Welcome Back to Karakura Town
Warning : (mungkin) OOC, garing, abal, jayus, maklum fic pertama
A/N : This is my first fanfic that I've ever created, so maybe you'll find so many mistakes ^^;, please go easy in me and I appreciate every feedback :)
Pairing : Slight Ichiruki
Rate : T
Disclaimer: hanya punya Tite Kubo-sensei
Siang yang cerah di Seireitei. Rukia dengan mantap berdiri di depan Gerbang Senkaimon. Tidak seperti biasanya dia gugup, lagipula, dia sudah beranggapan bahwa tidak ada hal yang menghalanginya kembali bertugas di dunia manusia. Kapten Ukitake juga bersedia menemaninya. Dan kakaknya, Byakuya sudah menyetujui agar dia bisa bertugas di dunia manusia lagi, apalagi di kota Karakura. Dengan perlahan Rukia menarik nafas dan menghembuskannya, dilakukannya berulang-ulang.
"Ada yang kau cemaskan, Kuchiki?" tanya Ukitake tersenyum simpul. Rukia cukup terkejut. Dia tak menyangka kalau kaptennya menyadari perilakunya. Tentu saja, namanya saja kapten, masa begituan aja gak tahu? Yak, kembali ke cerita!
Rukia sadar kalau dia tak bisa berbohong lagi, toh gerak-geriknya sudah ketahuan seperti maling yang akan merampok rumah (?). "Saya hanya cemas Taicho..sudah lama saya tidak mengunjungi dunia manusia," jelas Rukia dengan mantap, tidak kekurangan suatu apapun.
"Kurosaki?"
Mata Rukia melebar. "Bu-bukan itu Taicho!" sanggah Rukia panik. Dia harap kaptennya tidak menyadari perubahan warna wajahnya.
"Hahaha, kalau begitu, semoga berhasil Kuchiki," ujar Ukitake dengan bijak, namun senyumnya masih lebar.
"Te-terima kasih Taicho, saya permisi dulu!" sahut Rukia dan segera berlari menuju gerbang Senkaimon.
=.=.=.=.=
Malam yang lumayan tenang di kota Karakura. Yah memang wajar kalau saat malam sudah pasti tenang, kalau ramai namanya bukan malam di Kota Karakura pastinya. Namun ketenangan itu hanya berlangsung dalam beberapa saat.
"Ichiiiigooo~~"
"Hnh," Ichigo hanya melengos kesal mendengar jeritan sebuah boneka yang bisa bicara. Tidak, bukan Ririn kok. Siapa lagi kalau bukan Kon? "Ada apa Kon?" Ichigo menurunkan majalah komiknya dan terbelalak. "MINGGIR KAU DARI MUKAKU—HHMPPHH!"
"Tidak sampai kau memanggil Nee-san kembali!" tangis Kon dengan lebay, dan dia menguatkan pegangannya di muka Ichigo. Eh Kon, kalau kamu begitu terus, bagaimana bisa Ichigo memanggil Rukia?
"AWAS KAU BONEKA BODOH!" tanpa dikomando Ichigo menarik Kon dari wajahnya yang bishie—err maaf, dan melemparnya ke pojokan kamar. "Bagaimana bisa aku memanggil Rukia, bodoh?"
"Kalian…kan…punya ikatan bati—n," sebelum Kon menyelesaikan kalimatnya, dia kembali disiksa Ichigo. Aduh Kon, kalau kau bisa tenang sebentar, Ichigo pasti takkan menyiksamu kok…walaupun gak ada jaminan sih.
TUUUT…TUUUT…suara aneh tersebut berhasil menghentikan penyiksaan Ichigo terhadap Kon. Dia melirik badge Shinigami-cadangannya yang berada di atas meja. Oh, ada hollow!
"Ichigo! Mungkin Nee-san juga beraksi untuk membasmi hollow tersebut!" seru Kon mendadak begitu Ichigo mengubah wujudnya menjadi shinigami. Ichigo hanya melirik galak ke arah Kon.
