"Kim Mingyu! Kau tahu jam berapa sekarang? Lihat ini!"
Pemuda tinggi dengan setelan kemeja putih tulang ditambah balutan celana kain hitam rapih mendengus kasar seraya melihat sebuah jam dinding yang berada tepat di depan wajahnya. "Aku tahu hyung! Tidak usah sampai seperti itu juga, ish."
Mingyu—pemuda tersebut merasa direndahkan saat ini. Asistennya itu berlebihan sekali. Jam yang seharusnya menempel di dinding malah mendarat dengan mulus di depan wajahnya yang tampan.
Ia juga bisa melihat jam tersebut tanpa harus berada di depan matanya seperti ini. Tingginya sangat memadai 'kok.
"Apa lagi alasanmu kali ini, hm?" Jihoon—si asisten paling disiplin waktu maupun pekerjaan tersenyum manis. Matanya tertutup. Penuh makna tersirat.
"Di jalan macet."
"Tidak ada alasan lain? Itu yang paling sering aku dengar. Bosan."
Perkataan pedas meluncur begitu saja dari mulut Lee Jihoon, si pemuda mungil. Seorang asisten pribadi Kim Mingyu. Merangkap ibu—tiri—nya juga, mungkin. Dan Jihoon sering mendengar alasan klise tersebut dari sang atasan.
Ya, walaupun Kim Mingyu merupakan atasannya, namun sudah menjadi tanggung jawabnya untuk selalu bertanya—sebenarnya Jihoon sudah lelah—mengapa sang atasan selalu terlambat masuk kantor.
Tunggu, biar Jihoon hitung. Kurang lebih ini yang ke lima kalinya Kim Mingyu terlambat. Ditambah hari ini, jadi enam.
Bukankah sebagai seorang direktur yang baik harus menjadi contoh untuk para pegawainya? Ini mah pimpimnannya telat—bagaimana nanti para bawahannya? Jihoon tuh berpikir ke depan. Kurang baik apa coba?
"Kim Mingyu. Aku ingin jawaban jujur." Jihoon mendesak kali ini. Ia sungguh tidak percaya kalau penyebab terlambatnya sang direktur hanya karena jalanan macet. Lagipula namanya hari kerja, tidak mungkin jalanan lenggang.
Buktinya Jihoon bisa berangkat lebih pagi tuh. Dan selamat sentosa saat sampai di kantor.
"Itu sudah jujur hyung!"
Jihoon diam.
"Hyung, aku serius!"
Masih bergeming. Menunggu jawaban sebenarnya.
"Duarius!"
Sepasang mata Jihoon kembali menyipit. Horror.
"Ck, iya iya! Awalnya aku memang terlambat karena itu. Tapi akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur jadi—"
"Terlambat bangun pagi dan akhirnya kesiangan. Bagus sekali." Dengan lurusnya Jihoon memotong ucapan atasannya sendiri. Keren, ya.
Mingyu menghela napas kemudian mengangguk membenarkan. Iya, dia memang jarang tidur. Karena banyaknya dokumen yang tentu saja tidak bisa ia abaikan begitu saja.
Kalau tidak dikerjakan, lama-kelamaan pasti akan menumpuk. Dan Mingyu bukanlah tipe orang yang akan mengundur-ngundur pekerjaannya.
"Oh iya hyung, kau tahu F-Driver?"
"Huh? Semacam pembalap mobil?"
"Bukan! Aku dapat rekomendasi dari pacarmu untuk menggunakan jasa F-Driver."
Jihoon salah fokus. "Pacar siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan Soonyoung hyung?"
Jihoon mendecih kemudian. Siapa tuh? Gak kenal. Mengaku-ngaku saja. "Aku tidak pernah mendengar nama itu. Sudahlah, kau siap-siap! Aku tunggu di luar. Meeting dengan Lee, Corp. 10 menit lagi dimulai."
Lalu Jihoon menghilang dari balik pintu.
Kim Mingyu tidak langsung bersiap-siap seperti apa yang sudah di perintahkan oleh asistennya yang mungil nan sadis itu. Ia malah menghubungi seseorang saat ini. Nada sambung pun terdengar.
"Halo?"
"Soonyoung hyung, bagaimana caranya untuk menyewa jasa F-Driver?"
Main Character(s) : Jeon Wonwoo & Kim Mingyu
Character(s): Seventeen member.
Genre(s) : Humor(fail), Romance(fail), Drama.
Disclaimer : Semua cast yang ada disini milik mereka masing-masing. Saya hanya meminjam namanya saja, untuk kelangsungan cerita.
Warning(s) : OOC, Typo(s), Yaoi.
xxx_F(ast)-Driver_xxx
Note: Hey-o! Kay bawa ff otp nih. Rencananya mau chaptered, doain ya readers-nim!
Note (2): Sampe sekarang tetep nge-ship ini dua orang rapper seksi. Ga bisa lepas, ottokhaaee
Note(3): Kalau responnya positif, diusahain update cepet buat part 1nya. Hehe.
Mohon review-nyaa!
Salam hangat,
—Kay—
