Special Service Site

~1ST SEQUEL~

.

.


.

Special Service from Kyu:

"Make me jealous?"

by.

Marcent Cho

A KyuMin Fanfiction

.

TWOSHOOT

AU, Romance, Hurt/Comfort, bit-Humour, etc…

Rated-T

[!] YAOI-BL-Shonen-Ai

[!] Typo(s), Absurd-plot No-edit, and other…

.


.

.

Don't Like Don't Read, Please…

Say NO To Plagiat, Okay? ^_^

.

HAPPY READING

_enJOY it_

.

.

o0o

Chapter 1/2

o0o

.

.

Senior High School — Pkl. 12:25 KST

Grade 11A-5 Classroom

.

Suara Shim seonsaengnim didepan papan tulis terdengar nyaring dalam ruang kelas itu. Guru tampan dengan tinggi diatas rata-rata disana menjelaskan tiap-tiap materi matematika hari ini, dibarengi dengan seluruh murid yang sibuk mencatat apa yang guru itu katakan. Seluruh murid di sekolah itu sudah sangat hapal betapa cepatnya cara mengajar Shim seonsaengnim, mungkin jika sedikit saja kau ketinggalan materi yang orang ini ajarkan maka kau akan berakhir dengan catatan kosong…yahh, ujung-ujungnya kau harus meminjam catatan milik orang lain. Untuk itulah, seluruh murid di kelas itu kini terlihat begitu khidmat mendengarkan kata-perkata dari seorang Shim seonsaengnim.

Ah, sepertinya terkecuali untuk murid yang duduk dibarisan dekat jendela.

Henry Lau..

Jelas sekali namja itu tidak mencatat apa-apa, tangan namja itu memang bergerak diatas kertas, namun jangan harap tulisan yang berada disana adalah rumus-rumus integral atau diferensial. Goresan yang namja China itu gerakan sangat jauh dari materi matematika. Pikiran namja ini sedang menerawang, tepatnya menerawang dikejadian saat istirahat tadi…

.

o0o

.

FLASHBACK ON

.

Crash!

.

Susu kotakan rasa strawberry dengan sukses terhempas keatas meja. Cairan lengket berwarna merah muda secara cepat mengair dari ujung sedotan yang terhubung dengan susu kotak tersebut.

"Apa yang kau lakukan, Sungmin hyung?! Lihat, mejaku jadi lengket semua kan~" si pemilik meja—Henry Lau—langsung mengeluarkan tissue dari tasnya dan mengelap cairan berasa manis diatas mejanya.

Sementara yang menumpahkan.. kini terlihat mematung. Ia sedang shock.

Ya, Lee Sungmin sedang merasa shock. Tepatnya setelah mendengar cerita mengenai kegiatan liburan Henry ke Macau beberapa bulan yang lalu. Ah tidak, tidak, tidak! Ini bukan sekedar cerita mengenai kegiatan bersenang-senang bocah mochi itu selama disana, melainkan tentang…

"MWO?!" Sungmin langsung berteriak nyaring saat sudah selesai dengan keterkagetannya. Suara bernada hampir delapan oktaf itu berhasil merebut seluruh pasang mata di kelas tersebut. "DI MACAU KAU DAN ZHOU MI MELAKUKAN I—uuuuuuuppph!"

Sepersekian detik kedua tangan Henry menutup mulut Sungmin. Tepat waktu. Untung saja insting Henry bekerja dengan cepat, kalau tidak entah bagaimana nasibnya jika Sungmin menyelesaikan kalimat terakhirnya itu.

"Upphh! Uph! Uuph!" Sungmin meronta dalam kungkungan tangan Henry dimulutnya, ia menggerakan kepalanya meminta untuk dilepaskan.

"Sungmin hyung, pelankan suaramu! Kau mau membuatku malu?!" Henry berbisik setelah mendekatkan wajahnya ke arah Sungmin. "Jangan berteriak, atau aku tidak akan melepaskan tanganku dari mulutmu."

Sungmin menganggukan kepalanya dengan patuh. Kemudian menghembuskan napasnya pelan saat mulutnya terlepas dari kedua tangan halus Henry. Ia pun sedikit-sedikit menetralkan detak jantungnya dan menghembuskan napasnya perlahan. Setelah itu,

"Jadi.. apa itu benar?" Tanya Sungmin, kali ini dengan suara lebih tenang dan pelan. Sangat pelan.

Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya canggung. Rona merah sudah menyebar sampai kedua telinganya, sangat kontras dengan kulit wajahnya yang memang putih. Ia pun menundukkan kepalanya guna menutup wajahnya yang sudah memanas dengan hebatnya.

