Disclaimer: I own nothing but the plot


All Was Well.

Not.


In The Other Side of The World

By

nessh

Prologue


Harry Potter terbangun dari mimpinya yang aneh. Dia berdiri di King's Cross, bersama Ginny, dan ketiga anak mereka. Dua anak laki-laki mereka pergi ke Hogwarts dan anak perempuan mereka tetap tinggal dengan mereka. Harry seorang Kepala Auror dan Ginny seorang reporter. Mereka menatap kereta yang membawa James Sirius dan Albus Severus Potter menjauh dari London menuju Hogsmaede. Harry bergidig membayangkannya. Pertama, dia tidak akan pernah menamai anaknya Albus Severus atau James, anaknya berhak memiliki nama lain yang tidak dihantui masa lalu. Kedua, dia tidak punya keinginan menjadi Auror, tidak lagi, apalagi setelah menghabiskan bertahun-tahun berusaha untuk mengalahkan Voldemort. Ketiga, dia tidak akan bisa hidup dengan Ginny.

Mimpinya berisi impian dari semua orang di sekitarnya. Terutama Mrs Weasley. Harry menyayangi wanita itu, tapi Mrs Weasley tidak bisa membatasi mana kenyataan dan mana khayalan. Mrs Weasley memang memperlakukan Harry seperti anaknya sendiri, tapi Harry bukan seorang Weasley dan tentunya bukan anak Mrs Weasley. Harry tahu semua orang mengharapkannya menjadi Auror, membasmi setiap kejahatan yang ada. Seperti seorang pahlawan selalu lakukan. Membela kebenaran. Mereka juga mengharapkan Harry untuk menikahi Ginny Weasley dan menghidupkan kembali fantasi James dan Lily Potter, mengharapkan akhir bahagia yang mereka pikir pantas Harry dapatkan. Tapi Harry tidak menyukai Ginny sejauh itu. Dia menyayanginya, seperti dia menyayangi Luna. Sebagai seorang teman baik.

Semua harapan itu tidak ada yang Harry penuhi. Harry tidak menjadi Auror, tidak menikahi Ginny Weasley, bahkan tidak tinggal untuk menerima penghargaan Order of Merlin kelas pertama. Harry melakukan satu hal yang tidak ada satu orang pun di dunia sihir bayangkan.

Dia kabur dari Inggris.

Sekarang, dia terbangun di kamar tamu rumah Keluarga Krum, mengira-ngira apa yang akan dia lakukan setelah ini sebelum dia berangkat ke amerika.

Hanya segelintir orang yang tahu Harry pergi dari Inggris. Pertama adalah Andromeda Tonks. Harry memberitahunya karena Teddy kecil adalah tanggung jawabnya. Remus dan Tonks mempercayakan Teddy pada Harry, jadi Harry ingin tahu apa Andromeda mau pergi bersamanya. Tapi Andromeda menolak, dia ingin tetap di Inggris, dengan begitu dia merasa lebih dekat dengan mendiang Ted Tonks, Remus, dan Dora. Orang kedua yang tahu adalah Neville dan Luna. Mereka tahu karena entah bagaimana Luna selalu mengetahui apa yang terjadi dan Neville kebetulan ada disana. Ketiga, adalah para goblin di Gringgots, dimana Harry membayar semua kerusakan yang dia sebabkan di Gringgots dan meminta bantuan untuk keluar dari Inggris tanpa diketahui siapapun. Harry membatasi komunikasi dengan orang-orang di Inggris, jadi tidak ada satu pun burung hantu bisa sampai padanya kecuali itu dari Gringgots. Itu bagaimana dia tetap berhubungan dengan Andromeda, Teddy, Neville, dan Luna. Mereka menitipkan surat mereka di Gringgots yang nantinya akan disampaikan langsung pada Harry. Ia menemui Hermione sebelum dia pergi, tapi tidak pernah memberitahunya kemana dia akan pergi. Harry tidak mengucapkan selamat tinggal atau meninggalkan pesan untuk Keluarga Weasley.

