.

nythine present

You Still My Love

Chanbaek

Park Chanyeol

Byun Baekhyun - GS

EXO

Empat tahun waktu yang cukup lama bagi seorang lelaki tinggi bernama Park Chanyeol karena telah meninggalkan kampung halamannya, Busan. Ia mendapat beasiswa untuk pendidikan diTiongkok. Tidak jauh memang, tapi ia rasa begitu berat telah meninggalkan kampung halamannya atau rumah tempat tinggalnya itu. Memang ia tidak tinggal bersama kedua orang tua-nya. Dulu ia tinggal bersama ibu tirinya disebuah rumah sederhana yang sangat ia rindukan. Dan hari ini ia kembali ke kampung halamannya karena pendidikannya di Tiongkok sudah selesai. Ia mendapat gelar Sarjana Seni. Tidak sabar sekali ia sampai ke rumahnya. Memang tidak mewah, tetapi banyak cerita dirumah yang memiliki posisi diatap atau dilantai 2 sebuah gedung.

Ia menatap nomor rumahnya yang tercetak dipagar rumahnya. Ia tersenyum kecil. Masih tercetak walau tidak sudah berwarna lagi-nama ibunya. Chanyeol sudah menghubungi ibunya jika ia akan pulang hari ini. Tapi ibunya tidak janji jika beliau akan ada dirumah. Pekerjaannya membuat ia sering bepergian keluar kota. Chanyeol tidak heran lagi. Profesi ibunya sudah dijalani ketika ia masih sekolah menengah atas.

Lelaki itu menaiki tangga kecil menuju lantai dua. Sekelebat ia mengingat masa sekolah dasar dulu. Ia pernah terjatuh disana dan ia tidak bisa berhenti menangis seharian dan untungnya ia tidak menyebabkan cedera yang serius.

Ketika ia sampai didepan rumahnya, teras rumahnya semakin banyak tanaman hijau dan segar. Ibu pasti merawatnya dengan baik-batinnya tersenyum.

Cat rumahnya masih seperti dulu, tetapi terlihat masih baru dicat ulang.

Cepat-cepat ia membuka pintu rumahnya. Ia hampir menangis, ia sangat-sangat merindukan rumah juga ibunya, meskipun sang ibu tidak ada dirumah saat ini. Beberapa posisi properti diubah dari terakhir kali ia lihat, 4 tahun yang lalu. Ia berpikir lagi, bagaimana bisa ibu tinggal sendirian tanpa diriku, tanpa seorang lelaki yang menjaganya, ibu tidak mempunyai lelaki lain selain aku, anaknya. Chanyeol menyimpan ransel yang ia gendong dan menuju kamarnya yang berada disamping ruang utama. Masih seperti dulu, dan masih rapi tanpa debu didalamnya. Ibu sangat merawatku, walau hanya membereskan kamarku.

Ia duduk dikursi meja belajar, kemudian menyalakan lampu belajar disana. Ia mengelus meja itu dengan pelan.

Tiba-tiba ia mendengar suara gemerisik air dari luar, sepertinya hujan turun. Sebelumnya memang langit tampak mendung dan kemungkinan untuk hujan, dan untungnya Chanyeol sudah sampai dirumah.

Netranya terfokus pada sebuah kotak bercorak disamping rak buku. Sepertinya dulu ia tidak mempunyai kotak sefeminim itu, dengan warnanya biru pastel dan bunga-bunga. Ia mengambilnya dan membuka kotak asing itu, awalnya ia pikir itu adalah sebuah hadiah yang disiapkan ibunya.

Namun dugaannya salah ketika ia melihat isi kotak itu. Ada banyak foto dirinya dan seorang perempuan dalam frame yang sama, setangkai bunga krisan yang sudah layu, dan makanan kesukaannya hingga saat ini, pepero stick. Satu-persatu ia mengeluarkan isinya dan melihat foto-foto itu. Itu empat tahun lalu ketika ia masih SMA dan beberapa foto ia menggunakan baju seragam sekolah. Di paling bawah lembaran foto itu, terdapat sebuah kertas berlipat lantas ia membukannya. Itu sebuah surat yang ditulis tangan.

"hei, kau masih mengingatku? Iya, di masa lalu.Dulu perempuan yang lemah dan menyebalkan. Sekarang aku baru menyadari betapa bodohnya diriku ketika masih menjadi kekasihmu. Bodoh aku terlalu lemah dan pasrah akan keadaan.

