasti akan membuat Hinata-chan bahagia..." ucap Kiba tanpa melihat ke arah Hinata. Hinata jadi merasa bersalah.

"M-maaf Kiba-kun, aku…"

"Kamu belum bisa melupakan Naruto,kan?" tembak Kiba langsung. Hinata kaget mendengarnya, gadis itu hanya diam sambil perlahan menyesali apa yang telah terjadi.

"Ternyata masih ya..." Kiba berkata pelan. "Ayo Hinata-chan, ikut aku!" lengan Kiba menarik lengan Hinata.

"Mau kemana Kiba-kun?" Tanya Hinata kaget.

"Ke suatu tempat."


TBC