Disclaimer © Tadatoshi Fujimaki

Warning: OOC, lemon (?), implied GoMxKagami

.

.

.

Kagami mengerutkan keningnya menatap dua pemuda beda tinggi dan beda warna rambut yang sedang bisik-bisik dan sesekali meliriknya. Kagami lalu mengerutkan keningnya lebih dalam ketika dua orang itu lalu menghampirinya dengan menyeringai.

"A-apa yang akan kalian lakukan?" tanyanya sambil mundur sedikit.

"Tenang saja, kau pasti akan sangat menyukainya."

Semua bermula Sabtu sore kemarin ketika Kagami menjalankan rutinitasnya one on one dengan Aomine di lapangan basket dekat rumahnya. Kagami yakin sekali kalau kali ini dia akan mengalahkan Aomine karena minggu sebelumnya Kagami sudah bisa mengimbang Aomine dengan skor yang sama. Dan ketika Aomine mengajaknya taruhan, Kagami mengiyakan langsung tanpa berpikir lagi karena kalau Kagami menang, Aomine akan membelikannya Maji burger berapapun yang ia inginkan. Dan sekarang Kagami mengutuki kebodohannya karena tidak menanyai Aomine apa yang akan Aomine lakukan kalau dia menang.

"Aku tahu kalau kau akan pantas seperti ini," sang pelaku(?) dengan kulit cokelat eksotis menaiki ranjang besar Kagami.

"Akhirnya kemesumanmu ada gunanya juga Aominecchi," kata pelaku(?) kedua dengan inisial KR yang ikut menaiki ranjang dan duduk di belakang Kagami sementara Aomine duduk di depan Kagami.

"Apa yang kalian bicarakan, bodoh." kata Kagami dengan wajahnya yang memerah kembali.

"Kau bahkan seperti punya oppai kalau begini," kata Aomine secara mesum dan meremas-remas dada Kagami.

"Ahh...nghh... A-Aho—" Kagami akan mneyuruh Aomine untuk berhenti tapi mulutnya sudah ditutup oleh mulut Aomine.

"Aku mau pegang juga ssu," kata Kise lalu mengarahkan tangannya untuk memegang dada Kagami tapi langsung ditampik oleh Aomine.

"Hey ini punyaku." kata Aomine dan memelototi Kise.

"Pelit." balas Kise tapi dia langsung terdistraksi ketika melihat Kagami lagi dan mengelus punggung Kagami sampai ke pantatnya kemudian meremasnya dan membuat Kagami mendesah lagi. Kise yang berpikir sebelumnya mengalami hari terburuk dihidupnya karena tidak bisa bertemu dengan Kagami, harus memikirkan ulang kalau mungkin ini adalah hari terbaiknya.

Para Generasi Keajaiban yang semuanya mempunyai rasa ke macan merah manis yang datang ke kehidupan mereka dan mengubah mereka menjadi individu yang lebih baik yang sebelumnya tidak mau "membagi" Kagami dan hanya ingin pemuda berambut merah itu untuk diri mereka sendiri seutuhnya, akhirnya memutuskan untuk membuat jadwal satu hari untuk satu pelangi agar mereka bisa menghabiskan waktu bersama Kagami sendiri setelah melewati perdebatan yang alot dan memakan waktu lama. Dan Kise yang seharusnya menghabiskan waktu bersama Kagami sesuai jadwalnya tidak bisa menepati karena ada masalah pekerjaan. Makanya Minggu itu dia datang ke apartemen Kagami untuk menggantikan jadwalnya.

Ketika Kise membuka pintu Kagami (karena mereka semua mempunyai emergency key ke apartemen Kagami hitung-hitung kalau ada keadaan emergency (seperti mereka lapar dan ingin memakan masakan Kagami atau sedang sangat rindu dengan Kagami sampai kalau tidak menemui Kagami mereka akan mati) mereka bisa cepat menemui Kagami) dan melihat apartemen Kagami yang kosong dan sepi.

"A-aku di kamar."

Kise mengerutkan keningnya ketika mendengar suara Kagami yang biasanya keras menjadi malu-malu begini. Tapi dia tetap berjalan menuju kamar Kagami yang sudah berkali-kali di tidurinya (dan meniduri Kagami) dan membuka pintunya.

