A/N: Lama menunggu untuk inspirasi dari Fic Everything After. Malah yang di dapat inspirasi untuk buat Fic baru. Tapi apa daya perasaan untuk post Fic ini lebih besar dibandingkan perasaan untuk mencari inspirasi lanjutan Fic lainnya.

Saya juga tidak berharap banyak untuk Fic ini. Jadi ya mungkin ini Fic akan lama bangat untuk tamatnya.

Karna saya lebih fokus kepada Fic-Fic lain yang pada udah lumutan T-T

Ok... tanpa banyak cingcong mari nikmati Prologue, dari Fic Sebuah Nama Sebuah Cerita. Sebuah Fic yang menjadi pelampiassan untuk kebuntuan dari Fic Everything After. Dan do'a kan saya supaya agar inspirasi saya ngak mutus-mutus ya *?*


Disclaimer: Saya tidak akan pernah mengakui kepemilikan Naruto

Rate: T

Pair: Belum ada.

Genre: Fantasi, Adventure dan untuk Genre lain bakalan nyusul.

Warning: Typo, ooc, oc, bahasa yang aneh, abal-abal, banyak kekurangan di sana-sini, alur yang terlampau cepat, sistim SKS (Sistim kebut semalam). Dan untuk Naruto disini sangat OC.


PROLOGUE

Present

Sebuah Nama Sebuah Cerita

By : Drak Yagami


Sebelum dimulainya perang, dia hanyalah anak biasa. Anak biasa yang berasal dari keluarga bangsawan terpandang. Selama perang, dia dipaksa untuk ikut wajib militer. Padahal usianya baru 14th, dan sayangnya dia juga anak tunggal. Diakhir perang, dia dan beberapa orang yang senasib dengannya, dijadikan objek percobaan untuk suatu eksperiment. Setelah perang, dia mendapatkan kabar bahwa keluarganya dibantai secara sadis. Sehingga menyebabkannya gila, dan akhirnya diasingkan dan dimasukan kedalam rumah sakit jiwa.

Kini, perang telah selesai. Telah lama, bagi sebagian orang atau barang kali tidak selesai-selesai. Entahlah, dia tidak tau, dan tidak pernah peduli lagi. Rumah sakit jiwa telah lama ditinggalkannya.

Dia bukan siapa-siapa, yang pasti yang dia tau. Dia seorang pemuda berusia 17th. Dengan rambut jabrik pirang. Dan memiliki iris mata berwarna biru, bagaikan langit tanpa awan. Oh... jangan lupakan kemampuan yang dimilikinya hasil dari sebuah eksperiment yang pada akhirnya gagal.

Kegagalan eksperiment, yang menyebabkan ratusan nyawa melayang bebas. Mati sia-sia. Bagi yang selamat dari neraka dunia itu, bisa dikatakan sangat bruntung. Termasuk dirinya. Namun, diantara para korban yang selamat, ada pula yang mengalami kecacadtan mutasi. Sehingga agak mengubah bentuk fisik manusianya. DNA mereka gagal bersatu dengan sempurnya. Namun kasus seperti itu sangat jarang terjadi. Dan kalau dipersentasikan, jumlah rasionya adalah 1 : 10.000 kasus.

Para korban yang selamat dari eksperimen tersebut kemudian dipanggil dengan sebutan Hollow. Termasuk juga dia. Mungkin, sejenak kita berfikir bahwa menyenangkan menjadi salah satu dari mereka. Namun, kalian salah. Karena setelah perang, para Hollow sering diburu oleh pemirintah untuk dimusnakan. Karena pada dasarnya Hollow adalah senjata selama berperang. Hingga para Hollow yang tersisa, harus bertahan hidup dengan menyembunyikan kemampuannya agar selamat.

Sekarang dia berada disepanjang jalan raya, berjalan tanpa arah dan tujuan. Dan dari istilah resmi yang dia dapat dari Departemen urusan Sosial. Dia seorang gelandangan.

Matahari menancap tinggi di langit. Udara gerah. Dan dari kejahuan, terdengar suara kereta api yang memasuki stasiun. Terdengar ratusan suara klatson yang memekakan telinga. Pegawai kantoran pulang.

