QuincyPark
PRESENTS
ALWAYS YOU
All I wanted confirm is one thing. Those feel….Is it due to having your childhood companion discover how you've changed.. or is it because I've entered into my first love with my friend?
A Chanbaek Fanfiction
Genderswitch for all of uke
DLDR
Main Pairing :
Park Chanyeol Byun Baekhyun
Note : Garis Miring untuk flashback dan suara batin juga istilah asing
Rate M karena aku merasa ini untuk konsumsi dewasa
Enjoy it, guys!
Suasana yang begitu tenteram dan temaram tentu cukup jelas bagi Seorang gadis untuk menyadari bahwa sudah seharusnya ia menjajaki ranjang yang terletak tak jauh dari tempatnya saat ini. Hanya sebuah pintu yang tak sepenuhnya tertutup menandakan bahwa sang pemilik sedang berada di luar.
Berdiri Menikmati angin malam dan menyaksikan pemandangan kota Manhattan dari balik balkon apartemen. Menunggu seseorang….
Kerlap – kerlip suasana malam semakin memperindah suasana. Dilengkapi dengan 2 cangkir minuman coklat yang saat ini berada di genggamannya, tentu saja untuk seseorang yang tengah ditunggunya. Senyum indah terpatri diwajahnya membentuk sebuah lekukan bulan sabit dari mata sipitnya. Seperti kata orang, eye-smile
"Minwoo-ya..Noona membuatkan coklat panas kesukaanmu…" Tak lama ia menunduk. "Maafkan noona.. Ini sudah hampir dingin.." Helaan napas pelan terdengar setelahnya. "Hmm.. ini sudah tidak bisa diminum.. tapi tenang saja, Noona akan buatkan yang lebih baik untukmu lain kali. Minwoo harus janji meminumnya yaaa!" Senyum manis mengakhiri kalimatnya selang lima detik sebelum akhirnya memudar, menyadari tak ada yang menyahutnya.
Hanya tatapan kosong pada cangkir yang tengah ia genggam hingga akhirnya ia merasakan matanya memanas.
Lama dengan posisi seperti itu, akhirnya ia menyerah. Minwoo benar – benar tak ingin menemuinya malam ini. 'Haahhh...Mungkin lain kali' ia mendongak tak membiarkan cairan yang memenuhi matanya untuk keluar.. Gadis itu meletakkan kembali kedua cangkir itu di pantry sebelum kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.
Besok semuanya akan dimulai, dan ia sadar cepat atau lambat ia harus kembali. Umpamanya untuk menyembuhkan suatu penyakit, Bukankah sumber penyakit itu harus dihadapi? Benar. Ia bukannya tidak paham akan hal itu.
Tetapi, bukankah juga sia – sia jika menghadapi sumber penyakit dengan tanpa persiapan apapun?
'Sudah lama kau menyiapkannya, baek-ah! Kembalilah.. jangan telantarkan duniamu disini'
Ucapan Luhan adalah satu dari sekian alasan yang menggerakkannya kembali. Sudah tak terhitung banyaknya permintaan yang membuatnya benar – benar merasa memiliki peran dalam kehidupan orang – orang yang ia sayangi dan itu membuatnya merasa benar – benar diberkati. Lantas dari sekian alasan itu, apa yang benar – benar membuatnya memutuskan?
ParkSaem
00.21
To me
Hello aunty, I'm zoey. Will you take care of me? Come back, please?
Sebuah foto bayi berusia 2 bulan yang dikirimkan beberapa hari lalu nyatanya mampu mengetuk pintu hati Baekhyun. Menyita atensinya, dengan cara tak tergambarkan. Seolah mengingatkannya bahwa saatnya telah tiba. Menjemput apa yang kerap kali disampaikan padanya, memutuskan tentang pulang, tentang kesempatan kedua, tentang sembuh dan berdamai.
To ParkSaem
00.23
Totally you, Mr. Park.. Memanfaatkan kelemahanku! And what's with that 'please'? Benarkah itu dari Zoey? Or you? Biar kutebak.. Do you miss me?
Seolah masih bertahan akan keputusannya.
ParkSaem
00.24
To me
It is Zoey needin you, cutiepie! Me? I Love you.
You've defeated me, Park
Baekhyun hanya terkekeh dan menggelengkan kepala mengingat pesan dari sosok menyebalkan -yang beberapa saat lalu mampu mencubit hatinya dengan desiran samar namun terasa cukup menyesakkan-
' 23. I wanna fall in love' tulisnya pada sebuah note sebelum kemudian menutupnya untuk kemudian memejamkan mata mengarungi gelapnya malam
'Hhhh..Besok benar – benar akan melelahkan!'
