I WILL FIND YOU IN 7 SECONDS
Cast: Choi Siwon & Cho Kyuhyun
Other Cast: Park Jungsoo, etc
Genre: Romance, Hurt, Family.
Warning: Boys Love
Disclaimer: Won for Kyu, nothing else. Di remake dari novel karya Fransiska Irma dengan judul sama.
Chapter 1. FAKE
Kamar itu berukuran luas dengan perabotan bergaya minimalis yang ditata dengan apik. Di sudut kamar terdapat meja kerja dengan laptop kecil yang menyala, memancarkan sinar temaram ke penjuru kamar yang gelap. Yahoo Messenger terbuka, man_killer dengan icon busy terpampang disana. Jam digital kecil berkedap-kedip menunjukan pukul dua pagi di sudut lain meja.
Sebuah ranjang besar berada di tengah ruangan. Sesosok tubuh bertelanjang dada sedang terbaring disana. Ia tertidur dalam gelisah dan mengigau. "Tidak... Bukan aku... Bukan aku".
Ia menjerit dan tak lama kemudian pria itu pun terbangun. Tubuhnya bergetar hebat dan basah oleh keringat.
Sialan... umpatnya dalam hati. Ia mengusap wajahnya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar, melihat jam digital yang berkedip di ujung meja.
Ia menghela nafas. Baru saja ia, akhirnya, bisa tertidur. Tidurnya tidak pernah nyenyak. Berulang bagai siklus neraka dan telah dialaminya selama 3 tahun, selalu mimpi yang sama.
"Mengapa?" Ia bertanya dengan suaranya yang berat dan lirih.
Siwon ingin menangis. Sudah lama mimpi itu tidak lagi membuatnya menangis, namun malam ini ia ingin menangis. Terisak sendirian dengan tubuh bergetar. Dalam isaknya, ingatan itu kembali. Pertemuan pertamanya dengan seorang psikiater enam bulan yang lalu.
-WONKYU-
Maret 2013
Ia pergi menemui si psikiater karena penat dengan mimpi sialan itu. Siwon sebenarnya sangat benci dokter, tidak dahulu ataupun sekarang. Psikiater adalah dokter jenis lain yang bukan mengobati fisik namun jiwa seseorang.
Pada kali pertama jadwal konsultasinya, ia masuk ke dalam ruangan sang psikiater dengan kebencian dirinya pada dokter yang tidak berkurang sedikitpun. Siwon hanya duduk diam dalam ruangan kecil berwarna putih bersih itu. Sang psikiater pun tidak mengatakan apapun. Walaupun Siwon lebih sering menundukan kepala, ia tahu bahwa psikiater itu terus memandanginya.
Siwon terus menunggu, namun tidak ada suara apapun terdengar hingga waktu yang menyiksa itu terlewat. Hanya satu kalimat yang terucap dari sang dokter jiwa ketika Siwon hendak berdiri dari kursinya, "Silahkan Anda kembali minggu depan di waktu yang sama." Satu kata yang langsung ada dibenaknya.
Dingin..
Siwon melangkah tanpa kata.
-WONKYU-
Waktu menunjukan pukul tiga dini hari. Siwon melangkah menuju meja kerjanya, mengecek akun Yahoo Messenger, lalu seulas senyum merekah di bibirnya. Menampilkan lesung pipi di kedua pipinya. Siwon jarang tersenyum, senyumannya mahal. Namun kali ini ia tersenyum melihat sebuah username di buddy listnya, username love_me_not. Siwon mengubah status busynya menjadi available, lalu memulai chat dengan si empunya username.
man_killer : Hi
love_me_not : Hi
love_me_not : Baru bangun?
man_killer : Terjaga dari tidurku... mimpi itu lagi...
love_me_not : Kau... Sedang sedihkah? Apakah rasa sakit dan perih menyerang hatimu?
Siwon tidak menjawab, ia membiarkan pertanyaan itu beberapa menit, lalu mulai mengetik kembali.
man_killer : Mimpi itu membuatku sedih.
love_me_not : Aku rasa kau tidak pernah mengatakan jika itu mimpi sedih.
man_killer : Mimpi itu selalu membuatku sedih, namun sudah lama aku tidak menangis.
love_me_not : Sulitkah untuk menangis?