Terus melangkah. Sepertinya kakinya sudah tidak kuat lagi untuk digerakkan. Ke pintu keluar stasiun. Berusaha menghadang orang yang lalu lalang. Barang kali, diantara yang lewat ada kenalannya semasa perang. Yang mau memberinya sedikit uang, untuk makan seminggu atau lebih.

Menurut anggapnya sendiri. Walaupun dia gelandangan, dia tidak pernah menjadi peminta. Yap, setidaknya harga dirinya masih terlalu tinggi untuk melakukan hal itu. Dan salahkan darah Namikaze yang mengalir dalam tubuhnya, yang melarangnya untuk melakukan perbuatan yang mengikuti rekan gelandangan lainnya. Mengadahkan kaleng bekas keatas, berharap diberi sedikit recehan oleh orang yang lewat.

Dan bila tidak ada kenalannya diantara penumpang - penumpang itu. Maka dia tidak akan melakukannya.

.

.

.

.

.

Siang hari ini, dia tidak pernah merasa sepusing ini. Perut kosong, dan rasa lapar yang dirasakannya merayap. Meracuni otaknya. Dia bisa saja mencuri sebuah toko makanan menggunakan kekuatannya. Tapi didunia yang naif ini, dia masih teringat dengan nasehat ibunya Namikaze Kushina. Untuk jangan pernah mencuri, tidak peduli walau sesulit apa hidupmu kelak. Sungguh sekilas dia terlihat seperti orang bodoh jika masih mendengarkan nasehat seorang ibu di dunia yang sudah tidak punya harga diri lagi. Tapi inilah dia dari sisi manapun.

Selain itu bisa menjadi masalah tersendiri baginya, bila dia ketahuan menggunakan kekuatannya.

.

.

.

.

..

Terduduk di emperan toko yang sudah tutup. Dia bisa melihat matahari yang mau pergi dari singgasananya. Pergi digantikan dengan datangnya bulan. Perut kosong yang semakin menyiksanya. Dan ditambah dengan pusing dikepanya yang semakin menjadi. Membuatnya, harus cepat-cepat menutup mata. Agar rasa sakit ini hilang. Agar rasa ketidak adilan ini hilang. Agar rasa kehilangan keluarganya hilang. Dan yang terpenting...

Agar dia bisa menghilang dari dunia ini...

Tapi, sayang sekali...

Dia, tidak bisa menutup matanya...

.

.

.

.

.

Menghitung bintang dilangit, yang seakan tidak akan ada habisnya, telah menjadi kesenangan tersendiri baginya. Merangkai bintang menjadi hewan-hewan aneh atau lucu selalu mengundang tawanya dulu.

Ya. Kegiatan itu. Kegiatan yang sering di lakukan bersama orang tuanya dulu, lama sekali. Sebelum perang dan maut memisahkannya dengan kedua orang tuanya.

Sekarang hanya ada langit hitam. Kosong. Tanpa bintang dimalam hari. Bintang memang ada, tapi tidak akan pernah muncul. Karna bintang telah kalah terang, oleh cahaya lampu yang menyelimuti setiap sudut kota.

"Kembalikan uang ku"

Terdengar dari kejahuan, suara anak kecil yang membuat aktifitas menatap langit malamnya terganggu. Mengalihkan pandangannya. Dia bisa melihat, 3 orang pereman pasar yang merebut uang seorang anak jalanan.

"Bedebah" ucapnya seraya menatap bosan pereman tersebut. Tidak peduli. Duduk diam, dia hanya menatap adengan tersebut. seolah itu adalah pertunjukan seni teater baginya.

Terus menatap adengan premanisme didepannya. Seolah itu adalah hiburan tersendiri. Tiba-tiba, dia melihat salah satu dari 3 preman tersebut, memukul anak jalanan itu.

Marah. Entah kenapa? Dia mendatangi ke tiga preman tersebut. berdiri disamping anak jalanan tadi, dan mengulurkan tangannya. Meminta sacara baik-baik uang anak jalanan itu.

"Kembalikan uang anak itu" katanya tegas, bagaikan perwira dimedan perang. Tidak dapat dinganggu gugat.