Sungmin terdiam. Atau membatu?

Entahlah..

.

Semenit..

Dua menit..

Tiga menit..

.

Menyadari keterdiaman Sungmin, Henry pun berniat untuk mengangkat kepalanya. Namun sebelum sampai ia melihat wajah didepannya, Sungmin sudah terlebih dahulu membuka suaranya,

"Siapa…?"

"Ng?" Henry menatap Sungmin penuh tanya.

"M-maksudku.. diantara kau dan Zhou Mi, siapa yang terlebih dahulu mengajak untuk, engg, me-melakukan…" Namja manis itu menelan berat salivanya. "…'itu'…?" ucapannya diakhiri dengan nada suara yang sangat rendah.

Henry mengerjap-ngerjapkan mata bulatnya. Kali ini ia yang membatu.

.

Sedetik..

Dua deik..

Tiga detik..

.

.

.

"Hyung.. jangan bilang kau…juga…ingin?"

.

Blush!

.

Wajah Sungmin kini tebakar merata. Tanpa dijawab pun rasanya Henry sudah tahu..

"Aniya, bukan begitu maksudku.." Sungmin mengerutkan kedua alisnya, meski wajahnya belum kembali kewarna semula.

Henry terdiam saat melihat Sungmin mulai menundukkan kepalanya. Meskipun hanya sekilas, namun ia melihat bagaimana raut wajah Sungmin berubah menyendu,

"Hanya saja.. setelah aku mendengar ceritamu, aku jadi merasa kalau Kyu…sepertinya tidak benar-benar menyukaiku.."

.

FLASHBACK OFF

.

o0o

.

Henry menggelengkan kepalanya cepat saat mengingat ucapan Sungmin saat itu. Goresan dibuku catatannya semakin tidak berbentuk. Untunglah sang guru didepan sana sedang menghadap ke papan tulis, jadi ia tidak perlu khawatir sang guru menangkap gerakan absurd-nya.

"Kenapa Sungmin hyung bisa berpikir seperti itu?" ucapnya pelan.

Tadi saat ingin bertanya, bel masuk istirahat sudah keburu berbunyi. Jadilah Henry harus menelan bulat-bulat seluruh pertanyaannya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu nanti malam, karena hari ini mereka akan berkencan dengan namjachingu masing-masing.

"Huff…"

Henry kini hanya bisa menghembuskan napasnya perlahan..

.

o0o

KyuMn

o0o

.

Lotte World — Pkl. 17:30 KST

.

Seorang namja manis terlihat mengembangkan senyumnya lebar. Ia sedang merasa senang, kerena hari ini adalah harinya berkencan dengan sang namjachingu tercinta. Mengelilingi mall besar di Korea Selatan, menaiki setiap wahana permainan yang ada, lalu memainkan ice scatting, serta masih banyak lagi yang lainnya yang bisa dilakukan disini. Ahh sudah lama sekali sejak terakhir ia kesini, mungkin sekitar setengah tahun yang lalu, duduk dibangku akhir SMA membuatnya jarang untuk bermain-main. Namun sepertinya pengecualian untuk satu bulan belakangan.

"Minnie, apa yang sedang kau lihat?"

Lamunan namja manis itu terhenti saat pertanyaan itu terlontar dari namja lain yang berdiri tak kurang dari tigapuluh senti disampingnya. Namjachingu-nya.

"Eh?" Lee Sungmin menoleh pada sang namjachingu. "Ah aniya, hanya sedang sedikit berpikir. Hehehe~" tawanya sambil menggaruk pipinya yang tak gatal.

Cho Kyuhyun—namjachingu Sungmin—menggelengkan kepalanya pelan. Tangannya pun terulur, dan mendarat dipuncak kepala Sungmin.

.

Puk.

.

Deg deg!

Deg deg!

.

Ahh… meski sering mendapatkan perlakuan seperti ini, jantung Sungmin tetap tidak bisa untuk tidak berdebar kencang. Degupannya selalu terasa seperti genderang yang ditabuh potongan rotan. Dug dug dug.

"Kajja, bagaimana kalau sekarang kita makan dulu?"

"Eung! Aku juga sudah lapar, Kyunnie~!"

Kedua belah bibir Kyuhyun membentuk senyum simpul. Gentle. Sangat gentle. Ternyata seperti inilah Cho Kyuhyun yang sebenarnya, tipe idaman yang sangat Lee Sungmin idam-idamkan. Persis seperti waktu pertama kali mereka berkencan. Eh? Atau bertemu? Yah, apapun itu.. tetap saja tidak akan mengubah bagaimana getaran jantung Sungmin menjadi semakin menggila setiap harinya akibat namja ini.