Pemandangan yang dilihatnya membuat barang berharganya yang berada di bawah menegang. Kagami sedang duduk di tengah-tengah ranjangnya yang besar dengan kedua kakinya yang panjang terbungkus stocking hitam sampai ke lututnya. Tubuhnya terbalut lingerie dengan warna peach yang transparan sampai Kise bisa melihat bra yang dikenakan Kagami.

"K-Kise!" Kagami membelalakkan matanya dengan wajahnya yang bersemu merah unyu.

"Ka-Kagamicchi," kata Kise dan menghampiri Kagami.

"Bu-bukan… Aomine yang—"

Kise langsung menyerang Kagami tanpa menanti penjelasan Kagami dan menciumnya secara kasar. Ini yang sudah dinantikannya selama seminggu ini, hanya berdua dengan orang yang disayanginya. Kise melepaskan ciumannya untuk memerangkap kedua tangan Kagami di atas kepalanyanya lalu kembali menyambungkan bibirnya ke bibir orang di bawahnya. Sebelum Kise akan melanjutkan ke adegan selanjutnya, dia sudah disingkirkan sampai terjungkal ke bawah.

"Aduh…" Kise mengelus-elus kepala pirangnya, mendongak dan melihat Aomine mengerutkan keningnya ke arahnya.

"Apa yang menurutmu kau lakukan?" tanya Aomine.

Kagami menghela napas kaget dan membelalakkan matanya melihat Aomine.

"Aominecchi,"

"Apa yang kau lakukan disini? Sekarang jadwalku bersama Kagami."

"Bukankah kau sudah kemarin?" Kise bertanya lalu berdiri.

"Bukan urusanmu! Cepat sana pergi!" suruh Aomine.

Kise menatap Kagami yang kelihatan bingung masih dengan wajahnya yang agak memerah dan lingerie yang masih melekat di tubuhnya. Oke, Kise tidak bisa pergi setelah melihat Kagami seperti itu. Dia lalu menatap Aomine dan menariknya untuk mendiskusikan sesuatu. Dan itulah cerita awalnya sampai sekarang Kise menciumi leher Kagami dan tangannya memasuki lingerie yang dikenakannya untuk merasakan kulit Kagami.

Aomine lalu mendorong Kagami untuk agak telentang dan mengistirahatkan tubuhnya ke dada Kise.

"Kagamicchi, kau harus memakai ini setiap hari." kata Kise dan mengelus pipi kemerahan Kagami.

"Apa maksudmu!" sentak Kagami tapi Kise hanya tersenyum dan menciumnya lembut.

"Akhirnya ketemu." kata Aomine dan kembali menaiki ranjang sambil membawa botol yang dibutuhkan.

"T-tungu,"

"Waktu menunggu sudah habis." kata Aomine menyeringai ke Kagami dan membuka pahanya lebar-lebar. Kise mengangguk-angguk setuju dan menciumi rambut merah Kagami. Aomine lalu mengelus paha Kagami sampai ke celana dalam yang di kenakannya dan mencopotnya lalu membuangnya.

"Aomine a-ahh…" Kagami menelan komplainnya dan mendesah ketika Aomine memegang kejantanannya dan mengocoknya.

Aomine lalu membuka dan menuangkan isi di botol yang tadi diambilnya. Dia lalu memasukkan satu jarinya ke lubang Kagami yang meringis dan langsung ditenangkan oleh Kise dengan menciumi wajah dan lehernya. Aomine kemudian memasukkan jari keduanya dan mencoba mencari sesuatu yang akan membuat Kagami sangat menikmatinya. Aomine tahu dia sudah menemukannya ketika Kagami mendesah semakin keras dan menggerakkan pinggulnya untuk membuat jari-jari Aomine menjadi semakin dalam. Tapi Aomine malah menghentikan gerakan tangannya dan hanya menekan prostat kekasihnya.

"A-Ao—Daiki…" rengek Kagami dan memegang tangan Aomine untuk menggerakkannya di dalam dirinya.

"Aominecchi, jangan menggoda Kagamicchi terus." Dan cepatlah, aku sudah tidak tahan. Lanjut Kise di dalam hati karena dia tidak ingin dikira mesum dan melihat wajah merah Kagami. Kise selalu heran bagaimana Kagami masih bisa terlihat innocent meskipun sedang berada disaat seperti ini.

Aomine hanya mendecakkan lidahnya dan memasukkan jari ketiga untuk segera mempersiapkan Kagami.

