Tittle
Quietus
Cast
Cho Kyuhyun, Kim Kibum and Other.
Genre
Fantasy Romance
Warning
bahasa tidak baku dan tidak sesuai dengan EYD yang baik dan benar. hati-hati typo(s).
Disclaimer
Mereka milik diri mereka sendiri, orang tua dan SMEnt tapi untuk Leeteuk, Heechul dan Yesung mereka adalah milik Lizz juga cerita abal ini murni dari otak lizz.
.
.
Happy Reading ^^
.
.
[~Lizz_L_L~]
.
.
Bulan sedang bersinar dengan pongahnya dia atas langit kelabu malam itu bahkan cahaya bintang tak lagi mampu menandingi sinar sang bulan yang menguasai langit tanpa penghalang. Terlihat di bawah sana berdiri seorang gadis cantik dengan tatapan yang di penuhi dengan kesedihan.
"Wookie~ah, apa memang takdir seorang putri memang seperti ini?!" tanya seorang wanita cantik berbalut pakaian sutra dengan surai coklat karamel yang terjatuh apik di punggungnya hampir mencapai betisnya. Tatapannya berubah sendu saat melihat pantulan danau buatan di bawahnya yang membias sang bulan penuh di sana.
"Putri~sebaiknya kita segera masuk keistana" ucap Ryeowook seorang pelayan pribadi tak mengindahkan ucapa sang putri yang bertanya padanya, bahkan tatapannya mulai mengedar ke segala arah dengan tatapan waspada.
"Ini bahkan hari terakhirku untuk menjadi diriku sendiri, masihkah kau berniat untuk mengurungku wookie?!" tanya sang putri dengan suara tanpa nada, seolah pasrah dengan hidupnya.
" bukan seperti itu Putri, tapi~"ucapannya terhenti lantaran pertanyaan yang di lemparkan sang putri pada dirinya.
"Seperti apa calon suamiku nantinya?!" tanyanya tenang masih diam terpekur menatap danau buatan yang terlihat tenang tanpa riak.
"Dia~menurut kabar, pangeran Fan adalah laki-laki yang sangat tampan Putri, Anda pasti menyukainya" ucap Ryeowook dengan nada menyakinkan.
"Begitu?! sepertinya kau juga tidak tau!" balas Kyuhyun memejamkan matanya seraya menengadahkan kepalanya menatap langit. Wajah cantik rupawannya dan wajah sehalus pirselen dengan bibir semerah plum alami miliknya menjadikan sang putri wanita tercantik dari yang tercantik di kerajaan itu.
Ryeowook hanya bisa mengigit bibirnya merasa sangat bersalah pada sang putri yang telah melontarkan jawaban salah, harusnya dia mengatakan jujur jika dirinya tidak tau mengenai calon suami sang putri.
"Maafkan hamba yang mulia Putri!?" sesal Ryeowook.
Sang putri mengeleng dan tersenyum pahit. "Ini bukan salahmu" ucap sang putri seraya tersenyum sedih."sebelum menikah, aku ingin merasakan rasanya kebebasan, mencintai dan di cintai, aku ingin merasakan menjadi seorang gadis normal seperti pada umumnya, seorang gadis yang benar-benar bisa menikmati hidupnya, bisakah aku melakukan hal itu" sang putri mendesah berat. "Tidak mungkin, aku tau kurasa hal itu terlalu mewah untukku" ucap sang putri pada akhirnnya masih dengan dunianya, Ryeowiik menunduk merasa bersalah namun deairan hawa dingin yang terasa aneh membuat Ryeowook kembali menatap sekitarnya dengan raut wajah yang mulai terlihat cemas luar biasa dan tiba-tiba saja perasaan mencekam hinggap di hatinya.
"T~tuan Putri bisakah kita kembali sekarang?!" desak Ryeowook tak ada sahutan masih mengamati sekitar dengan waspada.
"Putri~"
"Hah~baiklah, ayo kembali, Wookie" sang putri kembali mendesah namun belum satu langkah sang putri itu berbalik seseorang dengan surai segelap malamnya berdiri tepat di depannya membuat Ryeowook terpekik kaget dengan tatapan penuh ketakutan dan tak berapa lama gong istana telah di bunyikan dengan segera istana di penuhi oleh keributan dan teriakan-teriakan mencekam yang memenuhi hampir setiap penjuru istana.