Ya, Cho Kyuhyun! Apa kau benar-benar ingin aku cepat tua, hah?! Teriak Sungmin dalam hati.

Namun,

.

.

.

Hanya ada satu yang belum Sungmin temukan dari sosok sempurna Kyuhyun…

.

KyuMin

.

At Restaurant

.

Sungmin mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dengan cepat. Tidak mungkin yang ada didepannya itu adalah—

"JAY HYUNG!"

Seorang namja dengan jaket coklat kulit didepan sana segera menengokan kepalanya mencari sosok si pemanggil. Bisa dipastikan kalau namja itulah yang bernama 'Jay hyung'. Kedua mata namja dengan potongan rambut hitam disana kini terlihat membulat, mulutnya bahkan sudah membentuk huruf O sempurna. Sebelum akhirnya berganti menjadi senyum lebar,

"MINNIE!"

Namja bernama Jay itu langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi, menggerakannya dengan cepat seolah menyuruh Sungmin untuk menghampirinya.

Sungmin menoleh pada Kyuhyun, "Kyu, bolehkah aku kesana sebentar?" tanyanya.

Namja auburn dibelakang Sungmin menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum. Itu tandanya boleh.

Anggukkan singkat tersebut membuat senyum Sungmin semakin melebar, ia pun kembali menoleh ke arah depan dan segera menghampiri namja bernama Jay disana.

o0o

"Jay hyung, kapan kau kembali dari Jepang?" tanya Sungmin saat ia sudah berdiri tepat di hadapan namja tampan itu. Wajahnya merajuk dengan kedua pipi yang menggembung sempurna.

Jay tertawa melihat dongsaeng imutnya kembali bertingkah aegyo. Tidak, mereka bukan kakak-adik kandung, hanya saja Jay sudah menganggap Sungmin sebagai adiknya begitu pun sebaliknya. Mereka berdua dulu adalah teman satu ekskul saat SMP, dan karena sifat mereka yang cocok, jadilah hubungan mereka jadi terlihat seperti kakak dan adik. Sampai akhirnya Jay memilih untuk melanjutkan studi-nya sampai selesai di negeri sakura Jepang. Untuk itulah mereka jadi jarang berkomunikasi, makanya Sungmin tidak tahu sama sekali kalau namja ini sudah kembali ke Korea.

"Aku baru sampai kemarin, Minnie, tapi karena terlalu lelah kemarin aku langsung beristirahat seharian. Hari ini aku memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar." Jay mengusap rambut halus Sungmin. "Baru saja besok aku ingin menemuimu, tapi ternyata sudah bertemu disini duluan. Kita memang berjodoh, Minnie." Ia terkekeh pelan.

"Kau tidak berubah hyung, tetap saja konyol." Sungmin mencibir mendengar penuturan oh-so-dramatis dari Jay.

"Tck, dan kau pun juga tidak berubah. Tetap kurang ajar pada kakakmu sendiri."

Mereka tertawa bersama.

"Hei Min," Jay menghentikan tawanya dan langsung menarik kepala Sungmin mendekat ke arahnya. "Apa namja itu adalah namjachingu-mu?"

Pipi Sungmin merona sebentar, sebelum akhirnya mengangguk singkat. "Ne, hyung. Namanya Cho Kyuhyun."

"Apa tidak apa-apa kau mengobrol denganku disini dan meninggalkannya sendiri disana? Kau tidak mengenalkanku padanya? Apa dia tidak akan cemburu padaku?"

Sungmin terdiam.

"Min..?"

"Seoertinya tidak, hyung."

"Eh?"

"Sudah sangat sering ia melihatku berbicara dengan namja-namja lain, mulai dari namja yang ia kenal, tidak ia kenal, bahkan sampai yang tidak kukenal sekali pun pernah. Tapi kurasa ia baik-baik saja."

"Maksudmu?"

Sungmin menghembuskan napasnya pelan. "Dia tidak terlihat cemburu sama sekali. Menanyakanku mengenai setiap pria itu saja tidak, apalagi sampai mengintrogasiku, rasanya tidak mungkin."

"Maksudmu ia tidak cemburu pada siapapun yang dekat denganmu?"

"Sepertinya." Sungmin hanya menindikan bahunya, meski kini tampak jelas kalau wajahnya sedang tersenyum miris.

"Siapa tahu ia hanya terlalu percaya padamu, Min?"