"Ahh ahh nggh Aomine…"

Aomine mendongakkan wajahnya dan melihat Kagami yang mencengkeram seprai dan salah satu tangan Kise dan kakinya sudah dilingkarkan di pinggang Aomine. Aomine merasakan kejantanannya semakin keras lalu dia membuka celananya untuk mengeluarkannya. Aomine menundukkan kepalanya dan mencium Kagami serta memasukkan kejantanannya ke dalam lubang Kagami yang sudah disiapkannya. Kise menggantikan mencium bibir Kagami ketika Aomine meninggalkannya dan fokus untuk menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Kise berganti menciumi leher Kagami yang sebelumnya sudah berisi tanda kemerahan darinya dan Aomine.

Kagami menjambak rambut pirang Kise dan merasakan kenikmatan dari Aomine dan Kise secara bersamaan. Dia bisa merasakan sudah dekat dan akan keluar ketika tiba-tiba Aomine menariknya untuk duduk di pangkuannya.

"Ap—Aominecchi!" kata Kise yang juga kaget saat perbuatannya ke Kagami tiba-tiba diinterupsi oleh Aomine.

"Tunggu giliranmu." balas Aomine.

Kagami tertawa pelan melihat kelakuan dua pelangi yang sedang bersamanya sekarang. Meskipun mereka berikrar akan berbagi secara adil tapi mereka masih sering bertengkar untuk mendapatkan perhatian Kagami paling banyak. Kagami memegang wajah Aomine dan menciumnya untuk berhenti pelotot-pelototan dengan Kise.

"Tidak adil! Aku juga ingin Kagamicchi menciumku ssu," rengek Kise di belakang Kagami dan mencengkeram pinggang Kagami.

Kagami memutar bola matanya tapi dia tetap menengok ke belakang untuk mencium Kise. Kise dengan senang hati langsung membalas ciuman Kagami dan memasukkan lidahnya ke mulut Kagami dan menjelajahi mulutnya.

Aomine mengerutkan keningnya ketika lagi-lagi terinterupsi tapi dia langsung menggerakkan pinggangnya sehingga kejantanannya semakin masuk lebih dalam ke dalam Kagami dan membuat Kagami mendesah dan menghentikan ciumannya dengan Kise dan menghadap ke depan untuk memeluk leher Aomine.

Sementara Kise yang terabaikan hanya mengerucutkan mulutnya dan memasukkan tangannya ke lingerie Kagami untuk membuka bra yang dikenakan Kagami dan bermain-main dengan nipple Kagami.

"A-Aomine…" Aomine menggerakkan pinggangnya lebih cepat dan juga memijat-mijat kejantanan Kagami dan tidak menunggu lama sampai Kagami mengeluarkan cairan putih kentanya dan mengotori tangan Aomine dan lingerie yang dikenakannya. Aomine melihat wajah Kagami dan lubang Kagami yang mengetat dan menjepit kejantanan Aomine sehingga di keluar tidak lama setelah Kagami.

Kagami menggeletakkan tubuhnya ke tubuh Aomine dan terengah-engah di telinga Aomine. Kagami akan mengiristahatkan tubuhnya ketika Kise membuatnya menungging. Kagami membelalakkan matanya ketika Kise bersiap-siap di belakangnya.

"Kise tunggu—ahh!"

Tapi Kise tidak menghiraukan permohonan Kagami dan langsung memasukkan kejantanannya ke dalam lubang Kagami yang masih memerah.

"Maaf Kagamicchi, aku tidak bisa menunggu lagi." kata Kise dan menggigit belakang leher Kagami dan menggerakkan pinggangnya. Daritadi dia sudah menahan untuk tidak memegang kejantanannya dan fapping ketika Kagami mendesah-desah secara erotis ketika melakukannya dengan Aomine.

"Ahh ahhh nggh," Kagami mendongakkan kepalanya untuk melihat Aomine dan memintanya untuk membantunya agar membuat Kise berhenti agar dia bisa istirahat sebentar tapi Aomine hanya tersenyum dan mengelus-elus rambut Kagami. Tapi lama-kelamaan Kagami bisa merasakan kejantanannya menegang lagi dan dia ikut menggerakkan pinggangnya ke belakang agar Kise segera mengenai titik kenikmatannya.

Aomine bersumpah serapah ketika merasakan kejantanannya mengeras lagi melihat Kagami yang berakting seksi dan unyu secara bersamaan. Dia lalu mengarahkan wajah Kagami dan membuat Kagami untuk memberinya blowjob. Kagami memelototinya tapi dia tetap mengulum kejantanan Aomine di mulutnya. Kise mempercepat gerakan pinggangnya dan mencengkeram pantat Kagami yang membuat Kagami mendesah secara keras.

