Hallo salam kenal..
Miko penulis bru dsni jdi mohon bantuan nya ya.. buat reader bca lah cerita ini di waktu senggang..
Naruto bkan pnya saya..Saya hanya meminjam karakter Naruto dari Mr Masashi Kishimoto.
Sekian cuap2 nya.
xXx
Hujan masih nampak enggan meninggalkan tokyo di pagi hari, gerimis hujan masih terdengar menetes di setiap atap penduduk kota Tokyo. Membuat sebagian orang lebih memilih berada di dalam rumah, meskipun pun begitu ada sebagian yang tetap menjalan kan kesibukan nya.
Contoh nya si gadis Hyuga yang satu ini, Hinata Hyuga masih sibuk di dapur apartemen nya menyiapkan bekal untuk makan siang nya. Terkadang mata bulan nya melirik ke arah jendela dan sambil bergumam
"kapan hujan ini benar-benar berhenti"
Begitulah seterus nya sampai kotak bekal itu sudah siap.
Dengan berat hati akhir nya Hinata lebih memilih menerobos gerimis di pagi itu dengan menggunakan payung ungu ny. Mata ny menatap jalanan yang biasa nya ramai di pagi hari sekarang nampak sepi hanya ada satu atau dua orang yang berlalu lalang.
Padahal menurut ramalan cuaca musim hujan sudah lewat, tapi tak jarang hujan masih sesekali turun dengan deras.
Hinata masih berjalan dengan santai menuju persimpangan di ujung jalan, di saat jarak kurang lima meter dari persimpangan Hinata melihat seorang lelaki berlari tanpa menggunakan payung, besandar di tembok seolah bersembunyi dari sesuatu, tak lama ada tiga orang yang datang seolah mencari sesuatu. Setelah tak mendapat apapun ketiga orang itu lantas pergi. Hinata berusaha untuk tidak perduli, dia tidak mau terlibat dalam hal yang tak di inginkan, bisa saja laki-laki itu perampok atau semacam nya.
Hingga jarak kurang dari satu meter Hinata dapat mendengar laki-laki itu mengumpat bahwa hari ini, hari sial untuk nya. Di saat Hinata tinggal sedikit lagi melewati laki-laki itu, dia melihat pemandangan yang menuntut nya 'ini adalah tugasku'.
"A-ano tuan kau berdarah" ujar Hinata
"Pergilah" sahut ny dengan ketus
"Tuan aku adalah seorang dokter, sudah tugas ku bila seseorang terluka wajib menolong " walaupun Hinata berusaha tegas tetap saja kalimat itu keluar dengan lembut
"Ck.. cepat kalau memang kau ingin membantu ku" ujar sang lelaki menyahut
Dengan sigap Hinata membantu laki-laki itu berdiri dan membopong nya, walaupun badan Hinata lebih kecil itu tidak masalah.
"Kita kemana" tanya laki-laki itu
"Kita ke apartemen ku tuan, akan lebih mudah melihat seberapa parah luka anda" ujar Hinata.
Saat Ini Hinata tengah membersihkan luka laki-laki itu, cukup banyak luka lecet di tubuh nya tapi itu tidak masalah, saat ini Hinata hanya harus menjahit luka bagian perut sang lelaki, mungking tujuh sampai sepuluh jahitan cukup untuk menutup luka sobek tersebut.
Setelah selesai dengan semua nya, Hinata membereskan peralatan medis nya, menaruh kembali ke dalam kamar tidur. Hinata sadar sedari tadi sang lelaki terus menatap apartemen nya, memang apartemen Hinata tidak mewah, hanya ada satu kamar, ruang tamu dan dapur jadi satu, tapi bagi Hinata ini sudah cukup mewah. Dengan telaten Hinata menyiapkan makanan untuk sang tamu, tidak ada yang istimewa hanya segelas ocha hangat, sop miso, semangkuk nasi dan telur gulung.
"A-ano tuan silahkan" ujar Hinata
Sangat pria hanya menatap makanan yang tersaji di depan nya, memang sangat sederhana tapi untuk saat ini dia memerlukan nya.
Melihat sang tamu tak kunjung bergerak, membuat Hinata merasa bingung apa jangan-jangan...
"Aku tidak menaruh racun kalo itu yang anda takut kan" ucap Hinata
"Hn, aku tahu"
Hinata membereskan peralatan makan yang sudah di gunakan. Hinata juga sudah menelpon untuk berganti shift dengan teman nya, karna saat ini dia tidak mungkin meninggalkan tamu nya seorang diri.
Sekarang jam sudah menunjukan waktu 05:00 sebentar lagi Hinata harus segera ke Rumah Sakit, tapi bagaimana sang tamu juga tak kunjung bangun. Dengan sedikit keberanian Hinata menggoyang tangan sang lelaki tapi nyata nya tak kunjung bangun juga.
Akhir nya Hinata memakai cara ibu yang biasa digunakan untuk membangunkan dirinya.
Dengan pelan Hinata meletakan tangan nya di pipi sang lelaki, Kulit nya cukup halus Hinata bisa merasakan itu, mungkin laki-laki ini berumur dua puluh limaan. Pelan tapi pasti Hinata membelai wajah sang pria.
"Tuan bangun.. Tuan.." ujar Hinata
Dan benar saja mata itu terbuka menampilkan manik hitam yang menawan, Hinata yang melihat pun seolah terhipnotis untuk terus memandang, dan terus membelai wajah sang tamu.
"Ehem... Kalau kau terus seperti ini kau juga akan membangunkan sesuatu yang lain"
Dengan cepat Hinata berdiri menjauh dari sofa yang di tempati laki-laki itu.
"Maaf" suara Hinata mencicit seperti seorang gadis cilik
"Jam berapa sekarang??"
"Sekarang jam... oh astaga aku terlambat" dengan cepat Hinata berlari kekamar guna mengganti pakaian dan menyiapkan segala sesuatu nya.
"Maaf tuan aku harus bekerja, bukan maksud untuk mengusir mu tapi..."
"Aku pulang" Pria itu pergi dengan seeanak nya meninggalkan Hinata yang terdiam melihat tingkah orang tersebut. Tanpa ucapan terimakasih atau apapun dia pergi begitu saja, "Konyol" itu lah pemikiran Hinata.
Baru saja Hinata akan mengambil tas di atas meja, dia melihat sebuah kertas persegi panjang dengan sederet angka yang seperti nya membuat kerja jantung Hinata bedegup dengan cepat.
Kertas itu adalah cek dengan nominal 100.000¥ yang di tinggalkan lelaki tadi, dia hanya menutup mulut nya dengan sebelah tangan, terkejut dengan apa yang di lihat. Cek yang sudah di tanda tangani oleh lelaki tadi.
"Jadi nama nya Uchiha Sasuke ya.." Hinata hanya bergumam sendiri
TBC
Mohon vote dan masukan nya yaa..
100.000¥ = 11.000.000
(Hanya sekedar pemberitahuan)
Xixixixix
