Rhyme A. Black

Present

.

.

…GARA-GARA PUISI…

NARUTO belongs to Masashi Khisimoto-sensei

Rhyme Cuma minjem, ngak di ambil kok

WARNING : AU-HIGH SCHOOL, OOC, Beserta ke-GARING-an dan ke-GURIH-annya(???)

Aloha semuanya…., aku author baru, mohon bimbingannya*maklum kouhai*. Tolong segala kesalahan di maklumi yach. dan maafkanlah segala sesuatu yang aneh di fic ini, ke-gaje-annya, ke-OOC-annya, ke-OC-annya, misstypo-nya. Dan juga ada hal yang*mungkin* kurang bisa senpai-senpai sekalian terima….

1,2,3, TAKE…ACTION….

-

-

Di koridor Konohagakuen, tampaklah seorang pemuda pirang dengan mata biru dan wajah imutnya sedang berjalan dengan tergesa-gesa. Dia berhenti di depan lokernya. Memutar kunci kodenya, dan membukanya dengan tergesa-gesa juga. Ada sesuatu yang membuat naruto—nama pemuda pirang ini— tertarik membuka lokernya pagi ini.

CKLEK…

Pintu loker itu terbuka, dan berjatuhanlah amplop berbagai warna ke lantai yang di pijaknya. Naruto segera membungkuk, mencari-cari amplop yang sedang ia cari.

"ungu…ungu…—ah, ini pink—ungu…ungu….—ini merah—ih mana sih…unggguuu. Ah ini dia, hehehe" Uzumaki Naruto, adalah salah satu dari cowok-cowok terkenal di konoha. Dia bersama lima orang temannya adalah salah satu anggota boy band, Konoha Junior. Di mana anggotanya juga adalah anak cowok seperti Naruto, yaitu Uchiha Sasuke, Inuzuka Kiba, Sabaku No Gaara, Nara Shikamaru, dan Akamichi Chouji. Yah, bagi mereka semua mendapatkan surat cinta itu biasa. Bahkan, pernah Sasuke kejatuhan surat cinta dari lokernya dan membuat tubuhnya penuh dengan beraneka ragam surat cinta yang menggunung. Bukan hanya surat cinta, tapi juga kado dan boneka-boneka yang menyerupai dirinya. Alhasil setiap hari petugas Cleaning Service sekolah, Zabuza Momochi selalu kerepotan membersihkan tong sampah yang penuh dengan surat cinta dengan bau yang aneh-aneh—dari parfum mahal sampai minyak nyong-nyong—. kalau Cuma satu tong sampah sih tidak masalah. Tapi ini, ada enam buah tong sampah yang harus dia bersihkan—tidak terhitung tong sampah untuk setiap kelas—.

Naruto, sudah ada lebih dari seminggu mendapatkan surat—err—puisi cinta beramplop ungu muda itu. Secara tidak sengaja, karena biasanya Naruto dan teman-temannya, langsung membuang amplop-amplop berisi Kata-Kata yang lebay menggoda itu ke tong sampah. Tapi waktu itu ada sebuah amplop yang tidak terikut terbuang, alias masih tesisa di loker Naruto. Naruto yang melihatnya iseng-iseng membacanya. Ternyata beuh, bener giieelaa. Naruto langsung merasa gimana yah, ada rasa yang tak bisa di ungkapkan dengan Kata-Kata begitu membaca puisi itu. Begitu Naruto selesai membaca puisi itu, ada beberapa lembar helaian kelopak bunga lavender yang jatuh dari lembaran puisi itu..

'hmmm, sepertinya yang ngirimin gue puisi ini adalah pecinta lavender. Dari amplop, bunga, wanginya, serba lavender semua' pikir Naruto. Begitulah seterusnya sampai genap 10 hari Naruto memdapatkan puisi itu.

Hari ini adalah hari ke sepuluh Naruto mendapatkan puisi itu, dia sangat penasaran, siapa yang mengiriminya puisi itu. Saat sedang latihan di basecamp Konoha Junior, Shikamaru memberikan Naruto saran.

