Disclaimer : Masashi Kishimoto
Summary : Misi dari Kakashi Hatake mebuat Sakura dan Itachi semakin dekat. Apakah mereka akan tetap menyembunyikan perasaan masing-masing?
Pairing : ItaxSaku
Warning : Sequel for "Pasir Waktu"
DON'T LIKE DON'T READ READERS ;)
HAPPY READING MINNA :D
* Love Mission *
By : Ayume Megumi
...-o0o-…
.
.
.
Badai yang diramalkan akan terjadi di desa konoha itu pun sudah terbukti dengan tertutupnya tanah dengan menumpuknya gunungan salju putih.
Hanya sebuah cekungan dangkal yang digali di tanah yang tertutup salju, kuburan itu disiapkan untuk Hyuuga Hinata, gadis berusia delapan belas tahun, berambut hitam sebahu, dengan tinggi seratus enam puluh senti meter. Hinata dilaporkan telang menghilang selama satu minggu.
Itachi mengalihkan pandangan matanya dari kuburan baru itu ke kuburan lainnya di dekat situ. Sampah hutan dan dedaunan yang membusuk memberikan penyamaran alami untuk menyamarkan gundukan tanah itu.
Ia memandang sekali lagi pada kuburan yang masih kosong, memperhatikan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh kakinya, tetapi ia tidak mengkhawatirkan itu karena jejak-jejak itu akan segera menghilang , tertutup oleh timbunan salju.
#Flashback on
Sakura dan Itachi keduanya memasuki ruang hokage karena ada panggilan mendadak dari Hokage ke 6 yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kakashi Hatake dan keadaan terasa hening dan canggung untuk beberapa saat, hal itu tentunya dirasakan oleh Sakura.
Ia melirik sekilas pada Itachi yang berdiri tepat di sampingnya, pria itu terlihat acuh seolah tak menyadari keberadaannya. Tanpa sengaja, kedua mata Sakura bergerak mengamati setiap inchi tubuh pria ini.
Dan Sakura benar-benar nyaris berdecak kagum begitu menyadari betapa tampannya pria yang ada di sampingnya itu. Ia memiliki bentuk rahang yang sempurna, bibirnya yang penuh, kulitnya yang seputih susu, ia juga memiliki tubuh tinggi yang cukup berisi dengan punggung yang terlihat bidang sehingga siapapun gadis yang berdiri di belakangnya pasti ingin segera memeluk tubuh pria ini.
Belum lagi, Itachi pun memiliki jari-jari yang panjang dan kekar namun terasa lembut saat di sentuh, ia tak memungkiri hal itu karena ia pun telah merasakannya. Di tambah dengan sorot mata Itachi yang tajam dan menyiratkan sesuatu, seolah-olah hanya dengan tatapan matanya saja pria ini sudah mampu meluluhkan gadis manapun. Pikiran-pikiran tidak logis dari Sakura tersebut secara mendadak hilang ketika Kakashi mulai angkat bicara
"Uchiha Itachi, Haruno Sakura, sebentar dimana Yamanaka Ino?"
Seketika itu juga terlihat gadis dengan rambut pirangnya yang berkuncir menghambur ke arah Itachi dan Sakura dengan peluh keringat yang terlihat dari ujung dahinya serta nafasnya yang tidak beraturan. Sepertinya gadis itu baru saja berlari
"Gomen Hokage, hosh..hosh"
"Dasar kau itu... Baiklah, kita mulai pembicaraan kembali. Hyuuga hinata telah hilang. Kuharap kalian bisa menemukannya. Maafkan aku Sakura karena memasangkanmu dengan Itachi dan Ino yang jelas-jelas mereka bukan tim mu. Karena Sasuke dan Naruto pun sedang ada misi di luar desa jadi aku sengaja memasangkanmu dengan mereka berdua. Begitupun hal nya denganmu Ino. Dan kau Itachi, maaf juga telah memanggilmu mendadak yang membuatmu meninggalkan Akatsuki untuk sementara."
"Kami mengerti Hokage", jawab mereka serempak.
"Dan untuk misi kali ini kalian bertiga pergilah ke desa Sunagakure, karena aku mendengar orang yang menculik Hinata adalah orang suna. Tapi aku tidak ingin berperasangka buruk terlebih dahulu karena dapat memicu perang dunia shinobi."
"Memangnya Hinata hilang sejaka kapan, Hokage?"
"Satu minggu yang lalu, dan keluarga Hyuuga baru melaporkan kehilangan anak gadisnya itu pagi ini." jelas Kakashi
"Tenang saja Hokage, karena kita mempunyai pasir wak-" belum sempat Sakura meneruskan kata-katanya, mulut Sakura sudah terlebih dahulu dibungkam Itachi.