Perjalanan melelahkan selama hampir 23 jam dengan 2 kali transit tak membuat Baekhyun kehilangan semangat mengingat betapa rindunya ia dengan tanah kelahirannya dan segala hal yang akan dilakukannya nanti.
Segarnya udara Seoul seolah menyambut kedatangan Baekhyun diiringi semilir angin yang sedikit membuatnya menggigil. "Aaaahh….dinginnyaaa" Cukup bersyukur pada Coat yang diberikan sahabatnya kemarin secara paksa.. ralat.. bukan sahabatnya, melainkan pria gila dengan segala sikap pemaksanya yang membuat Baekhyun hampir berteriak kesal karena perdebatan singkat mereka hingga detik keberangkatan Baekhyun.
'Kau akan meninggalkanku dalam waktu yang lama..' dengan puppy eyes yang membuat Baekhyun mengernyit ngeri namun telap luluh hingga membiarkan coat itu tersampir di tubuhnya.
To ParkSaem
Hey.. Mr. Park. I'm Home! Tidak adakah sambutan untukku, Tuan –sok-sibuk?
"B eonni….!" Baekhyun kemudian mengantongkan ponselnya.
Senyum manis terulas dari bibir tipisnya saat sebuah suara diiringi kertas mencolok bertuliskan 'Uri Baekkie… Byun Baekhyun' yang didominasi warna pink tengah berjejer diantara nama lainnya.
"Whoaa! I'm not sure this is you Tao-ya!" Baekhyun bersedekap meneliti perubahan besar pada selera sahabat tomboy-nya yang sekarang berubah menjadi sedikit …'girly? '
"Ehm.. ini ide nona Luhan nona…" Tao segera menetralkan ekspresi wajahnya
"Ohh.. Baiklah Tao-ssi! Kau bisa pergi sekarang karena aku tidak membutuhkan seorang Bodyguard"
"Eonniiii…" Sosok tinggi dengan setelan seorang Bodyguard itu segera menghambur ke pelukan Baekhyun. "Hiks.. Kenapa baru pulang?" Sedikit terisak menghilangkan sosok kaku yang selama ini menutupi dirinya. Ya… Hanya Dengan Baekhyun ia merasakan dirinya adalah perempuan.
"Aaa..Kau mencekikku nona Panda" sebelum ikut larut dalam kesedihan, Baekhyun mengalihkan topik
"Ah.. Maafka…"
"Tunggu sebentar…Kau lihat.. betapa appa merindukanku" Baekhyun tersenyum menunjukkan layar ponselnya sebelum kemudian larut dalam percakapan dengan sosok ayahnya.
Tao ikut tersenyum. Nona mudanya adalah sosok yang ceria. Selalu begitu.
'Semoga tuhan memberkatimu Nona'.
"Tentu saja Michael.. aku akan menyampaikannya nanti"
"..."
Tuan Byun melirik jam tangannya "Hmm.. Dilihat dari jam keberangkatannya seharusnya Baekkie sudah sampai"
"Katakan padanya untuk segara menghubungiku Yunho-ah.. Istriku itu benar - benar.. " Tuan Byun tersenyum maklum
"Tentu Baekhyun akan senang mendengar kerinduan mommy-nya itu..Aku akan menghubunginya setelah ini"
Siang itu suasana Byun Corporate tampak sibuk seperti biasanya, beberapa karyawan sedikit membungkuk saat berpapasan dengan Baekhyun. Apa mereka mengenal Baekhyun? Tentu saja. Kalaupun tidak, cetak biru wajahnya sudah mengatakan dengan jelas bahwa itu datang dari sosok petinggi perusahaan itu, Byun Yunho.
Dan untuk segala penghormatan itu, Baekhyun sejujurnya merasa tidak nyaman hingga membuatnya membungkuk balik untuk setiap sapaan yang ia terima. Aku tidak sesempurna itu, Baekhyun hanya menggeleng pelan menghalau rasa aneh itu sebelum kemudian menuju tempat itu, singgasana sang ayah.
Sebuah helaan napas diiringi dengan usapan lembut pada cincin di jari kanannya sedikit banyak mampu menaikkan kadar mood nya. Ia tersenyum.
Tidak ada yang berbeda disini. Baekhyun sedikit menahan tawa melihat wajah serius sang ayah yang bahkan saat ini tidak menyadari kehadirannya semenjak 15 menit yang lalu. Ya, ruang kerja itu tidak sepenuhnya tertutup dan ia memiliki akses untuk sedikit mengintip kegiatan sang ayah.
Toktok!
