WALL WOUND
..
..
Present By HK69
..
..
-oOo-
..
..
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Warning This is Genderswitch
..
..
HK69
..
..
~0oo0oo0oo0~
..
..
..
..
…...
Salahkah jika aku berharap kita memulainya lagi?
Membuat semuanya kembali seperti semula
…..
..
..
..
..
'Knock Knock…'
Ketukan pintu tersebut memecah keheningan malam. Seorang wanita berambut panjang bersurai madu dengan langkah pelan dengan penuh kehati-hatian mulai berjalan menuju pintu utama rumah ini. Sesampainya didepan pintu sang wanita membuka kan pintu.
"Mengapa Kau lama sekali hah! "
Bukannya sebuah salam yang didapatnya melainkan sebuah bentakan kasar dan umpatan kekesalan dari sang Suami.
"Ma-maafkan Aku Chanyeol ta-tadi Aku ketiduran. Ku mohon maafkan Aku" Baekhyun berbicara dengan suaranya yang begitu rendah dan nyaris tak terdengar.
Baekhyun? Ya, Byun Baekhyun seorang wanita beruntung berusia 24 Tahun yang berhasil menjadi seorang istri dari Park Chanyeol .Ya, Park Chanyeol CEO muda dan berbakat yang dikagumi dan disegani. Chanyeol juga merupakan salah satu lulusan dari sebuah Universitas besar di Jerman. Tentunya siapa saja ingin menjadi pendamping hidup seorang Park Chanyeol bukan?
Namun tidak dengan Baekhyun. Wanita cantik dan mungil ini sudah merasa lelah dengan pernikahannya dengan Chanyeol. Pernikahan yang baru menginjak tahun kedua tersebut terasa begitu melelahkan baginya. Apalagi sikap Chanyeol yang sekarang berubah. Tak seperti dulu lagi. Ya Chanyeolnya berubah. Chanyeolnya bukan lagi seperti Chanyeol yang ia kenal dulu.
..
..
..
….
Aku akan mencoba mengubahnya
Semua yang mencoba menghancurkan Cinta kita
…..
..
..
..
"Baekkie, apakah Kau lelah?" Tanya seorang lelaki jangkung atau Chanyeol yang tengah tengkurap memandangi sosok wanita yang baru saja menjadi istrinya beberapa jam yang lalu.
"Ya, Kau tahu tamu-tamu diacara pernikahan kita begitu banyak. Dan Kau tahu, Aku tidak terbiasa menggunakan High Heels setinggi itu. Aku terbiasa menggunakan sepatu sporty warna pink kesukaanku. Kau tahu itu" sang wanita mungil atau Baekhyun membalas perkataan Chanyeol dengan gerutuan yang begitu terlihat lucu dimata Chanyeol. Apalagi dengan ekspresinya yang menggemaskan serta bibir pinknya yang mengerucut. Uhh rasanya Chanyeol ingin menerkam wanitanya itu sekarang juga.
" Ya aku tahu itu. Dan jangan lupakan sayang, pernikahan itu hanya terjadi sekali seumur hidup. Jadi Kupikir tak ada masalah membuat pesta mewah seperti tadi. Dan juga mulai sekarang Kau harus terbiasa menggunakan sepatu tinggi dan semacamnya. Ingat sayang, Kau sudah menjadi seorang istri, Kau bukan lagi seorang gadis remaja yang terbiasa menggunkan sepatu sporty kemana-mana. Biasakanlah menggunakan High Heels, Wedges dan semacamnya saat Kau sedang keluar rumah. Bisa Kau lakukan" Chanyeol yang entah sejak kapan kini sudah mulai berada di belakang Baekhyun. Dengan kepalanya yang menempel di perpotongan leher Baekhyun. Menyesap kuat-kuat aroma khas wanitanya.
"Ya, Aku mengerti tuan Park. Dan bisakah kau menyingkirkan tubuhmu yang berat ini? Aku harus memakai bajuku" Baekhyun berusaha menyingkirkan kepala Chanyeol di perpotongan lehernya.
