Aku menambil beberapa kisah dari game Bakugan di PS2 yang pernah penulis serta mainkan meskipun cerita ini lebih banyak dari cerita pada game aslinya,dan banyak plot-plot yang penulis ubah maaf karna Saya Penulis baru.

Dan TADDDAA!," XD

Entah kenapa saya akhirnya kembali kecerita ini sekian lama dari 2013 sampai 2017 akhirnya saya mau meremek cerita ini kembali dan gak nyangka ada yang minta untuk saya teruskan...dan untuk kamu yang meminta saya meremek cerita ini, saya ucapkan terimakasi atas dukangnya. (Lambai-lambai)

Selamat membaca.."


_-Bakugan Battle Brawlers (Drarkuss of Dragons)-_

_- By Erlangga186 -_

Part : 1 - New Game

Susana cukup ramai seperti biasanya terlihat seorang pemuda sedang bergerak aktif dengan seriusnya, membaca sebuah buku yang ia keluarkan dari saku kantong celananya, sebuah buku bersampul hitam, sebesar ukuran telapak tangan orang dewasa, layaknya buku panduan untuk sebuah permainan terdapat sebuah Gambar aneh dan Tulisan : (Bakugan Traning-Book) pada Logo bukunya. Alisnya menyengit beberapa kali melihat rentetat huruf yang berjejer rapi didepan wajahnya, bersamaan angin semilir mengoyangkan rambutnya yang berwarna Hitam, anak itu memiliki iris ungu-gelap, dilengkapi kaca mata berlensa, terduduk didekat sebuah kolam pancuran taman ditengah kota dengan serius mencerna kata-kata yang ada dalam panduan dengan teliti.

"Ryo-kun," panggil seorang teman berteriak dari jauh dan menyapanya.

"Eh….Hai Huga-kun…."ucapnya, menyapa balik sang teman. Membuat pemuda itu tersenyum ceriah lalu dengan cepat mendekatinya.

"Wah (Ghaps!) Traning Bakugan Book rupanya kau, hei mulai suka pada Permainan itu juga…"ucap Si Huga sambil menaikan sebelah alisnya lalu menepuk pundak anak yang dipanggil Ryo.

"Heheh…" Si pemuda berkacamata aka si Ryo tersebut hanya mengaruk kepalanya yang tidak gatal lalu berkata. "Lumayan Kakakku pulang dari dari Kanto memberikan buku panduan padaku dan beberapa Bakugan sebagai Oleh-oleh untuku setelah itu ternyata aku mulai suka juga…."ucap Ryo dengan mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena agak Malu.

"Ia tentu saja kau akan suka, permainan Bakugan,Bakugan adalah sebuah permain yang sedang digemari diseluruh dunia baik dewasa maupun anak-anak,"…"ucap Huga dengan semangat.


[Ryo Pov]

Permainan ini awalnya muncul secara misterius. Pada malam hari sebuah kartu muncul dihari tahun Baru, saat itu anak - anak yang ada dimalam tahun baru merayakan bersama keluarga mereka masing-masing, diluar rumah dengan sangat kaget mereka melihat miliyaran kartu jatuh dari Langit ,mereka memungutnya dan, dari kartu-kartu itu keluarlah sebuah Monster-Monster berbentuk sebuah bola secara misterius,kabarnya meluas sampai memdunia dan terdengar di internet. Dan Aku adalah salah satunya.

Paginya Aku menemukan sebuah kartu saat sedang, Susurai bersama Keluargaku dipanti asuhan aku menemukanya saat aku sedang membereskan kartu itu melayang terbawa angin dan masuk dari jendela kamarku.(Susurai adalah Bersih –bersih pada awal Tahun Baru ).Hal ini mengagetkanku karna dalam kartu keluar sebuah Bola-berwarna Hitam dan Ungu (Type darkuss) dan setelah itu seminggu kemudian bakugan jadi terkenal dikalangan internet dan dunia dan malah di perjual belikan di toko-toko mainan.

"Ryo-kun mau Kuajari memainkannya jangan, Hawatir meski tipeku adalah Subterra aku akan mengajarimu mengunakan Darkuss.."seru Temanku Huga.

Namanya Huga sakamoto dia adalah teman yang kebetulan sekelas denganku, dan ikut karate dan Club Judo, dia adalah salah satu dari segelintir orang yang cukup jago, memainkan Game itu dan bisa mengendalikan 2 unsur kekuatan Bakugan sekaligus. Dia hebat dan aku bukan Lawan yang pantas untuk Huga soalnya aku payah dalam permainan ini.