"Apakah dokumen itu begitu penting dibandingkan anak kesayanganmu yang jauh – jauh datang kemari setelah penerbangan hampir 24 jam?"
"Oh.. Baek." Mereka berbagi pelukan
"Oh Baek?" Baekhyun membeo. "Ooh Tuhan!..Kenapa semua pria yang kukenal sangat membosankan?" Baekhyun memijit pelipisnya berlebihan.
"Memangnya berapa pria yang putriku kenal ,hm?"
Appa, Haraboji, Kris Gege, Sehun, Minwoo, Channie… . Baekhyun membatin .
"Aaa Appa! Aku mengenal banyak pria di Manhattan sana! Tanyakan saja pada Sehun! Lagipula Ayah mana yang begitu saja mempercayai omongan istrinya bulat – bulat seperti itu?"
"Kalau begitu kau sudah harus membawa pasanganmu saat pesta Chanyeol nanti, anak nakal" suara hangat sekaligus menyebalkan menyapa pendengaran Baekhyun.
"Eommaaaaa!" Baekhyun menghambur ke pelukan ibunya.
"Aigoo… anak nakal! Kenapa tidak kerumah terlebih dahulu?"
"Karena aku tau Eomma akan berada disini saat ini. Lihat?" Baekhyun melonggarkan pelukannya. " Aigoo! Lihatlah keriputmu ini… kau harus mengunjungi Luhan eomma. Jangan sampai terlihat jelek saat pesta Chanyeol nanti "
"Yeobo!.." Nyonya Byun merajuk. Sekarang Kalian tahu kan darimana turunnya sifat Baekhyun?
Byun Yunho hanya menggelengkan kepala menyaksikan istri dan putrinya bertengkar kecil. Hmm.. cara melepas rindu yang unik.
"Baek.. Kemarilah!" Yunho menunjuk sebuah dokumen untuk diperiksa oleh Baekhyun. "Tadi Michael menitipkan ini untuk diberikan padamu"
"Apa Baekkie benar – benar diterima, Yeobo?" tembak Jaejoong sedikit mengetahui dokumen ditangan suaminya.
"Eyyy.. Eomma.. anakmu ini sudah melewati seleksi yang ketat.. jika tidak aku tidak akan ditahan disana hingga 5 tahun.. dan Daddy sama sekali tidak ikut campur tentang penyeleksian jika itu yang eomma khawatirkan"
"Benar sayang, anak kita murni lulus melewati beberapa tahap tes dan mulai bekerja minggu depan"
"Eomma tenang saja.. dengan begitu aku akan lebih leluasa memberitahu eomma jadwal praktek Luhan" Cengir Baekhyun seketika berlari keluar karena demi apa ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Byun..Baekhyyuuuun!" Tidak peduli itu di sebuah perusahaan berlantai 20, suara eomma-nya akan menggema di sekitaran ruang kerja appa-nya. *Hell yes.. ga mungkin kedengaran sampai lantai 1 kan?
"Maklumi Eomma yaa.. Minseok Eonnie! Aku pergi dulu " Baekhyun melambaikan tangan pada sekretaris sang Appa.
Sementara di dalam ruangan
"Aku benar – benar mengharapkan kebahagiaannya Yeobo!" sang Eomma mengulas seutas senyum sembari mengusap setetes air pada sudut matanya sebelum kemudian berbagi pelukan dengan sang suami.
"Appa mengharapkan segala yang terbaik untukmu, Baekhyun-ah.."
Karena kebahagiaan akan datang untuk setiap yang memperjuangkannya.
Termasuk Baekhyun.
Cause everything she wants from life, she gets left behind
Tao baru saja akan menutup pintu mobil sebelum sebuah suara panggilan menghentikan gerakannya. Oh, itu suara Kris Gege.. dan panggilan itu tentu untuk Nona Baekhyun. Tao tersenyum samar akan pemikiran konyolnya, sesegera mungkin menunduk hormat dan kembali membuka pintu untuk memberikan akses untuk mereka bicara.
"Kris Gegeee!" Baekhyun memeluk erat sosok lain yang tak kalah ia sayangi itu. "Darimana saja? Aku tak melihatmu di Ruangan Appa sejak tadi"
Kris Wu, Asisten pribadi Tuan Byun, hanya tersenyum maklum. " Ada beberapa klien yang harus kutemui ,Baek! dan sesegera mungkin aku harus melaporkannya pada ayahmu, adik kecil."