"Buat apa memakai baju jika pada akhirnya Kau akan bertelanjang dibawahku sambil meneriakkan namaku"
Dan setelah itu yang terdengar hanyalah suara teriakan dan juga desahan nikmat dan bahagia dari keduannya.
..
..
..
….
Ini semua memang kesalahanku
Keegoisanku
…
..
..
..
Pagi yang cerah. Kicauan sepasang burung sedang bertengger di pohon menjadi suara merdu yang menyambut datangnya pagi ini.
Chanyeol keluar dari Kamarnya dengan pakaian lengkapnya, Lelaki tampan itu sudah siap untuk pergi ke kantor. Saat menuruni tangga Chanyeol melihat Istrinya sedang duduk di meja makan dengan senyuman manisnya, secara tidak sadar Chanyeol ikut tersenyum melihat pemandang indah itu. Menghilang. Senyuman itu hanya muncul sepersekian detik. Chanyeol kembali memasang wajah datarnya dan segera mengalihkan wajahnya dari Istrinya.
Baekhyun yang tengah menunggu sang suami di meja makan dengan senyum manisnya segera mangalihkan wajahnya setelah mendengar derap langkah berat yang iya tau itu adalah Chanyeol.
"Selamat pagi Chanyeol. Duduklah dan mari kita sarapan bersama" Baekhyun menyambut sang suami dengan senyum manisnya bahkan matanya ikut tersenyum sangking cerahnya senyumannya.
"Aku tak punya banyak waktu. Jika Kau mau, sarapan lah sendiri. Aku Pergi" Chanyeol berjalan melewati meja makan tersebut.
Baekhyun hanya tersenyum miris. Perlahan air matanya turun membasahi kedua pipi mulusnya. Tangannya perlahan mengelus perut datarnya.
"Ini tak akan terjadi kalau kau tidak pergi secepat itu"
..
..
..
….
Kau terus membangun tembok yang sangat kokoh
Dimana aku tidak bisa merobohkannya
…
..
..
..
" Well selamat sahabatku sebentar lagi Kau akan menjadi Ibu dan Kau Tuan Park selamat Kau akan menjadi Ayah. Ku mohon perhatikanlah istrimu baik-baik" seru seorang Dokter cantik bermata Rusa. Xi Luhan.
"Lu, Kau serius?" Baekhyun bertanya dengan wajah bahagianya. Bahkan Airmatanya ikut turun. Ia menangis. Bukan karena sedih. Namun karena Ia bahagia. Tangisan Haru seorang calon ibu menyambut kedatangan sang jabang bayi diperutnya.
"Aku serius Baek, Kau mengeluh sering merasa mual dan juga merasa kurang bertenaga akhir-akhir ini. Dan jangan lupakan Kau berkata bahwa Kau telat beberapa Minggu dari periode di tambah lagi dengan hasil tesmu. Selamat Baek, kini Kau menjadi calon seorang Ibu. Kumohon jagalah kandunganmu baik-baik" Luhan menatap sang sahabat.
" Baek Aku bahagia. Terimakasih telah mengandung Anakku. Dan calon anakku. Kumohon untuk Kau selalu sehat. Kuatlah disana. Appa menunggu kehadiranmu di Dunia sayang" Chanyeol sambil mengecup perut Baekhyun.
..
..
..
…
Kita sama sama terluka
Apakah kau akan terus seperti ini?
…
..
..
..
Malam pun tiba. Baekhyun terlihat tengah duduk manis diatas ranjangnya bersama Chanyeol. Namun Chanyeol tengah sibuk dengan ponselnya. Baekhyunpun bertanya mencoba memecah keheningan.
" Chan bagaimana keadaan perusahaan? " Tanya Baekhyun
" Baik " singkat jelas dan padat jawab Chanyeol.
