Halo… saya mau coba-coba aja bikin fic tentang ulang tahun Ran c: abisnya kan ada movie cerita ulang tahun Shinichi… kali ini mau bikin ultahnya Ran! XD Tapi maaf ya jelek~ Tapi met baca~

Jangan lupa review ya 8U DC itu pembuatnya Master Aoyama Gosho~ Yang gak tahu keterlaluan deh =_=;

Kalau ada yang bingung tanggal ulang tahun Ran kapan- aku juga gak tahu ._. *plakk* Oke ceritanya kita mulai aja deh

Selamat Ulang Tahun

Detective Conan fan-fic by Fura-Ai

Waktu sudah cukup lama berlalu semenjak ia pergi. Dan ia belum juga kembali. Kadang ia menelpon entah dari mana. Namun tetap saja tidak dapat mengobati luka yang ada di dalam hati… Entah ia berada di mana, dekat atau jauh? Ia berpesan agar menunggunya. Ia pasti akan kembali, walaupun harus mati.

Seorang gadis muda yang terperangkap dalam perasaannya. Ia tetap memaksa dirinya unuk tersenyum. Ia tetap menunggunya setiap hari, walau ia tahu orang yang ia tunggu tak kunjung datang. Air mata membasahi pipinya setiap kali ia mengingat orang itu. Namun ia mencoba untuk tetap tegar, dan tersenyum setiap saat.

Seorang bocah berkacamata melangkah keluar dari kamarnya, dan gadis itu menyapanya dengan senyuman selamat pagi.

"Selamat pagi, Conan!"

Bocah yang sebenarnya adalah orang yang ditunggu-tunggunya- namun telah berubah wujud menjadi anak kecil pun membalasnya dengan senyuman, "Pagi, Kak Ran,"

Ia melihat wajah sedih di balik senyuman itu, namun ia tak bisa muncul di hadapannya sebagai orang itu. Hanya untuk menghiburnya, ia harus tersenyum seperti anak kecil.

Mungkin terlihat bodoh, tapi hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Akan kubuatkan sarapan," Ran mengenakan celemek yang biasa ia gunakan saat memasak. Sambil membuat sarapan, ada sesuatu yang dipikirkannya. Hari ini adalah hari ulang tahunnya… Ran yang biasanya selalu merayakan hari itu bersama Shinichi. Kini ia tak bisa merayakannya dengan Shinichi. Entah apakah Shinichi masih ingat hari ulang tahunnya atau tidak.

Mungkin dia akan menelpon… mungkin juga tidak…

Tapi yang pasti Ran ingin ia kembali. Mungkin itu akan menjadi hadiah ulang tahun terindah untuknya.

Setelah Ran menyiapkan sarapan untuk ia dan Conan (Kogoro Mouri masih tidur), mereka pun menyantapnya berdua dengan situasi pagi yang hening. Tidak ada yang tahu mau berkata apa- saat ini pikiran Ran tertuju pada Shinichi. Tapi Ran tahu ia tak bisa mendiamkan Conan seperti itu saja.

"Kemarin Sonoko dikirimi surat beserta foto dari Makoto," Ran memulai pembicaraan. Conan hanya berkata 'oh' tanpa berkomentar yang lain. Ia dapat melihat luka yang ada pada Ran. Sayang sekali ia tidak dapat berbuat apa-apa.

Tiba-tiba ada suara anak-anak yang memanggil nama Conan dengan riangnya.

"Conaaaan"

"Main yuk!"

Ketika pintu dibuka, tampak tiga orang anak yang berdiri di depannya dengan senyum yang berseri-seri, sementara anak yang satunya lagi hanya diam tanpa ekspresi. Salah satu dari mereka membawa bola sepak untuk dimainkan bersama di taman.

Conan bertanya pada Ran, "Kak, aku main dulu ya…"

Tapi Ran tidak menjawab. Ia tetap diam untuk sesaat, setelah itu baru ia menjawab. "Baiklah," Ia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada grup detektif cilik itu yang meninggalkan tempat tersebut. "Hati-hati ya,"

Setelah pintu ditutup, Ran kembali duduk di tempat duduknya barusan dan terdiam. Shinichi kembali terbayang di pikirannya. Namun ia mencoba untuk tidak menangis. Dimana sebenarnya kamu, Shinichi?

Sementara itu kelima anggota grup detektif cilik itu berjalan ke taman. Namun Conan tetap terdiam memikirkan Ran yang bertambah gelisah akhir-akhir ini. Lalu Ai menyapanya. "Hei,"

"Kamu terus memikirkan dia," Conan langsung memandang kepada Ai, dan Ai berkata lagi. "Ketahuilah, perasaan gadis yang kesepian itu- tidak mau terluka lebih jauh lagi,"

Conan hanya mendengarkan kata-kata Ai- kadang-kadang ia bisa menjadi 'cewek' juga… Conan tahu dia tak bisa membiarkan hati Ran terluka lebih jauh. Tapi ia tak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Apa yang harus aku lakukan untuk menghiburnya?

