Doumo. Watashi wa Ai-deshu
Salam kenal minna~
Ini fic pertamaku di fandom Kurobas, semoga readers menikmatinya...
Kuroko no Basuke Fujimaki Tadatoshi
Pair: Akashi X Kuroko
Chara lain: GoM, Kagami Taiga, dan kawan-kawan.
Rate: T
Genre: Drama, Friendship, Romance and gado-gado XD
Warning: OOC, YAOI, banyak typo, mungkin sedikit unsur Humor (Itu sih kalau bisa disebut Humor) Dan masih banyak lagi ke-absurd-an di dalam fic ini...
Sore hari yang sangat cerah, matahari hampir saja tenggelam di ufuk barat. Cahaya keorange-orangenan menghiasi langit yang tak berawan. Sebuah mobil taxi terlihat di depan gerbang sebuah gedung megah, yang menyerupai sebuah hotel. Mari sebut saja gedung asrama Kiseki no Sedai (baca: Kisedai). Sebuah asrama khusus bagi para seme dan uke upss salah ketik XD. Maksudnya, asrama khusus bagi anak laki-laki yang bersekolah di Teikou Gakuen. Salah satu SMA yang terkenal ke-elitannya, dan merupakan SMA terfavorit di Tokyo.
Seseorang baru saja keluar dari taxi dan berdiri dengan tegap. Memandang takjub bangunan di depannya, bangunan berlantai tiga dengan gaya ala eropa. Seorang anak laki-laki berambut baby blue dengan tinggi 168 cm, memiliki wajah yang sangat imut tapi minim ekspresi. Para pembaca pasti sudah tau siapa laki-laki itu, yupz dialah Kuroko Tetsuya. Sang uke tercinta kita, mari beri applause untuk diri kita masing-masing. Oke, lupakan kalimat yang terakhir.
Kuroko berjalan melewati jalan menuju gedung, disisi kanan kiri jalan terdapat taman yang sangat indah, dengan air mancur berada ditengah-tengah halaman .
Kuroko berjalan menyusuri taman, dengan menyeret sebuah koper berwarna biru. Dan sampailah ia di depan pintu masuk asrama Kisedai.
Ceklek
Pintu terbuka dengan sendirinya, apakah ada hantu yang muncul? Oh tentu saja bukan, karena ini bukan fic bergenre horor. Seseorang berambut hitam cepak, dengan mata yang sedikit sipit, baru saja keluar dari pintu dan melewatinya begitu saja. Sepertinya laki-laki itu tidak menyadari ada Kuroko disana. Yah tidak heran sih, mengingat keberadaannya sangat tipis. Dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya. Memang masih diragukan Kuroko sebenarnya itu manusia atau hantu, atau bahkan kedua-duanya? ups sudah ada yang protes mari back to the story.
Kuroko menyelinap begitu saja, melewati pintu yang tadi terbuka. Setelah berada di dalam, dia menuju meja resepsionis. Seorang pria muda duduk di depan meja, dia salah satu pengurus asrama. Kiyoshi Teppei, namanya tertera di nametag pada baju yang dikenakannya.
"Ano. Permisi..."
Kiyoshi celingak-celinguk tapi tak mendapati seorangpun padahal dia mendengar suara. Bulu kuduknya mulai merinding, mungkinkah asrama Kisedai kini ada hantunya, selama 2 tahun dia bersekolah di sana, tak ada kabar bahwa asrama yang di tinggalinya banyak hantu atau istilah kerennya angker. Mungkin dia harus memanggil dukun pengusir setan setelah ini.
"Ano. Apakah anda pengurus asrama ini?"
"Uwaah! Sejak kapan kau disini?" Kiyoshi menunjuk Kuroko yang berdiri tepat di hadapannya.
"Dari tadi aku sudah ada disini. Emm Ki-yo-shi-san." Kuroko mengeja nametag yang tertera di kemeja, yang dipakai Kiyoshi.
Kiyoshi mengelus-elus dadanya. Bersyukur, karena tidak jadi mengundang dukun pengusir setan, jadi uang yang akan dipakai untuk membayar dukun itu, akan dia gunakan untuk membeli krim anti muka masam, agar dia bisa selalu tersenyum, setiap saat, kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun, termasuk hantu yang baru saja lewat. Nah lho?
"Hahaha. Baiklah, siapa namamu, dan adakah yang bisa ku bantu?"