Namun Baekhyun tidak menyerah ia masih terus bertanya
"Apakah kau makan siang dengan baik tadi? " Baekhyun kembali bertanya.
"hm" hanya gumaman yang dibalas oleh Chanyeol.
" Sepertinya Kau sedang sibuk yah? " Baekhyun bertanya dengan suaranya yang sangat pelan.
Chanyeol mematikan ponselnya dan menatap Baekhyun sejenak lalu beranjak dari tempat tidur. Saat berada didepan pintu kamar, Chanyeol menghentikan langkahnya.
"Kurasa tidur dikamar tamu malam ini adalah pilihan bagus. Demi apapun Kau merusak moodku Byun Baekhyun"
'BLAM'
Chanyeol menutup pintu kamar dengan keras. Meninggalkan Baekhyun yang tengah tertuduk menangis dalam diam. Bahunya bergetar hebat. Bibir pinknya pun ia gigit. Dan tangannya, tangannya memukul dadanya sendiri.
"Semuanya salahku. Dasar Byun Baekhyun bodoh… hiks…"
..
..
..
….
Menyesal
Aku benar benar sangat mencintaimu
Aku mohon bantu aku merobohkan tembok kokohmu
…..
..
..
..
"Baek, sudah kubilang Kau tidak perlu bekerja seperti ini Baek. Ada Aku. Aku yang akan bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kita. Kau cukup diam dirumah menyambut kepulanganku dan melayaniku" Chanyeol sambil menatap Baekhyun yang tengah duduk di ranjang.
"Kau tahu Chan, menjadi seorang designer adalah cita-citaku. Lalu apa salahnya? Aku juga tidak bekerja terlalu berat Chan" Baekhyun berusaha membela dirinya sendiri sambil membelai perutnya yang kini membesar.
"Kau bilang tidak berat? Lantas mengapa Kau bisa sampai pingsan seperti tadi jika itu bukan pekerjaan yang berat hah?!" Nada suara Chanyeol kini mulai meninggi.
"Maafkan Aku Chan. Aku berjanji tak akan bekerja sangat keras lagi. Tapi kumohon jangan biarkan aku berhenti bekerja. Setidaknya izinkan Aku menyelesaikan rancanganku ni. Setelah itu Aku akan berhenti. Percayalah padaku Chan" Baekhyun menatap dalam Chanyeol.
Chanyeol menghembuskan nafasnya kasar. Mengacak rambutnya. Selanjutnya ia berjalan maju menghampiri Baekhyun.
"Kau tahu, kelemahanku adalah melihatmu sakit seperti tadi. Baiklah Kau kuizinkan menyelesaikan rancangan itu. Namun berjanjilah satu hal padaku. Jangan memaksakan dirimu Baek. Kau bisa memanggil Yixing Noona jika kau merasa kelelahan. Ingat Baek, yang Kau kandung adalah anak pertama kita. Cucu pertama keluarga Park. Ku mohon jangan membuat dirimu lelah atau memaksakan dirimu. Aku tak bisa melihatmu seperti tadi. Baek, percayalah melihatmu pingsan seperti tadi membuatku kehilangan nafasku sejenak. Ku mohon jaga dirimu. Aku mencintaimu istriku. Park Baekhyun" Chanyeol memeluk erat Baekhyun mencium pucuk kepalanya dan memberikan kecupan ringan.
Baekhyun membalas pelukan Chanyeol. Menghirup aroma maskulin sang suami dan membenamkan kepalanya didada sang suami.
" Aku juga mencintaimu Yeol. Sangat sangat mencintaimu"
..
..
..
…..
Kita sama sama kecewa
Tidak bisakah kita menjalaninya bersama, kekecawaan Kita
….
..
..
..
Baekhyun tengah duduk diruang tengah dengan keadaan Cemas. Tatapannya lurus kedepan. Tangannya sedari tadi memilin-milin ujung bajunya yang tidak berdosa. Jam telah menunjukan pukul 23.00 KST. Namun Chanyeol belum kunjung pulang. Biasanya kalau Chanyeol tengah lembur pasti Ia memberi kabar. Namun kali ini tak ada kabar sama sekali. Membuat Baekhyun menjadi cemas.