Aku tidak seperti perempuan lain, yang agresif untuk memulai tanpa berpikir akan malu atau tidak nantinya. Marah ketika kau hilang tanpa jejak atau pergi tanpa pamit atau terlalu ramah kepada perempuan lain dan bahagia selain bersama diriku. Bukan aku tidak cemburu, tetapi aku berpikir keras, apa itu tidak terlalu berlebihan untuk dipermasalahkan? Tapi aku baru merasakannya saat ini.

Jantungku selalu bergetar hebat ketika seseorang terkait denganmu, terutama perempuan lain. Itu hal wajar karena dulu kau kekasihku. Dua tahun bukan waktu yang lama juga bukan waktu yang singkat ketika kita menjadi kekasih. Ya, aku kalah dalam hal seperti ini.

Aku telah menjadi kekasih yang buruk untukmu. Kau yang selalu mengerti dan aku telah menyia-nyiakannya dan sering membuatmu sakit hati.

Ya, hanya aku yang bisa membuat dirimu yang sabar dibuat sakit hati. Aku perempuan bodoh yang tidak memiliki logika dan perhatian yang banyak untukmu.

Aku tidak ingin kehilanganmu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain berharap kau akan tetap bersamaku. Aku akan kalah dengan perempuan lain jika aku masih pasrah seperti dulu. Dan aku tidak bisa dekat dengan pria lain. Aku takut. Aku tidak ingin memiliki kekasih lagi.

Jika kau kira aku tidak mencintaimu hanya karena aku tidak pernah mengucapkannya secara langsung kepadamu, itu salah. Jika aku tidak cemburu kepadamu, itu bohong. Dan jika aku ingin mengakhiri, itu menyakitkan bagiku. Kau sangat baik padaku hingga aku sangat menyayangimu meski kau tidak tau itu.Tidak untung jika kita tidak berakhir dengan konyol. Karena perpisahan tidak ada yang membuat bahagia terutama denganmu.Kau begitu jauh, apa kau tidak merindukanku? Aku menunggumu kembali, dan mendapatkan kabar baik darimu sepulang dari pendidikanmu.Aku tidak tau dengan perasaanmu. Apa hanya diriku atau ada orang lain dihatimu. Aku tidak bisa memaksakan diri.

Haha aku memang aneh, maaf aku mengungkit masalah masa lalu. Dua minggu lalu sebelum aku menulis surat ini aku merenung kembali tentang kita dahulu. Aku bertemu ibumu dan beliau bercerita sedikit tentangmu dan membuatku merindukanmu lagi. Maaf lagi untuk kali ini.

Kuharap kau selalu baik-baik saja dan berbahagia. Maaf jika tulisan ini merusak kebahagiaanmu saat ini, dan jika kau sudah memiliki kekasih atau bahkan istri yang baik saat ini, itu adalah hal menyenangkan sekali. aku janji ini yang terakhir kali aku menulis hal bodoh untukmu.

Salam dariku,

Byun Baekhyun.

2017-01-24"

Chanyeol menggigit bawah bibirnya dan ia meneteskan air mata seiring dengan derasnya hujan diluar. Ia hampir gila. Ya, mana mungkin ia melupakan seorang perempuan yang ia cintai selain ibunya. Daehyun tidak berbohong tentang itu. Bayang Baekhyun sang mantan kekasih selalu hadir sewaktu-waktu. Membuat dirinya tidak bisa menambatkan hati kepada perempuan lain. Tentu, meski sudah 4 tahun ia masih belum bisa melupakan perempuan itu—atau mungkin tidak akan melupakannya. Ia masih punya harapan jika ia kembali ke Korea ia ingin kembali lagi dengan Baekhyun.

Lelaki itu menangkupkan kepalanya diantara kedua lengannya yang dilipat diatas meja. Ia terisak mengingat bagaimana ia berakhir dengan Baekhyun. Jika disurat itu tertulis aku kalah akan hal itu, memang benar. Mungkin maksud dari kalimat itu adalah Baekhyun kalah dari wanita lain. Baekhyun pasrah ketika Chanyeol bersama wanita lain. Sebenarnya bukan pasrah, akan tetapi ia tidak bisa apa-apa karena ia takut dibenci oleh Chanyeol karena berkata jika Chanyeol memiliki wanita lain.