Harry tahu apa yang terjadi setelah dia pergi, dia masih membaca surat kabar yang ada di rumah Keluarga Krum yang dia tempati sejak dua hari lalu yang lalu. Viktor dengan baik hati menawarkan pada Harry untuk tinggal di rumahnya sampai Harry tahu harus pergi kemana. Keluarga Krum mengerti dan setuju untuk tidak membeberkan keberadaan Harry pada siapapun, terutama pers. Lagipula, tidak akan ada yang tahu dimana Harry sekarang. Mereka tidak akan mencari Harry sampai ke Bulgaria. Dunia sihir Inggris geger dengan kepergian Harry Potter. Beberapa mengatakan dia diculik oleh Pelahap Maut yang masih berkeliaran. Beberapa mengatakan dia hanya memutuskan untuk istirahat dan akan kembali. Ada wawancara dengan Mrs Weasley, Ron, Ginny, dan Kingsley, mereka mengatakan Harry hanya butuh break karena dia lelah setelah mengalahkan Voldemort. Harry yakin Ron dan Ginny menyukai perhatian yang jatuh pada mereka.

Harry menghela nafas, dia mengganti piyamanya dengan baju lengan pendek dan celana panjang sebelum keluar dari kamar dan menuju ruang makan.

"Dobro utro1." Sapa Harry saat dia masuk ke ruang makan.

"Dobro utro, Harry." Mr Krum tersenyum pada Harry dari balik koran yang sedang dibacanya.

"Dobro utro, Harry. Silahkan duduk, silahkan duduk." Kata Mrs Krum. Dia mengingatkan Harry pada Aunt Petunia. Versi lebih hangat dan penuh senyum.

"Mersi2." Harry duduk di samping Andrei, adik laki-laki Viktor yang seusia dengan Harry. Viktor duduk tepat di seberang Harry, Mrs Krum di seberang Andrei dan Mr Krum di ujung meja.

"Harry, kau berangkat sore ini, da3?" tanya Andrei dengan aksen bulgaria yang kental.

"Yap. Semua tiket pesawat dan passport sudah siap hari ini, aku hanya tinggal pergi ke Gringgots untuk mengambilnya."

"Aku masih tidak mengerti kenapa kau memilih memakai pesawat daripada portkey. Portkey lebih cepat." Timpal Viktor.

"Aku tidak suka portkey. Lagipula aku tidak pernah naik pesawat sebelumnya, aku hanya mau tahu apa rasanya menggunakan pesawat."

"Batko4 boleh aku ikut denganmu dan Harry ke Gringgots? Aku mau mampir untuk membeli buku. Oh, boleh aku yang menyetir?" Andrei menambahkan dengan semangat.

"Ne5." Jawab Viktor tegas. Dia memang tidak membiarkan siapapun mengendarai mobil Porche miliknya. Di Bulgaria, tidak aneh jika seorang penyihir menggunakan transportasi muggle seperti mobil. Namun kebanyakan tetap menggunakan apparate sebagai alat transportasi utama, lebih praktis.

Andrei cemberut. Walau dia seusia dengan Harry, tingkah Andrei lebih kekanakan. Mungkin karena Andrei agak dimanjakan oleh kedua orangtuanya dan oleh Viktor yang sebenarnya sangat menyayangi adiknya.

"Kolko e chasat mayko6?" tanya Viktor pada ibunya.

"Hampir sepuluh. Kalian tidak pergi sekarang saja?"

"Ide bagus. Bagaimana menurutmu Harry?"

"Lebih cepat lebih baik, benar?"

"Benar. Ayo. Mnogo blagodaria mayko7." Viktor menoleh pada ibunya untuk mengecup pipinya sekilas. "Do po-kasno, mayko, tatko8."

"Mnogo blagodaria, Mrs Krum, Mr Krum." Kata Harry sambil bangkit dari kursi.

Mr Krum hanya menggumam, dia terlalu asyik membaca koran di tangannya. Mrs Krum tersenyum pada Harry dan mengatakan, "Ti si dobre doshal, Harry9."

Dari rumah Keluarga Krum ke Gringgots membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit. Di kota yang Keluarga Krum tempati, Gringgots tidak tersembunyi seperti Gringgots di Inggris yang ada di Diagon Alley. Disini, ada satu jalan yang hanya dapat dilihat oleh penyihir atau squib. Bagi muggle, hanya ada jalan buntu setelah pertigaan jika mereka berbelok ke kanan. Tapi untuk penyihir dan squib, ini adalah pusat kota mereka.

Viktor memarkir mobilnya tidak jauh dari bangunan Gringgots. Andrei langsung pergi ke toko buku dan Viktor bilang dia akan menemui Harry nanti di Gringgots karena dia harus mampir ke Quidditch Supply Shop terlebih dahulu untuk menanyakan pesanannya; satu set peralatan perawatan sapu khusus. Harry masuk ke Gringgots dan disambut deretan meja dengan goblin dan manusia. Disini, goblin dan manusia bekerja bersama, walau goblin masih memegang kuasa atas aliran uang yang masuk dan keluar dari Gringgots. Harry menghampiri meja seorang penyihir wanita.