"Aku Kuroko Tetsuya, murid transfer dari SMA Seirin. Aku akan tinggal di asrama ini." jelas Kuroko, masih dengan tampang datarnya.
"Emm, sebentar..." Kiyoshi membolak-balik kertas, yang disinyalir merupakan daftar nama sekaligus profil para siswa.
"Kuroko Tetsuya... Oh, kau murid penerima beasiswa itu kan?"
Kuroko mengangguk mantap.
"Baiklah, ini kunci kamarmu. Ruangannya ada di lantai dua. Silahkan bertanya pada Izuki, laki-laki berambut hitam cepak, yang memiliki mata sedikit sipit. Biasanya dia berkeliaran di sekitar pintu."
Sepertinya tadi Kuroko melihat laki-laki sesuai dengan ciri-ciri yang Kiyoshi jelaskan itu keluar asrama. Kuroko hendak bertanya lebih lanjut, tetapi Kiyoshi sudah senyum-senyum sendiri saat memandangi Hp-nya. Mungkin Kiyoshi sudah berhasil memesan krim anti muka masam yang selalu diimpikannya. Membuat Kuroko ilfeel, dan akhirnya dia mengurungkan niatnya.
Dengan terpaksa dia harus mencari sendiri kamarnya. Dia berjalan melewati lorong, banyak sekali anak laki-laki sedang berkumpul disana, ada yang sedang mengobrol satu sama lain, ada yang bertelepon ria, bahkan ada yang berjongkok di pojokan sambil menggaruk-garuk tembok dengan tangannya. Oke yang satu itu sedikit aneh. Karena tidak ada yang menyadari keberadaanya dia memutuskan terus berjalan, untuk mencari sendiri dimana letak kamarnya. Di ujung koridor ada sebuah lift yang akan membawanya kelantai 2.
Dia berdiri didepan pintu lift, dan menekan tombol naik menuju lantai 2.
Tingg
Pintu lift terbuka, ternyata di dalamnya telah ada seorang laki-laki berambut merah, memiliki alis cabang dan memiliki tinggi diatas rata-rata. Laki-laki itu menaikan sebelah alisnya karena tak melihat seorangpun di depan pintu lift. Dia hendak menekan tombol keatas, ke lantai 2.
"Tunggu!"
Tingg
Pintu lift-pun tertutup.
"Untung saja tidak terlambat!" gumam Kuroko.
"Whooaaa. Siapa kau?" laki-laki itu terperanjat, baru menyadari ada orang lain di lift selain dirinya.
"Doumo. Kuroko Tetsuya, murid baru kelas 1 di Teikou Gakuen ini. Yoroshiku!" Kuroko membungkukan badan.
"Kagami Taiga, kelas 1-2. Oh jadi kau murid baru. Apa kau juga baru masuk asrama ini?"
Kuroko mengangguk pelan, wajahnya masih datar sedatar tembok.
"Kamarmu di lantai 2 juga. Nomer berapa?"
"114?"
Kagami menggaruk belakang kepalanya, dia merasa ada yang janggal dengan nomer kamar itu, tapi karena otaknya yang tidak mampu untuk mengingatnya. Dia memutuskan untuk mengabaikannya. Benar-benar Bakagami.
"Wah kebetulan, kamarku no 113. Kalau begitu, biar kuantar kau kesana!"
"Arigatou. Kagami-kun."
Lift berhenti, mereka telah sampai di lantai 2. Sepanjang perjalanan mereka mengobrol hal-hal ringan, menceritakan tentang diri masing-masing.
Malam harinya...
Kuroko berdiri mematung. Di depannya tersuguhkan pemandangan yang terbilang waow, karena melihat surai warna-warni bak pelangi. Dia kini berada di kantin asrama lantai 2, yang merupakan lantai khusus anak kelas 1.
Keadaan disana sangat ramai, banyak dari mereka berjajar rapi, antri mengambil makanan. Kuroko ikut mengantri dibelakang orang yang berambut kuning, tapi tiba-tiba dia terdorong oleh seseorang dari belakang dan menabrak laki-laki di depannya.
"Hiee siapa yang dorong-dorong!" laki-laki berambut kuning yang memiliki bulu mata lentik, dan berwajah cantik, berdiri di depan Kuroko. Kise Ryouta. Nama laki-laki berambut kuning itu.
