Kina: Konichiwa minna, salam kenal ya! Saya newbie di fandom ini! Jika ada kesalahan tolong di review.

Disclaimer: Vocaloid it's not mine.. Yamaha Corporation

WARNING: OOC, abal, typo, dll

Anything For You

-Chapter 1-

`A Jealous Heart`

Saat itu seorang laki-laki berambut pirang dan di ikat karena rambutnya yang sedikit panjang untuk ukuran laki-laki, ia sedang duduk di teras melihat ke arah bawah taman, saat itu ia melihat seorang perempuan yang memiliki rambut sebahu, memakai bondu berpita besar berwarna putih dan jepit putih di poninya yang mengarah ke arah kanan, rambutnya berwarna pirang juga. Perempuan itu sedang berjalan sendiri. Laki-laki yang mengamatinya itu pun turun saat ia akan mendekati perempuan tersebut,

"Rin-chaan~ sejak kapan kau menunggu di sini?" tanya seorang laki-laki yang memiliki rambut berwarna biru, memakai baju berwarna putih berlengan panjang dan memakai syal berwarna biru, dengan kedua tangannya memegang eskrim.

"Ah, Kaito-kun." kata perempuan bernama Rin itu sambil membalikan tubuhnya menghadap laki-laki itu, ia tersenyum manis dan memiringkan sedikit kepalanya. Ia berjalan mendekati laki-laki tersebut, "Tidak kok. Tidak terlalu lama." katanya lagi sambil tertawa kecil.

"Jadi namanya itu Rin." kata laki-laki berambut pirang itu dengan wajah sedikit memerah melihat ke arah Rin, laki-laki itu bersembunyi di belakang dinding yang tidak jauh dari tempat laki-laki bernama Kaito dan perempuan bernama Rin itu.

"Len! Disana kau rupanya!" teriak seorang perempuan yang rambutnya berwarna hijau dan diikat dua, ia berlari ke arah laki-laki yang berambut pirang bernama Len itu, sambil membawa bawang daun di tangannya.

"A-Ah! Mi-Miku-senpai!" kata laki-laki pirang bernama Len itu yang sekarang berwajah tersentak terkejut melihat perempuan memiliki rambut berwarna hijau itu datang kepadanya. Ia akhirya berlari untuk menyelamatkan diri dari perempuan itu.

"Tunggu! Tas mu- terserah deh.." kata perempuan bernama Miku itu sambil berbalik dan masuk ke arah gedung lagi dengan wajah cemberut.

"Ha-hampir saja.." kata Len sambil menarik napas dan menundukan badannya dan memegang lututnya. Ia mengatur napasnya yang sekarang masih terengah-engah. Ia berada di bangku taman yang dipenuhi oleh bunga berwarna putih dan kuning. Ia duduk di bangku taman tersebut, mengadahkan wajahnya melihat awan dan langit berwarna jingga. Tatapan matanya saat melihat awan itu dengan tatapan sayu, sambil memegang kedua telinganya dengan tangannya. Setelah menatap langit sebentar ia memejamkan matanya bersandar pada sandaran bangku taman itu, menghirup udara pada sore hari yang dingin, karena saat itu musim gugur. Angin bertiup pelan membentuk sebuah irama, daun-daun pada pohon berguguran.

Len membuka matanya saat mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi di balik pohon yang masih terdapat daun berwarna jingga, Len berdiri dan berjalan ke arah pohon tersebut.

"...shiritai ano hito gainochi no owari madewatashi ni tsukutteta'kokoro'.ima ugoki hajimeta kasoku suru kiseki – siapa itu?" tanya seorang perempuan dan melihat ke arah Len dengan wajah yang basah karena air matanya. Saat melihat Len wajah perempuan itu memerah, dan ternyata Rin sedang menangis. Len mendekati Rin yang sekarang sedang menghapus air matanya yang masih mengalir ke wajahnya.

"Mengapa kau menangis?" tanya Len langsung ke Rin sambil menaruh kedua tangannya pada saku jaket. Ia menatap matahari terbenam itu dengan muka yang biasa atau bisa dibilang muka datar.

"I-Ini bukan urusanmu,-" saat akan melanjutkan kata-katanya Len menolehkan wajahnya yang sekarang bernada serius ke Rin, ia memicingkan matanya.

"Biar kutebak, tadi kau sedang ada masalah dengan laki-laki itu? Kalau kau yang memulai mengapa tidak meminta maaf kepadanya? Atau kalau kau yang memulai mengapa kau tidak menunggunya dan bersabar?" Len membuang muka setelah menatap Rin sedikit tajam, Ia tahu bahwa Rin sudah memiliki pasangan namun rasa sukanya terhadap Rin masih belum bisa hilang.

Rin menggenggam erat ujung bajunya, ia ketakutan. Ia hanya mengangguk dan menundukan kepalanya, "Aku yang melakukan kesalahan itu, tapi tidak berkata apapun Kaito memaafkanku dan bilang kalau aku tidak cocok dengannya. Padahal sejak dulu aku suka dengannya."

Len yang mendengar itu sedikit terkejut, ia melihat ke arah Rin dengan wajah tidak enak, akhirnya ia meninggalkan Rin sendiri, sebelum meninggalkan Rin sendiri ia berkata, "tidak usah khawatir, Kaito pasti akan berubah pikiran sebentar lagi. Aku yakin." Ia akhirnya pergi meninggalkan Rin yang sekarang berjalan ke arah depan pohon dan melihat punggung Len yang sedikit demi sedikit mulai menghilang dari pandangannya.