"Mana mungkin Kon? Bisa saja dia tidak ditugaskan di sini lagi," ujar Ichigo kesal dan mulai memanjat jendela. Dia terkejut begitu tangan mungil langsung mencengkeram erat pundaknya. "…kau tidak boleh ikut."
"Sinyalku menangkap sinyal Nee-san, Ichigo! Nee-san berada di sini! Makanya aku ingin ikut dan bertemu Nee-san lag—i," lagi-lagi ucapan Kon tak diselesaikan karena tangan besar Ichigo menutup mulutnya.
"…diamlah."
=.=.=.=.=
Sambutan yang TIDAK menyenangkan. Begitulah yang ada di pikiran Rukia saat ini. Begitu keluar dari gerbang Senkaimon, Rukia dihadang 3 hollow besar. Padahal dia sempat berharap ada pesta penyambutan untuk dirinya. Namun dia kembali berpikir tentu saja tidak mungkin, toh hanya beberapa orang saja yang mengetahui kalau dia akan kembali ke sini. Yak! Kembali ke 3 hollow tadi. Walaupun Rukia cukup mudah bisa mengatasinya, namun muncul beberapa hollow lagi. Dan…dia tidak menyangka, sampai larut malam ini masih saja ada banyak hollow berkeliaran.
"Hadou no Sanjuusan, Sokatsui!" seru Rukia sambil menembakkan hadou ke beberapa kepala hollow yang menghadangnya. "…sial, sampai kapan ini akan berakhir?" keluh Rukia terhadap dirinya sendiri. Tiba-tiba dia makin merasakan tekanan roh yang cukup besar.
"Halo, shinigami~" Rukia mendengar suara yang cukup familiar, dan dia segera membalikkan punggungnya untuk melihat sumber suara tersebut. Arrancar? Bagaimana mungkin?
"Kau pasti terheran kenapa bisa arrancar datang ke sini tanpa sepengetahuanmu kan? Aku memang jago menyembunyikan tekanan roh~hohoho~"
Dasar arrancar narsis dan sok tahu. Tentu saja Rukia sudah menyadari keberadaannya begitu tiba di kota Karakura. Namun untuk menemuinya saja sulit karena selalu saja jalannya dihalangi berbagai macam hollow. "Apa maumu?" tanya Rukia dingin.
"Ouch! Dingin sekali dirimu, seperti keahlian zanpakutou-mu," ujar Arrancar tersebut sambil memegangi dadanya. Ya, dia sedang berakting seperti karakter yang tertohok(?).
"!" Rukia tersadar kalau dia bukan arrancar biasa. Berarti arrancar luar biasa? Tidak kok. Atau berarti arrancar tidak biasa? Bukan juga. Tentu saja Rukia bisa beranggapan begitu karena seharian ini dia belum menggunakan shikai-nya. "Bagaimana bisa kau mengetahui itu?"
"Masih ingatkah dengan APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP KAKAKKU HAH?" bentak arrancar tersebut dengan penuh kemarahan. Eh mas, kamu belum menjawab pertanyaan Rukia lho. Oh ya ini arrancarnya mas-mas yang rada bishie kok.
"MANA MUNGKIN AKU TAHU, BODOH!" balas Rukia sengit. "Ehm maaf, maksudnya MANA MUNGKIN AKU INGAT, BODOH? Aku saja tidak tahu siapa dirimu, apalagi kakakmu!"
Arrancar tersebut menghela nafas dengan kesal. "Kalau begitu, aku akan membuatmu mengingatnya, terutama apa yang sudah kau lakukan terhadap kakakku." Dia menarik zanpakutounya.
Oh tidak, dia akan melakukan resureccion. Rukia semakin memegang katananya yang masih di dalam sarung pedangnya dengan erat, sambil menelan ludah.
