di atas lapis langit
beyond the boundary © nagomu torii. saya tidak mengambil keuntungan apapun dari fanfiksi ini.
Mereka datang lagi, lagi, dan lagi
Maka kalian akan menerima ciuman pedangku, lagi dan lagi
Darah mengalir deras pada tubuh buruk rupa, merambat dan mendekstruktif
Kau dan aku adalah air dan minyak—minyakku akan menghancurkanmu
.
Kalian turun bagai bintang jatuh
Aku basmi kalian bagai obat nyamuk
.
Kaca ganda yang bertengger di hidungku terbelah
Bahaya
Jika menggores kulitku, nanti aku berdarah
Darahku berharga, darahku racun
Bila menetes, sia-sialah gunanya
.
Garmen yang melekat tubuhku bukan lagi pelindung
Aku akan jujur, aku sudah tak sanggup lagi
Namun jika kukibarkan bendera putih, aku akan binasa
Aku tidak mau
Aku tidak mau
AKU TIDAK MAU!
.
Di sini, ada yang membutuhkanku
Di dunia putih ini, ada yang harus kulindungi
Dia terdiam di bawah jembatan—atap teraman untuk saat ini
Dia diam, dia diam
Dia yang kubutuhkan
.
Kristal pelangi berhujan-hujan menutupi tanah
Kurang, harus lebih banyak lagi kristal yang jatuh
Sakit di lutut dan kepala hanya ilusi
Ayo, datanglah padaku! Kemarilah!
.
Doaku terkabul
.
.
.
Kakiku bergetar
.
.
.
Musim dingin semakin kejam
Aku kedinginan
Senpai
.
.
.
SENPAI!
.
Kugapai dirimu di bawah sana
Kusentuh bahumu, kerengkuh tubuhmu
Kau di sini, senpai
Kau di sini
Kaulah penopangku
Kaulah pengusir sepiku
Tetaplah di sini, oke?
.
.
(Bagiku, hangat bibirmu adalah khayalan terindahku.)