"Seseorang~tidak" teriak Ryeowook panik memanggil seseorang. Sementara sang putri menatap sang pemuda bermata silver itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
Iris selelehan karamel sang putri terlihat dingin membeku bagai ribuan jarum es yang menghujam tepat kedalam mata silver sang pemuda.
"Siapa kau?!" tanya sang putri menatap pemuda yang berdiri di depannya dengan tatapan intens, sungguh pahatan wajah pemuda di depannya ini sungguh menawan dengan surai hitam panjangnya yang bergerak acak tertiup angin malam.
"Aku kau pasti tau siapapa aku" jawab pemuda itu langsung masih dengan tatapan dinginnya seolah tak tersentuh.
Sang putri terdiam saling menatap dengan pemuda bersurai hitam itu."Hei~bisakah kau membawaku pergi darisini" bisik sang Putri sendu seolah tak ada ketakutan yang terpancar dalam di iris selelehan karamel miliknya.
"Baiklah" balasnya dengan suara datar dan dingin.
"Tidaaakkk~" jerit Ryeowook kembali. "Penjaga~penjaga~" ryeowook berlari ke arah sang putri berusaha mencegah iblis itu membawa majikannya.
"Tidak akan aku biarkan kau membawa calon permaisuri negeri ini" teriak Ryeowook dengan keberanian dan tekad. Saat pemuda bermata silver itu berniat membungkam Ryeowook dengan jari berkuku tajam miliknya sang putri berkata dengan nada memperingatkan.
"Jangan sakiti dia?!" dingin, ucap sang putri pada pemuda yang tangannya kini sudah terangkat dengan kuku yang mengacung hampir mengenai mata Ryeowook yang terlihat mengigil di penuhi oleh ketakutan. Pemuda itu mendengarkan dan melirik sang putri berwajah bak malaikat itu sejenak dan mengayunkan tangan kirinya ke arah Ryeowook, membuat pemuda mungil itu jatuh terlempar dan langsung tersungkur di tanah kemudian pingsan.
"Aku sudah bilang jangan menyakitinya?!" sang putri berucap dengan nada paling tajam dengan mata berkilat marah.
"Memang apa yang kau harapkan dari makhluk sepertiku?!" balasnya ringan seolah dari kata-kata yang meluncur dari bibir indah semerah darah miliknya mengandung makna lain seperti "masih baik aku tidak membunuhnya". Sang putri menghela nafas panjang. Sang putri menatap wajah tampan dengan balutan tatto di pelipis hingga pipinya membuat kesan yang menawan bahkan kulit putihnya yang cenderung pucat menambah kesan mengangumkannya untuk sosoknya. Dia adalah makhluk sempurna dari klan yang mengerikan. Makhluk penghisap jiwa dan seorang monster berbahaya bagi kaumnya, manusia.
" jadi bisakah kita pergi sekarang?!" tanya sang putri.
Tanya mengucapkan satu katapun sang pemuda bersurai segelap malam itu mengendong sang putri dan membawanya, melompat dengan sangat tinggi hingga mencapai pucuk pohon tertinggi di luar gerbang istana dan menghilang di antara awan gelap yang menyelubungi langit malam itu.
.
.
.
°•°•°
Mencari...terus mencari...
Melompat dari waktu ke waktu
Tenggelam dalam sebuah kehampaan.
Tersesat dalam ketidak pastian.
Terjebak dalam aliran takdir yang memuakan.
Ingin bebas...
Keabadian tanpamu bagai luka yang tak tersembuhkan...
Rasa sakit yang teramat terus kurasakan...
Tersayat...tercabik...terkoyak...
Hatiku mengingatmu...
Selalu...
Cintaku yang hilang karena kematian.
Cairan merah kental yang tercecer penanda kematian yang menyakitkan.
Aku mahluk ABADI yang menderita akan terus mencari.
Aku datang hanya untuk sebuah kebahagiaan bersamamu...
Aku dan kamu~
Kita dan takdir~
Hanya ada kematian.
Aku mencintaimu...
