Oke, gue hobi banget bikin Parody. First fic di Naruto nih. Enjoy..

Warnings : Gajeness, AU, abalness, garing, OOC, miss-typo, de-el-el (dan lupa lagi).

Summary : My first fic di fandom Naruto. AU. Two-shot tentang kisah Deidara dan Sasori menyelamatkan kerajaan Akatsuki yang terkena kutukan Oro pedopil.


Naruto

©Masashi Kishimoto

Putri Bom

©Saya

Chapter 1. [Kutukan siluman ular.]

Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang bijaksana namun bertampang preman pasar bernama Raja Pein di kerajaan Akatsuki. Walaupun sudah 5 tahun ia menikah dengan Ratu Konan, mereka belum dikarunia seorang anak. Ia selalu rajin berdoa agara tuhan cepat mengaruniakannya seorang anak (tumben alim?).

Setelah diperiksa, akhirnya Dokter Kerajaan, Hidan, memberitahu Raja bahwa Ratu Konan sedang mengandung. Karena gembira, Raja Pein berjanji akan membuat pesta dan mengundang seluruh peri penjaga, yakni peri air, peri tanah, peri api, peri angin, dan peri cahaya. Namun, ia melupakan peri kegelapan.

Saat sang putri lahir, Ratu Konan sangat bahagia. Ratu menamainya Deidara.

Pesta berlangsung dengan meriah. Akhirnya, tibalah saatnya untuk para peri penjaga memberikan hadiahnya.

"Aku akan memberikannya mata sebiru dan secatik laut."kata peri air yang sangat buruk rupa –author dibacok Samehada- bernama Kisame.

"Aku akan memberikannya rambut pirang yang indah."kata peri tanah yang cacat ga punya tangan –author digigit- bernama Zetsu.

"Aku akan memberikan semangat yang membara untuk Sang Putri kecil ini."kata peri api yang keriputan –author di mangekyou- bernama Itachi.

"Aku akan memberikannya kulit yang putih bersih seperti mayat (?). Tapi nggak gratis lho!"kata peri angin mata duitan bernama Kakuzu. Semua sweatdrop mendengarnya.

"Nah! Sekarang giliran Tobi! Hore! Karena Tobi peri baik, Tobi akan memberikannya…."ucap peri cahaya autis –author dimangekyou (again?!)- , bernama Tobi terputus karena sekelebat bayangan muncul dan berdiri di atas meja. Makhluk itu adalah makhluk jadi-jadian antara ular dengan manusia yang bermetamorfosis buruk, yaitu peri kegelapan. Makhluk itu bernama Orochimaru –dihajar Oro pake Kusanagi- .

"Hei! Peiiiin! Beraninya melupakanku! Aku tidak akan memaafkanmu!"teriak Orochimaru berang ke Raja Pein dengan hujan lokal. Sang Ratu yang terkena hujan lokal Oro segera mengelapnya dengan taplak meja sebelum kena virus tetanus. Orochimaru tertawa ala setan, kemudian berkata "Karena kalian tidak mengundangku, maka Sang Putri akan kukutuk! Sim Salabum Ada Kadabum! Kukutuk Sang putri menjadi penggemar bom, agar ia bisa mati tragis karena ledakan! Hwahahahaha!!"

Pein merinding. Ia tidak ingin putrinya mati dengan cara yang tidak elit (alias mati karena ledakan). Ia mencoba memohon ke Orochimaru. "Oh, tuan peri Orochimaru-yang-keren-ganteng-baik-dan-tidak-sombong. Tolonglah cabut kutukanmu."pinta Pein sambil muntah 5 ember karena tidak tahan dengan ucapannya sendiri. Agaknya Orochimaru termakan ucapan Pein. "Benarkah apa yang kau ucapkan?"tanyanya untuk meyakinkan ucapan Pein. "Ya enggak lah! Masa ya iya dong! Duren aja dibelah, bukan dibedong! Capcay deh!!!"tukas Pein lebay. Orochimaru cemberut. "Kalau begitu, Putri akan tetap mempunyai kutukan! Dadah everybody! Wassalam!"kaat Orochimaru setelah mengutuk putri sambil ngelambai tangan ala miss universe seraya menghilang.

Ratu Konan panik. "Pein, gimana nih?"tanya Konan kebingungan. Raja Pein hanya menggeleng pelan. Sang peri cahaya, Tobi mendekati sang Putri yang ada di dekapan Ratu. "Ratu, Tobi belum memberi hadiah! Mungkin Tobi bisa membantu!"ucap Tobi. Pein terlihat senang. Tobi lalu berkata "Aku akan membuat sang Putri tidak akan terluka kalau terkena ledakan, jadi kutukan Orochimaru tidak akan berpengaruh ke Putri." Raja Pein dan Ratu Konan kompak sweatdrop berjamaaah mendengar permintaan Tobi yang agak aneh. 'Lumayan, daripada anakku mati muda.'batin Pein. Tiba-tiba Tobi teriak-teriak histeris. "Gyaaa!!! Tadi mantra Tobi peri baek agak kepleset! Selain permintaan tadi, Tobi juga ngasih kutukan ke sang Putri, yaitu sang Putri akhirnya selalu ngomong pake kata 'Un' selamanya. Maafkan Tobi! Tobi is a good fairy!"