"Isvinete10." Kata Harry.

"Da, moje li da Vi pomogna?11" tanya wanita itu tanpa mengangkat wajahnya dari apa yang sedang dikerjakannya.

"Umm, tarsia Sergei12." Kata Harry dengan bahasa Bulgaria yang terbata-bata. Dia seharusnya belajar dengan Viktor lebih giat lagi.

Wanita itu mengangkat wajahnya dan memperhatikan Harry dari atas ke bawah sebelum berkata, "Edin moment13." Wanita itu mengangkat telepon di samping kirinya dan mulai berbicara dalam bahasa Bulgaria yang cepat dan tidak dapat Harry mengerti. Setelah beberapa menit, dia menutup teleponnya dan bicara pada Harry. "Ela s men14."

Harry sudah menemui Sergei sebelumnya. Pria berambut hitam dengan mata gelap itu menjanjikan semua yang Harry butuhkan akan selesai dalam tiga hari dan itu meliputi; tiket pesawat, passport, dan apartemen.

"Ah, Mr Potter! Masuk, masuk. Silahkan duduk." Sapa Sergei dengan ramah saat Harry memasuki ruangannya. "Apa kabar hari ini Mr Potter?"

"Baik. Semuanya sudah siap?"

"Langsung ke bisnis, aku suka itu." Sergei menggeser kursinya ke kanan, mengambil sebuah map, dan menggeser kursinya kembali ke tempat semula. Dia menyerahkan map itu pada Harry. "Semuanya ada disini. Tiket, passport, dan kunci untuk apartemenmu. Kunci itu juga berfungsi sebagai portkey kalau kau mau. Tinggal mengatakan 'rumah' untuk mengaktivasinya."

Harry membuka map itu dan memeriksa isinya. Semuanya sesuai dengan keinginan Harry. Dia tersenyum puas dan menutup kembali mapnya. "Terima kasih, Sergei."

"Da, Mr Potter. Kau bisa mengakses uangmu dari Gringgots disana juga. Tapi sayangnya, aku tidak bisa menguruskan itu untukmu. Kau harus pergi sendiri kesana untuk mengkonfirmasi identitasmu, baru kau akan mendapatkan kartu."

"Kartu? Apa keuntungan dari kartu ini?"

"Kartu ini berfungsi seperti American Express atau kartu kredit pada umumnya. Dan bisa berlaku di dunia muggle juga. Jadi aku sarankan kau pergi kesana dan membuat kartu ini, kau tidak perlu repot-repot menukarkan uang lagi."

Harry mengangguk-angguk.

"Ada lagi yang bisa kubantu untukmu Mr Potter?"

"Tidak perlu. Kau sudah sangat membantuku."

Harry menjabat tangan Sergei sebelum keluar dari ruangan. Dia melihat Viktor dan Andrei menunggu di lobi Gringgots.

"Sudah selesai?" tanya Viktor saat melihat Harry mendekati mereka.

Harry mengangguk, "Aku berangkat malam ini."

"Lebih baik kita pulang kalau begitu, jadi kau bisa packing."

"Tunggu! Gimana kalau kita pergi ke lapangan Quidditch dekat sini dulu?" tanya Andrei. "Tadi aku bertemu Georgi, Ivan, dan Nikolaj di toko buku. Mereka mengajakku main Quidditch."

Viktor dan Harry saling berpandangan.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Viktor.

Harry mengangkat bahu, "Satu permainan tidak akan lama, benar. Tapi aku tidak membawa sapuku."

"Aku juga. Jangan khawatir, ada penyewaan sapu di dekat lapangan." Kata Viktor.

Lapangan Quidditch mengingatkan Harry pada lapangan basket di dekat Private Drive dulu, tempat dimana Dudley dan teman-temannya berkumpul. Hanya saja di tempat ini banyak anak terbang di langit dan juga terdapat tempat penyewaan sapu. Harry, Viktor, dan Andrei menyewa sapu Nimbus 1999, sapu terbaik yang bisa ditawarkan tempat penyewaan itu.

Dua tim dan Viktor dan Harry menjadi Seeker di dua tim berbeda. Harry berada di tim yang sama dengan Andrei yang bermain sebagai Keeper.