Namja manis itu mengangguk. "Aku harap begitu.—

.

.

.

—Meskipun aku sangat ingin melihatnya cemburu pada namja didekatku sesekali. Melihatnya tidak pernah cemburu, membuatku merasa kalau ia tidak benar-benar mencintaiku."

Jay terlihat berpikir sejenak sambil tetap mendengarkan setiap penuturan Sungmin. Hingga beberapa saat, ia pun terlihat menyunggingkan satu senyum mencurigakan.

"Hei, mau coba pakai ideku, Min?"

"Eung? Ide ap—"

.

Cup!

.

Kedua mata Sungmin membulat maksimal.

Jay…menciumnya? Menciumnya dengan Kyuhyun didekat mereka?!

Ciuman lima detik itu pun terlepas sebelum tubuh Sungmin bereaksi melawan. Senyum mencurigakan Jay tetap tersemat diwajah tampannya, malah mungkin terlihat tambah mencurigakan. Namja tampan itu masih belum menjauhkan wajahnya dari wajah Sungmin.

"Setelah ini kita akan lihat hasilnya, Min. Kabari aku apa reaksi namja itu, arrachi?"

Dan perkataan Jay barusan semakin menambah tanda-tanya besar didalam kepala Lee Sungmin.

"Sampai jumpa, Minnie chagi~"

.

.

.

Chagi…?!

o0o

Sungmin kini sudah sampai ditempat Kyuhyun. Wajahnya ia biarkan tertunduk sejak tadi. Biarpun tidak pernah melihat rasa cemburu Kyuhyun, tetap saja tindakan Jay barusan sudah benar-benar terlalu jauh! Seseorang sedikitnya pasti akan merasa kesal jika pacarnya dipeluk oleh orang lain, apalagi kalau melihat pacarnya dicium oleh orang yang tidak ia kenal. Jay memang sudah gila! Kalau seperti ini, rasanya tidak mungkin kalau Kyuhyun tidak akan cemburu padanya.

"Oh Min, kau sudah selesai berbicara dengan temanmu?"

Atau mungkin…?

Mata Sungmin tiba-tiba berubah datar, meski masih menunduk, tapi rautnya menjadi tidak terbaca.

"Jadi setelah ini kita akan kemana? Apa kau mau bermain ice scatting?"

.

Kenapa begitu tenang?

.

Perlahan Sungmin mengangkat wajahnya. Hingga kedua mata foxy-nya menatap sempurna namja berambut auburn bernama Cho Kyuhyun.

Tersenyum.

Ya, saat ini Sungmin melihat dengan jelas bagaimana senyum itu terpahat apik oleh kedua belah bibir Kyuhyun. Biasanya senyum itu selalu membuat jantungnya berdegup kencang, tapi kelihatannya tidak untuk saat ini.

.

.

.

Menyerah saja!

Ia memang tidak menyukaimu!

Tidak pernah!

.

DEG!

.

Sungmin menggeleng pelan dan kembali menundukan kepalanya,

"Ani Kyu, hari ini aku lelah sekali rasanya. Bisakah kita pulang saja sekarang?"

"Eh? Apa kau yakin?"

Anggukan kepala itu diterima oleh Kyuhyun.

"Baiklah. Cha, ayo kita pulang kalau kau memang sedang merasa lelah hari ini."

Sungmin menarik senyum senyum simpul saat Kyuhyun menangkupkan wajahnya dan mengangkatnya dengan lembut, ia membalas senyum simpul yang berkembang pas diraut wajah Kyuhyun. Berusaha membalas tepatnya.

.

.

.

.

.

Cho Kyuhyun tidak benar-benar mencintamu, Lee Sungmin!

.

.

.

Meskipun kini pikirannya sedang diliputi kegusaran yang mencabik-cabik ulu hatinya.

.

o0o

KyuMin

o0o

.

Lee's House — Pkl. 18:40 KST

.

Sungmin berhenti didepan pintu pagarnya, tangan kanannya masih digenggam oleh Kyuhyun. Sejak diperjalanan pulang tadi tak satupun dari mereka yang berbicara, entah kenapa justru suasana sunyi yang ada diantara mereka, sungguh berbeda dengan kencan mereka biasanya.

"Minnie, apa kau sedang ada masalah?"

Sungmin menatap wajah Kyuhyun yang memandangnya khawatir. Masalah? Ya, aku sedang ada masalah, Kyu. Batinnya. Tapi ia tidak menyuarakan kata hatinya iu, melainkan menggelengkan kepalanya. Senyum simpul lagi-lagi menghiasi wajah manis Sungmin.

