Naruto | Masashi Kishimoto
The Journal : Bunga dan Kenangan | SilverMatch
Setting | Canon
Main Chara | Uzumaki Naruto
.
.
Summary :
Drabble!/Sebuah jurnal para ninja lelaki Konoha tentang gadis pujaannya. Setangkai bunga favorit mereka selalu menghiasi lembar akhir sang jurnal./Bagiku, cinta itu ibarat Lavender. Walau layu dan kering, tak akan pernah kubiarkan ia gugur dan tergantikan cinta yang lain.
Warnings :
Pendek! Drabble! Ngegantung! Bikin muak, muntah dan lain-lain.
.
.
.
Enjoy Reading
.
.
Naruto's POV
Namaku Naruto Uzumaki, seorang pembuat onar yang kini menjadi Rokudaime Hokage. Hehe kalian tak percaya? Tapi itulah aku. Saat ini aku tengah menulis jurnal kisahku. Kisah sederhana memang, tapi sangat berarti untukku. Siapapun yang melihatku seperti ini pasti akan mengkerut, sejak kapan srang pembuat onar dengan tekun menulis jurnal pertamanya? Tak ada. Setumpuk bola kertas berserakan dengan indah di dekat kaki dan meja kerjaku. Aku selalu meremas kertas, gagal menulis apapun. Tapi kali ini aku yakin aku bisa! Aku akan menceritakan sebuah kisah, tentang seorang gadis yang mematahkan persepsiku tentang bunga.
Bunga. Sesuatu yang sangat disukai para gadis, itu yang dikatakan Jiraiya-sensei padaku. Yang kutahu, bunga hanya memiliki siklus kuncup lalu berbunga, harum memang namun setelah beberapa hari layu sudah. Tergantikan dengan kelopaknya yang mulai berguguran. Kuncup, mekar, layu, dan berguguran tergantikan bunga yang lain. Aku sangat heran, kenapa para gadis menyukai bunga.
Sakura Haruno. Gadis merah jambu yang sangat kusukai ketika masih di akademi dulu. Ia juga menyukai bunga, terutama bunga yang identik dengan rambutnya dan namanya, Sakura. Bunga Sakura sendiri hanya mekar di musim semi, dimana setelah itu daunnya akan berguguran dan kandas dijalanan. Sama seperti rasa cintaku yang kandas, ia lebih menyukai sahabatku -Sasuke Uchiha.
Berkali-kali aku mengejarnya, mencoba menarik perhatiannya. Tapi yang kudapat kau tahu? Tonjokan dan pukulan, aku berakhir sial dengan paling tidak mataku membiru akibat tonjokannya. AKu tak pernah menyerah, sekalipun ia lebih menyukai sahabatku, aku akan terus mengejarnya. Perjalanan kami bertiga menjadi satu tim di Tim 7 berakhir pada saat Sasuke meninggalkan desa.
Sakura dengan mata sembab berair, lelah menangis, mendatangiku dengan sesenggukan. Ia berharap agar aku bisa membawa pulang sahabatku. Perih, itu yang kurasakan tatkala Sakura lebih mengkhawatirkan Sasuke. Tapi semuanya kubalas dengan senyum khasku. Aku mengangguk mantap, aku berjanji membawanya pulang!
Dua tahun. Waktu yang kubutuhkan berlatih bersama Jiraiya-sensei. Teman-teman menyambut kedatanganku dengan meriah. Saat itulah, kutemukan gadis indigo dengan wajah merah malunya, menyerahkan sebuket bunga lavender. Ia lalu berlari menjauh, dan menghilang. Aku yang heran hanya mengedikkan bahu, cuek. Ku letakkan buket bunga itu di atas meja. Wangi, bunga itu sangat wangi. Persis dengan wangi pemiliknya. Lavender. Ciri khas seorang Hinata Hyuuga. Itulah yang tercium tatkala aku mengendongnya saat ia jatuh pingsan.
Geram. Itu yang kurasakan ketika kudapati tubuh ringkih itu ambruk. Kemarahan memenuhi relungku. Sesuatu yang panas bergejolak dalam dadaku. Besi-besi hitam yang menancap tak ku perdulikan. Mataku menggelap melihat Pain -musuhku menancapkan batang besi ke tubuh tak berdaya itu. Emosiku tak terkendali dan akhirnya, kesadaranku hilang.
