I'm Not Ready To Die
NOTE : CERITA INI ASLI DARI KARYA SAYA DAN OTAK SAYA. BILA ADA KESAMAAN KEJADIAN ITU HANYA KEBETULAN SEMATA.
Disinilah dia, seorang pria muda yang sedang menatap tangannya sambil mengernyit dahinya. Ia merasa bingung dengan tangannya yang terlihat transparan, kelopak matanya mengedip cepat. Pikirannya berputar seolah mengulang apa yang baru saja ia alami.
Saat itu ia sedang mengecek dompetnya dan ia hanya melihat ada beberapa uang kertas didompetnya lalu dengan perut yang berbunyi ia pun beralih untuk mengisi perut dengan es krim strawberry kesukaannya. Lalu saat es krim itu terbeli ia melewati jalan raya yang sangat sepi sampai ia—oh tidak.
Ingatannya kembali, ada mobil berlaju kencang dan menabrak tubuhnya sampai terpental. Tubuh pria itu gemetar saat mengingat tragedi itu, lidahnya terasa kelu dan tidak menyadari bahwa ia menangis.
"Ini hanya mimpi, iya ini hanya mimpi...a-aku akan bangun lalu melihat matahari bersinar..." gumamnya pada diri sendiri, ia juga melakukan cubitan kecil di tangannya agar ia bangun dari mimpi buruk itu. Tapi nyatanya itu tidak membuahkan hasil. Ia kembali terisak.
"Kim Baekhyun, 23 tahun. Lahir tanggal 5 mei 1995, meninggal pukul 09.45 pada tanggal 13 Februari 2018 penyebab kematian adalah bunuh diri." ucap pria yang berada di depannya, Baekhyun mendongak melihat pria itu.
"Aku— apa?"
"Kau sudah meni—"
"Kai!" Panggil pria berkulit pucat yang berjalan mendekatinya dengan seseorang dibelakangnya.
Kai membalikan tubuhnya, "Oh Seh— astaga siapa dia?" tanyanya dengan mata tajam.
Sehun memutar bola matanya malas terkadang teman satu kerjanya ini sedikit bodoh, "seperti catatan dia Kim Baekhyun, apa yang kau maksud dengan pertanyaan itu?"
"Tidak, tidak, tidak, kau salah. Dia, dia Kim Baekhyun!" Sergah Kai sambil menunjukkan pria yang tengah duduk diatas aspal dengan mata yang sembab dan raut putus asa. Sehun terkejut dengan orang yang ditunjukan Kai tentu pengelihatanya masih bagus.
Kai dan Sehun saling melototi satu sama lain sampai mereka tidak sadar bahwa Baekhyun sudah berdiri didekat mereka, "Apa yang kalian maksud? Dan tadi kau bilang aku sudah mati? Lalu kenapa kalian bisa melihatku?" Tanya Baekhyun yang penasaran dengan kedua pria yang sedang adu argumen, dia juga sempat melupakan tentang kejadian tubuhnya yang bisa tembus pandang itu.
Sehun berdeham lalu menari nafas, "Kami Dewa Kematian yang sedang bertugas, ada riwayat seseorang bernama Kim Baekhyun yang meninggal dunia. Sepertinya ada kesalahpahaman disini."
"Tunggu, tadi kalian menyebutkan Kim Baekhyun? Tapi, namaku Byun Baekhyun." Mereka berdua saling pandang, Sehun menyeringai lalu sorot matanya seperti mengatakan; Lihat, aku membawa orang yang benar. Dan Kai membalas dengan tatapan tajam seakan berkata; Ini bukan saatnya bercanda, bodoh!
Bahu lebar Sehun menyingkir sedikit sehingga Baekhyun bisa melihat pria itu dan tak kalah terkejutnya dengan ekspresi Kai tadi saat melihat pria itu juga, wajahnya, sosok itu sangatlah mirip dengannya sampai ia mengira pria itu saudara kembarnya. "Siapa kau?" tanya Baekhyun dengan bibir serta tubuh yang kembali gemetar.
"Aku Kim Baekhyun," lirihnya semakin menundukkan kepalanya.
