And Love Will Never Go…

Summary: PuTiLiciOUs's second fanfic!! Tentang kisah cinta Luna dan Neville, pairing HarPot fave gw!! Terinspirasi dari novel & film Ayat-Ayat Cinta. Maklum… baru nonton filmnya… oia, fanfic ke2 gw juga bernuansa agak agamis nih… maap yahhh…

Disclaimer: Tante J. K. Rowling, Kang Habiburrahman El Shirazy, en Oom Masashi Kishimoto… penulis2 & mangaka favoritku…

A/N: lirik lagu yang dipake di sini adl lirik lagunya Avril Lavigne yang When You're Gone. Enjoy…

Chapter 1. The History of Their Love

Pada sebuah siang yang panas di University of Hi Country, Konoha…

Seorang cowok berbadan tinggi kekar dan berambut hitam sedang duduk di kantin Fakultas Biologi (buset dah, lagaknya…) sambil makan Nasi Padang (? dan membaca sebuah buku berjudul "Tanaman-Tanaman Langka di Seluruh Dunia". Cowok itu kelihatannya bukan orang Jepang, melainkan orang Inggris. Tiba-tiba, sekelompok cowok-cowok Jepang menghapirinya.

"Yo, Neville-kun!" seru seorang cowok pirang jabrik berkaos orange bergambar ramen.

Dibelakangnya, seorang cowok emo rambut-ayam, seorang cowok jabrik yang berkaos bergambar anjing, seorang cowok yang kelihatannya dingin dan berambut merah, seorang cowok berambut nanas yang mukanya keliatan malas banget, seorang cowok gemuk-padat-berisi-berigzi, seorang cowok gondrong, seorang cowok aneh berambut bob, dan seorang cowok berkacamata hitam mengikutinya.

"Eh, Naruto, Sasuke, Gaara, Shikamaru, Chouji, Neji, Lee, Shino," sapa Neville.

"Neville-kun, congrats ya! Presentasi elo sukses berat!" sahut Shino (enggak biasanya nih ngomong) yang satu fakultas sama Neville (tau kan… Neville tertarik sama tumbuhan, sedangkan Shino cinta mati sama serangga).

"Hehehe… sama-sama, Shino. Oh iya, rencana kita jadi kan?" tanya Neville ke teman-temannya itu.

"Jadi dong… naik busway kan?" tanya Kiba bersemangat.

"Iya. Kita kan mahasiswa bokek, bisanya naik buswae doang…, kata Shikamaru sambil menghela nafas. Oia, emangnya mereka mau ngapain sih? mereka tuh mau ngeceng di mall terbesar dan terlengkap di Konoha, Konoha Town Square. Bukan ngeceng sih, tapi nyari buku. Maklum, mahasiswa teladan…

Oia, gimana ceritanya si Neville bisa nyampe di Konoha? Begini lho ceritanya…

Flashback

Neville berjalan terburu-buru di koridor Hogwarts. Di depannya, Profesor McGonnagall berjalan dengan senyum dimukanya (tumben). Neville yang bingung san takut cuma mengikutinya tanpa banyak tanya.

Akhirnya, mereka tiba di depan kantor kepala sekolah.

"Onde-onde kelepon!" seru Profesor McGonnagall di depan patung gargoyle yang menjaga kantor kepala sekolah. Gargoyle itu langsung minggir, dan mempersilahkan kedua orang itu naik ke kantor kepala sekolah. Professor McGonnagall mengetuk pintu ruang kepsek.

"Masuk," kata sebuah suara berat. McGonnagall dan Neville masuk ke ruangan besar itu.

Professor Dumbledore sedang duduk dibalik mejanya, terlihat santai. Phoenixnya, Fawkes, sedang bertengger di sarangnya. Di atas meja Dumbledore terhampar sepucuk surat (bahasanya maknyus, pemirsa).

"Ahh. Minerva, Mr. Longbottom. Akhirnya kalian datang juga," sambut Dumbledore sambil tersenyum lebar. Neville dan McGonnagall duduk di kuesi di depan meja Dumbledore.

"Mr. Longbottom, kami punya berita bagus untukmu. Kau telah memenangkan beasiswa di University of Hi Country, Konohagakure," kata Dumbledore sambil tersenyum lebar. McGonnagall juga tersenyum lebar sambil bertepuk tangan. Neville sendiri bengong. Sedetik kemudian, Neville sudah bersujud di lantai kantor Dumbledore.

"Alhamdulillah… makasih, Ya Allah!! Emak, Bapak, Nini, Aki, Neville dapet beasiswa!! Neville ke Jepang!! Yeeeeeaaaahhh!! Aduh, makasih Profesor!! Neville berteriak-teriak norak sambil nyiumin tangannya Dumbledore dan McGonnagall, sampe para lukisan di dinding kantor Dumbledore ngasih tatapan ih-dasar-norak.