"Chanyeol Kau dimana….."
..
..
..
…
Akumencintaimu
Aku tidak ingin semua berakhir begitu saja
Kumohon berikan sedikit kesempatan untuk memperbaiki semuanya
…
..
..
..
"Chan Kau egois!" Baekhyun terus berteriak.
Chanyeol hanya diam. Ia focus mengendarai mobilnya. Mencoba mengontrol amarahnya. Menarik nafasnya, lalu kembali dihembuskan.
" Mengapa Kau seperti ini hah? Kau berjanji akan mengizinkanku bekerja hingga rancanganku ini selesai tapi mengapa Kau malah menyeretku pulang seperti ini hah " Baekhyun masih saja berteriak ke arah Chanyeol. Dan Chanyeol tetap diam.
"Apa Kau tuli? Kau tuli Park Chanyeol? Dengarkan Aku park! Lihat Aku!"
"Kumohon Baek Jangan memancing emosiku. Kumohon" Chanyeol akhirnya berbicara dengan tatapan focus kedepan.
"memancing emosi? Hei bukankah Kau duluan yang memancing emosiku Chan?! Kau menyeretku dari kantorku Chan" Baekhyun masih dengan suaranya yang keras dan menggebu-gebu. Bahkan wajah Baekhyun memerah karena kesal.
"Aku menyeretmu pulang untuk kebaikanmu Baek. Ini sudah malam. Bahkan nyaris tengah malam dan Kau masih sibuk melakukan pekerjaanmu? Jangan gila Baek Kau tengah hamil" Chanyeol mememukul stir mobil dengan frustrasi setelah mangatakan itu. Lalu segera manarik nafas dan membuangnya kasar.
"Kau egois Chan! Aku membencimu"
..
..
..
…
Kau tau ini semua sangat menyakitkan
Bahkan rasa sakitku hanya menyakitimu lebih dalam
…..
..
..
..
'PRANG'
Terdengar suara pecahan kaca dari Lantai 24 Perusahaan Park Corp. terlihat Presdil perusahaan itu sedang terduduk di lantai bersenderkan sofa di ruangnya. Pakaiannya terlihat berantakan, Ruangannya pun tidak kalah berantakan. Semua barang berserakan dimana mana.
"ARGHHHHHHH"
"hiks.. bodoh. Kau sangat bodoh PARK CHANYEOLLL"
Park Chanyeol. CEO dari Park Corp itu sedang berteriak terisak di dalam ruangannya. Setelah mendapatkan pesan dari Ibunya, Chanyeol yang baru saja akan pulang kerumah langsung melempar ponselnya dan menghancurkan apapun yang ada di tempatnya.
Chanyeol. Lelaki dingin dengan wajah datarnya. CEO yang selalu bersikap angkuh. Sekarang terlihat sangat menyedihkan di ruangannya. Chanyeol menutup matanya dengan lengannya dan terus terisak. Dan menggumamkan kata Maaf berkali kali dengan parau.
..
..
..
….
Berhentilah meminta kesempatan
Bahkan aku tidak bisa memberi diriku sendiri kesempatan
…..
..
..
..
"Kau egois Chan!"
"Baek diamlah kumohon" Chanyeol berusaha membuat Baekhyun diam. Sekuat tenaga Chanyeol menahan emosinya agar tak ikut tersulut.
"Aku membencimu Park!"
"Ayo, kita Akhiri pernikahan ini" entah setan darimana yang muncul hingga mampu membuat Baekhyun berkata seperti itu.
" Baek! Kau gila?" Chanyeol shock. Ia tahu Baekhyun tengah dalam puncak kemarahannya.
"Kau lebih Gila Chan. Hentikan mobil ini sekarang!"
"Tidak Baek!"
