Kisah Gumi

Disclaimer: Vocaloid milik Crypton dan Yamaha, bukan milik saya!

Warning: Fanfiction 100% gagal,karena ini fanfiction pertama saya! Penuh typo dan gaje

Genre: Friendship, Hurt/Comfort

Seorang gadis dengan warna rambut seperti lumut(?) menatap seorang gadis berambut honeyblonde pendek dengan tatapan benci. Nakajima Gumi, itulah nama gadis berambut lumut(?) itu. Kalau yang rambut honeyblonde, dia adalah sahabat Gumi, Kamine Rin. Tapi, apa pantas gadis honeyblonde itu disebut sahabat oleh Gumi?

"Teruus, Gumi 'tuh, kelihatan lucu banget! Masa' menjerit-jerit begitu cuma gara-gara binatang kecil? Hahahaha!" kata Rin sambil tertawa bersama teman-temannya. Gumi marah. Enak banget 'tuh anak! Menceritakan aib-ku pada teman-teman! Apa itu yang disebut sahabat!? Jerit Gumi dalam hati. Gadis itu tidak terima aib-nya dibeberkan seperti itu. Tapi, kalau protes, dia yang jadi korban. Mereka akan mulai menghina Gumi kalau dia angkat bicara dan Gumi benci diperlakukan seperti itu. Menyedihkan ya, hidup Gumi?

"Nakajima-san,"Kenapa aku gak punya keberanian untuk melawan?!"Nakajima-san,"aku bodoh, bodoh, bodoh!"Nakajima-san,"Uuh...keberanian, kumohon datanglah!"Nakajima-saaan? Haloo?"

Deg!

Sebuah buku tulis melambai lambai didepan wajah Gumi,"A, ah...Kagamine-san, kau bilang sesuatu? Maaf, aku gak dengar,"kata Gumi sambil menoleh kearah Kagamine Len, teman sekelasnya."Hahaha...Aku belum bilang apa-apa, kok, Nakajima-san,"kata Len sembari tertawa kecil,"Oh...Kalau begitu, ada apa?"tanya Gumi."Oh, itu. Tolong ajari aku tugas IPS yang dikasih Kiyoteru-sensei, boleh tidak?"pinta Len."Baiklah, yang mana?"tanya Gumi."Semuanya,"kata Len sambil nyengir,"Aku 'kan gak ngerti IPS, Gum."Gumi sweatdrop. Kasihan amat nih anak, pikirnya."baiklah,"kata Gumi dan mulai mengajari Len tugas IPS. Gumi sih, sudah selesai dari tadi. Dia 'kan, pintar IPS!

Selama mengajari Len, Gumi tak henti-hentinya mendengarkan ocehan Rin tentang dirinya. Gadis itu jadi tak bisa konsentrasi mengajari siswa yang ada didepannya."Nakajima-san?"tanya Len."I, iya. Kenapa?"tanya Gumi."Kau dari tadi memandang Kamine-san terus, ada apa?"tanya Len."Gak apa apa, kok."jawab Gumi."Katakan, kenapa kau memandang Kamine-san terus?""Gak apa apa""Ceritakan saja. Jangan disimpan sendiri. Kita teman, 'kan?"Gumi menghela napas."Baiklah, kuceritakan. Rin-chan sering membuka aib-ku pada teman-teman dan Aku merasa tidak nyaman tentang itu, oke?"ungkap Gumi."Kenapa tidak bilang langsung saja ke orangnya kalau kau tak suka?"tanya Len."Nanti dia benci aku,""Lalu? Kau punya banyak teman disini. Bukan dia saja, 'kan?""Tapi dia satu-satunya yang dekat denganku,""Kita juga teman dekat, 'kan? Kita bersama sama dari SD,"Gumi menatap mata Len. Apa yang dikatakannya adalah kebenaran. Mereka memang bersama sejak SD."Tapi kita jadi jarang bicara sejak masuk SMP."kata Gumi,"Dan kau selalu memanggilku dengan margaku. Kupikir kita bukan teman lagi.""Bukan maksudku menjauh darimu, Gum. Aku cuma pingin dapat teman baru. Tanpa kusadari aku meninggalkanmu sendiri. Dan soal marga awalnya kupikir lebih baik pakai itu saja karena kita semakin dewasa dari hari ke hari. Tapi ternyata memang lebih enak pakai nama kecil kita saja ya, Gumi-chan."kata Len panjang lebar, kemudian mencubit pipi gadis didepannya itu sambil tersenyum."Oi, oi, Len-kun! Sakit tahu!"

[A/N]: Gimana? Ancur? Banyak typo? Jelek? Aneh? Gak Mutu? Yah, mohon dimaklumi. Saya masih Newbie dan ini fanfic pertama saya. Saya terima flame dengan lapang dada. Shinju! Last word, please!

Shinju(OC): Ok! Last word..

.

.

.

Review?