Siwon termenung, inilah yang ia sukai dari teman chattingnya ini. Kata-kata dan pertanyaannya membuat dirinya banyak berpikir dan merasa lebih mirip dengan manusia.
man_killer : Aku benci menangis
love_me_not : Aku juga. Itu hal yang sia-sia bukan?
man_killer : Benar
man_killer : Sudah jam 3 lewat. Kau tidak tidur?
love_me_not : Tidak, masih banyak yang harus ku kerjakan.
man_killer : Apakah aku mengganggumu?
love_me_not : Sedikit
man_killer : Alright then, aku tak akan mengganggumu lagi. See ya!
love_me_not : log off
-WONKYU-
Kyuhyun termenung di depan komputer. Meja kerjanya berantakan. Tumpukan status pasien yang harus dilengkapinya tersebar berantakan diatasnya. Ia sama sekali belum ingin menyentuhnya walau ini sudah lewat dini hari. Ia teringat percakapannya dengan seseorang di Yahoo Messenger.
"Sulitkah untuk menangis," ia bertanya.
"Aku benci menangis," jawab pria itu. "Aku juga..."
Kyuhyun benci menangis. Terakhir kali air matanya keluar adalah saat dirinya berumur 10 tahun. Tahun yang banyak membawa perubahan pada dirinya. Enam belas tahun terlewat tanpa pernah sekalipun ia meneteskan air mata. Ia ingat kata-katanya tadi.
Itu hal yang sia-sia bukan?
Sia-sia...sia-sia...sia-sia.
Kata itu terus menggema di hatinya. Namun, tiba-tiba suara interkom memecah kesunyian.
"Dokter Cho harap segera keluar, pasien ruangan mengalami apneu".
Kyuhyun berlari keluar dari ruang jaga menuju ruang isolasi. Ruangan itu sudah dipenuhi orang. Tiga orang perawat berada di sekeliling ranjang pasien. Dua diantaranya sedang melakukan resusitasi. Kyuhyun mengawasi tanpa emosi, keduanya sedang berusaha keras menyelamatkan jiwa pasien.
"Dok, bagaimana?" tanya perawat yang tersisa.
"Pasang ventilator," jawabnya.
"Keluarganya menolak Dok."
"Kalau begitu usaha semampunya saja dan siapkan mesin EKG."
Sebenarnya semua yang dilakukan Kyuhyun hanya formalitas belaka. Ia mengerjakan semua berdasarkan protap rumah sakit bila terjadi henti napas pada pasien. Tanpa mesin EKG pun Kyuhyun sudah tahu bahwa jiwa pasien laki-laki ini sudah pergi dari ruangan itu. Dua jam yang lalu roh laki-laki itu berdiri di sudut ruangan tempat jasadnya tertinggal.
Laki-laki itu memandangi wajah keluarga yang ditinggalkannya satu persatu, kesedihan tergurat jelas di wajahnya. Tidak bisa tidak Kyuhyun harus mengulangi tindakan formalitas semacam itu lagi dan lagi. Setelah sepuluh menit usaha resusitasi dilakukan, hasil EKG tetap menunjukan garis lurus. Sang dokter pria, Kyuhyun, memerintahkan si perawat untuk memanggil keluarga pasien.
Kyuhyun masuk ke dalam ruangannya, duduk dan menghela nafas. Melihat pasien dating dan pergi dalam keadaan hidup atau mati, adalah rutinitas yang dijumpainya setiap hari sebagai dokter jaga UGD.
Kematian adalah rutinitas. Ia berkata dalam hati.
Tidak lama kemudian pintu ruangan diketuk. Seorang wanita muda masuk menemuinya.
"Bagaimana keadaan ayah saya Dok?"
Kyuhyun menatap wanita muda itu sejenak tanpa ekspresi apapun. "Ayah Anda sudah meninggal, silahkan temui petugas di luar untuk mengurus administrasinya."
Si wanita muda berambut lurus itu tidak berkata apa-apa lagi, ia keluar dari ruangan Kyuhyun dengan wajah shock. Tak lama kemudian suara tangis memecah kesunyian. Kyuhyun menutup pintu ruangan rapat-rapat. Sudah terlalu sering ia mendengar suara semacam itu selama bertugas sebagai dokter UGD. Ia membencinya. Orang-orang lemah. Kata-kata itu terbersit dalam benaknya.
Mood kerjanya menghilang entah kemana. Ditinggalkannya status pasien yang masih menumpuk dan tersebar di meja. Ia naik ke atas tempat tidur dan tak lama kemudian ia terlelap.
TO BE CONTINUED...
Hello Mind to review?
With Love,
Sparkling Pearl Blue
