THREE YEARS
Kurobasu—Fujimaki Tadatoshi
AU, Teacher!Midorima x Student!Reader
~ENJOY~
Pagi yang cerah di SMA Shutoku. Seorang pria bersurai hijau melangkah dengan tenang, diiringi tatapan kagum beberapa gadis dan guru yang dilewatinya. Di tangannya terdapat sebuah botol minuman berwarna hitam dengan stiker gunting merah—Lucky Item miliknya hari ini. Pria itu, Midorima Shintaro, memasuki ruang guru dan meletakkan tas kerjanya di lantai dekat kursinya.
"Selamat pagi, Midorima-sensei!" Sapaan salah seorang gadis yang kebetulan juga berada di sana mencoba menyapa Midorima dengan wajah memerah. "Selamat pagi, Nanodayo," sahut Midorima tak acuh. Sahutan itu sukses membuat wajah sang gadis makin memerah. Midorima sendiri tak peduli, dia sudah terbiasa dengan reaksi gadis itu. Kemudian, dia teringat sesuatu. "Kau, anak kelas 11 IPA 2, kan? Jam pertama nanti adalah olahraga, suruh semua anak di kelasmu ke lapangan sepak bola, Nanodayo," kata Midorima yang disambut anggukan oleh gadis pemalu tadi. Kemudian gadis itu keluar, menyisakan Midorima seorang diri di dalam. Midorima menghela napas.
KRIIIIIIINGGG!
Dering bel yang memekakkan telinga membuat Midorima berjengit kaget. "Dering bel sialan, Nanodayo," rutuknya pelan. Dia melepas jaket hitamnya dan menanggalkannya di kursi begitu saja, lalu menyabet peluit hijau tua miliknya. Dikalungkannya peluit itu dan diambilnya botol minumnya, kemudian dia berjalan menuju lapangan. Saatnya mengajar olahraga.
Di lapangan sepak bola masih sepi. Midorima mendesah, lalu meniup peluitnya keras-keras. Kelas 11 IPA 2 ada di depan lapangan sepak bola, jadi para murid tentu bisa mendengarnya. Midorima menunggu, namun tak ada seorang muridpun yang keluar. Siku-siku kekesalam muncul di dahi Midorima yang malang. Awalnya pria itu hendak berteriak, namun Oha-Asa bilang dia harus menjaga kualitas suaranya. Maka Midorima mengurungkan niatnya dan berjalan menghampiri kelas. Dia membuka pintu, dan kemudian—
And what the hell?!
Murid-muridnya asyik bermain Clash of Clans atau School Idol di iPad masing-masing. Mereka baru menyadari kehadiran Midorima 5 MENIT KEMUDIAN!
"S-Sensei..."
Midorima tersenyum hambar. Aura gelap menguar dari tubuhnya.
"Lari keliling lapangan sepuluh kali, Nanodayo."
"APAAAAA?!"
"Protes, ya. Jadi dua puluh, Nanodayo."
"BA-BAIK!"
Midorima Evil Power Mode: ON. Diharapkan para murid kabur dari jarak pandangnya.
~=.=~
[Readers POV]
"Haah!? Hidoi na Yuna-chan! Kau tidak bilang kalau Sensei menyuruh kita ke lapangan! Jadinya kita kebablasan, kan?!" seruku sambil terus berlari. "Maaf, maaf! Aku juga lupa, sih!" sahut Yuna sambil tertawa kecil. Aku menggembungkan pipiku karena kesal. "Lagipula kau mikir apa, sih?" timpal Takao tiba-tiba. "Eh... Aku terpesona melihat wajah Midorima-sensei, jadi ya kebablasan...," jawab Yuna salah tingkah. Aku terkikik, Takao sudah keburu ngakak. Buru-buru Yuna memukul punggung lebar Takao dengan wajah memerah.
"Nah, aku selesai duluan!" seruku girang. Yuna membulatkan matanya. "Cepat sekali kau berlari! Kau benar-benar sudah melakukan 20 putaran?!" serunya tak percaya. "Aku juga selesai, loh, Yu-chan!" goda Takao. "Kalian tidak adil!" protes Yuna. "Sudah, cepat lari! Bisa-bisa Midorima-sensei menambah jumlah putaranmu, loh!" selaku tanpa minat. Yang aku pikirkan adalah istirahat-minum-main. Yuna memberengut, lalu melanjutkan putarannya sambil menggerutu.
"[Fullname], 1 menit 59 detik, Takao Kazunari, 2 menit." Seraya berkata demikian, Midorima-sensei menghampiri aku dan Takao. "Ah, terima kasih!" seruku, diikuti Takao. "20 putaran dalam waktu 2 menit. Kalian ada peluang untuk atletik, Nanodayo," lanjut Midorima-sensei sambil membetulkan letak kacamatanya. "Terima kasih sarannya, Sensei," sahut Takao. Midorima-sensei mengangguk kecil, lalu berbalik meninggalkan Takao dan aku. Aku menatap punggung Midorima-sensei. Entah kenapa... punggung itu... bagiku sangat familiar. Punggung itu mengingatkanku pada sesuatu. Tapi apa, ya? Aneh. Aneh sekali.
Kemudian, waktu istirahat...
"Yuna-chan!" panggilku riang". Yuna menoleh, lalu menghampiriku yang membawa nampan makanan. "Mau duduk di mana?" tanya Yuna. "Duduk dengan Takao-kun dan Miyaji-kun, bagaimana?" tawarku. "Ide bagus, ayo!" sahut Yuna tanpa basa-basi. Kami berdua langsung berjalan menghampiri Miyaji dan Takao. Takao mendongak, diikuti Miyaji. "Hooh, kalian! Duduk sini!" kata Miyaji. Aku dan Yuna menurut dan duduk di kursi kosong yang bersebelahan.