Begitulah awal mula Putri Deidara yang maniak ledakan dan selalu mengatakan sesuatu dengan tambahan kata 'Un'.


Karena kutukan Orochimaru, selama 5 tahun terakhir ini Deidara tumbuh menjadi Putri yang senang dengan suara dan gambar sesuatu yag meledak. Saat anak-anak seusianya suka bermain dengan hewan di hutan, ia lebih suka meledakkan para hewan dengan bom aneh yang ia beri nama C1, C2, C3, dan seterusnya. Sungguh ter-la-lu.

Orochimaru geram karena akhirnya tidak bisa membunuh Putri Deidara. Tiba-tiba ia mempunyai ide di kepalanya. 'Bagaimana kalau aku membuatnya tidur selamanya dengan racun yang kubuat. Khukhukhu..'batinnya seraya menyeringai licik ala Ichimaru Gin (Itu tu… yang dari Bleach. Yang suka senyum-senyum gaje gitu –dihajar Gin FC-). Setelah melakukan percobaan selama 11 tahun, Orochimaru akhirnya bisa membuat racun yang ia inginkan. Ia pun menyamar menjadi tukang bom agar diijinkan masuk oleh Deidara.

Saat umur 16 tahun, kecantikan Deidara membuat banyak Pangeran dari negri lain melamarnya. Selain itu, ia adalah seorang gadis yang selalu ceria dan baik hati. Namun, Deidara selalu menolak lamaran tersebut, karena diam-diam ia masih ingin melampaui Amrozi dan Noordin. sebagai pembuat bom (cita-cita gila!!!)dan membuatnya berpikir bahwa menikah itu bukan seni.

Orochimaru memutuskan untuk menyamar sebagai nenek-nenek peyot. Ia sekarang ada di depan gerbang Istana. "Eh, eike tu seorang pembuat bom. Eike ada janji dengan Putri Deidara. Ijinin eike masuk, dong!!"kata Orochimaru. Sepertinya otak Orochimaru sudah tidak waras, karena sekarang ia lebih terlihat seperti seorang banci taman lawang ketimbang nenek-nenek. Dengan bodoh, Suigetsu, sang penjaga gerbang membolehkannya masuk.

"Apa? Ada tukang bom yang mau menemuiku? Cepat suruh dia masuk, un!"perintah Deidara ke Karin, pelayannya. Orochimaru pun masuk. "Putri, apakah kamu mau membeli bom buatanku? Bom ini terbuat dari blablablabla yang membuat ledakannya sangat mempesona. Selain itu, jika Putri mau membeli bom ini, maka harganya diskon 90% plus gratis bom C2. Buruan! Sebelum kehabisan!"cerocos Orochimaru layaknya sales di mall. "Wah, boleh dicoba ga?"tanya Deidara antusias. Orochimaru mengangguk. Deidara mengajak sang tukang bom jadi-jadian itu ke taman belakangnya. Orochimaru bergidik ngeri saat melihat taman Deidara yang lebih mirip bekas lahan perang dunia ke-2 ketimbang taman kerajaan. Di mana-mana terdapat bekas ledakan.

Tiba-tiba Orochimaru menepuk dahinya. 'Bodoh! Kalau gak segera pergi aku bisa kena tu bom! Mending cabut dulu ah!" Deidara sweatdrop melihat Orochimaru yang keliatan kayak orang kebelet boker. "Kenapa, Nek?" (NEK?!)Orochimaru segera tersadar dari lamunannya. "I..iya putri. Saya kebelet nih. Saya kebelakang dulu ya!"jawab Orochimaru yang langsung ngibrit.

Deidara tidak sabar untuk mencoba 'bom' barunya. Ia segera mencoba meledakkannya di taman tersebut.

BLAAARRR!!!

Muncul kabut dan asap tebal dari arah bom yang meledak. Setelah bom tersebut meledak, mendadak Deidara merasa ngantuk dan segera pergi ke kamarnya. "Kenapa aku jadi ngantuk, un? Ah, sebodo, lebih baik aku tidur saja."ujarnya sambil menguap.

Ternyata, kabut dan asap tersebut juga mengenai para penghuni lain istana. Mereka semua pun tertidur lelap. Karena Orochimaru bodoh –digaplok Oro-, racun tersebut tidak membuat orang yang menghirupnya mampus, namun hanya membuat mereka tidur. Setelah semua orang di istana tertidur, kabut dan asap tersebut perlahan menghilang.


Selang beberapa detik, Sasori, seorang pedagang buah, datang ke istana.

"Halo! Assalamualaikum! Saya tukang buah mengantarkan pesanan buah Raja Pein!"sahut Sasori.