"Sumimasen. Aku di dorong seseorang dari belakang!" Kuroko membungkukan badan sopan.
Kise menatap laki-laki berambut navy blue yang sedang menggaruk telinga dengan telunjuknya, berada di belakang Kuroko.
"Aominechi hidoii-ssu! Kenapa kau dorong-dorong, anak seimut ini?"
"Berisik Kise. Tadi anak ini tidak ada disini!" Aomine Daiki menunjuk Kuroko dengan telunjuk yang tadi dia gunakan untuk mengorek kupingnya.
"Menjijikan!"
Jlebb.
Perkataan Kuroko menusuk hati si dakian tercinta. Tapi memang itu kenyataannya, terima saja Aomine.
"Ngomong-ngomong aku belum pernah melihatmu. Apa kau murid baru?" tanya Aomine.
"Ha'i. Kuroko Tetsuya deshu!" jawab Kuroko masih tanpa ekspresi.
"Nee, nee Kurokochi. Bolehkan aku memanggilmu seperti itu? Ah tidak usah dijawab, walaupun kau melarang, aku akan tetap memanggilmu Kurokochi..." Kise menghirup nafas dalam-dalam.
"Aku Kise Ryouta, model terkenal dan primadona di sekolah. Dan si makhluk dakian ini namanya Aominechi!" Kise menunjuk si makhluk item berambut navy blue didepannya. Kuroko tidak menanggapi ocehan Kise, dan wajahnya tetap datar seperti biasa.
Aomine memeluk leher Kise dengan lengan kanannya, sangat erat.
"Aa.. Le-lepas a-ku ti-dak bi-sa ber-na-fas!" Kise menepuk-nepuk lengan Aomine, tapi tidak dihiraukan oleh sang pemilik lengan.
"Aku Aomine Daiki, kamarku no 115, bersama si makhluk jejadian ini!"
"Yoroshiku. Aomine-kun. Kise-kun!" Kuroko sekali lagi membungkukan badan.
"Aww. Baka! Kenapa kau menggigit lenganku!" Aomine bersiap memukul kepala Kise jika saja tidak ada Kuroko yang menghalanginya.
"Kumohon berhenti Aomine-kun. Kau membuat semua orang menatap ke arah kita."
"Kurokochiii! Kau memang malaikat penyelamatku!" Kise memeluk Kuroko dari belakang.
"Kise-kun, tolong lepaskan tanganmu!"
"Kalian berisik seperti biasa, memalukan-nanodayo!" laki-laki tampan berambut hijau lumut, menggunakan kacamata berdiri di belakang Aomine.
"Aaa, Maibou ku habis. Mido-chin, apa kau punya maibou?" kali ini titan berambut ungu sebahu yang berbicara.
"Tidak! Hari ini lucky itemku adalah jepit rambut ini, jadi aku tidak membawa makanan sampah seperti itu-nanodayo!" ternyata laki-laki bernama Midorima Shintaro itu menggunakan jepit rambut berbentuk boneka kelinci warna pink, meyisipkan poni yang menutupi dahinya.
"Hmmp. Bwahahahaha. Apa-apaan jepit rambut itu!" Aomine terbahak sambil menunjuk-nunjuk jepit rambut unyu-unyu tersebut.
"Kau ternyata cantik juga Midorimachi!" kali ini Kise yang berkomentar.
"Diam kalian!" bentak Midorima.
Kise dan Aomine masih saja tertawa terbahak, sedangkan sang titan Murasakibara Atsushi, tanpa ada yang sadar sudah mendahului Kise mengambil makanan.
"Anoo. Kalian siapa?" tanya Kuroko datar.
"Oh yang ini Midorima Shintaro. Dia maniak oha-asa jadi jangan heran kalau dia membawa benda-benda yang aneh sebagai lucky itemnya. Lalu yang berambut ungu namanya Murasakibara Atsushi, dia pemakan segalanya, dan selalu membawa cemilan kemanapun. Kami semua berada di kelas yang sama yaitu kelas 1-2. Hiee Hidoii-ssu kenapa kau mendahuluiku, Murasakibarachi!" Kise baru sadar kalau antriannya diserobot oleh sang titan ungu.
"Habis kalian lama, aku sudah laparr!" Murasakibara berjalan menjauhi mereka dan duduk di meja yang kosong.