"Nar, loe selidikin aja siapa yang ngirimin loe tuh puisi, susah banget sih"

"tapi gimana caranya?" Tanya Naruto lalo (lambat loading*di kemplang ma' Naru*)

"Loe datang aja pagi-pagi ke sekolah. Susah amat sih" saran Shikamaru

Kiba yang saat itu sedang memberi makan Akamaru langsung tergigit tangannya, model rambut Sasuke langsung berubah dari duck buttock style menjadi monkey buttock style, Chouji langsung membuang keripik kentangnya, dan Gaara tiba-tiba memiliki alis super tebal seperti Lee(???*lebay mode : on*)

"WHAT THE H**L???" Seru mereka yang ada di ruangan itu.

"Shika loe gila" Kata Kiba

"Mesti minum copi pekat 10 galon" sambung Chouji

"IQ loe berkurang dari 200 menjadi 10" sambung Sasuke

"Harus di kipas sama Temari-nee" Gaara memutuskan sambungan(?).

"Lha, emang napa?" Tanya Shika cuek

"TANYA KENNNAPAA???" Jawab mereka ngikutin iklan di tv.

"IQ-mu memang benar-benar turun Shika" celetuk Sasuke sukses memdapat death glare dari Leader Konoha Junior itu.

"Shika, kamu lupa yah? Naruto itu adalah pangeran paling telat sekolah kita" Kata Kiba

"Dia itu datang paling cepat lima menit sebelum pelajaran di mulai" sambung Chouji

"dia bahkan memecahkan rekor MURKO (MUseum Rekor KOnohagakuen) sebagai murid yang paling banyak telatnya di sepanjang sejarah sihir—eh salah— Konohagakuen" Gaara kembali memutuskan sambungan.(?)

"Loe semua pada ngeremehin gue ya?" Tanya Naruto.

"Gue ngak percaya loe bisa" celetuk Kiba, di sambut dengan angukan Akamaru dan gonggongan Gaara, Sasuke, dan Chouji.—eh, kebalik— di sambut dengan angukan Gaara, Sasuke, dan Chouji dan gonggongan Akamaru.

"Wokeh, gue pasti bisa ngebuktiin, siapa yang ngirimin gue tuh puisi. Gue bakalan datang PAGI-PAGI!!!" seru Naruto dengan semangatnya, di mana matanya memancarkan api yang membara dengan tangan terkepal di depan dada. Yang lainnya pada sweatdropped.

Sepulangnya dari basecamp, kalau ngak salah sekitar pukul 19.45. Naruto langsung menyetel alarm jam tiga pagi! Soalnya dia pikir kalau nyetel jam tiga dia pasti bangun jam 4, ngaret gitu maksudnya.

Keesokan harinya, Naruto benar-benar berangkat pagi ke sekolah. Ayahnya saja sampai heran melihatnya. Biasanya Khusina—istrinya—harus menyiram anaknya dengan air seember baru dia bangun. Memang bisa di bilang anak mereka ini kafir. Ngak pernah tuh yang namanya bertujuan buat bangun pagi 'tuk shalat subuh. Secara diakan bangunnya sekitar jam setengah tujuh lewat.

"Kaa-san, Tou-san, Naruto berangkat dulu yah" pamit Naruto begitu menghabiskan sarapannya di meja makan, biasanya Naruto tak pernah sarapan dengan keluarganya. Dia hanya mencomot roti isi dan langsung pergi men-stater motor ninjanya.

"Naruto kamu ngak sakitkan?" Tanya Minato dengan gaya ala dokter yang memeriksa pasiennya

"Ih, Tou-san apa-apaan sih. Naruto tuh baik-baik aja" jawab Naruto berjalan menuju pintu depan.

"NARUTOOO… sudah shalat subuh belum???" Teriak Khusina, mumpung anakya bangun pagi. Naruto yang sudah naik di motornya langsung menjawab.

"BELUMMM… ntar aja Kaa-san" dan langsung membalap motornya menuju Konohagakuen. Sesampainya di sekolah, dia di sambut dengan tatapan kaget bin cengo dari Kotetsu dan Izumo, saat Naruto bertanya ada apa, kedua penjaga sekolah itu langsung lari tungang langgang sambil berteriak 'tolong ada hantu…' dan 'jangan ganggu saya…'. Sekarang gantian Naruto yang cengo tapi, dia ngak mau bercengo-cengo ria di depan pagar, masih ada misi yang harus di tuntaskan. Dia segera memarkir motornya dan berjalan menuju lantai dua, lokasi kelasnya dan lokernya. Dalam hati dia tertawa, gara-gara orang yang mengiriminya puisi itu dia jadi melakukan hal yang tak pernah di lakukannya. Datang pagi kesekolah, apa lagi ini masih pagi buta. Biasanya kan dia datang lima menit sebelum pelajaran jam pertama di mulai.