Cho Kyuhyun.
.
.
.
°•°•°
[~Lizz_L_L~]
"Kyuhyun...cepat turun sekarang juga" teriak Heechul dari arah dapur. Sudah sejak setengah jam yang lalu Heechul tengah berkonser solo meneriakan nyanyian rock and roll di pagi itu hanya untuk sekedar mendapatkan perhatian anak semata wayangnya, namun jangankan di sahuti bahkan di responpun tidak, entah apa yang di lakukan si evil itu di hari liburnya dan mendekam di kamar seperti seorang manusia goa yang takut sinar matahari.
"Jika kau tidak turun dalam waktu lima detik, jangan kau bisa melihat psp dan segala hal yang berbau game ada di rumah ini evil, Mama pastikan mereka semua akan berakhir di pembakaran besok" raungan Heechul terdengar membahana dengan nada suara mengancam. Kyuhyun tersentak mendengar ancaman dari the real quen devil mau tak mau Kyuhyun langsung melompat dan melesat turun dari ranjang empuknya menghambur segera menuju ke arah dapur di mana ibunya berada, Kyuhyun sangat yakin jika ibunya pasti akan melakukan hal yang di teriakannya dan itu sangat buruk, Kyuhyun tak ingin merasakan perasaan tragis seperti dua bulan yang lalu saat ibunya menyuruh Kyuhyun melakukan sesuatu~entah apa Kyuhyun bahkan sudah melupakannya~Kyuhyun menolak dan ibunya mengancam akan membakar semua sneaker koleksinya, benar saja keesokan harinya semua sneaker miliknya lenyap dan berubah menjadi puing-puing abu dan Kyuhyun tidak ingin psp dan segala dunianya berakhir dengan menjadi sampah gosong karena ulah ibunya.
Karena tergesah berlari kaku Kyuhyun terantuk kakinya sendiri membuat tubuhnya oleng dan berakhir dengan jatuh terjerembab mencium lantai menciptakan benjol kemerahan di dahinya, untung saja Kyuhyun berada di anak tangga terakhir jika tidak bisa di pastikan jika dirinya bisa memar bahkan patah tulang akibat kecerobohannya sendiri.
"Aku disini Mama" ucap Kyuhyun cepat.
"Antarakan makanan ini untuk Changmin dan janga lupa kau bawa kembali tempat makannya juga yang kemarin, mengerti" ucap Heechul seraya menyerahkan rantang nasi berukuran besar kepada Kyuhyun.
"Ma~kenapa harus aku lagi yang mengantarkan makanan ini kepadanya? Memangnya aku pembantunya apa? Kenapa kau tidak menyuruhnya untuk datang dan makan disini saja" protes Kyuhyun tak terima dengan raut wajah tak ikhlasnya.
"Jangan banyak protes, cepat anatarkan saja, Mama tak ingin mendengar rengekan manjamu lagi" ucap Heechul menimpali.
"Aishh~menyebalkan" ucap Kyuhyun berdecak lirih seraya mengambil tempat makan yang ada di meja dengan wajah cemberut nya dan berlalu meninggalkan dapur dengan langkah menghentak.
"Kenapa dengan dahimu?!" teriak Heechul mengabaikan ucapan anaknya, Kyuhyun.
"Pokoknya besok aku tidak mau lagi jika harus mengantarkan makanan untuk food monster itu lagi, terserah dia mau kelaparan apa tidak aku tidak perduli dan tak ingin perduli" gerutu Kyuhyun tidak mengindahkan pertanyaan ibunya dan melenggang pergi dengan kaki yang semakin menghentak kesal.
"Dasar anak tidak sopan~meniru siapa sih anak itu sangat tidak ada manis-manisnya sama sekali" gerutu Heechul, bahkan Heechul tak sadar siapa yang sedang di tiru oleh Kyuhyun saat ini kalau bukan dirinya.
Kyuhyun berjalan cepat seraya membanting pintu rumahnya dengan gerutuan yang tak pernah lepas dari bibir semerah plum miliknya.