"Kalian sangat mengganggu-nanodayo!" Midorima sudah mengambil makanan dan menyusul Murasakibara.
"Huu. Ini semua gara-gara kau Kise!" tuduh Aomine.
"Enak saja, Aominechi yang mulai. Iya kan Kurokochi?" Kise menengok kanan kiri tak ada orang yang dicarinya.
"Hidoii-ssu! Kenapa Kurokochi juga meninggalkanku!" Oh ternyata Kuroko juga sudah duduk disebelah Midorima. Aomine juga ikut menyusul dan duduk berseberangan dengan Kuroko, meninggalkan Kise yang menangis lebay.
"Jadi, kau berada di kamar nomer berapa, emm Tetsu, bolehkan aku memanggil seperti itu?" tanya Aomine kepada Kuroko yang sedang duduk tenang, sambil memakan makanan di depannya.
Kuroko mengangguk.
"Aku ada di kamar no 114, Aomine-kun." Mendengar ucapan Kuroko ekspresi mereka seketika berubah. Kise menganga lebar, Midorima komat-kamit tidak jelas, Aomine menahan nafas, sedang Murasakibara masih sibuk mengunyah makanan.
"K-kau yakin Kurokochi?" tanya Kise, jantungnya dag dig dug tidak karuan.
Kuroko mengangguk kecil.
"Bukannya aku peduli padamu, tapi sebaiknya kau hati-hati nanodayo!" Midorima menaikan kacamatanya yang sebenarnya tidak merosot.
"Nyam... nyam... nyam." Murasakibara masih sibuk mengunyah, dia tidak peduli dengan keributan yang terjadi di depannya.
"Benar apa yang dikatakan Midorima, Tetsu. Sebaiknya kau hati-hati, dan kalau kau tidak kuat lebih baik kau pindah kamar saja!"
Kuroko menelengkan kepalanya, tanda tidak mengerti.
"Memangnya kenapa dengan kamar itu. Aku hanya tinggal sendiri, dan tidak ada yang aneh!" Kuroko menatap mereka semua dengan wajah ingin tahunya.
"Kyaaa, imutnya!" Kise memeluk Kuroko dari samping, karena duduk mereka yang bersebelahan.
"Menyingkir kau dari Kuroko!" seseorang tiba-tiba menarik kerah baju Kise, dan menyeretnya menjauh dari Kuroko.
"Kagami-kun!" Kuroko memanggil orang yang menyingkirkan Kise.
"Yo!" Kagami mendaratkan pantatnya di bangku bekas tempat Kise duduk.
"Hidoi-ssu!" Kise mengeluarkan tangisan buayanya dan duduk di sebelah Aomine, tapi tidak ada yang menghiraukannya, poor Kise.
"Jadi apa yang aneh dengan kamar itu?" tanya Kuroko lagi, karena sangat penasaran.
"Sebenarnya kamar itu dihuni oleh iblis merah. Dia memang tidak selalu tidur disana, tapi selama ini tidak ada yang berani mendekat, apalagi tidur di kamar itu." Jelas Aomine dengan background hitam mencekam. Kise menahan nafas mendengar cerita Aomine. Sedang Kuroko kembali menunjukan poker-facenya.
"Dia suka melempar gunting jika ada orang yang menentangnya, pokoknya kau harus pindah kamar Kurokochi!" tambah Kise.
"Apa yang kalian maksud itu, Akashi Seijuro?" tanya Kagami dengan tampang polos (baca: bodoh).
"Akachin tidak sekejam itu, aku selalu dibelikan makanan." Murasakibara ikut berkomentar.
'Itu karena kau budak setia Akashi!' batin mereka semua, kecuali Kuroko dan Murasakibara.
"Ano, apa itu Akashi?" tanya Kuroko.
"IBLIS/Manusia/Mesin makanan!" Jawab mereka bebarengan. Kise, Aomine, dan Kagami menjawab iblis. Sedang Midorima satu-satunya yang menjawab dengan kata yang normal, karena tidak ingin terkena masalah. Dan yang terakhir, siapa lagi kalau bukan sang titan berambut ungu yang menjawab.
Kuroko menautkan alisnya, heran dengan jawaban mereka yang berbeda-beda.
"Akashi itu manusia berjiwa iblis. Pindah saja ke kamarku Kuroko!" Kagami berbicara dengan sangat antusias.