Koridor sekolahnya agak panjang. Di pertengahan koridor di situlah berdiri kokoh loker besi anak murid konohagakuen. Kalau kamu kelas satu, lokermu berada di lantai dua, sama seperti lokasi kelas yang juga ada di lantai dua. Begitu pula kelas dua dan tiga, yang berada di tingkat tiga dan empat. Naruto menaiki tangga menuju lantai tempat kelasnya berada. Setelah sampai dia berdiri di bagian paling ujung di baian ujung lantai dua.

Tap…tap…tap…

Ada suara langkah kaki seseorang. Naruto sendiri deg-deg'an yippi! soraknya kemudian dalam hati, akhirnya dia akan bertemu dengan orang yang selama ini telah mulai mengisi hari-harinya. Tap…, suara langkah itu terhenti, dan naruto menoleh kan kepalanya di balik tembok itu.

Disana. Di depan lokernya. Berdiri. Seorang gadis.

"masya Allah! Ya Allah, kau memang arsitek sejati"

Kini di depan lokernya berdiri seorang gadis, dengan ciri-ciri tingginya semampai, rambur indigonya tergerai indah di belakang punggungnya, kulitnya yang putih mulus, serta matanya yang…tunggu dulu, dia buta? Tapi mengapa gerakannya lincah begitu? Apa jangan-jangan dia memakai kontak lens yang berwarna lavender? Karena setelah naruto perhatikan lebih lanjut hampir semua pernak-pernik anak itu berwarna ungu. Dari tas sampai jepit rambutnya. Pelan-pelan, dengan tangan tangan kanan yang di masukkkan ke dalam saku celananya, serta tas selempangnya yang di sampirkan di pundak kirinya, dia melangkah menuju gadis yang kini akan memasukkan puisi itu kedalam lokernya.

Tiba-tiba gerakan gadis itu terhenti, dia menoleh ke arah naruto, dan di dapatinya naruto telah berada disampingnya, dengan cengiran khasnya dia menatap gadis itu.

'Aku ketahuan…' pikir gadis itu

-

-

TBC

TUBERCOLLUCIS*di rajam*

TO BE CONTINUED

AUTHOR's SIDE :

Wuahaaa, fic pertama ku, fic pertama ku….*nyanyi-nyanyi gaje*

Terima kasih, Arigato Gozaimaz, Merci, Gracias, Thank You, Xie-Xie…

Atas anda sekalian para senpai dan readers yang telah membaca apa lagi mereview Fic Rhime nyang gaje bin aneh ini. Senpai sekalian maafkanlah kouhaimu yang garing, gaje dan khilaf ini.

Rhime butuh kritik dan saran, and kalo boleh tahu flame itu seperti apa yach?* udah gentayangan di Fanfiction, biar aja flame gak tahu*kayaknya flame itu nyeremin banget* kuntilanak yach?*. Rhime punya pertanyaan nih, tolong di jawab yah.

caranya meng-update fanfic gimana sih?*yang ini penting banget, maklum saia rada gaptek*

Jawab lewat review, wokeh? Bagi senpai yang menjawab Rhime doakan mudah-mudahan arwahnya di terima di sisi Allah swt—ehehe, ngak ding. Nyang jawab bakalan dapet pahala, kan bagi-bagi ilmu. Soalnya tahukan Rhime masih kouhai, belum tahu seluk beluk dan proses di fanfiction ini.

BTW ngomong-ngomong, Author NaruHina, jangan Hiatus dong*Hiatus apaan lagi noh?*. Halaman NaruHina jadi sepi nich, dan karena sepi Rhime jadi niat buat jadi Author*meskipun dengan fic gaje*

Kata LIGHT-senpai : KRISIS FIC NARUHINA, KRISIS FIC NARUHINA

Sekali lagi Review…..Minna-san