Karena bosan menunggu selama 2 jam, akhirnya Sasori mencoba masuk ke istana. Tak disangka, gerbang istana tidak dikunci. Ia menemukan Suigetsu yang sedang tertidur pulas di aquarium pos ronda (?). "Oi! Suigetsu! Bangun! Ntar kamu dipecat lho ama Raja!"teriak Sasori keras. Suigetsu tetap tertidur. "Nyaaa.. Samehada-chan… Aku pasti akan menyelamatkanmu dari om-om jelek itu…"igaunya. Sasori sweatdrop mendengarnya.

Sasori kesal. 'Sudahlah, lebih baek aku segera melapor ke Raja kalau pesanan sudah diantar.'batinnya. Ia pun masuk ke dalam istana tanpa permisi.

Karena luasnya istana yang naujubilah min jalik gedenya, maka selama 5 jam Sasori terseok-seok mencari Raja. "Uh, mana sih sang Raja? Trus kok ga ada orang di istana."omel Sasori panjang kali lebar sama dengan luas.

Akhirnya, sampailah ia di depan kamar Deidara. 'Kayaknya ini kamar yang paling mewah, deh. Mungkin ini kamar sang Raja?"tanya Sasori dalam hati. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung masuk dan menemukan Deidara yang sedang tertidur.

"Eleuh… eleuh.. Geulish pisan! Kayak malaikat. Tapi, kok tidurnya di ruang senjata ya?"kata Sasori yang logat sunda-nya kumat karena kagum dengan kecantikan Deidara sambil memandang sekeliling yang penuh dengan bom dan meriam. "Ah, males muter-muter di istana, mending ngomong langsung aja ama si Putri. Oi, Putri! Bangun! Saya mau nganter buah!"teriak Sasori, kali ini beneran pake toa.

Sebodoh-bodohnya Akatsuki, pasti juga bisa ngebedain yang mana Putri yang mana pelayan. Jadi, dengan 'sopan'-nya Sasori berusaha membangunkan sang putri, mulai dari nyanyi-nyanyi gaje,teriak, mencoba segala jurus martial arts di depan Sang Putri, sampai membuat pertunjukan debus (What?!). Karena kecapean, Sasori dengan sengaja, eh tanpa sengaja menyenggol salah satu bom C1 Deidara yang bertengger manis di salah satu meja kamar.

Bom itu jatuh dan….

BLAAARRR!!!!

"Ugyaaaa!!!"teriak Sasori heboh plus panik. "Kami-sama, aku masih muda! Hidupku masih panjang! Belum nikah! Belum punya anak! Belum ngerasain jadi orang kaya! Bahkan masih jomblo! Jangan cabut dulu nyawaku!" Tiba-tiba sesosok bayangan muncul dan dengan sadis menggetok kepalanya dengan palu.

"Gyaaa!!! Sang penjaga neraka dateng!"teriak Sasori (lagi)penuh ke OOC-an. Pelan-pelan, asap mulai menghilang dan tadaaa!! Munculah Deidara yang baru bangkit dari kubur –dibom Deidara-.

"Jangan berisik, un! Gangguin tidur aja, un! Enak aja manggil aku penjaga neraka! Udah gitu megang bomku sembarangan, un! Kamu, eh…."maki Deidara yang terputus karena tersepona, eh terpesona melihat ketampanan (cuih! najis! -author di Satetsu-)Sasori. "Kamu siapa, un?"

Sasori tersipu. 'Ah, kalau udah bangun sang Putri makin cakep aja!'ujarnya dalam hati. "Saya Sasori, tukang buah yang mengantarkan pesanan raja. Terus saya kesasar. Ehehehe…."ucap Sasori gugup sambil malu-malu boneka (?)plus blushing. Deidara ikut-ikutan blushing. "Ayo, aku anterin ke tempat papi Pein, un."ujar Deidara lembut. Sasori cuma angguk-angguk.

Deidara bingung saat melihat suasana istana yang sepi kayak kuburan. Sunyi. 'Tumben, biasanya ada aja yang heboh. Ya pierching papi Pein nyangkut di garpu makan lah, un. Ya mami Konan kecemplung ke kolam lah, un. Atau my baka otouto, Naruto, ngehancurin dapur saat nyoba masak ramen sendiri, un.'batin Deidara heran.

"Lho..ko mereka tidur berjamaah gini sih! Mana gak bangun-bangun, un! Gimana nih?"ucap Deidara panik plus bingung saat seluruh penghuni istana terkapar di sana-sini dengan tragis. Contoh, Suigetsu yang tidurnya di dalem aquarium di pos ronda, lalu Chouji, sang koki yang tidur sambil mengunyah kripik (gimana caranya, tuh?). Sasori kasihan melihat Deidara yang kebingungan. "Udah, putri. Gimana kalau kita pergi mencari cara untuk membangunkan mereka?"

Deidara yang mulanya kehilangan semangat hidup (halah!)langsung berapi-api dan terbakar semangatnya. "Kalau begitu, ayo kita pergi!"


Bagaimana nasib kerajaan Akatsuki nanti? Apakah Kerajaan Akatsuki akan tetap tertidur? Apakah akan berakhir dengan gaje ending? Apakah Deidara akan menikah dengan Oro pedopil? Atau besok author akan mati? –ngaco-. Liat aja kalo saya update ya..

Review, onegai?