"Ke kamarku saja, Kurokochi. Aku sudah bosan tidur sama makhluk dakian ini." Kise menunjuk Aomine.
"Woi, Kise! Kalau Kuroko pindah kesana aku tidur dimana?!" Aomine protes.
"Gudang kosong, Minechin." Jawab Murasakibara dengan tampang malas, karena dia sudah kehabisan makanan.
"Kalian berisik-nanodayo. Bukankah tidak boleh pindah kamar kalau sudah ada dua orang di dalamnya. Lebih baik kita tanya saja pada orang yang bersangkutan!" Midorima berkata dengan nada santai tapi hatinya deg-degan tuh.
"Izuki-san bilang sudah tidak ada kamar kosong lagi. Jadi aku tidak akan pindah kemanapun!" Kuroko menjawab tanpa ekspresi berarti.
Jduaar!
Petir menyambar-nyambar dalam hati mereka.
Semoga mereka semua bisa tetap sabar, karena ditolak secara langsung oleh Kuroko.
Mendengar cerita-cerita mereka tentang Akashi, Kuroko justru menjadi penasaran dengan sosoknya.
Setiap kamar di Kisedai dihuni oleh dua orang. Kamar-kamar disana menyerupai kamar hotel. Di dalamnya terdiri dari 2 ruangan, yaitu kamar untuk tidur, dan ruang tamu khusus. Sedangkan kamar mandinya berada di dalam kamar tidur.
Kuroko baru saja selesai mandi. Dia keluar kamar mandi dengan hanya berbalutkan handuk yang menutupi bagian pinggang sampai paha. Ketika Kuroko sedang asyik memilih baju di lemari, ia tidak menyadari suara pintu ruangannya yang dibuka oleh seseorang.
Laki-laki berambut merah crimson dan memiliki mata heterokrom merah-kuning keemasan, terlihat sedang melepaskan sepatu yang dikenakannya. Dia mengeryitkan alisnya ketika mendapati sepasang sepatu tertata rapi di rak sepatu. Karena selama ini ia hanya tinggal sendiri di kamar tersebut. Otak cerdasnya menyimpulkan, ada seseorang yang menghuni kamarnya selama dia tidak ada. Dia meletakan sepatunya di rak, dan berjalan menuju kamar tidur. Di bukanya pintu kamar tidur dengan pelan, waspada siapa tahu orang yang menghuni kamarnya ternyata seorang maniak. Sadar diri dong Akashi, situ juga seorang maniak #dilempar gunting. Hehehe i-iya aku lanjutkan.
Kreket...
Pintu terbuka, seketika matanya sedikit melebar melihat pemandangan di depannya. Seorang pemuda tampan yang pend-oh kurang tinggi dan berambut biru langit, hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya.
Kuroko baru menyadari ada orang yang masuk ke ruangan, saat mendengar pintu kamarnya dibuka. Dia memutar badan mungilnya, dan matanya seketika membulat sempurna.
'Di-diakah Akashi itu?' batin Kuroko.
Selama beberapa detik mereka hanya diam mematung, sambil memandangi satu sama lain.
Detik berikutnya Akashi tiba-tiba menyeringai menakutkan. Bahkan Kuroko sampai bergidik melihat seringaian laki-laki di depannya. Meski Kuroko akui seringaian itu membuat pemuda di depannya sedikit tampan. Eh bukan sedikit lagi tapi memang tampan
Dan detik berikutnya Kuroko baru menyadari kalau...
Kalau...
Kalau...
Kalau...
Handuk yang menutupi bagian vitalnya, merosot dengan indahnya kelantai.
Dan tiba-tiba...
"Kyyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...!"
Teriakan seseorang menggema sampai terdengar ke seluruh penjuru asrama Kisedai.
Kiyoshi yang sedang melumuri wajahnya dengan masker anti muka masam, tangannya tidak sengaja mengenai wajah Izuki yang berada di depannya. Membuat Izuki tersenyum-senyum gaje dan pipinya merona seperti habis mabuk. Woww efeknya sangat dahsyat.
Kise yang sedang berlatih menyanyi, harus tersedak sisir yang dia gunakan sebagai mic. Aomine yang melihat itu, menendang pantat Kise untuk mengeluarkan sisir yang bersarang ditenggorokannya, tapi karena terlalu keras justru membuat Kise nyungsep ke lantai, poor Kise.