Satu setengah jam kemudian, pertandingan mereka selesai dengan kemenangan tim Andrei dan Harry. Andrei mengagumi cara Harry membawa sapunya, menurutnya, Harry bahkan lebih hebat dari Viktor.

"Kau bisa menjadi pemain Quidditch yang hebat, kau tahu? Semua tim akan berusaha untuk merekrutmu jika mereka tahu kau bisa bermain seperti itu!" ujar Andrei dengan semangat dalam perjalanan mereka kembali ke rumah Keluarga Krum.

"Aku setuju dengan adikku, Harry. Kau bisa menjadi pemain Quidditch yang sangat hebat." Sahut Viktor sambil melihat ke kaca spionnya pada Harry.

Harry tertawa kecil, "Aku tidak berminat menjadi pemain Quidditch dan berada di pusat perhatian. Aku ingin hidup dengan tenang."

"Kau aneh." Komentar Andrei dengan dahi berkerut. "Jarang sekali ada orang yang tidak mau terkenal dan kaya."

"Aku tahu, aku memang aneh." Kata Harry dengan seringai lebar di wajahnya.

Harry hanya butuh sepuluh menit untuk mengepak semua barang miliknya yang tidak banyak. Hanya satu koper besar yang berisi seluruh pakaian, buku, sapunya, dan masih banyak lainnya. Dia bersyukur sudah mempelajari mantra perluasan tidak terdeteksi dari Hermione.

Jantungnya berhenti sejenak saat mengingat Hermione.

Hermione adalah orang terakhir yang Harry lihat sebelum dia menghilang dari Inggris. Di sisi Danau Hitam di Hogwarts, dia bicara pada Hermione untuk terakhir kalinya sebelum ber-Apparate ke Gringgot's dan berangkat ke Bulgaria sore harinya, dimana dia bertemu dengan Viktor di Gringgot's Bulgaria.

Harry ingin sekali Hermione tahu dimana dia, kemana dia akan pergi, mungkin ikut dengannya. Tapi Hermione bersama Ron sekarang dan Harry tidak bisa melihat itu. Dia tidak bisa melihat wanita yang dia cintai bersama orang lain, walau itu sahabatnya sendiri. Lebih baik begini, hidup Hermione akan lebih baik bersama Ron daripada dengannya.

Harry berpamitan pada keluarga Krum, berterima kasih karena sudah menerimanya di rumah mereka beberapa hari terakhir dan karena mereka tidak mengatakan pada siapapun tentang keberadaannya.

"Tidak akan yang berpikir kau ada disini bersama kami, Harry." Ujar Viktor.

Itu benar. Tidak ada yang membayangkan Harry Potter akan berada di rumah Viktor Krum selama beberapa hari terakhir.

Harry ber-apparate ke bandara. Ia hanya menunggu sejam sebelum pesawat yang akan membawanya keluar dari eropa berangkat.

Dari jendela pesawatnya, Harry melihat keluar, dimana matahari sedang terbenam. Dia tahu dia tidak akan kembali lagi ke tempat ini. Tidak dalam waktu yang sangat lama. Dia bertekad ingin menjalani hidupnya sebagai seorang muggle. Mungkin kuliah atau kursus untuk membantunya menentukan karir yang dia inginkan. Tongkat sihir Holly di sakunya mungkin tidak akan terpakai dalam waktu yang sangat lama.


1. Dobro Utro = Good Morning

2. Mersi = Thank you

3. Da = Yes

4. Batko = Older Brother

5. Ne = no

6. Kolko e chasat mayko? = what time is it mum?

7. Mnogo blagodaria mayko = thank you so much mum.

8. Do po-kasno, mayko, tatko = see you later mum, dad.

9. Ti si dobre doshal, Harry = you're welcome Harry.

10. Isvinete = excuse me

11. Da, moje li da Vi pomogna? = yes, can I help you?

12. Tarsia Sergei = I'm looking for Sergei.

13. Edin moment = one moment.

14. Ela s men = come with me.


a/n :

hai semuanya! untuk fic-ku yang lain seperti Coming Home to You atau The Lost Prince of Gryffindor, aku tidak tau kapan bisa meng-update cerita itu karena writers block. i know, that sucks. anyway, ini cerita baru yang terlintas di kepalaku kali ini, semoga aku bisa menyelesaikan fic yang satu ini dengan baik. kalian bisa mengatakan ini sequel dari Harry's Had Enough, tapi kalian bisa membacanya tanpa membaca itu dulu.

hope you enjoy it. any reviews are really appreciated.

xoxo

nessh