Memang sebuah kesalahan yang fatal, tetapi Baekhyun sudah terlanjur patah hati, dan Chanyeol tidak bisa apa-apa. Chanyeol pasti mengerti jika Baekhyun sakit hati karenanya. Namun mau bagaimana lagi. Mereka berakhir dan beberapa minggu kemudian Chanyeol pergi meninggalkan Busan untuk pendidikannya di Tiongkok. Memang tidak mudah melupakan seseorang yang kita cintai, tetapi jika untuk menjadi lebih baik kenapa tidak?

Hujan diluar masih deras. Kenapa langit mendukung kepedihan Chanyeol saat ini? Ia seakan larut dalam derasnya hujan dan kesedihan.

Diakhir surat yang Baekhyun tulis terdapat tanggal ditulisnya surat itu. Tepat hari ini Tanggal 31, berarti surat ini baru ditulis seminggu lalu. Lalu kenapa ibunya tidak bicara jika ada titipan dari Baekhyun? Apa perempuan paruhbaya itu lupa atau entahlah Chanyeol tidak tau menau. Sesegera mungkin Chanyeol bertemu dengan Baekhyun, kekasih masalalunya.

Chanyeol keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan acara membersihkan tubuhnya. Diluar sudah tidak hujan lagi dan ia tidak tau ibunya kapan sampai dirumah. Ia belum menelponnya lagi. Namun bersamaan dengan itu, pintu utama terbuka bertanda ada yang memasuki rumah. Seorang wanita yang sudah tidak muda lagi muncul dari balik pintu dengan payung yang digenggamnya. Chanyeol yakin itu ibunya.

"ibu!" serunya membuat wanita itu mendongak dan tersenyum lebar. Seketika Chanyeol menghambur memeluk sang ibu dengan penuh rindu. Sang ibu pun memeluknya erat dengan mata berkaca-kaca.

"kau pulang, nak." Bisiknya menahan tangis haru. Anak lelakinya mengangguk diatas bahu kanannya.

"aku sangat merindukanmu, bu."

Akhirnya sang ibu terisak juga. Wanita itu menangis dipelukan sang anak. "ibu juga sangat merindukanmu."

Chanyeol mengendurkan pelukannya dan menatap sang ibu yang lebih pendek darinya. Menatap mata yang berurai air mata haru. Lelaki itu tersenyum hangat dan mengecup kedua pipi sang ibu dan kembali memeluknya.

"kau sudah makan?" tanya sang ibu.

Chanyeol melepas pelukannya. "aku memakan sedikit kue kering yang ada ditoples. Itu tidak kadaluarsa, kan? Apa itu buatan ibu? Rasanya enak!" ujarnya seperti anak kecil yang kekanakan.

Sang ibu hanya tersenyum manis. "tentu saja tidak. Minggu lalu Baekhyun kemari memberikan kue kering itu dan sebuah kotak kado. Kau sudah menemukannya?"

Chanyeol terkejut ketika mendengar kata minggu lalu Baekhyun kemari—kerumahnya. Seperti tertulis disurat itu, tepat minggu lalu.

"benarkah? Kenapa ibu tidak bilang padaku?"

Sang ibu beralih pada meja makan dan menyampirkan blazer dan tasnya dikursi meja makan. "Baekhyun sendiri yang bilang jangan memberitaumu jika ia kemari. Sebelumnya ibu bertemu dengannya dipusat perbelanjaan, kebetulan sedang berbelanja juga. Ia semakin cantik." Ucapnya panjang lebar sembari sibuk mencari bahan makanan untuk dimasak. Terlihat diwajahnya yang masih cantik meski sudah tidak muda lagi ia tersenyum.

"lalu ia bicara apa lagi?" Chanyeol sudah terduduk dimeja makan sambil memperhatikan gerak-gerik sang ibu dan ucapannya.

"ia sedikit bicara. Tapi yang ibu tau ia bekerja disebuah butik yang cukup terkenal dikota. Ibu lebih sering bertemu dengan ibunya. Sewaktu-waktu jika ada undangan pernikahan ibu bertemu dengan ibu Byun. Jika dengan Baekhyun, mungkin baru bulan lalu saja dari sekian tahun."

Chanyeol semakin merindukan perempuan itu. Ia juga jadi rindu ibunya Baekhyun. Dulu hampir setiap minggu ia mendatangi rumah Baekhyun dan bertemu sang calon mertua—ia sebut seperti itu.