"Hentikan atau Aku akan nekat untuk melompat turun" Baekhyun mengancam Chanyeol dengan tangannya yang mulai memegang pintu mobil.
"Kumohon Baek jangan gila!" Chanyeol berteriak frustasi.
"Ya Aku memang gila!" Baekhyun membalas teriakan Chanyeol dengan teriakan juga,
Kini konsentrasi Chanyeol buyar. Ia masih saja mengendarai mobil dan Baekhyun yang terus memberontak ingin keluar. Hingga tak sadar dari arah depan sebuah truck besar dengan keadaan oleng berjalan kearah mobil mereka. Semakin dekat dan mendekat dan…
Kecelakaan itupun tak bisa dihindari.
..
..
..
..
..
…
Aku tidak mengerti
Tapi saat ini aku benar benar tidak mampu menahan luka lama ini
…..
..
..
..
..
..
Pagi yang cerah namun tak secerah perasaan dan juga kehidupan Baekhyun. Tatapannya kosong. Wajahnya pucat. Bahkan jejak airmata yang mengering di wajahnya membuatnya terlihat sangat berantakan. Jiwanya terguncang. Mengapa ini harus terjadi? Ia membenci dirinya sendiri. Karena dirinya sendirilah maka ini terjadi.
"Baek…"
Terdengar suara panggilan dari luar namun Baekhyun tetap saja diam. Badannya lemas. Untuk menggerakkan kedua matanya saja begitu berat. Apalagi membalas sahutan tersebut.
"Baek… Ya tuhan Baekhyun apa yang terjadi!" Suara itu berasal dari seorang wanita paruh baya. Nyonya Byun. Orang tua Baekhyun.
"Ya Tuhan! Kakimu berdarah Baek! Apa yang telah kau Lakukan hah"
Ya, kaki Baekhyun berdarah. Bahkan mngeluarkan darah yang banyak. Semalam Ia berusaha mencari ponselnya. Berniat ingin menghubungi Chanyeol. Namun siapa sangka ia malah menyenggol gelas kaca yang mengakibatkkan kakinya luka dan mengeluarkan darah.
"Mana suamimu? Dimana Park Chanyeol hah?" Teriak Nyonya Byun Frustasi. Siapa yg tidak panik saat melihat Putrimu sangat berantakan dengan darah di kakinya.
"Eomma… hiks" Baekhyun akhirnya mengeluarkan suaranya. Suara yang sangat pelan dan bergetar.
Nyonya Byun segera memeluk putinya semata wayangnya dan ikut menangis melihat keadaan sang putri semata wayangnya. Kisah hidupya yang begitu tragis membuat Nyonya Byun merasa tertampar. Dosa apa yang telah ia perbuat hingga anaknya menjadi semenyedihkan sekarang ini? Sunggung Nyonya Byun merasa telah gagal menjadi orang tua.
..
..
..
..
..
…
Aku tidak pernah membencimu bahkan
Tidak pernah terfikir untuk membencimu
Aku hanya membenci diriku sendiri
….
..
..
..
..
..
Nyonya byun mengobati luka ditelapak kaki sang anak. Dan Baekhyun masih saja menatap kosong kedepan. Sungguh hati nyonya Byun merasa sakit melihat keadaan putrinya seperti ini.
"Baek, sebenarnya apa yang terjadi hmm, bisakah Kau menceritakan kepada eomma?"
Namun Baekhyun hanya diam. Matanya masih saja menatap kosong kedepan. Bibir pink cherrynya kini berubah menjadi pucat. Baekhyun yang sekarang bagaikan Mayat Hidup. Raganya ada tapi jiwanya, entahlah hilang dimana.
"Lukanya sudah ibu obati. Kau tunggu di sini yah ibu akan membersihkan pecahan kacanyadulu" Nyonya Byun Bangkit dari duduknya dan mulai membereskan pecahan kaca tersebut.