"Satu lagi tuan sok-sibuk yang aku temui" dengus Baekhyun
Kris hanya tersenyum " Lalu, mau kemana nona muda ini setelah penerbangan panjang, bukannya beristirahat, hm? "
Baekhyun melepas pelukan itu dan kembali memasuki mobil dengan melipat tangan di depan dada. Sebal. "Kau sama saja dengan Tao! Aku Byun Baekhyun bukan nona muda. Lihat saja, aku mendoakan kalian berjodoh! " Kris sedikit melongo akan ungkapan Baekhyun dan Oh.. jangan lupakan rona merah pada pipi milik sosok yang sedari tadi hanya berdiri kaku di depan pintu mobil, menunggui Baekhyun. 'kiyowo' batinnya
Merasa tidak enak, Kris menghampiri Tao dan mengusak lembut poni tipis pada rambut yang biasa terkuncir rapi itu, tak ingin merusaknya. "Tenang saja adik kecil, jangan ambil hati kata – kata Baekhyun yaa! Kau bebas mencari pangeranmu diluar sana" Kris tersenyum tampan, yang mana hal itu malah memperparah rona kemerahan itu
Sosok yang sedari tadi memperhatikan keduanya hanya mampu tersenyum hangat sebelum kemudian menetralkan ekspresinya "Hentikan drama kalian, ayo Tao-ssi aku masih harus menemui satu lagi tuan yang benar – benar sok-sibuk diantara appa dan kris gege-mu itu " Baekhyun terkikik dalam hati, sekali lagi, menggoda Tao benar – benar menghiburnya. Tampak dari pergerakan Tao yang kemudian terburu –buru memasuki pintu samping mobil sebelah supirnya.
Berbahagialah Tao-Ya
Karena dengan begitu, aku juga akan berjuang..
"Konsep kita kali ini, The Edgeland, dengan mengkombinasikan nilai seni, alam, teknologi, dan budaya dalam satu hunian rumah. Karena bertemakan alam, aku mengusulkan pembangunan ini nantinya dilakukan di kawasan sungai tanpa merusak estetika alamnya" Jongin menerangkan konsep yang sejauh ini mendapatkan apresiasi dari Boss-nya.
"Tetapi jika dilihat dari tepi sungai, ini hanya seperti jalan sempit ke bagian tanah yang lebih rendah Jongin-ah" Suho menimpali kekurangan ide tersebut "Dibanding sungai, bagaimana dengan pembangunan hunian nyaman dengan angle terbaik pemandangan sunset di tepi pantai?"
"No.. pembangunan hunian di kawasan lepas seperti pantai justru akan merusak estetika alam yang tersaji, Suho-ssi!"
"Karena fokus kita pada perancangan rumah adalah pemandangan alam yang indah sebagai bagian dari hunian, akan lebih baik dilakukan di daerah dengan pemandangan alam yang telah tersaji tanpa merusak estetikanya. Karena itu, konstruksi bangunan ini dibuat sedemikian rupa untuk tidak merusak area site. Sederhananya seperti rumah pohon, yang menggambarkan rumah sebagai bagian dari pohon itu"
"Baiklah Jongin-ah. Aku setuju dengan idemu" Chanyeol menghentikan penjelasan itu karena dirasa penjelasan Jongin sudah cukup menggambarkan idenya.
"Sejauh ini aku mendapatkan gambaran akan membangun 3 paviliun yang nantinya akan memisahkan area publik dan area privat dengan area lain yang meluas disekitar bangunan. Untuk konstruksi lebih lanjut akan segera aku kabari sembari menunggu konfirmasi dari pihak - pihak yang akan terlibat. Baiklah, rapat kita selesaikan disini, dan Irene-ssi segera kumpulkan laporan mengenai rapat hari ini" Chanyeol beranjak diikuti sang asisten menuju ruangannya.
Langkah tegap itu sesekali menunduk memeriksa ponselnya menunggu kabar dari sosok mungil yang beberapa jam lalu minta disambut.
"Apa jadwalku setelah ini, Maria?"
"Tidak ada, sir! Aku sengaja mengosongkannya karena kemarin anda mengatakan akan ada jadwal makan malam keluarga hari ini"
Chanyeol tersenyum puas, rencananya berjalan sesuai. "Baiklah, aku masih harus mengurus beberapa berkas untuk dibawa pulang. Kau boleh duluan, Nona Kim"
Maria kemudian membungkuk hormat sebelum kemudian berlalu berbelok ke arah tempat lift berada. Namun, "Err.. Nona Baekhyun sepertinya masih di ruangan anda, tuan!" ia berbalik teringat akan satu hal.
Chanyeol mengangkat sebelah alisnya heran, sebelum kemudian tersenyum. 'Kejutan, eoh?'