"Siapa kau gembel?" balas salah satu pereman itu sombong, memandang remeh pemuda didepannya.

"..." tetap diam, sambil tetap mengulurkan tangannya.

"Apa maumu?" salah satu dari pereman bertubuh agak kecil. Kembali bertanya.

"Bukankah sudah jelas" ucapnya seraya menatap datar 3 pereman itu. "Apakah kalian terlalu bodoh, sehingga tidak memahami ucapanku?"

"Grrr... Takeshi, Shiro" ucap salah satu pereman yang paling sangar tampangnya. Dan sepertinya dia bos dari 3 pereman ini. "Hajar gembel ini"

"Baik bos"

Takeshi dan Shiro, berlari menuju pemuda itu seraya melayangkan tinjunya. Namun sayang sebelum mencapai tujuan. Mereka bisa melihat pemuda itu merentangkan tangannya kedepan. Seraya berucap satu kalimat pelan, tidak bisa mereka dengar karna saking pelannya. Lalu seperkian detik kemudian, tercipta gelombang kejut yang kemudian menerbangkan kedua pereman tersebut. hingga menabrak tiang lampu jalanan.

Pereman yang tersisa, hanya menatap ketakutan pemuda didepannya ini. Dengan badan yang bergetar hebat, dipikan pereman tersebut terlintas satu nama

Hollow.

Membalikan badannya. Pereman tersebut berusaha berlari sekencang-kencangnya. Dan berbagai fantasi buruk, tentang akhir hidupnya , terus melintas dipikirannya. Tapi entah kenapa? Bukannya semakin menjauh. Dia malah semakin mendekati pemuda itu. Seakan ada kekuatan kasat mata yang menariknya mendekati pemuda tersebut.

Mengenggam kepala pereman tersebut. Dia kemudian mengeluarkan aura intimidasi yang kuat. Berusaha meremukan mental pereman yang berada dihadapannya saat ini. Dan sepertinya usahanya berhasil. Dimana dia merasakan tubuh pereman itu bergetar hebat. Dan bahkan sepertinya pereman itu kencing dicelana. Jika melihat dari celana pereman itu yang basah.

"Kembalikan uang anak itu" ucapnya dingin dan datar. Tidak mengurangi kadar intimidasinya.

"I-i-ini" ucap pereman tersebut terbata-bata seraya meletakan uang yang dirapasnya diatas tanah.

Melepaskan genggamannya. Dia bisa melihat bagai mana pereman tersebut berlari sekencang-kendangnya. Tidak mempedulikan temannya yang telah pingsan.

Memungut uang tersebut. Dan berbakik arah. Dia menuju tempat anak jalanan tadi, yang hanya memandanginya denga tatapan takut. Tersenyum ramah seraya menyerahkan uang tersebut.

"Ini uangnya" ucapnya seraya menunjukan cengirannya. "Siapa namamu?"

"Kalau namaku..."

"HOLLOWWW..."

Ucapannya terpotong akibat teriakan anak itu. Senyum ramahnya kemudian perlahan memudar, digantikan oleh wajah datar tanpa ekspresi. Seraya dia melihat bagai mana anak itu. Lari terbirit-birit meninggalkannya. Dan akhirnya anak tersebut menghilang dalam pekatnya malam.

"Namaku..." ucapnya masih mengulang kata yang sama.

.

.

.

"Namikaze Naruto"


Yup.. itulah sekilas Prologue dari Fic Sebuah nama sebuah cerita. Bagaimana menurut kalian. Apa kalian puas? Apa Fic kali ini jelek?

Dan akan saya beri beberapa pengumuman. Mungkin selama beberapa minggu kedepan saya bakalan absen dulu dari dunia Fanfic. Berhubung sebentar lagi saya akan UTS, maka update Ficnya setelah UTS selesai. Jadi untuk para readers yang nunggu Fic ini. Atau Fic lain dari saya harap bersabar dulu.

Dan kemungkinan untuk beberapa Fic yang udah pada lumutan seperti Naruto:Kehidupan ke dua akan update setelah UTS selesai. Juga Fic Day Walkers. Jadi saya harap readers tetap setia menunggu..

Dan seperti biasa, review please.