Ohayou, konnichiwa, konbanwa. Yosh! Ini adalah fic ke-5 Author. Fic yang lainnya sebagian tidak Author publish ke FFn dikarenakan (mungkin) ceritanya tidak terbayangkan hehehe karena banyak sekali teman-teman Author yang menjadi OC dalam fic tersebut. Mungkin para readers akan bosan karena tidak terbayang OC-nya bagaimana. Baiklah, langsung saja…

Dictionary of Love © Author Kimmi (Farisha Tallei)

Chapter 1

Drama/Romance

Rated T for Teenager

Main Characters:

Uchiha Sasuke and Haruno Sakura

Warning : OOC, AU, misstypo, dll…

Don't Like Don't Read!

- Dictionary of Love-

Sakura's POV

Seminggu lagi aku akan bersekolah di sekolah baruku. Ya! Tahun ini aku lulus dari Konoha High School dan akan melanjutkan ke Konoha University. Universitas itu sudah aku impikan sejak usiaku 13 tahun, dan sekarang impian itu terkabul! Terima kasih banyak, Kami-sama.

Sekarang aku harus menunggu 7 hari lagi untuk melangkahkan kaki di sana. Aku tidak sabar! Lagipula apa yang akan aku kerjakan selama seminggu ini? Mugnkin hanya berdiam diri di apartemen sederhana bertingkat 3 ini saja. Aku tidak tinggal bersama orangtua karena sudah kuputuskan jika aku sudah berusia 18 tahun, aku ingin hidup mandiri tanpa bergantung pada orangtuaku lagi. Mereka pun menyetujuinya, asalkan jika aku ada waktu luang aku harus mengunjungi mereka sesering mungkin. Rumah mereka lumayan jauh dari apartemenku yang berada di sekitar puncak dan berdekatan dengan KU—Konoha University—itu juga merupakan alasanku memilih apartemen ini, dekat dengan sekolah dan jauh dari rumah orangtua, mengingat mereka sangat over protektif padaku.

Jam sudah menunjukkan pukul 8.00 malam, aku lapar. Seingatku ramen terakhir sudah kuhabiskan 15 menit yang lalu. Sepertinya aku harus pergi ke minimarket untuk membeli sesuatu agar hasrat laparku ini terpenuhi.

Normal POV

Sakura melangkahkan kakinya dari kamar menuju ke ruang tengah untuk mengambil jaket berwarna putih yang terletak sembarangan di sofa. Dipakainya jaket itu dan segera saja membuka pintu apartemennya, tidak lupa juga untuk mengunci pintunya kembali.

Setelah berjalan cukup lama, Sakura tiba di sebuah minimarket bernama 'Konoha's Market'. Sakura masuk ke dalam dan langsung mengambil beberapa bahan makanan untuk makan malam dan persediaan untuk sarapan besok pagi.

Setelah membayar di kasir, Sakura pun berjalan untuk pulang. Malam ini sangat dingin, untung saja Sakura mengenakan jaket untuk menutupi kaos tipisnya.

Sakura berjalan tergesa-gesa. Semua orang tahu bahwa jika di daerah Konoha di sekitar sini, banyak tindakan kriminal yang sering terjadi di malam hari. Penculikan, pencurian, bahkan pemerkosaan pun pernah terjadi. Mengingat berita tersebut Sakura semakin cepat melangkahkan kakinya. Apalagi ia merasa ada yang mengikutinya di belakang. Karena Sakura berjalan cepat sambil menundukkan kepalanya, ia tidak menyadari ada orang di depannya.

Bruuuuk!

"Hei, nona. Kenapa buru-buru?" tanya seseorang yang ditabrak oleh Sakura. Sakura pun mempunyai firasat buruk akan kejadian ini.

"G-gomen," ujar Sakura sembari mengambil bahan makanannya yang terjatuh.

"Biar aku bantu," pria itu tidak mengambil bahan makanan yang terjatuh, melainkan berusaha menyentuh tangan Sakura yang bergerak cepat mengambil barangnya.

"Tidak usah!" jawab Sakura sedikit takut. Semua bahannya sudah tersimpan kembali di kantung plastiknya. Ketika Sakura berdiri, pria itu berdiri juga dan terlihat menghalangi jalan Sakura.

"Sumimasen," ucap Sakura sedikit bergetar.