"Ada apa dengan kalian berdua?" Kakashi merasa aneh dengan tingkah laku mantan anak didik dan mantan ketua anbu itu.
"Tidak ada apa-apa Hokage, maaf sepertinya ada yang harus aku bicarakan dengan Sakura, permisi hokage", elak Itachi.
Sedangkan Ino dan Kakashi hanya saling memandang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di antara Sakura dan Itachi.
Di luar ruangan Hokage…..
"Lepaskan Itachi! Kau masih saja menyebalkan", umpat Sakura. Setelah menutup pintu ruangan Hokage, Itachi akhirnya membuka bungkaman tangannya pada mulut Sakura.
"Sekali lagi kau mengungkit soal pasir waktu, akan kubunuh kau." Sakura menelan ludahnya dengan berat mendengar ucapan dari kakak Uchiha Sasuke ini.
"Tapi jika kita dapat memutar waktu satu minggu yang lalu kita bisa saja dengan cepat mengetahui keberadaan Hinata tanpa bersusah payah menjalankan misi ini." balas Sakura.
"Kau pikir alat seperti ini bisa dengan seenaknya digunakan? Butuh waktu 10 tahun untuk mengaktifkannya kembali. Dan kau hanya bisa menggunakan 2x setiap 10 tahun. Bukankah kau sudah menggunakannya 2x? Dasar gadis bodoh."
Sakura tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pasalnya ini kali pertama Itachi bicara panjang lebar dengannya.
"Baiklah aku mengerti." ujar Sakura pasrah pada akhirnya.
#Flashback off
Pagi ini Sakura, Itachi, dan Ino segera meninggalkan Desa Konoha untuk mencari Hinata, teman mereka yang hilang secara mendadak dan misterius. Namun belum sampai setengah perjalanan, Ino merintih kesakitan pada kedua pergelangan kakinya.
"Auhhh..."
"Ino kau kenapa?" tanya Sakura pada gadis pirang di belakangnya.
"Kakiku tiba-tiba sakit Sakura, aku tidak bisa melanjutkan perjalanan ini. Apa kita tidak bisa istirahat sebentar?" ujar Ino sedikit memohon.
"Bagaimana ini?" Sakura merasa bingung harus melakukan apa.
"Baiklah untuk sementara kita istirahat sebentar, tapi kita harus menemukan tempat penginapan terlebih dahulu. Tidak bisakah kau menahannya sebentar saja sampai kita menemukan tempat penginapan?" Ujar itachi pada akhirnya
"Kau ini bodoh atau apa? Kau dengarkan tadi Ino bilang tidak bisa berjalan?"
"H-hey, sakura kau ini kenapa sih?" ujar Ino yang merasa tidak enak karena telah memancing pertengkaran kecil tapi sangat mengganggu telinga Ino.
"Fuhh.. Baiklah apa boleh buat. Naiklah ke punggungku!" Itachi terlihat berjongkok di hadapan Ino bermaksud menyuruhnya untuk segera naik ke punggungnya.
"Eh? Apa tidak apa-apa?" ujar Ino memastikan.
"Cepatlah, aku tidak ingin membuang-buang waktu" Itachi sedikit melirik Ino. Akhirnya Ino pun dengan berat hati naik ke punggung Itachi. Sebab dia sedikit takut saat Itachi meliriknya, seakan dari lirikannya tersebut Itachi berkata : naiklah-atau-kau-akan-aku-bunuh-di sini-juga.
Sedangkan Sakura hanya mengeratkan kedua tangannya secara kasar, reader harap agar batu-batu di depannya selamat dari amarah Sakura ketika melihat pemandangan di depannya ini. Entah mengapa, Sakura sedikit merasa, err cemburu? Oh tidak!
Dan tanpa menunggu waktu lama akhirnya mereka bertiga menemukan tempat penginapan yang cocok untuk melanjutkan pencarian Hinata di Desa Sunagakure.
.
.
Setelah berada kurang lebih setengah jam berada di dalam kamar mandi, Sakura akhirnya keluar dari dalam kamar mandi dan menemukan Ino yang 'sepertinya' tertidur pulas di atas tempat tidurnya.
Tanpa pikir panjang lagi, ia pun segera menyingkap selimut dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang sama tepat di samping Ino serta mengenakan selimut tersebut untuk menemani tidurnya.
Meski sudah berusaha untuk menutup kedua matanya dan berharap dia akan segera memasuki alam mimpinya, Sakura tak kunjung terlelap juga. Ia merasa asing dengan tempat ini, dan ia benar-benar tak bisa tidur! Terlebih saat ini dia sedang bersama Ino, sahabat sekaligus rival pribadinya, yang sempat membuatnya cemburu di awal keberangkatan mereka melaksanakan tugas dari Kakashi. Yah, meski Ino tidak menunjukkan rasa sukanya pada Itachi, tetap saja kejadian tadi terus menganggu pikirannya. Terlebih lagi Sakura tidak habis pikir siapa yang tega menculik atau yang terburuk adalah membunuh Hinata di tengah perdamaian dunia shinobi yang telah ia ciptakan lewat pasir waktu.