"Neville, jika kau ingin menelepon nenekmu, silakan," Dumbledore menunjuk teleponnya. Neville – tanpa basa basi – langsung nyamber ntu telepon.

"Assalamu'alaikum, Nini?"

"Wa'alaikum salam… ini siapa ya?"

"Ni, ini Neville, cucu nini yang imut dan ganteng (ahh masa?)

"Ooh, Neville, cucukuh!! Ada angin apa kamu nelepon nini, Ntong?"

"Neville dapet beasiswa Ni!! Beasiswa di Jepang!!

"OAAAAPPPHAAAAAAA?? NAAAAAAAAAAAANIIIIIIIIIIIIIIII (hah? Neneknya Neville bisa bahasa Jepang??

"Iya nini! Beasiswa!!

"Alhamdulillah!! Bener kan, kamu ngewarisin otak Emak Baba kamu?"

"Iya, Nini!! Aduh, Neville seneng banget!! eh, Nini, udah dulu ya, entar Nville sambung lagi!! Daah!! Assalamu'alaikum!!

"Wa'alaikum salam… OOOOOOOOOIIIII, CUCU GUE KE JEPAAAANG!!

TUUT TUUT TUUT

Neville, McGonnagall, dan Dumbledore tertawa. Fawkes pun kelihatannya senang (hah? Phoenix bisa keliatan seneng?)

"Profesor? Kapan saya bisa ke Jepang?"

"Tentu saja setelah kamu lulus Hogwarts, Neville. Kamu lupa ya?"

"Oia. Maaf, Profesor."

Setelah selesai berurusan dengan Dumbledore, Neville langsung keluar mencari teman-temannya yang sedang latihan di Kamar Kebutuhan (tau dong… Laskar Dumbledore… tapi versi normal, enggak pake sihir)

"Teman-teman!! seru Neville begitu memasuki Kamar Kebutuhan.

"Kenapa, Nev? Tumben, elo bersemangat banget?" tanya Harry.

"Gue… gue dapet beasiswa di University of Hi Country, Konoha, Jepang!" seru Neville bersemangat. Semua anak yang ada di ruangan itu langsung bersorak senang.

"Ya ampun, selamat, Nev!! Gue enggak nyangka!! pekik Ron senang. Semua orang bertepuk tangan. Setelah memberi selamat pada Neville, semua orang balik ke aktivitasnya masing-masing.

Tiba-tiba, seorang cewek berambut pirang ngedeketin Neville.

"Neville, mabruk ya," katanya.

"Ehh, Luna! Kamu bisa bahasa Arab?" tanya Neville heran. Luna tersipu malu.

"Dikit-dikit… mau gimanapun, kan kita muslim, harus ngerti Al Qur'an…"

"Iya ya, kamu bener banget, Luna," kata Neville, jantungnya serasa lagi takbiran a.k.a. deg-degan banget.

"Emm, Luna, aku mau jalan-jalan ke pinggir danau. Mau ikut enggak?" tanya Neville, mukanya merah kayak daging salmon.

"Ehh… boleh…, jawab Luna, mukanya sama merahnya denan muka Neville. Saat mereka keluar Kamar Kebutuhan, anak-anak menyoraki mereka.

"Gosip baru… Luna sama Neville pacaran…"

Di pinggir Danau Hogwarts, Luna dan Neville berbagi cerita. Ternyata, setelah lulus Hogwarts, Luna juga ngincer universitas yang sama dengan Nevill. Di mana lagi, selain di UHC. Ternyata, Luna juga udah daftar test beasiswa buat kesana. Setelah sejam ngobrol enggak jelas, Neville tiba-tiba memilih untuk melakukan salah satu hal paling ekstrim yang pernah ia lakukan.

"Err… Luna?"

"Ya, Neville?"

"Aku… Aku mau bilang sesuatu sama kamu…"

"Bilang aja, Nev. Aku ngedengerin kok."

"Gini… seb… sebenernya, aku udah lama suka sama kamu. Bukan suka sih, tapi sayang, dan cinta. Bukan sebagai sahabat, tapi… sebagai seorang pacar."

Luna tertegun. Ini adalah pertama kalinya seorang cowok menyatakan cinta padanya. Biasanya, cowok-cowok cuma menganggapnya sebagai teman. Malah, enggak sedikit cowok menganggapnya aneh. Muka Neville terlihat serius campur grogi. Ketulusan terlihat jelas dimatanya.

"Luna Lovegood… maukah kamu jadi pacarku?"

Luna tidak mampu berkata-kata. Ia sangat bahagia. Setelah mengumpulkan kekuatannya, Luna menjawab pertanyaan Neville.

"Ya, Neville, aku mau…"

XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXx

Empat bulan setelah kebersamaan Luna dan Neville di Danau Hogwarts.