"Aku menang serahkan Bakugan itu!," Aku melirik-dua orang anak laki-laki sedang mengancam seorang anak. Salah satunya bertubuh gemuk dan pendek mengunakan Baju berkerah kuning dan, satu lagi adalah seorang anak laki laki kurus dan (bergigi plos kayak tikus) memakai Baju berwarna Hijau Aku hanya Mengela napas melihat apa yang terjadi seperti biasa, Ya aku kenal mereka Mereka adalah Shuji dan Akira kakak beradik yang suka Mengerjai anak smp sepertinya anak yang sedang di ancam itu adalah anak satu sekolahku.

Sudah banyak kudengar tentang mereka, Mereka adalah anak yang suka mengerjai anak lain dan dalam permainan Bakugan, mereka adalah pemain yang Curang suka gonta-ganti Tyape Bakugan, kalian pasti bertanya …"Kenapa?" Ya jika mereka menang maka bakugan lawan akan di ambil kalau kalah ,sama saja mereka akan melakukan tindak kekerasan pada pemain yang tak mau memberikan bakugannya.

"Itukan Okita dari Kelompok memanah sekolah kita Ryo!…."Ucap Huga dengan Wajah Kesal.

"Kau benar itu..Okita-san…"Kataku sambil menatap Lekat, dengan pandangan tak bersahabat pada keduanya, karna menang dengan cara yang salah.

"Aku ingin menghajar mereka!…"Ucap Huga yang sedikit Jengkel dan mengepalkan Tanganya, dan saat ia beranjak aku lalu menariknya untuk duduk kembali.

"Aku mohon kau bisa menekan emosimu dulu, jika kau ingin melawan mereka maka kau harus melawan mereka dengan bermain bakugan," Ucapku dengan Sportif itu cara kami jika dalam Kendo, dan kebetulan aku seoran anak Kendo menerapkanya dalam hidupku, bagiku kekerasan tak boleh dilawan dengan cara keras juga.

"Treeeet…Treeeet…..Treeeet….."

Sebuah ponsel; Samsung tipe sederhana berdering disaku jaket hitamku, aku lalu mengecek surat-sms isinya dan ternyata itu adalah sebuah Pesan.

Pesan yang datang dari kakaku ( Kak Tritian )


To :(Ryo)

Ryo Kau dimana Ibu mencarimu!


Aku lalu tersenyum membaca pesan singkat barusan, dari Kak Tritian dia adalah kakak kandungku kami berdua Sudah cukup lama tinggal disebuah Panti asuhan, dulunya aku dan kakakku adalah seorang gelandangan yang dibuang, Tidak mengenal arti Rasa cinta atau kasih-sayang dari kedua Orang tua karna kedua orang tua kami telah lama Meninggal dunia. "Um...maaf Haga-kun sepertinya aku tak bisa menemanimu, maaf aku di panggil kakakku sekarang soalnya ini sudah sore…."ucapku pada sobatku, lalu memasukan kembali ponsel-sederhanaku ke saku bajuku.

"Tak apa-apa…"Jawabnya terseyum."Kalau begitu ya tidak apa…"Ulangnya memamastikan dan bangkit dari kursi sembari mengucapkan salam perpisahan. "Jaa-ne,"

Aku berlari lalu menuju rumahku, rumahku memang tak terlalu jauh dari pusat taman, lokasinya diperumahan 'Akabe' dengan bentuk rumah yang tradisonal jepang di era zaman moderen (seandainya salah seorang temanku datang kerumahku tak ada yang mengira ini sebuah panti), Rumahku sebenarnya sangat luas terbuat dari kayu jati, dan memiliki taman sangat luas, terlihat seperti rumah tradisional jepang, karna dulunya rumah ini milik sebuah rumah bangsawan jepang pada jaman setelah Jaman Edo leluhur ibu Panti.

Aku melewati lorong demi lorong, rumah yang cukup besar ini, meski memiliki banyak pembatas ruang dan, besar aku tak mudah tersesat karna sudah hidup sangat lama bersama rumah ini, aku segera menuju sebuah ruang ibu panti , dan kugesek pintu ruangan yang ingin kutuju, lalu melihat Ibu panti sedang berbenah beberapa barang bersama kak Tritian.

"Ibu memanggil aku…"ucapku sambil tersenyum, aku memasuki kamar dan tersenyum sembari membungkuk-sopan, sembari menutup pintu kembali.

"Ryo masuk anaku…"Ucapnya tersenyum lembut padaku, lalu mengangkat tanganya mempersilahkanku mendekatinya.