Baekhyun masih diam selepas perginya sang Ibu. Matanya masih sendu menatap kosong kedepan. Namun kali ini lelehan airmata telah berhasil jatuh membasahi kedua pipinya.
"Park Chanyeol, MaafkanAku"
..
..
..
..
..
….
Aku memang bodoh
Seharusnya aku memelukmu erat bukan membiarkan
Kau menangis sendirian
…
..
..
..
..
..
Nyonya Byun terlihat tengah membersihkan pecahan gelas kaca tersebut. Hingga tak sengaja matanya bertemu dengan figura foto pernikahan Chanyeol dan Baekhyun. Difoto itu terlihat Chanyeol yang memeluk erat pinggang Baekhyun dan Baekhyun yang bergelayut mesra dilengan Chanyeol. Tidak ada kesedihan. Hanya senyuman indah yang tulus yang terpampang dari wajah mereka.
Nyonya Byun menatapnya lirih. Jika ia memiliki mesin waktu. Nyonya Byun hanya mau agar Chanyeol dan juga Baekhyun kembali seperti dulu. Saling mencintai satu sama lain tanpa melukai diri mereka masing masing seperti sekarang ini.
..
..
..
..
..
…..
Seperti yang kau katakan padaku
Kau selalu membuatku melupakan diriku sendiri
…
..
..
..
..
..
"Bagaiman keadaan Istri saya?!" Chanyeol segera menghampiri Dokter yang baru saja keluar dari Ruang Operasi. Dan Mencengkram bahu dokter itu dengan kasar.
"Sayang Tenanglah"
"BRENGSEK AKU BERTANYA!" tidak menghiraukan perkataan ibunya, Chanyeol berteriak kencang saat Dokter itu hanya menundukan kepalanya.
"Maafkan saya, Keadaan Nyonya Byun sangat Kritis. Saya minta maaf tidak bisa menyelamatkan keduanya. Maafkan saya Tuan, saya sudah berusaha tapi mungkin ini sudah kehendak tuhan, Nyonya Byun sudah kehilangan Bayinya sebelum sampai disini. Dan,….."
Chanyeol manatap Dokter itu tajam dengan mata yang memerah, dan kenyataan selanjutnya yang harus Chanyeol terima sangat membuatnya terpukul. Pegangan tangan Chanyeol pada bahu Dokter itu melemas. Tatapan Chanyeol kosong. Dan satu tetes air mata jatuh dari mata bulat lelaki tampan itu.
..
..
..
..
..
…
Hancur
Aku sangat hancur
…
..
..
..
..
..
Mereka hanya saling menyalahkan diri masing masing. Chanyeol yang menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjadi Suami dan Ayah yang baik. Dan Baekhyun yang merasa bersalah karena telah membunuh buah hati mereka.
Setelah pertengkaran hebat mereka dimobil kala itu. Mereka mengalami kecelakaan. Chanyeol hanya luka ringan dengan kaki yang saat itu patah namun sekarang sudah baik. Namun Baekhyun? Baekhyun harus rela kehilangan Bayinya dan juga Kehilangan penglihatannya. Karena kecelakaan itulah. Dan saat sadar Chanyeol merasa terpuruk setelah mendengar apa perkataan dokter bahwa ia harus rela kehilangan bayinya dan juga Baekhyunnya yang kehilangan penglihatannya.
Chanyeol terpuruk saat itu. Bahkan dia tidak ingin bertemu Baekhyun setelah kejadian itu. Tidak menjaga Baekhyun yang tentu saja pasti mengalami guncangan hebat karena kecelakaan.
Chanyeol kecewa kepada dirinya sendiri. Ia tak bisa menjaga Baekhyun serta bayinya. Ia kecewa mengapa harus Baekhyunnya yang merasakan penderitaan ini. Sikap cuek dan tidak peduli Chanyeol selama ini merupakan sikap kekecewaannya terhadap dirinya sendiri. Ia merasa gagal menjadi seorang suami. Ia benci terhadap dirinya sendiri. Dan ia benci melihat Baekhyun yang terus bersikap seolah dia baik baik saja.
