I'm Sorry But I Always Love You

Boboiboy-Animonsta

Romance, Angst (?), Hurt/Comfort (?)

Chara : 17 old years, OOC, Power, No Alien

FangxBoboiboy

Happy Reading

Enjoy :)

Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta

Mungkin engkau adalah salah satunya

Namun engkau datang di saat yang tidak tepat

Cintaku telah dimiliki *

BoboiBoy POV :

Berapa lama waktu yang telah kita buang sia-sia, hai rival sekaligus sahabatku? Sejak dari sekolah dasar kita bersama. Bermain, adu mulut, belajar dan berperang melawan alien untuk menjaga bumi. Kadang rutinitas yang kita berdua jalani memang agak membosankan, tapi aku semangat menjalaninya sebab selalu ada kau di sampingku.

Sadarkah engkau, ada sesuatu yang berubah di antara kita? Aku menyadarinya, dan jujur saja hal ini membuat aku terkejut. Sangat terkejut. Aku baru menyadari bahwa kehadiranmu yang selalu ada di sampingku sesungguhnya tidak tepat. Ya, yang kumaksud tidak tepat sebenarnya bukan karena sosokmu secara fisik, tapi melainkan karena perasaanku yang telah bermetamorfosis dari sekedar perasaan sahabat sekaligus rival menjadi perasaan yang mungkin dianggap orang awam, sebagai perasaan hina karena kita berdua terlahir dengan gender yang sama.

Kau tahu maksudku,kan? Kau tahu kan perasaanku ini, apa? Tak perlu kujelaskan secara menyeluruh. Kau pasti paham. Maka sebelum perasaan ini tumbuh berkembang menjadi kuat, aku berusaha mencabutnya dan melemparnya keluar dari jiwaku. Aku terpaksa melakukannya, karena aku telah menjadi milik seorang gadis. Gadis yang menjadi salah satu sahabat kita sejak kita masih duduk di sekolah dasar.

"Hmmmm.. Fang." panggilku ragu. Kau segera membalikkan badanmu dan menghentikan pekerjaanmu mencuci gelas. Tubuh jangkungmu berdiri berhadapan dengan tubuh kecilku yang sering menjadi sasaran olokanmu karena menurutmu, aku tidak mengalami perkembangan tubuh signifikan di masa remaja. Hal itu disebabkan tubuhku masih seperti anak SMP, padahal kami berdua telah menginjak usia 17 tahun. Kedua iris dark violetmu menatapku dengan serius.

"Apa?"

Aku menahan napas dan menghelanya, kukumpulkan keberanianku untuk mengatakan ini walau terasa berat untukku. "Kau tidak perlu datang lagi untuk membantuku di kedai. Tadi siang perban kaki Tok Aba sudah dibuka, jadi besok Atok sudah bisa kembali menjaga kedai."jawabku sambil menunduk, mengalihkan mataku dari tatapan matamu.

"Tak apa. Tok Aba pasti masih belum sepenuhnya pulih, jadi besok kau tenang saja, aku akan datang lagi untuk membantumu." ujarnya ringan sambil menepuk kepalaku yang tertutup topi kesayanganku. Biasanya, tepukannya ini berhasil mengirimkan sinyal dan getaran-getaran aneh di jantungku untuk berdebar lebih cepat, tapi tidak untuk kali ini. Dengan sigap, aku menggerakan satu tanganku ke atas, mengambil tangan kanannya yang menepuk kepalaku lalu menurunkannya.

"Kubilang tidak perlu datang ya tidak perlu, Fang! Aku tak butuh bantuanmu! Sekarang pergilah, Fang!" Aku tak bermaksud membentakmu dengan keras seperti ini kepadamu tapi aku harus melakukannya.

Iris dark violetnya yang terlindung lensa cekung berwarna bening melebar ketika mendengar bentakanku seakan tak percaya bahwa aku bisa membentaknya.

"Kenapa kau tiba-tiba membentakku seperti ini, Boboiboy? Ada apa sebenarnya?" tanyanya beruntun sambil mencengkram keras kedua lenganku, menggoyangkannya dengan penuh tekanan yang berasal dari emosinya yang meluap. Aku hanya bisa meringis menahan sakit. Kuberanikan diri untuk menatap wajahnya yang khas Asia Timur.

"A-ku.. A-ku tidak apa-apa! Se-karang.., lepaskan aku dan pulanglah, Fang. Aku berterima kasih atas semua bantuanmu selama dua minggu ini."

Matanya semakin menyipit tajam, kilatan emosinya terlihat jelas di sana bercampur dengan rasa tidak terima. "Aku tidak mengerti dengan pemikiranmu! Coba jelaskan! Ayo!" Dia menuntut kejelasanku. Aku tak menanggapinya, suaraku seperti tercekat. Kugeleng-gelengkan kepalaku dengan lemah sebagai jawabannya.

"Baiklah, kalau itu keputusanmu!"serunya marah. Dia melepaskan cengkraman tangannya yang kekar dari kedua lenganku kemudian berjalan berbalik memunggungiku dan melempar celemek kedai. Setelah itu, dia berjalan keluar dari kedai dengan langkah panjang penuh emosi.

Aku hanya bisa terdiam memandangi punggungnya yang semakin berjalan menjauh dari kedai. Kugigit bibir bawahku berusaha menahan rasa sakit yang menyeruak muncul dari dadaku.

Maaf, Fang sebelum rasa ini semakin tumbuh membelengguku dan menghancurkan kita, aku lebih memilih untuk segera mencabutnya. Maafkan aku yang egois dan mengingkari rasa ini, Fang. Aku memang pengecut tapi ini kulakukan karena ada "dia" yang lebih dulu memiliku."

Tbc

(***)

*Lagu Aku Memilih Setia- Fatin Shidqia Lubis

A.N : Fic ini terinspirasi dari lagu Aku Memilih Setia- Fatin, jadi ketika saya mendengar lagu itu saya langsung mengetik fic ini. Fic ini merupakan fic pertama shonen-ai saya dengan pairing FangxBoboiboy di fandom ini. Tadinya saya mau buat one shoot tapi karena mentok idenya jadi ya saya buat tbc saja. Lalu saya masih bingung menentukan genre apa dari fic ini. #getok pala sendiri hehehhehe :D

Kalau begitu, akhir dari A.N ini,bolehkah saya meminta kritik, saran dan review dari teman-teman semua? Supaya saya bisa menulis fic ini lebih baik lagi. Terima kasih :)

Review please :)