"Aku mengerti" Chanyeol memberikan gesture agar Maria segera pulang karena demi apa.. ia tak sabar menemui sosok mungil yang mungkin tengah kebosanan atas usaha mengejutkannya- yang sepertinya gagal.
Tap
Tap
Tap
Sebuah langkah berhati - hati mengalun samar saat sesosok mungil memasuki sebuah ruangan bernuansa hazy grey. Melangkah dengan pelan seolah tengah meresapi tiap detail ruangan yang sejak beberapa tahun ia tinggalkan tidak banyak berubah. Ruangan ini tetap hangat dengan design yang benar - benar simple, namun anehnya mampu memberikan kesan tenang dan damai secara bersamaan, seolah tengah menggambarkan siapa pemiliknya.
Omong - omong tentang pemiliknya, sosok itu sedang tidak berada di tempat karena masih harus menghadiri sebuah rapat di ujung lorong sana. Astaga suudah 1 jam. Tentu saja ruangan ini kosong saat ini. Tidak tidak. Ini tidak kosong. Ada yang menyapa atensinya saat melangkah mendekati meja itu. Hanya sebuah bingkai berukuran menengah terpajang kokoh di balik kursi kerja, seolah tengah menegaskan pada siapapun yang masuk bahwa sosok itu telah dimiliki. Seorang wanita yang tidak asing tengah berpose anggun dengan gaun yang sepertinya sengaja dibuat sama dengan warna ruangan ini.
GREP
Sepasang lengan tengah melingkari pinggangnya dari belakang. Sedikit kaget, Baekhyun menyambutnya.. jengkel? hal itu sudah ia buang jauh - jauh saat aroma menenangkan itu kembali menyapanya, menunggu 1 jam bukanlah hal besar mengingat apa yang dilakukannya dulu adalah bersembunyi bertahun - tahun. Apakah bisa dimaafkan?
Hangat napas di lehernya membuat Baekhyun terpejam, seutas senyum ia ulas saat melingkupi tangan itu dengan miliknya, terasa hangat. Sungguh, orang yang mendapatkan hati pria itu adalah sosok yang beruntung. Manik sipit itu terbuka perlahan, kembali memandangi pajangan itu, "Kyungsoo eonni cantik"
Hening sejenak saat sosok itu mengeratkan pelukannya,
"You're prettier, my girl!" Baekhyun berbalik.
Tatapan itu sejenak ikut menjelaskannya "Benarkah?"
"Hmm.. tak ada yang lebih cantik dari seorang Byun Baekhyun" Baekhyun tertawa kecil
"Oh tentu saja.. dan juga, I'm not your girl , Mr. Grey!"
"Yes you are!"
"I AM NOT"
"Hm-hm.. yes you are!"
"Hei.. perlukah aku menghubungi Kyungsoo eonni dan mengatakan bahwa kekasih tercintanya tengah menggoda wanita lain?"
"Dan wanita lain itu tidak lain dan tidak bukan adalah gadis mungil yang berperan banyak dalam keberlangsungan hubungan kami?" 'Hubungan kami' Baekhyun menundukkan kepalanya membuat sang sahabat sejenak dirundung rasa bersalah. "Dia kekasihku, tapi kau tetap kesayanganku, baby" sedikit heran akan ucapannya -seperti tengah meluruskan sebuah kesalahpahaman- 'padahal tak ada yang salah' , ia mengusap lembut pipi gembil itu hingga pemiliknya kembali mendongak. DEG. 'Kenapa terasa sesak?'
"Kau membuatku terdengar seperti menjual sahabatku sendiri.. " suara cempreng itu terdengar menyedihkan. Rasa sesak itu hampir kembali mengambil alih bagian diri Chanyeol sebelum gadis itu kemudian mendelik dengan mata yang disipitkan dan menginjak kaki seorang Park Chanyeol dengan tidak elitnya. "Awww...sakit baek!"
"Kau menyebalkan" rengek Baekhyun kemudian menghambur pada pelukan sahabatnya, Park Chanyeol
Park Chanyeol sedikit kelimpungan akan serangan tiba - tiba itu.
"Aku juga merindukanmu, Baby!" Ada perasaan lega disana Chanyeol membalas pelukan itu tak kalah erat seraya memejamkan mata dan menghirup dalam pucuk kepala sosok yang sudah beberapa tahun melarikan diri dari pandangannya..namun egoisnya tak mau pergi dari hatinya..
sosok mungil yang sangat ia sayangi.. sebagai seorang sahabat
Tapi ... Benarkah begitu?
TBC
Semoga suka yaa! Jujur aku pen banget denger review dari kalian semua! Feels like oasis in a wasteland!
So here's the question.. ada yang ingin lanjut?