Bahkan 1 tahun setelah kejadian itu Chanyeol tidak bisa mengatakan dirinya baik baik saja. Setiap melihat Baekhyun, Chanyeol akan terus teringat oleh kejadian itu. Melihat tatapan Baekhyun yang begitu kosong dengan senyuman manis menghiasi wajahnya. membuat Chanyeol ingin membunuh dirinya sendiri.
Namun, tidakkah Chanyeol sadar bahwa sikap tidak pedulinya selama ini membuat Baekhyun semakin tertekan?
..
..
..
..
..
….
Menyesal
Aku menyesal membiarkan Kau sendirian di saat terpurukmu
…..
..
..
..
..
..
"tenanglah sayang, semua baik baik saja"
"hiks.. anakku.. a-anakku eomma.. hiks"
"Tuhan sangat sayang dengan cucu Eomma, jadi Tuhan masih ingin lebih lama dengannya. Tenanglah sayang. Saat waktunya tiba, Tuhan akan mengirimnya kembali padamu." Nyonya Byun memeluk putrinya yang terus terisak.
Saat baekhyun membuka matanya dan dia tidak bisa melihat apapun membuatnya menjerit takut. Karena bagaimanapun Baekhyun sangat takut dengan kegelapan, dan sekarang hidupnya akan dimulai dengan segala kegelapan. Tapi ternyata, penderitaannya tidak hanya sampai situ saja, bahkan Baekhyun harus menerima kenyataan jika ia kehilangan Bayinya. Anaknya. Buah cintanya bersama Chanyeol. Dan saat ini Baekhyun benar benar merasa hancur dan terguncang. Dan hanya satu yang iya butuhkan saat ini.
"Eomma, Chanyeol. Dimana Chanyeol?" Baekhyun segera melepaskan pelukannya karena tidak mendapatkan respon dari Ibunya.
"Eomma..?"
"hiks.. cha-chanyeol pasti marah padaku. Ini semua salahku. Hiks.. aku membunuh anak kita a-aku membunuhnya hiks" Baekhyun terus menangis sambil memukul mukul dadanya berulang kali.
..
..
..
..
..
…..
Apakah aku masih pantas untuk berada disisimu
Setelah apa yang kulakukan selama ini
…..
..
..
..
..
..
"Baek, Maukah Kau ikut bersama eomma? Di Amerika ada dokter hebat yang akan membantumu untuk dapat melihat lagi. Dan eomma dengar kemarin ada seseorang yang bersedia menjadi pendonor. Maukah Kau ikut?" Nyonya Byun menatap Baekhyun menunggu keputusan sang putri.
"Apakah dengan Aku kesana. Aku sungguhan akan melihat lagi? Apakah Chanyeol akan senang jika Aku ke Amerika untuk operasi?" Baekhyun kembali bertanya dengan tatapan yang lurus kedepan.
" Ya Chanyeol akan bahagia jika Kau ikut kesana. Kau akan bisa melihat lagi. Dan chanyeol tak akan marah lagi kepadamu"
"Baiklah. Aku ikut Eomma"
Tanpa Baekhyun yang dipilihnya adalah awal perpisahannya dengan Chanyeol.
Akankah mereka bisa kembali bersama lagi seperti dulu? Hanya Tuhan yang tahu. Namun jangan lupa jika cinta akan selalu menuntunmu kembali kearah belahan jiwanya.
..
..
..
..
..
…..
-Message Eomma-
Chan, Orangtua Baekhyun ingin membawa Baekhyun pergi bersama mereka. Dan Byun Eomma sudah mengurus surat perceraian kalian. Pulanglah Chan, Kau bisa menolak dan membicarakan ini dengan Byun Eomma. Eomma menyayangimu.
…
..
..
..
..
..
This will be the end?
….0oo0oo0oo0….
Created by : Eno pemes tak terhingga feat Berbi OMG