-Len POV-

Ia menggenggam erat ujung bajunya setelah aku mengusulkan untuk meminta maaf kepada Kaito, laki-laki serba biru itu. Tak lama kemudian ia menjawab, "Aku yang melakukan kesalahan itu, tapi tidak berkata apapun Kaito memaafkanku dan bilang kalau aku tidak cocok dengannya. Padahal sejak dulu aku suka dengannya." Aku terkejut mendengar Rin berkata seperti itu.

'Jadi ia masih tidak menyadari keberadaanku?' tanya dalam hatiku sambil tersenyum sedikit sedih namun tidak tampak untuk orang yang melihat wajahku. Aku memutuskan untuk pergi dan sebelum pergi sembari berjalan aku berkata,"Tidak usah khawatir, Kaito pasti akan berubah pikiran sebentar lagi. Aku yakin." Setelah berkata dan menyemangati Rin aku pergi ke gedung yang tadi kukunjungi dengan muka masam, dari taman ke gedung itu aku berjalan dengan menundukan kepala, sungguh aku tidak suka dengan apa yang terjadi barusan.

'Mendengarnya saja sudah ingin menghajar orang berbaju serba biru itu! Mengapa? Karena, sejak dahulu aku sangat suka Rin sampai sekarang dan tidak pernah berubah! Cih, sudahlah, kembali ke gedung dan pulan ke rumah!' gumamku dalam hati dengan perasaan yang sangat marah. Masih sambil berjalan dan menunduk.

"LEN.." kata seseorang dari belakangku, "kau- lupa membawa tasmu." Lanjutnya sambil memegang pundakku dengan suara horror yang membuatku biasanya merinding namun kali ini, tidak sama sekali.

Aku hanya menghadap ke arahnya dan mengambil tas yang ia genggam di tangan kirinya, "Terimakasih." aku hanya mengucapkan satu kata itu saja, dan segera lekas pergi, ingin rasanya mengurung diri di kamar.
"Wah-Wah, Len tampaknya memiliki masalah, bolehkah aku tahu apa itu?" tanyanya dengan tersenyum mengancam. Yah, siapa lagi kalau bukan gadis di ikat dua dengan sayuran faoritnya `Daun Bawang`.

"Kau ingin mengetahui tentang laki-laki `itu` atau mengetahui permasalahanku Miku-senpai?" tanyaku sambil membalikan badan masih dengan menutup wajah tepatnya mataku dengan poni rambut.

"Tentu saja permasalahanmu Len. Kau ini, ayo ke rumahmu saja." ajaknya dan sekarang menarikku dan berlari. Aku hanya mengikutinya.

Karena rumahku tidak jauh dari gedung beberapa teman ada yang menginap dan menyewa kamar layaknya ber-kost ria kepadaku, seperti Neru, si gadis yang setiap harinya hampir sibuk dengan handphone. Lalu Luka si gadis berambut merahmuda dengan pasangan tidak akurnya Gakupo si favorit terong. Miku-senpai pun ingin tinggal disini kalau sewaan apartment-nya sudah habis. Lalu setelah sampai di rumahku, aku di ajak ke kamar sendiri.

"Len, besok bisa bantu aku membereskan liriknya `Magnet` dan `Kokoro`? tolonglah Len." Mohon Miku-senpai kepadaku, aku hanya mengangguk lalu melepas jaket yang kupakai ke sebuah gantungan dan menyimpannya ke lemari baju. "jadi, apa permasalahanmu Len?" tanyanya lagi, aku hanya diam dan duduk bersila.

"Miku-senpai,-"

_Normal POV_

Keesokan harinya mereka para penyanyi sudah berkumpul di gedung, mereka dengan senang menyanyikan lagunya tersendiri, Len juga kembali seperti semula setelah kemarin didatangi oleh Miku.

"Len, tolong ya. Kau kan-" kata Miku tersenyum ceria ke arah Len yang sedang duduk memangku kepalanya yang terdapat secarik kertas dan sebatang pensil yang sudah diserut runcing.

"Ya, Ya, kau kan pintar bla bla bla, aku buatkan kok tenang saja." kata Len sambil menghela napas dan mulai memegang pensil dan mulai menulis kata demi kata.

"Sebentar lagi latihan ya." kata Neru masih sambil memainkan handphone-nya.

"Luka kemana?" tanya Miku dengan wajah kebingungan melihat ada Neru di dekat pintu memainkan handphone-nya.

"oh, dia bersama Gakupo-senpai pergi entah kemana." Katanya sekarang masih sibuk dengan layar handphone-nya, "katanya aku menggantikan Luka-senpai hanya untuk hari ini." lanjutnya sambil menutup layar handphone-nya, mendekati Miku dan Len yang sedang menulis.

"Oke, liriknya sudah selesai!" kata Len langsung menaruh pensilnya dan mengelap keringatnya.

"Wah, lihat! Ini yang `Magnet` untuk pengulangannya dan bait dua ya. Waah, kata-katanya pas sekali! Kau hebat Len!" kata Miku sambil memukul punggung Len.

"errm, permisi. Apa saya boleh mengikuti kelas nyanyi ini?" tanya seorang gadis yang suaranya dirasa sangat di kenali Len. Saat melihat ke arah wajah gadis itu Len hanya menunduk dan melihat ke arah jendela ke bawah.

Kina: Maaf kalau membosankan ya! Saya akan berusaha agar kalian tidak bosan dan segera mengetahui jalan sebenarnya cerita ini! Mohon di tunggu!