"Hei, kita sudah sampai di taman," suara Genta memudarkan pikiran Conan. "Ayo kita main!" Suara Mitsuhiko dan Ayumi terdengar dengan gembira. "Ayo, Conan dan Ai juga," Ayumi menarik tangan Conan.

Tapi, untuk saat ini… aku meladeni mereka dulu.

Grup detektif cilik mulai bermain mengoper-oper bola. Dan di saat itu tentu saja Conan-lah yang paling bersemangat ketika bermain bola. Ia menendang-nendang bola dengan kakinya ke depan dan ke belakang. Ke depan lagi, lalu ke belakang lagi.

"Conan, oper dong,"

Conan terlalu asik menendang-nendang bola, ia sampai lupa. "Oh iya, nih!" Conan menendang bola itu ke arah Genta. Genta menendang-nendang bola beberapa saat lalu mengopernya ke Mitsuhiko. Tiba-tiba tampak seseorang pria berlari. Ia menerobos Genta, Ayumi, Mitsuhiko, Conan, dan Ai yang sedang bermain. "Minggir!" Katanya sambil membentak.

"Kyaa!"

"Eh?"

"Apa-apaan orang itu-"

Kemudian muncul Miwako, disusul dengan Takagi dengan nafasnya yang terengah-engah. Kelima anggota detektif cilik terkejut, Conan langsung mengambil bola sepak yang tadi dan mengaktifkan sepatu penguat tendangan ciptaan Profesor Agasa. Conan mengambil ancang-ancang dan menendang bola tepat pada kepala orang yang lari barusan. Miwako langsung menangkap kedua tangan orang itu ketika ia sedang terjatuh dan memborgolnya.

Sementara Takagi berhenti di sebelah grup detektif cilik dengan nafas ngos-ngosan.

"Paman Takagi?"

Miwako mengecek jamnya, "Pukul 12.53 pelaku penculikan berhasil ditangkap," Miwako menghela nafas, lalu berteriak ke orang itu. "Beri tahu di mana kamu sandera orang itu!" tapi ada sesuatu yang janggal- ya… ternyata orang tersebut pingsan. Tenaga sepatu penguat tendangan memang besar.

"Ternyata pelakunya pingsan," Miwako menghela nafas lagi. Bagaimana mau mencari sandera kalau pelakunya saja masih pingsan begini? Ayumi menarik lengan baju Takagi lalu bertanya, "Ada apa ini, Paman Takagi?"

"Orang ini pelaku penculikan, tapi dia melarikan diri," Takagi meletakkan tangannya ke kepala. "Sanderanya adalah seorang anak SD, dia diculik dengan motif uang tebusan."

Miwako ikut berbicara, "Penculik ini sepertinya memiliki teman, jika tidak segera digubris, bisa-bisa nyawa anak tersebut melayang… kami mencoba mencari tahu di mana anak itu disembunyikan," Miwako terhenti sebentar, ia melirik ke arah pelaku penculikan tersebut. "…tetapi sekarang dia malah pingsan,"

Ketiga anggota grup detektif cilik tersenyum. "Ini saatnya grup kita beraksi lagi!" Genta mengacungkan tangannya ke udara, diikuti dengan Mitsuhiko dan Ayumi. Takagi dan Miwako tertawa melihat reaksi grup detektif cilik. "Kami mohon bantuannya ya," Miwako tersenyum, disambut balasan 'ya' dari ketiga detektif cilik tersebut.

Conan memperhatikan pelaku penculikan yang pingsan itu. Pria yang tengah pingsan itu memakai jaket dan kaos hitam. Celana jins panjang berwarna biru dengan sepatu coklat yang cukup kotor karena lumpur. Senyum muncul di wajah Conan.

DC DC DC DC DC

Berantakan… O_o berantakan…!

Awalnya niatnya sekali tamat, tapi gak muat sih XD Awalnya juga mau bikin pembunuhan, tapi bingung mau bikin triknya kayak gimana XD Jadinya penculikan aja (supaya cari tempatnya doang)~ ehehe…

Aku mau coba bikin ceritanya kayak di cerita DC asli :) kan biasanya pasti ada kasus dulu baru balik lagi ke fokus Ran-Shinichi~ ^^ nah… kalau pingin saya update, pencet tuh tombol review di bawah ini. Review itu udara buat author 8U Ketik sesuatu- apa aja boleh! Mau ketik suruh update doang juga boleh. Mau ketik ceritanya jelek juga boleh… Mau kritik juga boleh… Mau bunuh author fan-ficnya juga boleh (eh? Gimana mau lanjut ya kalau dibunuh? Hahaha…) Kalau udah send reviewnya ya… awas kalo nggak tak siapin bogem mentah *author digaplok*

Pokoknya review gimana aja boleh. Review ya~ Thanks!