"Midorima-sensei seram, ya," komentar Takao sambil menyeruput jus jeruknya. "Kau benar. Aku sedang asyik bermain Clash of Clans, tiba-tiba Midorima-sensei datang dan menyuruh kita berlari. 20 putaran, pula! Mengerikan sekali!" timpal Miyaji. "Ini salah Yuna-chan! Padahal sebelumnya Midorima-sensei sudah mengatakan hal itu kepadanya, tapi Yuna-chan terlalu terpesona dengan wajah Midorima-sensei, lalu melupakan perkataan Midorima-sensei yang jelas-jelas sangat penting!" sahutku sambil menatap Yuna tajam. Yuna sendiri tertawa hambar. "Habis, dia memang tampan, kan?" ucapnya di sela-sela tawanya. "Menurutku dia biasa saja,"sahutku, yang disambut anggukan tanda setuju oleh Miyaji dan Takao. "Seleramu rendah, sih!" olok Takao. "Apa maksud—"
"Apa yang kalian bicarakan, Nanodayo?"
DHEG.
Kami berempat terpaku, lalu mendongak bersamaan.
"M-MIDORIMA-SENSEI?!"
"[Fullname], Miyaji Kiyoshi, Takao Kazunari, Yuna Shirone, temui aku di ruang guru, Nanodayo."
"B-baik..."
Setelah Midorima-sensei pergi, kami berempat lemas seketika. "Masalah lagi," gerutu Takao. "Matilah," rutuk Miyaji. "Nasib hidupku...," keluhku. "Biar marah Midorima-sensei tetap tampan...," puji Yuna. Sontak, aku, Miyaji, dan Takao menatap Yuna tajam.
"Apa yang tampan darinya, HAH?!"
"T-Takao..."
"Kau gila?!"
"Miyaji..."
"Seleramu memang aneh!"
"[Name]-chan..."
Yuna menunduk. "Seleraku memang rendah, hehehe," katanya sambil terkekeh. Aku membatu. Takao menyemburkan jus jeruknya ke arah Miyaji. Miyaji menjatuhkan sumpitnya.
"TAKAO! WAJAHKU JADI KOTOR!"
"Muahaha! Persis babi!"
"BABI?! Sialan kau!"
Aku dan Yuna melongo. Kenapa bawa-bawa babi segala, sih?
~T_T~
KRIING!
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku bangkit dari kursiku. "Yuna-chan, aku piket dulu. Kau pulang duluan, ya!" ujarku. Yuna mengangguk. "Kalau begitu aku duluan! Daah!" sahut Yuna riang. Dia berlari pergi keluar kelas. Aku menghela napas, lalu mengambil penghapus papan tulis.
"[Name] rajin sekali," komentar Takao. Aku menatapnya tajam. "Kalau kau tidak ada kerjaan, sini, bantu aku! Jangan menonton saja!" sahutku. "Hee? Baiklah~ Aku hapus papan tulis saja, ya~" kata Takao, lalu menyabet penghapus papan tulis dari tanganku. "Hei! Kau harusnya menyapu!" seruku. "Aah~ Kalau aku yang menyapu tidak akan bersih! Kau saja!" kata Takao dengan wajah sedih yang dibuat-buat. Aku berseru gemas, lalu mengambil sapu. Kemudian aku mulai menyapu, sementara Takao menghapus papan tulis.
Beberapa menit kemudian, pekerjaan kami selesai. "Akhirnya," gumamku lega. Aku memalingkan wajahku, menatap Takao sambil tersenyum. "Terima kasih, Takao! Lain kali kau bantu aku lagi, ya!" ujarku riang. Takao menggembungkan pipinya. "Kalau begitu kau juga harus membantuku saat aku piket!" sahutnya. Aku mengerucutkan bibirku. "Tidak mau! Jaa, aku pulang duluan!" seruku sambil berlari pergi, meninggalkan Takao yang melongo.
Aku sedang melewati ruang guru saat mendengar suara yang amat kukenal.
"Aku... menyukaimu, Midorima-sensei!"
Suara Yuna.
Dia menyatakan cintanya pada Midorima-sensei.
Aku menutup mulut dengan telapak tangan. Yuna tidak main-main. Dia benar-benar suka Midorima-sensei!
"Terima kasih, tapi aku suka orang lain, Nanodayo. Aku tidak suka kau, Nanodayo"
Aku sweatdrop seketika. Bahasa yang digunakan Midorima-sensei... lugas dan tajam. Tapi nadanya itu loh! Rasanya agak... kekanak-kanakan!
"Si-siapa yang kau suka?"
"Bukan urusanmu, Nanodayo."
"Tapi..."
Aku sudah tak mau dengar lagi. Aku langsung mengendap-endap, mencoba kabur tanpa suara. Semoga tidak ada yang meli—
KRIEET!
SIAL!
Pintunya terbuka, dan aku langsung melesat secepat kilat.
Sementara itu, Midorima-sensei, orang yang membuka pintu, tertegun.
"Siapa itu, Nanodayo?"
To Be Continued~
YOOO!
Ini dia request dari Arisa Hamada-san! Memang sepertinya belum ada tanda-tanda MidoReader, tapi lama-lama juga muncul, kok! Tunggu saja kelanjutannya! Kesese~
KriSar, plis?