Heathrow Airport, London. Musim panas tinggal beberapa hari lagi. Neville akan berangkat ke Konoha. Semua keluarga dan sahabat-sahabatnya ada di sana. Nenek Augusta menatap cucunya dengan tatapan sayang sekaligus sedih. Harry, Ron, Hermione, Ginny, Seamus, dan Dean tersenyum, meskipun bekas air mata samar-samar masih terlihat di pipi Hermione dan Ginny. Mereka semua menjabat tangan dan memeluk Neville secara bergantian.

"Good luck, man," kata Dean. Matanya berkaca-kaca.

"Jangan lupain kita," pesan Ron.

"Semoga elo baik-baik aja," kata Hermione.

"Belalar yang bener ya. Jangan malu-maluin Hogwarts," kata Ginny.

"Gue akan terus merindukan elo," kata Seamus.

"Neville… semoga elo bisa tetep eksis di Konoha," kata Harry.

Sementara itu, disamping mereka, Luna masih menangis tersedu-sedu.

"N… Ne… Nev… Neville…, isak Luna. Neville langsung menghampiri Luna.

"Luna sayang… maafin aku. Aku enggak bisa nolak kesempatan ini. lagipula, kamu bakalan nyusul aku kan, tahun depan?" tanya Neville. Luna yang masih sesenggukan mengangkat kepalanya.

"Kamu yakin, aku bisa nyusul kamu?"

"100 persen. Kamu kan di Ravenclaw. Aku yang di Gryffindor aja bisa dapet."

"Kamu… kamu enggak akan ngelupain aku kan?"

"Enggak, Luna sayang. Enggak."

Tangis Luna mereda. Dipandanginya wajah bulat kekasihnya.

"Baik-baiklah di Konoha…"

Neville berjalan pergi meninggalkan mereka semua. Meninggalkan Luna yang sedih, sekaligus bangga.

Tunggu aku, Neville…

End Flashback

Neville tercenung, teringat kepada teman-temannya di Inggris. Terutama pada Luna. sudah 2 tahun lebih mereka lose contact. E-mail Luna mendadak tidak aktif lagi. begitupun dengan Friendster, MySpace, Multiply, dan Facebook-nya (wow! Luna punya semua!! semua teman-teman Neville di Inggris juga tidak tahu. Luna pindah ke luar negeri setelah lulus Hogwarts. Tak ada yang tahu ia kemana. Yang jelas, Neville sekarang sangat merindukan Luna.

Gaara menepuk pundak Neville.

"Elo kenapa? Kok mendadak bermuka sedih gitu?" tanya Gaara heran.

"E… enggak pa-pa kok. Cuma inget kampung. Eh, kita jalan sekarang kan?" tanya Neville. Yang lain mengangguk dan meng-iya-kan, lalu mereka langsung cabut ke Kotos (serem amat akronimnya!)

Luna… where are you right now?

XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXx

I always needed time on my own

I never thought I'd need you there when I cry

And the days feel like years when I'm alone

And the bed where you lie is made up on your side

When you walk away I count the steps that you take

Do you see how much I need you right now?

Seorang gadis berambut pirang menatap lurus ke arah jendelanya yang menampangkan pemandangan desa Konoha yang indah. Matanya terlihat tidak focus. Yang jelas, kesedihan terlihat di matanya. Ia sangat merindukan kekasihnya.

"Neville… aku tidak masuk UHC, tapi aku masuk Konoha Institute of Technology… kau bilang kau juga di Konoha, tapi kenapa sampai sekarang aku belum juga menemukanmu, Neville?" bisik Luna lirih. Tes! Setetes air matanya terjatuh ke pipinya.

Tiba-tiba pintu kamar Luna diketuk. Luna buru-buru menghapus air matanya. Ia buka pintu kamarnya. Ayahnya ada di depan pintu.

"Luna, ayah cuma mau ngingetin, katanya kamu mau ke Kotos, mau cari buku sama software baru," kata Xeno Lovegood mengingatkan putrinya itu.

"Arigatou, Dad. Aku inget kok," jawab Luna sambil tersenyum. Xeno tersenyum juga, lalu meninggalkan putrinya itu. Luna langsung berganti pakaian dengan baju gamisnya dan cadarnya (namanya juga muslimah yang baik!) Sepuluh menit kemudian, Luna sudah siap.

"Daaad!! Aku jalan dulu yaa!!

"Iyaaa!! Hati-hati ya naak!!

Luna pun melangkah meninggalkan rumahnya. Ya Allah, lindungilah aku dalam perjalanan ini…, batin Luna.

Neville… I miss you…

XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXx

Hwaaah… gue enggak nyangka gue bisa bikin fanfic romantis… oia, percaya ato enggak, chapter ini dibikin cuma dalam 1 malam loh, itu pun pake acara baca buku Ayat-Ayat Cinta dulu. Makanya, review yaaa!! Kalo enggak, enggak gue lanjutin nih – ngambek –. Hahaha… bercanda. Tetep, review yaa…

PuTiLiciOUs

R-E-V-I-E-W P-L-E-A-S-E!!