Dan sepertinya tidak hanya Sakura yang masih dalam kondisi terjaga, Sakura berulang kali dapat mendengar Ino menggerakkan tubuhnya dengan gelisah, seakan mencoba untuk mencari posisi yang nyaman yang dapat membuatnya tertidur lelap.
"Sakura-chan?"
"Hm?"
"Kau belum tidur?"
"Yah, aku sulit tidur. Mungkin… Karena suasananya berbeda dan aku tidak terbiasa tidur dengan siapapun."
Hening, Ino dan Sakura terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya Ino kembali bersuara dengan singkat dan hanya mengatakan, "Oh…"
"Ino, boleh kutanyakan sesuatu padamu?" tanya Sakura terdengar sangat hati-hati.
"Ya, tentu."
Untuk beberapa saat Sakura terdiam, "Err… apakah kau menyukai Itachi Uchiha?"
"Entahlah." Ino menggerakkan tubuhnya dan kedua matanya berganti menatap langit-langit kamarnya, sama seperti yang di lakukan Sakura saat ini. "Aku tidak tertarik padanya." tambah Ino.
"Kau tidak tertarik pada shinobi setampan Itachi Uchiha? Bukankah dia mirip dengan Sasuke?!" jelas Sakura.
Namun Ino melirik sekilas ke Sakura dengan raut wajahnya yang terlihat kaget, "Oh, jangan katakan padaku kalau…."
"Aku tidak seperti yang kau pikirkan, Yamanaka Ino! Dan itu memang tidak akan terjadi! Mana mungkin aku menyukai shinobi sedingin dia."
Ino buru-buru mengatupkan kembali mulutnya ketika mendengar ucapan Sakura itu. "Maaf, Aku hanya penasaran saja." jawabnya pelan.
Suasana kembali hening, mereka masih dalam posisi yang sama dan tak ada satupun dari mereka yang merasa lelah atau mengantuk. Mereka benar-benar merasa tidak ingin tidur malam ini.
.
Sedangkan di tempat lain, Itachi Uchiha sedang sibuk dengan pikirannya sendiri mengenai surat tulisan tangan Hyuuga Hinata yang saat ini berada ditangannya. Itachi memandang dengan tatapan yang mengekspresikan ketidakpercayaam akan isi surat yang ditinggalkan Hinata sebelum dia menghilang satu minggu yang lalu. Surat itu dikirimkan oleh Anbu Konoha kepada Itachi. Hyuuga Hiashi, ayah dari Hinata, tidak sengaja menemukan sepucuk surat yang disimpan dalam laci kamar Hinata, lalu memberikannya pada Anbu Konoha untuk membantu penyelidikan.
To : Naruto Uzumaki
Aku ingat saat pertama kali aku melihatmu. Kau bahkan tidak sadar aku ada di sana. Aku tidak menyalahkanmu. Karena mungkin, kau tidak melihatku. Aku tidak marah. Karena, aku tersembunyi. Saat itu, kau berjalan bersama seorang gadis berambut pink, Sakura Haruno. Aku mendengar kau memanggilnya begitu. Gadis itu berkata sesuatu dan kemudian kau tersenyum.
Hey, apa kau tahu? Ketika aku pertama kali melihatmu, aku tidak pernah berpikir bahwa orang sepertimu bisa ada di dunia ini. Aku terdiam di sana, memperhatikanmu saat kau duduk di dekat jendela, begitu polos, begitu suci, begitu indah, kau duduk di sana dengan temanmu. Kau berkata sesuatu dan gadis itu terkikik, dan aku benci dia. Tuhan, betapa aku membenci gadis itu! Untuk sesaat aku sempat berpikir untuk masuk ke sana dan mencabut nyawanya sehingga aku bisa menggantikan dirinya. Lucu ya? Tapi, sepertinya tidak lucu. Lagipula aku tahu bagaimana amarahku sendiri.
Hey, apa kau ingin tahu dimana aku berada saat aku melihatmu? Aku duduk di gang seberang jalan. Kenapa kau bertanya? Apa kau ingin tahu kenapa aku duduk di sana? Okay, aku akan memberitahumu hanya karena itu kamu. Aku selalu ada di sana, kau tahu. Setelah menyelesaikan sebuah tugas, aku duduk di sana sepanjang hari. Kadang, aku kesulitan bernapas, tapi selalu sembuh. Sekarang, rasanya semakin sulit. Dadaku terasa sakit setiap aku mengambil napas, sebelum aku tahu kau ada, aku bisa menahannya sedikit, tapi sekarang aku sudah tidak tahan lagi.