Ayah. Ia datang menepuk bahuku, tersenyum padaku lalu mengajakku ke suatu dimensi. Ku pukul perutnya, ia mengaduh lalu tersenyum. Rasa senang membuncah tatkala ayah berkata padaku bahwa ia mempercayaiku. Ia menepuk bahuku lagi, lalu menghilang.
Ku lihat tubuh ringkih itu dengan telaten mengusapkan kain basah, membersihkan wajahku. Aku tersenyum padanya. Kini aku dirawat di sebuah tenda. Invasi Pain benar-benar luar biasa. Ku perhatikan lagi wajahnya, wajah bulat bulan yang selalu memerah tatkala aku mendekatinya. Aku terkikik, kemudian tertidur.
Heran. Setangkai bunga Lavender kudapati teronggok di depan kamarku. Aku tahu siapa pengirimnya. Setiap hari selalu kudapati setangkai bunga Lavender. Tapi untuk kali ditambah dengan sepucuk surat berwarna ungu muda dengan pita putih tersampir indah. Tertulis rapi di dalamnya, yang sangat ku yakini tulisannya. Kerut aneh tercetak jelas di wajahku.
Bunga. Menurutku sesuatu yang tak terlalu menarik. Sama seperti cinta, aku tak mengerti apa yang dimaksud cinta oleh Jiraiya-sensei. Maksudku, apa arti sesungguhnya cinta. Tapi persepsiku berubah, tatkala ku dapati sebuket bunga Lavender kering beberapa tahun yang lalu, yang masih kusimpan sampai saat ini. Ku dekati bunga yang ku pajang di sudut ruangan. Aku lupa kapan terakhir aku ke apartemenku. Ku hirup aromanya, masih sama seperti saat pertama kali aku mendapatkannya.
Aku tersentak, aku mengerti sekarang. Gadis itu ingin aku mengerti, bahwa tak semua bunga setelah layu berguguran dan kehilangan pesonanya. Aku tersenyum, bunga Lavender.
Bunga Lavender. Walau layu dan tak menarik, bunga itu masih memiliki aromanya. Kesejukkannya yang selalu membuatku rileks ketika menghirupnya.
"Na-Naruto-kun.." suara itu, suara sebening embun. Sehalus sutra, suara merdu bak harpa surga. Ia lah, Hinata Hyuuga. Gadis oh bukan, wanita yang resmi menjadi istriku sejak setahun yang lalu. Ia tengah mengandung Uzumaki kecil yang kelak akan menjadi ninja hebat masa depan.
Ku toleh ia, aku tersenyum. Ku tutup jurnalku, lalu aku bergegas menghampirinya.
Tambahan dariku : Cinta itu seperti bunga Lavender. Walau layu dan kering, tak akan pernah kubiarkan ia gugur dan tergantikan cinta yang lain...
Psst, aku sangat mencintainya...
End Naruto's POV
Semilir angin berhembus, membuka beberapa lembaran jurnal usang yang berwarna kecokelatan. Lembut belaian angin membuka lembaran dengan setangkai Lavender di dalamnya. Tangan ringkih dan tua itu menariknya. Lalu memeluk jurnal usang beserta sang Lavender dalam pelukan. Kristal bening berjatuhan di lekuk pipinya. "Aishiteru Hinata-chan...". Sebuah foto usang bergambarkan sesosok gadis tersenyum bersamanya -sang suami. Sejuta kenangan mengalir dalam dadanya, Naruto Uzumaki yang tua renta tanpa Hinata disisinya...
.
.
.
End This Chapter
.
.
A/N :
Uwoo ! Ending ngegantung gini #sengaja
Hehe, ngegantung? iya, emang sengaja buat ngegantung. Soalnya saya bakal buatin fict multichap untuk setiap chapternya. Seperti sekuel gitu, tapi lebih panjang dan lebh banyak. Kalau tak suka, ya suka-sukain aja ^^
Rated T pertama saya ^^
