A/N: Fic ini cuman berisi kumpulan ficlet pendek.


BlazBlue © Arc System Works

Instropective © Viero D. Eclipse

Pairing: One-sided Jin - Ragna

Genre: Drama/Romance/A little Angst

Word-counts: 441

Rated: T

Warning: AU, Sentrik Jin, Shounen Ai/BL, Incest

Don't like? Don't read!


Ada kalanya pencahayaan remang yang menyelubungi kamar Jin, telah membuatnya terlarut dalam genangan instropeksi yang begitu dalam. Emerald itu memandang lurus ke depan—tak ada objek khusus yang menjadi atensinya—hanya memandang dengan ribuan persepsi saja. Remang. Ya, benar. Gambaran itu sungguh tepat untuk menjadi simbolik hidupnya selama ini. Begitu remang. Begitu suram. Tak berguna dan bahkan mungkin...

Tak bermakna sama sekali.

Sebenarnya ada sebab khusus, mengapa hidupnya bisa sampai terbingkai dengan partitur penderitaan yang begitu menyesakkan. Sebuah penyebab yang menjadi awal dari titik kehancurannya sendiri. Sebab itu berentitas manusia. Sesosok figur manusia yang menjabat gelar sebagai seorang kakak.

Ragna.

Nama itu telah tergurat dalam penalaran. Menghantui intuisi. Dan terus menerus mengikis logika Jin. Sungguh ajaib. Mantra yang sanggup untuk menghancurkan hidup Jin adalah nama dari kakaknya sendiri. Itu sudah jelas. Mengingat sang kakak tidak hanya sekedar hidup di dunia ini tanpa suatu kesalahan.

Sang kakak—Ragna—juga merupakan manusia yang terlepas dari kesempurnaan.

Ia mengukir kesalahan. Mengukir dosa.

Berkali-kali sudah ia meracuni Jin dengan janji-janji manis. Palsu tentu saja. Tak pernah ada realisasi nyata dalam janji yang ia berikan pada adiknya itu.

Ingkar.

Semua janji itu dengan bengisnya telah diingkari.

'Aku tak akan pernah meninggalkanmu.'

Bohong.

'Hanya kau satu-satunya hal berharga yang kumiliki saat ini.'

Dusta.

'Aku sangat menyayangimu.'

Palsu.

'Dan aku... juga mencintaimu, Jin.'

Omong kosong.

Janji-janji itu terabaikan, seolah mereka hanyalah selembar kertas kosong tak berguna yang dibuang begitu saja ke tempat sampah. Tanpa perlu terbingkai dengan indahnya tinta pena terlebih dulu.

Dan sang korban kini hanya dapat tertawa miris. Menangis. Percik rasa sakit itu semakin membuncah tak tertahankan. Hati sudah terluka parah berkat bertubi-tubi sayatan dusta. Darah kekecewaan telah berguguran, tanpa malu melumuri putihnya niat tulus Jin. Tetap acuh. Realita itu sudah terjabar di depan mata dan Ragna tetap saja mengacuhkan Jin.

Sang kakak takkan pernah sudi untuk sekedar menghunus adiknya dengan tatapan iba.

Takkan pernah sudi...

Dan Jin tahu bahwa semua ini bukan sepenuhnya kesalahan Ragna. Karena sang kakak hanya menghalanginya agar ia tak terjerumus dalam lubang dosa yang lebih dalam lagi. Itu adalah bentuk terbesar dari kasih sayang Ragna terhadapnya. Tapi percuma. Apapun yang Ragna lakukan sekarang, semua itu tak akan sanggup untuk mengubah perasaan Jin terhadapnya.

Rasa itu sudah tersemat begitu dalam.

Menyatu dan bahkan turut mendarah daging dalam jeruji rasio.

Berapa kali pun Ragna meludahinya dengan kekecewaan...

'Aku akan tetap mencintaimu, Nii-san...'