Kai menatap Byun Baekhyun dengan wajah bersalah, "maafkan aku." cicit Kai sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam, Baekhyun melihat Kai dan ia menangis kembali sambil memeluk dirinya sendiri, berjongkok dengan kaki yang ia peluk. Kai semakin merasa bersalah, "Aku benar-benar minta maaf."
Baekhyun masih menangis sambil mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya ditumpuan tangannya, "Aku harus bagaimana?" lirihnya seperti sebuah pertanyaan untuk dirinya sendiri. Bagaimana dengan nasibnya, bahkan ia belum menikah. Rasanya seperti dunia menolak kehadirannya, hidupnya yang susah seperti sudah ditakdirkan untuk menjadi orang miskin yang menjemput kematiannya dengan alasan konyol. Dunia seperti mentertawakan nasibnya begitu keras.
Mungkin ia tidak apa-apa meninggal dengan cara seperti ini karena hidupnya dengan penuh hutang yang ayahnya tinggalkan, pria bajingan yang ia sebut sebagai ayahnya itu melarikan diri dengan jutaan uang, ibunya dan dirinya yang menanggung hutang itu. Kerja paruh dari pagi bertemu pagi itu yang Baekhyun rasakan ketika ia masih dibilang anak-anak demi menghidupkan keluarganya dan membayar hutang ayahnya. Ibunya tidak bisa bekerja lagi karena kondisinya yang melemah, wanita paruh baya itu mengidap penyakit katarak yang menyebabkan matanya tidak bisa melihat lagi. Baekhyun semakin berkerja keras untuk mendapatkan uang agar bisa menyembuhkan ibunya, biaya operasi yang begitu mahal tak sebanding dengan gajinya yang begitu kecil. Baekhyun juga berhenti sekolah demi mengurangi keluaran biaya. Sampai bibinya datang membantunya dan ia pergi kekota untuk mencari uang, ibunya yang bersikeras padanya untuk tetap di Bucheon. Tapi Baekhyun tetap pergi dan mempercayakan bibinya untuk menjaga ibunya sampai ia kembali ke kampung halamannya.
Dan semua itu hanya angan, tidak ada yang berbeda dengan kepindahan ia ke kota. Tak ada yang mau memberi kerja tetap untuknya hanya karena ia putus sekolah dan tidak melanjutkan ke sekolah menegah. Jika ibunya mendengar bahwa ia sudah tak ada lagi didunia mungkin wanita itu akan pingsan dan terus menyalahkan dirinya. Membayangkannya saja membuat sesak, ibunya bagaikan harapannya yang begitu tinggi. Kini harapan itu seakan hilang bagi debu, ia sudah menyerah dengan dunia yang pahit.
"AKHHHH!" Suara teriakan wanita itu membawa kesadaran Baekhyun kembali, ia melihat dimana beberapa orang sedang melihat tubuhnya yang tergeletak dengan darah yang bersimbah, suara sirene polisi dan ambulan memenuhi telinganya.
Tubuh mungil itu kembali bergetar dengan kedua tangan yang menutupi telinganya, ia tidak mau mendengar suara itu, matanya terpejam dan air asin itu jatuh ke pipinya. Byun Baekhyun merasa takut dan ia masih merasa syok atas kejadian semua ini. Tangan dingin dan putih itu merasakan ada tangan besar dan hangat yang mengenggamnya. Mata coklat itu bertemu dengan mata tajam berwarna hitam kelam, Sehun menghela nafas. "Soal kejadian ini kami minta maaf atas kesalahan yang kami perbuat sampai kau yang seharusnya hidup lebih panjang berakhir seperti ini," Baekhyun menundukan wajahnya.
"—Tapi, sekarang masih ada satu cara untuk memperbaikinya."
Sekarang ia ragu untuk memilih, menyerah pada dunia yang pahit atau menentang nasibnya yang tidak bisa ia terima.
To Be Continued...
NOTE : Terimakasih yang sudah mampir ke cerita terbaru saya dengan rate T hihi mungkin bisa berubah sewaktu-waktu, semoga ceritanya berjalan lancar :)
Dan part ini Chanyeol belum di perlihatkan. please fav, follow, and review to this story.
See you in the next chapter...
