Noragami © Adachitoka
Warning: Gaje abis. Terlalu aneh untuk dimengerti. /headbang/
. . .
Lux
Gumpalan cahaya itu sederhana. Kuning, suci, tanpa dosa. Melayang di udara, bebas tanpa beban. Lepas dari kehidupan fana, tak kunjung sampai ke alam baka. Singkatnya, ialah jiwa mungil yang terombang-ambing. Menunggu saat-saat ia bisa berguna. Namun jawabannya masih sama—belum.
Ia masih menunggu, menunggu sesuatu yang pernah hilang darinya.
Nama?
Kepala kecilnya sudah lama lupa. Apa ia bahkan pernah punya nama? Tubuh pun kau tak punya, ia menjawab sendiri. Nama itu apa…?
Kehidupan itu apa…?
Kehidupan di depan matanya sangat menjijikkan. Makhluk-makhluk aneh bertebaran dengan suara jelek dan wajah sampah. Di ujung ingatan yang hampir menguap, ia ingat ayunan tubuhnya yang bergerak menghunus mereka. Apa ia pernah melakukan itu? Benarkah? Mengapa bisa?
Lalu, kenapa ia tak kembali ke wujud itu lagi?
Bau… enak…
Dengung bagai simfoni piano rusak. Telinganya sakit—ya, kau bahkan tak punya telinga. Kau hanya cahaya, tak lebih hebat dari segumpal dandelion terhembus angin gurun.
. . .
Suara lembut bak malaikat, "Ayah, itu apa?"
Manusia, kah?
Orang itu punya keluarga. Cahaya kecil tak berwujud itu bisa merasakan sakit, ia mampu dan memiliki hati. Sekarang pun masih.
Namun sang ayah tak pernah menjawab. Anak itu polos dengan yukata bersih. Senyumnya tulus dan mata biru laut itu menusuk dengan tatapan halus.
Sang cahaya kecil berusaha mendekatinya.
Ingatan itu melintas bak jejak awan, bersih dan meninggalkan secercah bekas. Cahaya itu tak pernah lebih bahagia dari saat itu. Ia bahagia. Meski dirinya memudar.
Jadi, kau sudah terlahir kembali, ya? Siapa namamu… Yato?
Benar, kau Yato.
Mereka mengingatmu, Yato… Selamat datang kembali.
Mulai saat ini, kuharap kau tetap seperti itu dan tidak mengganti pakaianmu dengan jersey lagi.
Cahaya itu semakin gelap dan entah mengapa, bocah itu sangat ingin memberinya nama. Nama? Untuk apa? Ia tidak tahu jawabannya.
"Cahaya—" tangan kecilnya menunjuk. Gumpalan cahaya yang begitu indah. Begitu ujung jarinya berhasil menggapai, ia tertawa riang. "Aku akan memberimu nama, emm siapa ya—"
Namun sebelum ia selesai dengan pikirannya, cahaya itu redup sebelum sisa partikelnya menghantam tanah.
end
A/N:
Gatau ini apa. Yang jelas saya suka Yato x Yuki ayeee. Cuma mau bantu nambah-nambah archive Noragami. 8D
