Suki Daisuki, Rin

.

.

.

DISCLAIMER: Vocaloid is not mine

CAUTION: GJ, aneh, typo (maybe)

.

Cinta tak peduli yang namanya status social atau apapun. Yang pasti, cinta dapat datang ke siapa saja dan kapan saja #eaeaea

.

.

(Rin POV)

Aku sedang berjalan menuju kelas baruku di Voca Gakuen, sebuah sekolah yang sangat mewah yang mayoritas murid-muridnya adalah orang kaya. Termasuk aku? Tidak, aku orang biasa saja. Orang tuaku mempunyai toko buah kecil-kecilan saja. Aku juga bisa masuk sekolah ini karena beasiswa. Kembali ke cerita, entah mengapa aku merasa canggung berada disekolah ini. Mungkin aku hanya satu-satunya orang dari keluarga sederhana disini.

"Hei! Itu Len!"

"Len? Aaaaaa Len!"

"Len! Suki Daisuki!"

Itulah yang terucap dari semua murid saat melihat seseorang dengan perawakan yang bisa dibilang mirip denganku datang ke sekolah ini. Karena heran dan bingung, aku mencoba bergabung di kumpulan murid-murid itu.

"Siapa dia?" tanyaku pelan.

"Hei…masa kau tidak tahu? Dia Len Kagane, murid paling kaya dan popular disini. Semua siswi ingin menjadi pacarnya." jawab seseorang yang diketahui berambut teal. Aku hanya ber-OH-ria.

"Hei kau!" seru Len kepada seseorang yang berpenampilan 'culun' dan berambut magenta.

"Aku?" tanya orang itu.

"Ya kau! Kau tidak selevel dengan kami!" bentak Len sambil mengambil sebotol jus jambu dan…mengguyur orang itu.

"Ha? Kejam sekali dia!"

"Tidak tahu diri!"

"Itu sangat kejam!"

Itulah yang terucap dari semua siswa dan siswi disini.

"Kalian mau protes? Jika protes, nasibmu akan seperti orang tadi! Mengerti?!" bentak Len LAGI.

TENG…TENG…TENG…

Bel masuk berbunyi. Semua murid langsung berlari menuju kelasnya masing-masing. Aku? Aku masih bingung dimana kelasku. Tiba-tiba seseorang berambut pink dan bermata azure menghampiriku. Siapa lagu kalau bukan Luka-sensei?

"Kagamine-san? Kau sedang apa? Ayo masuk ke kelasmu!" sahut Luka-sensei.

"A, ano sensei, aku tidak tahu dimana kelasku." kataku.

"Kau ini ada-ada saja. Kau kelas 10-B. Kebetulan sebenarnya aku mencarimu. Aku juga wali kelasmu. Akan ku antarkan kau ke kelas barumu ya." ujar Luka-sensei.

"Arigatou, sensei!"

~Di kelas~

"Minna-san, kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu." ujar Luka-sensei sambil menyuruhku masuk ke kelas.

"Hai! Namaku Rin Kagamine, murid baru di kelas ini. Mohon bantuannya ya, minna-san!" ujarku memperkenalkan diri.

"Hem…Rin, kau duduk di meja itu." kata Luka-sensei sambil menunjuk sebuah meja di antara Len dan seseorang berambut teal panjang (ceritanya di sekolah ini semua muridnya duduk sendiri sendiri).

"Baik sensei." kataku sambil berjalan menuju mejaku.

"Wah! Dia beruntung sekali bisa duduk disamping Len!"

"Iya! Dia beruntung sekali!"

"Aku ngiri sama dia!"

Itulah yang aku dengar dari semua murid di kelas. Memang ada apa sih?

"Em…Kagamine-san, lain kali taruh tasmu di loker depan kelas. Kalo sekarang masih aku maafkan jadi tidak apa-apa kau membawa tasmu ke kelas." kata Luka-sensei.

"Baik sensei." ujarku sambil duduk di bangku yang ditunjuk sensei tadi.

"Hai Kagamine-san. Namaku Miku, Hatsune Miku." kata seseorang di sampingku.

"Hai Hatsune-san. Panggil aku 'Rin' saja. Bolehkah aku memanggilmu 'Miku'?" tanyaku.

"Boleh, Rin-chan!" jawab Miku. Ah…senangnya dapat teman baru.

Sekarang Luka-sensei sedang menjelakan tentang IPA Fisika. Menurutku pelajaran ini seru sekali. Tiba-tiba aku merasa ada yang menepuk pundakku.

"Eh Rin, si Len liatin kamu terus tuh!" gumam Miku. Aku melihat ke arah Len.

"Enggak kok. Ada-ada saja kau ini." gumamku.

"Elah, kau ini tidak percaya ya!"

~Istirahat~

"Miku, ke kantin bareng yuk!" ajakku.

"Oke Rin. Kau mau beli apa?" tanya Miku.

"Em…mungkin sandwich jeruk dan jus jeruk saja. Kau?" jawabku.

"Sup Negi dan eskrim negi!" ujar Miku, "Ayo berangkat sekarang!".

"Sip lah."

~Di kantin~

"Rin, kau sadar tidak, semenjak pelajaran tadi berlangsung, Len terus curi-curi pandang ke arahmu!" ujar Miku sambil memakan sup neginya. Aku diam sejenak.

"Maksudmu?" tanyaku.

"Yah…sedari tadi Len terus menatapmu. Namun saat kau menolah ke arahnya, dia pura-pura tidak melihat." Jawab Miku.