=.=.=.=.=
"Apa kau merasakannya Kon?" tanya Ichigo yang masih sibuk menghabisi hollow-hollow di hadapannya. Ternyata sulit juga menghabisi hollow di tengah hutan yang gelap, gimana malam lagi. Dan dia cukup terkejut begitu melihat betapa banyaknya jumlah hollow, namun badge-nya baru berbunyi tadi.
"Apanya?" tanya Kon keheranan. Strike! Sebuah tinju melayang tepat di mukanya. Kon pun tejatuh dari pundak Ichigo. Ichigo mulai memasang tampang horror ke arah Kon yang masih terheran-heran tanpa dosa.
"TEKANAN ROH RUKIA, BODOH!" bentak Ichigo galak. Hollow yang berada di belakang Ichigo terkejut dan mulai menyerang Ichigo. Hanya sekali tinju, tepat di hidung Hollow. Hollow itupun menjerit dan akhirnya musnah. Oh~ternyata Kon juga menjerit karena dia sempat membayangkan wujudnya apabila ditinju Ichigo seperti itu. Ichigo kembali meneruskan ucapannya. "Jadi, apanya yang sinyal-apalah-itu kau maksud hah? Rukia ada di sekitar sini!"
Kon hanya membisu. Dan akhirnya dia mulai angkat bicara setelah Ichigo menariknya dengan paksa. Tentu saja dia berbicara karena Ichigo menarik ekornya dan melakukan shunpo. "ICHIGO! Sa—SAKIT!"
"Diamlah bodoh. Rukia dalam bahaya," tanggap Ichigo setengah berbisik. Kon kembali terdiam.
Sekali lagi Rukia kembali berpikir kalau saat ini adalah penyambutan terburuk seumur hidupnya. Begitu tiba, langsung disambut berbagai macam hollow. Apalagi arrancar yang marah karena dirinya. Tapi menurut Rukia itu alasan yang tidak bisa diterima shinigami, bukannya salah satu tugas shinigami adalah membunuh hollow? Kembali ke pertarungan.
"Sudahkah kau ingat shinigami?" desis arrancar tersebut.
"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan kakakmu? Karena kakakmulah aku terpaksa membunuh atasanku," jawab Rukia dingin sambil menahan rasa sakit di dadanya. Yak, siapa lagi kalau bukan...metastacia! Kalau arrancar di hadapannya sejenis dengan metastacia, terpaksa dia tidak bisa mengeluarkan zanpakutounya. Rukia kembali teringat masa lalu—tidak, dia tidak boleh lemah seperti dulu.
"Baguslah kalau kamu INGAT!" tawa Arrancar tersebut. Dia tidak henti-hentinya menembakkan cero ke arah Rukia. Tentu saja dengan mudah Rukia menghindari, dan dia sedang berpikir bagaimana-cara-yang-tepat-membunuh-arrancar-tanpa-zanpakutou. Namun sayangnya, tekanan rohnya melemah karena sudah bertempur dengan banyak hollow dan melakukan shunpo berkali-kali.
"GETSUGA TENSHOU!"
"!"
Rukia menghentikan shunponya dan membeku di tempat. Dia tidak mempedulikan jeritan kesakitan dari Arrancar tersebut. Mata violetnya hanya terpaku di satu sosok, yang dia kenal persis selama beberapa tahun lebih. Sekalipun dalam kegelapan dan sosok tersebut memakai pakaian serba hitam. Tentu saja yang mencolok adalah rambut oranye yang terkenal ngejreng itu.
"I...Ichigo?"
"Yo, Rukia."
"Nee-saaaaan~~" tanpa ba-bi-bu Kon berlari ke arah Rukia, yang langsung disambut dengan injakan Rukia. Entahlah saat itu juga Rukia tidak bisa menahan senyumnya. Sudah lama dia tidak tersenyum selebar ini.
TBC
A/N : Yaap begitulah hasil karya saya, dan saya sangat tahu fic ini sangat membutuhkan improvisasi. Mau bantu saya? :D