"Aniya, tidak ada kok."

"Benarkah?"

Pertanyaan Kyuhyun diangguki oleh Sungmin.

"Syukurlah kalau begitu."

Suasana sunyi menyelimuti sekeliling mereka berdua, persis seperti saat diperjalanan pulang mereka barusan. Namun tidak berlangsung lama, karena Kyuhyun kembali membuka suaranya.

"Minnie, yang tadi itu…"

.

Deg!

.

Sungmin membulatkan matanya menghadap Kyuhyun. Sedikit-banyak ia sedang mengumpulkan berbagai harapan kecil,

"…apakah dia sunbae-mu? Sunbae SMP-mu?"

"N-ne…dia, dia sunbae-ku saat SMP, Kyu. Waeyo?"

.

Apa kau melihatnya menciumku?

Apa kau cemburu padanya?

.

Harapan dalam benak Sungmin melambung tinggi dengan cepat..

"Oh aniya, hanya bertanya saja. Aku tidak pernah bertemu dengannya disekitar sekolahmu, makanya kupikir mungkin ia salah satu sunbae-mu dulu. Yaitu SMP-mu." Kyuhyun tertawa renyah. Tangannya yang tadi menggandeng Sungmin langsung menyusur dan menepuk kepala si namja imut dengan lembut.

—tanpa ia tahu bahwa rasanya seribu kali lebih sakit saat harapan tak sesuai dengan kenyataan.

"Ya sudah kalau begitu, lebih baik kau istirahat saja. Besok kau masih harus sekolah, bukan? Jangan tidur terlalu malam, dan semoga kau mimpi indah."

.

Cup.

.

Kecupan singkat mendarat sempurna didahi milik Lee Sungmin. "Jajayo, Minnie.."

Setelah itu Kyuhyun segera membalikan tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya. Ia berjalan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana jeans hitam yang ia pakai.

.

Tap tap tap.

Tap tap.

.

.

.

"Apa kau tidak merasa cemburu, Kyu?"

Dan langkah keenam Kyuhyun terhenti saat itu.

"Ia…sudah menciumku. Tidak, bahkan sebelum-sebelum ini.. tidakkah kau merasa cemburu saat aku sedang bersama dengan namja atau yeoja lain? Apa kau tidak merasakan apa-apa sama sekali? Marah, kesal, atau apapun, sama sekali tidak kau rasakan saat aku didekat orang lain? Saat mereka menggenggam tanganku, memelukku, atau…menciumku? Apakah tidak, Kyu? Kau tidak masalah kalau aku dipeluk atau dicium oleh mereka? Apa kau memang tidak mencintaiku?"

Sungmin menelan salivanya lamat-lamat. Namja didepannya belum menoleh padanya, tapi itu lebih baik.. kalau tidak, maka ia akan melihat wajah penuh air mata milik Lee Sungmin.

"Jaljayo, Cho Kyuhyun."

.

Tap tap tap!

Tap tap tap!

Tap tap tap!

.

BLAM!

.

Pintu pagar dan rumah keluarga Lee kini sudah tertutup dengan sempurna, meninggalkan hawa dingin disekitaran daerah itu. Sekaligus dengan seorang namja dengan jaket biru tebal yang berdiri memunggungi rumah tersebut. Tak seinchi pun namja tampan ini bergerak, bahkan saat ia mendengar pintu yang tertutup dengan keras dibelakangnya. Tak bergerak sedikit pun.

Mungkin jika dilihat dari belakang, namja ini memang nampak seperti tak bergeming sedikit pun. Tapi coba lihatlah dari depan, dari situ kau akan memperhatikan bahwa terdapat salah satu spot yang kini sudah berubah drastis sejak tadi,

Senyumnya.

.

.

.

.

.

"Jadi kau ingin melihatku cemburu, cagiya…?"

.

.

Oh, dan juga nada suaranya yang berubah menjadi begitu berbeda.

.

.

o0o

ToBeContinue

o0o

.


.

A/N ::

.

Iya, aku tau aku emang bandel.. masih punya utang FF, masih aja buat FF baru -_- abis kapan lagi ada leppy nganggur didepanku TT^TT

Dan seperti gayaku biasanya, tetep dalam format short-story~ hehehe ternyata emang lebih nyaman bikin yang kayak begini ya, apa seterusnya aku bikin yang kayak begini aja ya xDD #disiram

Yah sudahlah, chapter satunya udah jadi.. entah chapter duanya bakalan jadi atau engga *digetok pake rotan*

.

Wanna gimme a R.E.V.I.E.W? ^O^/