"Lihat saja nanti aku akan melemparkan makanan ini langsung ke arah wajah si tiang idiot itu, menyebalkan~memangnya aku pembantunya, untuk apa dia mempunyai kaki sebesar dan sepanjang itu jika tidak di gunakan dengan baik kesal~kesal~kesal" jerit Kyuhyun lagi dengan raut wajah yang jauh dari kata baik tanpa di sadarinya sebuah manik berwarna silver terlihat mengamatinya dari atas tiang listrik yang berada tak jauh darinya terlihat surai kelamnya yang panjang di terpa oleh semilir angin pagi itu dan bergoyang indah melambai saling berlomba dengan jubah keagungannya membuat sosoknya terlihat seperti polesan maha karya sempurna yang pernah Tuhan ciptakan sebagai makhluk hidup.
Aku menemukanmu...
Setelah sekian lama terperangkap dalam kehampaan dan permainan sang takdir.
Hukuman ini harus segera di akhiri.
Kutukan ini harus segera terhapuskan.
Aku ingin bersamamu dalam keadaan apapun.
Aku tidak ingin takdir buruk itu kembali mengambil alih hidupku, kebahagiaanku dan cintaku padamu.
Kita akan bersama kembali
Aku berjanji.
Merasa seakan sedang di awasi oleh sesuatu Kyuhyun menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan berusaha mencari hal yang mencurigakan namun tak ada siapapun di sekitarnya dan jalanan pagi itu terlihat normal-normal saja, Kyuhyun bergidik dan semakin mempercepat laju larinya agar semakin cepat sampai di tempat tujuannya, rumah keluarga Shin Changmin, pemuda manis itu sempat mengelengkan kepalanya berusaha mengusir segala pemikiran buruk dalam otaknya.
Sesosok dengan jubah itu melompat turun dari atas tiang listrik tanpa kesusahan dengan kaki yang menapak tanah dengan sempurna. mata silvernya masih tak teralihkan dari sosok Kyuhyun yang semakin menjauh dari tempatnya. Pemuda bermata silver itu menatap punggung seseorang yang telah lama di rindukannya menatap tanpa berkedip pada pemuda manis itu yang menghilang di sebuah rumah dengan tergesah.
"Mama~makhluk apa dia, dia keren" tanya seorang anak kecil yang melintas tepat di sebelah sosok tampan yang terlihat menakjubkan itu.
Sang ibu dari anak kecil itu terlihat celingukan mencari objek yang di maksud oleh sang anak dengan dahi yang sedikit mengeryit aneh.
"Siapa yang kamu maksud sayang?!" tanya sang ibu berhenti tepat di samping pemuda bermata silver itu namun masih belum bisa menangkap dan melihat keberadaan sosok tampan itu dengan jelas, sementara manik bersinar bocah itu masih mengawasi sosok pemuda bersurai gelap itu dengan intens.
Pemuda bermata silver itu mengangkat jari-jarinya yang di penuhi oleh cakar tajam dan menaikan ke arah bibirnya membuat gestur untuk diam dan tidak berisik, si bocah kecil itu mengangguk dan tersenyum cerah saat pemuda bermata silver itu balas tersenyum manis menambah kesan tampan yang terpahat di wajahnya di tambah dengan ukiran tatto segel di pelipis hingga pipinya membuatnya tampak menakjubkan hingga sang bocah itu menatap pemuda bersurai segelap malam itu dengan ratapan memuja. Pemuda bermata silver itu berjalan mendekati sang anak seraya mengrusak surai gelapnya saat melewatinya dan menghilang dalam sekejap mata.
"Chanyeolie~apa yang kau lihat nak, ayo" ucap sang ibu menyadarkan anaknya yang terdiam masih terfokuskan pada sosok menakjubkan yang tak bisa di lihat oleh sang ibu. Entah kenapa saat melihat sosok menakjubkan itu hati bocah yang bernama Chanyeol itu seakan berhenti berdetak dalam benaknya dia bertekad suatu saat nanti dia akan berubah menjadi tampan dan terlihat keren seperti pemuda bermata silver itu.
"Tidak ada Mama, ayo pergi" ucap bocah enam tahun itu tersenyum cerah seraya menyeret tangan sang ibu yang masih bingung dan tidak mengerti dengan tingkah anak laki-lakinya.
[~Lizz_L_L~]
