DISCLAIMER
CT belongs to Yoichi Takahashi
Ai belongs to Chappy Ruki Oguri
Pairings : Tsubasa X Sanae
.
.
.
"Sanae, dari sekian banyak tempat yang kita kunjungi apakah kau tertarik salah satunya?"
Aku masih teringat kata-kata Tsubasa yang saat itu kami baru saja mendarat di Barcelona. Dia ingin tahu pendapatku tentang tempat-tempat yang kami kunjungi sebelum Tsubasa memutuskan di mana tim sepakbola eropa yang akan dia pilih.
"Semua tempat menarik, Tsubasa. Aku akan ikut kemana pun Tsubasa mau. Jadi jangan cemaskan aku."
Dengan senyuman lembut aku menjawab demikian. Tsubasa pun membalasnya dengan senyuman yang lembut pula.
"Teima kasih." Jawabnya sambil mengulurkan tangannya seraya mengajakku untuk masuk ke dalam taksi yang sejak tadi mengantar kami berkeliling Barcelona.
Rasanya sungguh tidak percaya. Tsubasaku ini memang benar-benar orang yang tak terduga. Namun satu hal yang aku yakini. Di tengah kesibukkannya dengan sepak bola, dalam hatinya dia sangat mencintaiku. Ah. aku jadi blushing sendiri jika memikirkan hal itu.
"Bisa bantu aku melepaskan perban luka ini?" katanya padaku.
Kemarin saat Tsubasa tiba di stadion tempat tim Barcelona bertanding, dia menerima tantangan dari tiga pemain inti Barcelona. Hasil dari tantangan itu memang Tsubasa-lah yang menang. Dia berhasil memasukkan bola setelah melewati tiga pemain inti Barcelona yang menurutku cukup tangguh. Selain itu dia juga mengalami luka di bagian kening.
Tsubasa kini berdiri di depanku. Sedikit merendahkan badannya agar aku bisa meraih lukanya dan membantunya melepaskan perban di keningnya.
"Lain kali hati-hati ya? Jangan sampai berdarah lagi seperti kemarin. Kalau matamu tidak bisa melihat bagaimana?"
Tsubasa tersenyum mendengar ucapanku.
"Tenang saja. Ini kan hanya luka kecil."
"Luka kecil bagaimana? Ini bisa membuat penglihatanmu kabur. Kau juga harus menjaga dirimu, ada orang-orang di sekitarmu yang harus kau pikirkan juga" Kataku sambil melepas perbannya pelan.
"Maksudnya? Auw." Rintihnya.
"Ah, maaf. Masih sakit?" tanyaku cemas.
"Tidak. Tidak. Hehe." Jawabnya cengengesan.
"Benar?" tanyaku memastikan. Dia hanya mengangguk berusaha meyakinkanku.
Aku sudah selesai melepas perbannya.
"Setelah ini aku mau ke stadion untuk melihat lebih detail stadion Barcelona."
Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan selanjutnya. Bagi Tsubasa, sepak bola adalah bagian penting dari hidupnya. Sepak bola itu adalah impiannya. Dan aku tidak bisa membiarkannya untuk terus-terus tinggal di rumah untuk sekedar menemaniku.
"Tu kan sudah tidak apa-apa." Katanya padaku sambil mengusap-usap luka yang baru saja perbannya aku lepas.
"Dan mataku juga tidak apa-apa. Aku masih bisa melihat bidadari cantik di rumah ini."
"Eh? Maksudnya?"
Tiba-tiba dia mencium pipiku dan berlari keluar untuk pergi ke stadion. Lagi.
"Aku pergi dulu ya. Te amo" Teriaknya.
Sedangkan aku masih terbengong-bengong di tempat dan masih berpikir maksud ucapan Tsubasa dan tindakannya barusan.
== TBC ==
~ciymii's curcol~
Ahihhiihi.. iseng bikin drabble. Eh,ini drabble bukan yak?
Uhmm.. di sini ciymii mau buat cerita kehidupan Tsubasa di luar sepak bola. Maksunya apa-apa aja yang dia lakukan di rumah, apa saja yang dia lakukan sama sanae. Ya, kurang lebihnya begitu.
Ciymii bikinnya memang sengaja singkat. Kalau nunggu panjang ntar gak kepublish-publish deh.
Kasih tahu pendapat kalian lewat review ya?
Sankyu ;DD