"apa ia terlihat sehat?" tanyanya dengan suara pelan. Namun ibunya tetap mendengar apa yang ia ucapkan. Ibunya menoleh padanya.

"hei, kau merindukannya?" sang ibu malah bertanya seperti mengusilinya. Lelaki itu menunduk menutupi rasa malunya. Wanita itu tersenyum geli melihat anaknya masih seperti anak kecil.

"aku juga rindu teman-temanku yang lain."

"temui dia, ibu rasa ia tidak memiliki kekasih."

.

.

Bunny Choon Boutique

Nama butik yang ibu bicarakan tadi malam. Yang sepertinya milik Baekhyun. Chanyeol berdiri didepan butik itu dengan perasaan gugup. Sebouquet bunga krisan dan mawar ia genggam ditangan kanannya. Tapi rindunya lebih besar dari pada rasa gugupnya. Lelaki itu melangkah membuka pintu dan memasuki butik itu.

Suara lonceng berbunyi ketika Chanyeol membukakan pintu berbahan kaca itu. Ia terdiam sejenak, disini begitu sepi, yang ia dengar hanya suara musik yang diputar lewat speakers dengan suara pelan. Kemudian seorang wanita muncul dengan seragam kerjanya mendekati Chanyeol.

"ada yang bisa saya bantu?" ujar wanita itu ramah. Dari perkiraan Chanyeol, wanita ini pelayan butik ini.

"a-ah itu. Apa benar Baekhyun bekerja butik ini?" suara bassnya terdengar gugup.

"benar, apa ada perlu dengan nona Baekhyun?" tanyanya lagi dengan sopan.

Chanyeol meneguk ludahnya. "apa dia ada? Aku ingin bertemu dengannya."

"sebelumnya sudah ada janji dengan sajangnim?"

Tidak Chanyeol kira bertemu dengan mantan kekasihnya lumayan sulit, sampai ia ditanya seperti itu. Apa Baekhyun sangat tertutup hingga perlu membuat janji dengannya terlebih dahulu.

"belum, sih. Tapi aku temannya sewaktu sekolah dulu. Ia mengenalku dengan baik."

Wanita itu tampak berpikir sejenak. "baiklah, ikuti saya." Wanita itu mengiring Chanyeol ke lantai dua yang tertulis hands works and office. Wanita itu benar-benar mewujudkan cita-citanya sebagai desainer atau pemilik sebuah butik. Chanyeol tau betul keinginan Baekhyun dahulu adalah menjadi seorang desainer busana wanita. Dan Chanyeol sangat senang jika wanita itu mewujudkannya dengan baik. Sayangnya Chanyeol tidak dapat ikut serta mewujudkan cita-cita Baekhyun.

Sampai dilantai dua, ruangan itu lumayan luas dan banyak berbagai busana wanita dan berbagai macam payet disebuah etalase besar. Disudut ruangan ada seorang wanita berambut pendek dan tubuhnya kecil dengan posisi memunggungi Chanyeol dari tempatnya.

Jantung Chanyeol serasa ingin copot. Padahal ia belum tau pasti apa itu Baekhyun atau bukan. Namun dilihat dari perawakannya, persis tubuh Baekhyun.

"sajangnim, ada yang mencarimu." Ujar wanita pelayan itu sopan.

Wanita yang disebut sajangnim oleh pelayan itu menoleh dan berbalik. Benar, itu wanitanya. Itu Baekhyun. Ibunya benar, Baekhyun semakin cantik dan bersinar. Chanyeol tak dapat berkedip menatap Baekhyun yang ia rindukan.

Sadar akan pria yang dibelakang pegawainya, Baekhyun terkejut melihat seseorang yang sangat ia rindukan berdiri dihadapannya sekarang. Pria itu, semakin tampan dimatanya.

"Yeol?" gumamnya sedikit bergetar. Sang pelayan sadar akan keadaan, ia undur diri meninggalkan keduanya disana.

.

.

TBC or no?

waah ini ff yang udah lama aku timbun doang di documen, dan dulu cast nya juga bukan chanbaek. tapi karena aku sayang Chanbaek aku jadiin mereka cast nya. 헤헤

maaf sekali ff ini mengecewakan sekali sepertinyaㅠㅠ

.

review juseyooo