"K-Kise…"

Kise memutar kepala Kagami untuk menciumnya dengan kasar dan menggerakkan pinggangnya lebih cepat dan mengenai prostat Kagami setiap dorongan yang membuat Kagami keluar untuk kedua kalinya malam itu dengan mendesah tertahan karena bibir Kise masih menciumnya. Kise mengikuti Kagami dan mengeluarkan cairannya di lubang Kagami dengan mendesah pelan dan menindihi Kagami yang berada di bawahnya dengan tubuhnya. Sementara Aomine yang ditinggalkan Kagami begitu saja akhirnya harus menangangi urusannya sendiri sampai dia mendapatkan pembebasan.

Setelah beberapa saat, mereka berdua akhirnya memindahkan Kagami yang masih lemas untuk mendapatkan tempat yang lebih nyaman. Kagami membuka matanya dengan masih terengah-engah dan menggeplak kedua kepala beda warna rambut itu dengan keras dengan sisa tenaga yang masih dipunyainya.

"Aduh!"

"Kagamicchi!"

"Apa yang kalian lakukan seperti itu? Kalau besok aku sampai tidak bisa bangun, kalian tidak boleh menemuiku minggu depan." kata Kagami dengan wajah yang masih memerah.

"Kagamicchi maafkan aku ssu, aku tidak akan melakukannya lagi." kata Kise dan langsung memeluk Kagami dan menguselkan kepalanya di leher Kagami.

"Lepaskan aku, bodoh!" balas Kagami dan mencoba menyingkirkan tubuh Kise.

"Eh tapi kau menyukainya, kan?" tanya Aomine dan mengelus-elus paha Kagami.

"T-tidak!" jawab Kagami dengan wajah memerah dan memalingkan mukanya.

"K-kawaii~" kata kedua laki-laki pelangi itu fanboyingan di dalam hati melihat ekspresi menggemaskan Kagami dan secara bersamaan kembali menyerang Kagami.

"Hey aku sangat capek sekarang…" kata Kagami lemah ketika Aomine menyerang lehernya dan Kise menyerang bagian lehernya yang lain.

"Kise, kita harus membiarkan Kagami istirahat sekarang." kata Aomine yang melihat Kagami dengan mata yang hampir tertutup.

Kise menghentikan kegiatannya dan melihat keadaan Kagami lalu tersenyum dan mencium pipi Kagami. "Ya, maaf Kagamicchi kau bisa istirahat sekarang."

Kagami mengangguk. "Bisakah kalian membantuku mencopot bra ini, ini membuatku sangat tidak nyaman."

"Tentu!" kata Aomine dan Kise bersamaan lalu memelototi masing-masing.

"Biar aku saja." kata Aomine dan menyingkirkan wajah Kise dengan tangannya untuk tidak dekat-dekat dengan Kagami.

"Biar aku saja ssu." balas Kise dan mencengkeram tangan Aomine yang ada di wajahnya.

Kagami memutar bola matanya dan menendang dua orang bodoh di depannya dan mencopot bra yang dikenakannya sendiri. "Sekarang diam atau aku akan menendang kalian keluar."

"Aku diam!" kata Aomine lalu berbaring di sebelah Kagami dan meletakkan lengannya di pinggang Kagami.

"Aku juga ssu." kata Kise dan tidur di sisi lain Kagami.

Meskipun Kagami mempunyai ranjang yang besar, tapi tetap saja diisi oleh tiga orang dengan tinggi hampir dua meter membuat ranjang ini menjadi semakin sempit. Tapi Kagami tidak mengeluh karena dua orang di kiri dan kanannya ini membuatnya hangat dan tidak sepi lagi seperti saat dia sendirian. Kagami menggerakkan tubuhnya untuk lebih nyaman lagi dan memegang tangan Aomine dan Kise di kedua tangannya. Kagami tidak tahu apa yang akan terjadi besok atau kalau pelangi yang lain sampai tahu mereka tidak mendapat "jatah" seperti Aomine dan Kise. Dia hanya bisa mendoakan untuk kesejahteraan dan keselamatan tubuhnya dan lain-lain.

.

.

.

A/N: sebenarnya mau ngelanjutin Kejar tapi malah ide ini yang muncul lol

Dilanjutkan dengan anggota Generasi Keajaiban yang lain? no/no :v