Ini merupakan Fanfiction pertama saya yang dibuat berdasarkan imajinasi pikiran tanpa campur tangan orang lain ataupun mengcopy-paste karya orang lain. I hope you enjoy!
HEART
Detektive Conan fanfiction
"Aku sudah cukup bahagia Shinichi. Kau tidak perlu bersusah payah untuk hadir di kehidupanku lagi, kau tahu?" ucap Ran Mouri pelan dengan senyum pahit yang dipaksakannya.
Shinichi Kudo menggeleng. "Aku tidak bisa Ran. Aku masih terlalu mencintaimu..."
"Dengan meninggalkanku sendiri dan menjadikanku seorang single parents?" Ran menyela dengan sinis.
"Kau meninggalkanku disaat aku membutuhkanmu, untuk menghadapi reaksi orang-orang disekitarku yang tidak semuanya bereaksi baik mengenai kehamilanku yang diluar ikatan sah pernikahan," Ran memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas berat.
"Tidak semuanya menerima kehamilanku. Ayahku murka dan hampir mengusirku dari rumah. Ia memintaku untuk menggugurkan kandunganku, yang akan menjadi aib keluarga kami. Aku menolak, karena aku sadar anak yang kukandung akan menjadi satu-satunya penyangga yang ada untuk menyanggaku agar tetap hidup. Butuh waktu lama sampai ayahku mau memaafkanku dan menerima putriku." Ran bercerita panjang lebar dengan ekspresi pedih dan mata berkaca-kaca.
"Aku tidak bermaksud..."
"Meninggalkanku?" sela Ran lagi.
"Ran aku melakukan semua ini demi kita. Jika Oraganisasi hitam itu tidak dapat dimusnahkan akan banyak korban berjatuhan, mungkin kau dari putri kita akan menjadi dalah satunya," ujar Shinichi dengan nada rendah.
"Putriku," koreksi Ran.
"Kau tahu? Seberapa sering kau membohongiku ketika menjadi Conan, Shinichi? Kau fikir dengan berbohong dapat menutupi segalanya dan melindungiku?"
"Hatiku sakit. Kau menggoreskan luka yang dalam, sehingga butuh waktu cukup lama untuk menutup goresan tersebut. Ketika kau datang kembali hatiku menjadi sakit kembali, kau secara perlahan membuka jahitan yang telah menutupi luka dihatiku," air mata Ran tidak dapat dibendung lagi.
Ia menumpahkan segalanya dihadapan pria itu. "Ran..." Shinichi bergumam lirih, seraya menghapus perlahan air mata yang membanjiri pipi Ran.
Ran mencekal pergelangan tangan Shinichi dan memberinya senyum tulus. "Kau tahu, kurasa lebih baik kau tidak menghubungiku lagi ataupun berusaha kembali kepadaku. Kurasa sudah saatnya kau membuka lembaran baru dan memulai hidup baru tanpa ada jejak Ran Mouri di dalamnya," kata Ran lembut seraya mundur beberapa langkah, menjaga jarak antaranya dan Shinichi.
"Kau mungkin memang Ayah putriku, Maia. Aku tidak akan mencegahmu untuk menemuinya suatu saat ia sudah cukup besar nanti," kata Ran pelan kemudian berbalik.
"Sampai jumpa, Shinichi."
OWARI
Saya harap kalian sempat untuk memberi Review. Jika antusias para pembaca tinggi, maka saya tidak akan segan-segan untuk membuat sequelnya.