Itachi tidak mengerti akan maksud dari goresan tangan Hinata dalam kertas tersebut. Tapi satu hal yang pasti, Itachi tahu bahwa penyebab Hinata pergi adalah kecemburuannya melihat Sakura Haruno dengan Uzumaki Naruto sahabat dari adik kesayangan Itachi, Sasuke Uchiha. Yap! Sakura. Gadis yang beberapa saat yang lalu selalu menghantui pikirannya ketika bergabung kembali dengan Akatsuki.
Ditengah pikirannya yang tidak menentu, Itachi mendengar derap langkah seseorang dari balik punggungnya. Secara reflek, Itachi pun membalikan badannya untuk melihat siapa orang yang berada di belakangnya itu.
"Ternyata kau belum tidur, Itachi?", Sakura mengawali pembicaraan.
"Kau juga sepertinya tidak bisa tidur, nona Haruno."
"Hahaha, kau benar! Aku sedang memikirkan nasib Hinata", Sakura tersenyum kikuk dihadapan Itachi. Sebenarnya dia tidak bisa tidur dikarenakan masih terbakar api cemburu. Bagaimana mungkin dia tidur seranjang dengan orang yang membuatnya cemburu setengah mati.
"Apa… aku bisa bertanya satu hal padamu?" Ujar Itachi akhirnya kembali memecah keheningan yang ada.
"Ya…."
Sakura dapat mendengar Itachi mengambil nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya dengan berat, dan sesaat setelah itu pun lelaki itu mulai melontarkan pertanyaannya.
"Sebenarnya, apa yang kau rasakan pada Naruto? Maksudku, apakah kau merasa tertarik padanya?
"Entahlah…"
"Apa maksudmu dengan entahlah?" tanya Itachi yang terdengar menuntut jawaban yang pasti.
"Ehm… aku tidak menyangkal jika Naruto adalah seorang shinobi yang baik dan tampan. Tapi, itu bukan berarti aku menyukainya dan jika aku mengatakan hal ini pun bukan kecil kemungkinan jika aku tak memiliki perasaan apapun padanya."
"Jadi, kau menyukainya?" Suara Itachi terdengar sinis dan Sakura menyadari hal itu. Sakura hanya ingin mengetahui perasaan Itachi yang sebenarnya. Jika Itachi memang tak menyukainya, mengapa dia harus memeluknya waktu itu di kediaman rahasia keluarga Haruno setelah Sakura berhasil menyelesaikan misi yang diberikan oleh Itachi.
"Mungkin tidak, mungkin juga iya."
"Kau aneh!" ujar Itachi sarkastik
"Kau lebih aneh, jika aku menyukai Naruto apa kau keberatan?" balas Sakura.
Raut wajah Itachi seketika berubah, rahangnya mengeras dan tatapannya pun terlihat begitu sendu seakan menyiratkan kesedihan tersendiri.
Itachi terdiam sesaat, kemudian ia menoleh pada Sakura membuat gadis itu tersadar dengan tatapan Itachi yang terlihat berbeda dan gadis itu pun segera menoleh padanya juga.
Kedua mata mereka saling bertemu pandang, onyx kelam bertemu dengan hijau emerald dan keduanya sempat terdiam beberapa saat. Kedua orang ini seakan tengah mencari-cari sesuatu melalui pancaran mata mereka masing-masing, dan entah kenapa Sakura merasa sekujur tubuhnya memanas begitu ia tersadar bahwa Itachi tengah menatapnya dengan intens dan tajam. Seakan memberikan sebuah tatapan mengintimidasi yang memiliki kesan lembut namun ada kekuasaan tertentu, dan itu benar-benar membuat sekujur tubuh Sakura menegang!
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Itachi..." ujar Sakura berusaha untuk kembali pada topik pembicaraan mereka tadi dan tentunya ia langsung menatap arah lain. Tak ingin menatap kedua mata Itachi lebih lama lagi.
"Sudahlah, tidak perlu membahas hal ini lagi aku capek karena belum juga kunjung menemukan tanda-tanda keberadaan Hinata yang sebenarnya"
Ada kekecewaan yang terlihat jelas di wajah Sakura, nampaknya ia tidak puas dengan jawaban Itachi tadi.
"Kau mengalihkan pembicaraan!" Kesal Sakura, ada nada putus asa bercampur kesal di antara suaranya itu.
"Sekarang pergilah tidur!"
"Aku belum mengantuk!"
"Sakura jangan melawanku aku ketua dalam misi ini. Atau aku akan menciummu"
"APA?" Jerit sakura tiba-tiba mendengar pernyataan dari Itachi
To be continue