"Ada apa ibu…Kataku.."lalu duduk disampingnya, dan mataku focus memperhatikan apa yang ibu dan kak Tristan lakukan.

"Ibu memutuskan untuk tidak lagi menjadikan, rumah ini Panti asuhan Ryo…."Seru Ibu sembari mengeluarkan sebuah kertas sertifikat, menarik hak tempat ini menjadi panti, lalu disodorkan padaku.

"Apa Lalu bagaimana dengan ,"Mendengar apa yang ibu maksut membuatku membulatkan mata, jika ibu menghentikan Panti-asuhan ini secara permanen, bagaimana nasip para anak panti disini, apa mereka akan dibuang kejalanan.

Ibu tersenyum lalu memotong ucapanku.."Ibu akan mengasuh kalian ber-sepulu seperti anak ibu sendiri…."kata sang ibu tersenyum. "Mengubah Panti ini bukan berarti aku harus membuang anak-anak justru aku ingin bersama kalian, sebagai anak angkatku yang sah,"Jelas ibu sembari memberikan senyuman yang tak pernah lepas darinya, dan aku juga melihat raut bahagia dari wajah kak Tristan, yang nampaknya sudah mengetahui kabar ini duluan.

"Ya Ryo, aku dan kau akan jadi anak tetap!…."Seru Kak Tristan sembari mengulurkan tanganya kepucuk kepalaku serta mengelusnya secara perlahan.

"Ia Trimakasi Ibu…."ucapku sambil membungkuk Hormat. Aku lalu memohon izin untuk meninggalkan Tempat ibu untuk beristirahat di kamarku, sesampainya di kamar aku lalu memutuskan tidur, lebih awal…..hari minggu besok akan cerah kuharap ini akan menyenangkan.


Sunday morning

Hari minggu ditaman seperti kemarin, berbeda dengan hari sabtu yang lalu. tempat ini sangat ramai sekarang, dimana anak-anak dari berbagai kalangan usia Nampak berbaur ditaman, ada sedang bersama-sama dan sekelompok manula tengah berjalan jalan membawa anjing-anjing peliharaan mereka, mungkin mereka ingin mengawasi anak-anak agar tak melewati lingkungan zona yang bahaya.

Lalu Hari ini pula aku sedang berada di dekat pancuran air, ditaman dan sedang duduk dipembatas kolam, sembari membaca buku yang sama, dengan sabtu kemarin, sunggu hari yang mengasikan dan cukup menyenangkan, bagiku karna kondisi hangat yang tak terlalu terik, serta nyaman.

"BRAAAKS!..."

"Uaaaaah…."Aku terkaget, saat sebuah lesatan angin, Nampak membuat buku terlempar begitu saja membuatku terkaget akibat kondisi mataku tiba-tiba berubah juga fokusku, saat dihadapanku aku melihat Shuji dan Akira telah ada didekatku ia tampa basa-basi, lagi ia lalu melempar buku Panduan Bakugan-ku keAir kolam Mancur begitu saja.

"Apa yang kalian lakukan pada Bukuku…"

"Aku ingin mengajak-mu bertanding….."Jawabnya dengan aura ambisi yang menakutkan, kata - kata itu seolah duniaku akan terbalik, aku membatu seketika ditempat saat mendengarnya, bagaimana mungkin aku yang baru saja menjadi pemain berkatagori Pemula yang tak bisa-apa apa malah melawan Shuji dan Akira.

"Maafkan aku! Tapi aku menolaknya, aku tak bisa melawan kalian aku masih baru pertama kali mengenal permainan ini…."Kataku pasti, lagi pula buat apa mereka mau main dengan aku yang bahkan levelnya terlalu pemula dibanding mereka, bukankah mereka pantas mendapat lawan yang lebih baik.

"HUH..!Pengecut aku benci orang lemah!,"Desis Shuji tajam lalu dengan cepat Akira mengambil tindakan, menarik kera bajuku dengan tidak sopanya, serta ingin menyudutkanku. "Kalau begitu! berikan aku Bakugan milikmu sekarang! Lemah…."Desis Akira sembari tersenyum picik, yang membuatku muak.

"Hentikan Shuji! Akira!….."Ucap seseorang dibelakangku, dengan nada suara tergesah-gesah dank eras seperti seorang pejantan-sejati, terdengar nada suara yang penuh percaya diri sekali, seolah menghentikan kedua anak nakal itu begitu saja.


Part 1 (Remek)

Selasa – 7 – Maret – 2017