Kagami yang sedang berlatih tinju dengan Furihata, yang merupakan teman sekamar Kagami. Tidak sengaja mendaratkan pukulannya kewajah Furihata. Padahal memang sebelumnya Furihata digunakan sebagai objek pengganti guling tinju. Malang sekali nasibmu nak XD
Murasakibara yang sedang disuapi bubur kacang ijo oleh Himuro, malah tidak hanya sendoknya yang masuk kemulutnya, tangan Himuro-pun ikut masuk kedalamnya. Himuro kaget, sedang Murasakibara hanya tersenyum tanpa dosa.
Midorima yang sedang tidur sambil memeluk boneka beruang. Yang disinyalir merupakan lucky itemnya hari itu. Tanpa sengaja memeluk benda di depannya.
Benda apakah itu? Dan ternyata...
"Shin-chan, ternyata diam-diam kau juga menyukaiku!" Takao, teman sekamar Midorima tersenyum-senyum malu. Dengan semangat 45' Takao mendekatkan wajahnya ke wajah Midorima. Hendak mencium Midorima yang tidur di sebelahnya.
Midorima membuka mata, dan melihat wajah Takao yang sangat dekat dengan wajahnya. Otaknya masih mencoba memproses apa yang ia lihat tepat di depan wajahnya.
"Muu... mu... mu" Takao memonyongkan bibirnya, seperti mulut ikan koi.
Takao semakin gencar untuk mencium Midorima. Dia lebih memajukan bibirnya. Sehingga mereka semakin dekat, dekat, lebih dekat, sangat dekat...
Tinggal 5 cm lagi bibir mereka dipastikan akan bersentuhan, dan...
Tingg!
"Kyaaaaaaaaaa... Bakao, mesum!
Duakk!
Satu lagi teriakan mendengung keras di asrama Kisedai. Diikuti bunyi kedebuk sangat keras di lantai dua.
Siapa sangka Midorima yang tsundere, bisa berteriak seperti banci taman lawang yang biasa ngetem di pinggir jalan. Mungkin jiwa Kise telah berpindah ke dalam tubuh Midorima. XD
To be Continued...
Ai: Nyahahaha apaan ini? Ai bener-bener ga nyangka buat beginian, ini pertama kalinya bikin fic yang gajenya ga ketulungan...
Kise: Hidoi-ssu! Aku dinistakan di fic ini #mewek
Ai: Terima aja Kise atau kamu mau ga kumunculin lagi? #senyum setan
Kise kicep
Aomine: Kenapa aku harus sekamar dengan banci ini #tunjuk Kise
Ai: Oh kau mau se kamar dengan Akashi? #menyeringai
Aomine: Tidak terimakasih #Geleng-geleng
Kuroko: -_-
Ai: #nosebleed
Kagami: Woi Author kenapa aku ga sekamar dengan Kuroko, dia kan sahabat sekaligus 'shadow' ku di anime/manga?
Ai: Kalian udah terlalu sering berdua, jadinya Ai bosen. Jangan protes atau kau mau aku pasangin dengan Akashi?
Kagami: #Menggeram tertahan
Midorima: Tunggu saja-nanodayo, nanti akan aku guna-guna kau Author!
Ai: Ampun-ampun mbah Midorima, tapi semua itu demi kelangsungan fic ini #sujud-sujud
Mura: Nyam..nyam..nyam. Author-chin mau?
Ai: #ngangguk-ngangguk semangat
Mura: Beli saja sendiri! Wleee..
Ai: #nangis dipojokan
Akashi: #menyeringai
Ai: Aah diam-diam kau mesum juga Akashi!
Akashi: Oh kau sudah bosan hidup rupanya? #menyeringai
Ai: Oh nooo. Ampuun...! #gunting melesat melewati wajah author
All chara except Akashi: Itu hukumannya karena sudah menistakan kami-nanodayo/ssu. Lebih baik kita pergi saja! Tidak baik melihat adegan kekerasan!
Ai: Oh tidak jangan tinggalkan aku minna! Help meeee! #lari-lari dikejar Akashi dengan gunting sakti bertebaran dimana-mana
Akashi: Bwahahaha kalau berani, kesini kau Author! #ketawa ala setan
All chara except Akashi: Lupakan Author yang sedang disiksa oleh Akashi.
Yosh! Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, atau kurang memuaskan. Semoga readers berkenan me-Review fic gaje ini. Arigatou...