"Mungkin dia melihatmu, tapi yang kau tangkap adalah dia melihatku." ujarku.

"Kau ini." gumam Miku. "Eh iya, mau aku traktir eskrim?" tawar Miku.

"Boleh! Arigatou Miku-chan!" jawabku.

"Douitta, Rin-chan!" balas Miku.

Setelah itu, aku dan Miku pergi membeli eskrim dan berjalan menuju kelas.

"Miku, es krimnya enak sekali. Terima kasih ya!" kataku.

"Hehehe, sama-sama Rin-chan." balas Miku. Mungkin saking terlalu enak makan es krim, Miku menabrak seseorang hingga es krimnya jatuh.

"Hei kau! Kalau jalan pake mata!" bentak orang itu.

"I-iya maaf, Kagane-sa maksudku Kagane-sama." Gumam Miku sambil menunduk menyesal. Tunggu, Kagane? Len? Ternyata dia orang yang egois toh.

"Maaf maaf, minta maaf sih gampang! Sekarang kau jilat es krim di sepatuku yang mahal ini, CEPAT!" bentak Len kesal.

"I-iya Kagane-sama." gumam Miku.

"TUNGGU! Kau tidak boleh memperlakukan orang lain seperti itu!" bentakku.

"Apa? Memangnya tidak boleh ya? Karena kau sudah membentakku, kau yang menggantikan Miku menjilat es krim di sepatuku ini!" balas Len sangat kesal. Cih, menyebalkan sekali orang itu. Karena kesal, aku melempar es krimk ke wajahnya yang pas-pasan itu, mwahahahaha. Len hanya diam saja.

"Cih! Rasakan itu, Kagane Len!" ujarku. Len hanya melongo cengo. AKu dan Miku langsung pergi meninggalkan Len yang masih cengo.

"Cih, dia galak juga," gumam Len pelan tapi masih bisa ku dengar. "Lihat saja nanti."

~Setelah pulang sekolah~

"Rin, mau pulang bareng gak?" tanya Miku.

"Boleh deh." jawabku. Kamipun berjalan melalui corridor sekolah dan…bertemu lagi dengan si galak, Len.

"Eh, ada si nona buah. Apa kabar?" ejek Len. Dari mana dia tahu orang tuaku membuka toko buah?

"Dari mana kau tahu?" tanyaku dengan nada dingin.

"Dari sini." jawab Len sambil menunjuk layar handphonenya. Google?

"Go-Google?" tanyaku. Len hanya mengangguk.

"Hati-hati untuk besok ya, Rin-chan~" goda Len dengan tatapan evilnya. Aku hanya menghela napas saja.

"Terserah kau saja." ujarku dingin. Len hanya tersenyum evil.

~Rumah Rin~

"Okaa-san, Otou-san, aku pulang!" sapaku.

"Eh, Rin, kau sudah pulang. Bagaimana harimu di sekolah baru?" tanya otou-san.

"Biasa saja." jawabku.

"Apakah ada yang kau taksir disana?" goda okaa-san.

"Tidak ada. Permisi, aku mau istirahat." kataku.

"Jangan lupa. Jam 4 sore nanti, kau harus Bantu kami menjual buah!" perintah otou-san.

"Iya, tou-san!" kataku menyanggupi sambil berjalan menuju kamarku. Akupun langsung menjatuhkan diriku ke tempat tidurku.

'Hah…hari yang membosankan. Ngomong-ngomong, apa maksud Len tadi ya? Jangan-jangan…LUPAKAN!' ujarku dalam hati. Akupun langsung tertidur pulas.

(Normal POV)

Pagi hari telah tiba. Gadis yang bernama Rin itu perlahan membuka matanya. Mencocokkan penglihatannya dengan cahaya yang bersinar lewat jendela kamarnya.

"Sudah pagi ya?" gumamnya pelan. Rin pun langsung pergi mandi dan makan sandwich favoritnya.

"Tou-san! Kaa-san!AKu berangkat ya!" sapanya.

"Iya Rin! Hati-hati di jalan!" seru Tou-san. Dengan semangat, Rin mengayuh sepedanya ke sekolahnya.

'Pagi ini cerah sekali. Semoga aku dapat teman baru lebih banyak lagi!' gumamnya dalam hati. Ia pun sampai di sekolah, tepatnya di kelasnya.

"Ohayou, Miku-chan!" sapanya kepada temannya yang dipanggil Miku itu.

"Ah…ohayou balik, Rin-chan!" sapa temannya yang bernama Miku.

"Pagi ini cerah sekali ya?!" tanya Rin bersemangat.

"Iya. Tapi kau lupa menaruh tasmu di loker," ujar Miku. "Kebetulan lokermu nomor 2 dan lokerku nomor 1!"

"YoA. Antarkan aku ya~" pinta Rin.

"Sip sip!". Rin dan Miku langsung berjalan ke arah loker mereka. Dan… sepucuk surat bertuliskan 'Mulai sekarang, hati-hati dengan apa yang akan terjadi padamu ya, nona. From: Kagane-sama'.

'Cih, apa-apaan ini?' gumamnya dalam hati sambil menaruh tasnya di loker itu.

TENG…TENG…TENG…

Bel masuk telah berbunyi. Semua murid masuk ke kelas masing-masing. Sekarang di kelas Rin adalah pelajaran matematika. Rin sungguh merasa bosan dan bingung apa maksud surat dari Len itu.

'Mungkin karena kejadian kemarin…' gumam Rin dalam hatinya.

.

To Be Continued

.

Review please?

V