Kado Jadian Terindah

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Kamar itu tampak menyala terang, memperlihatkan dua bayangan dengan dua aktivitas yang berbeda. Salah satunya berkutat pada buku penuh tulisan, sedangkan satunya lagi hanya duduk di tepi kasur sambil membaca novel.

"Kalau ulang tahun jadian kita nanti, kamu ingin kado apa, Tetsuya?" Akashi bertanya tiba-tiba, meletakkan novel yang sudah bosan dibacanya.

Kuroko, yang sedang menunduk pada buku yang ditulisinya mengangkat kepala. "Ulang tahun jadian?"

"Kamu melupakannya, Tetsuya?" Akashi bertanya dengan kecewa.

Tidak terlalu memperhatikan, Kuroko melanjutkan acara menulisnya. "Hampir, kalau Akashi-kun tidak mengingatkan sekarang," balasnya sambil meringis.

Akashi menenangkan diri. Sadar jika kekasihnya adalah penderita amnesia tanggal bahagia. "Jadi, kamu ingin apa?"

Menuntaskan sampai titik, Kuroko baru berujar, "Memangnya Akashi-kun sanggup memberiku apa?"

"Jangan meremehkanku, Tetsuya. Bahkan jika kamu menginginkan mobil sekali pun, pasti aku turuti. Aku hanya ingin memberimu kado terindah. Sebuah kado yang akan sulit untuk kamu lupakan nantinya."

"Jadi Akashi-kun ingin memberiku kado terindah?"

Akashi mengangguk mantap. "Jelas, Tetsuya. Hari jadian kita adalah hari yang teramat penting bagiku. Aku harus memberimu sebuah hadiah yang spesial."

Kuroko sekarang benar-benar menghentikan gerakan pulpennya. "Aku tidak mau diberi hadiah sesuatu."

"Lho, kenapa, Tetsuya? Kamu tidak suka jika kuberi hadiah?"

"Bukannya begitu, Akashi-kun. Aku justru ingin diberi hadiah, tapi kata Akashi-kun, aku hanya diberi sesuatu."

"Memangnya kamu ingin apa, Tetsuya?"

"Aku ingin tidak hanya diberi kado sesuatu, aku ingin kado beberapa. Dan aku ingin kado itu diberikan sekarang juga."

"Sebenarnya kamu ingin apa, Tetsuya?" Akashi bertanya penasaran.

Kuroko bangkit dari duduknya, lantas memutari meja belajar dan duduk di sebelah Akashi.

"Aku ingin kado ciuman darimu, Akashi-kun. Dan aku tidak mau kalau sampai menunggu hari ulang tahun jadian nanti. Aku ingin sekarang, apa sulitnya?"

Akashi bersemu merah muda. Dia kira…

"Kalau begitu maumu."

Akashi mendorong tubuh Kuroko hingga telentang di atas kasur. Dipagutnya bibir manis itu. Saling menekan dan dalam, tidak mau melepaskan.

"Apakah bagimu ini adalah kado terindah dariku, Tetsuya?"

"Tidak juga, Akashi-kun."

"Tapi, katamu tadi—"

"Kalau Akashi-kun memberiku kado seperti ini setiap hari dan bukan hanya pada ulang tahun kita jadian," Kuroko memotong, lalu memasang senyum menggoda, "itu baru kado terindah untukku."

.

GAME OVER