"Tidak usah terburu-buru," kata si pria itu seraya menyentuh pundak Sakura. Dan tidak disangka orang yang mengikuti Sakura tadi sudah berdiri tepat di belakang Sakura dan tertawa.

"Hahahaha…kita mendapatkan gadis yang manis," ujarnya.

Pria yang ditabrak Sakura pun hanya menyeringai mendengarnya. Sakura benar-benar takut sekarang. Ia tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Dengan keberanian yang seadanya, Sakura menendang bagian vital yang terletak di antara paha pria tersebut.

"Akh!" pria itu memekik kesakitan. Sakura langsung menggunakan kesempatan itu untuk kabur, pria yang tadi mengikutinya pun mengejar Sakura.

Sakura sampai diperempatan yang sepi. Karena diselingi perasaan takut yang luar biasa dan keadaan jalan yang tidak terlalu ramai, Sakura nekat tidak melihat lampu lalu lintas yang berwarna merah untuk pejalan kaki. Ketika Sakura sampai di tengah jalan perempatan tersebut, tiba-tiba saja ada mobil sedan berwarna hitam yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.

'Tiiin…tiiiiin…'

Suara klakson dari mobil tersebut didengar oleh Sakura. Mata emeraldnya membelalak kaget. Sakura ingin sekali menghindar atau mundur ke belakang. Tapi apa daya, keadaan tubuhnya dan gerakannya yang melawan arus itu tidak memungkinkannya untuk selamat. Mengulang waktu pun tidak bisa. Sakura merasakan peristiwa ini benar-benar seperti mimpi, kejadian ini sungguh tiba-tiba. Jika ini hanya mimpi, ia ingin sekali bangun dan mendapati dirinya sedang tidur di sofa. Tapi untuk saat ini Sakura tidak bisa berfikir lagi dan dalam waktu singkat, tubuh Sakura yang mungil itu terpental 5 meter. Bercak darah pun terlihat di sekitar tubuh Sakura dan sisi depan mobil tersebut. Kecelakaan itu terjadi tanpa pernah disangka sebelumnya.

-Dictionary of Love-

Konoha Hospital

"Dokter, kami tidak bisa menghubungi keluarganya. Pasien hanya membawa sekantung bahan makanan dan dompet yang berisi uang saja. Tidak ada identitas sang pemilik maupun kartu-kartu penting lainnya," ucap seorang perempuan yang menjadi suster di Konoha Hospital ini.

"Hn. Biar aku yang mengurusinya," ujar seseorang yang dipanggil 'Dokter' oleh suster tadi.

Dokter tersebut masuk ke dalam ruang VIP. Terdapat Sakura yang tidak sadarkan diri di dalamnya. Dokter itu benar-benar beruntung karena tempat kecelakaannya tidak jauh dari rumah sakit ini. Langsung saja Sakura di bawa ke ruang ICU. Setelah dipastikan kondisinya sedikit membaik, Sakura dipindahkan ke ruang VIP. Dan sungguh keajaiban pula Sakura tidak mendapati luka di kepalanya, tapi tulang pahanya sedikit retak oleh benturan yang cukup keras. Kaki kirinya pun terkilir karena menabrak mobil dan sewaktu terpental, kakinya terlalu kaku sehingga ia tidak terjatuh secara bebas.

"Maaf," ucap dokter tersebut seraya menatap wajah polos Sakura yang terbaring lemah di ranjang dengan tatapan sendu.

"Ngh…" lenguh Sakura. Dia membuka mata emeraldnya dengan susah payah. Setelah sepenuhnya terbuka, ia melihat ruangan yang ia tempati sekarang. Bingung. Ini bukan kamarnya. Sejenak ia berfikir sebentar, ia melihat lampu yang bersinar cukup terang, lalu ia menolehkan kepalanya ke kanan, ia melihat tiang infuse. Sakura kaget. Lalu melihat selang yang tersambung di pergelangan tangan kanannya. Ingatan tentang kecelakaan pun terbayang lagi, lalu ketika dirinya hampir menjadi santapan pria-pria hibung belang tadi, membuatnya berpikir bahwa sekarang ia tengah berada di rumah sakit.

Karena pemikiran itu membuatnya sedikit pusing, Sakura pun menduduki dirinya di ranjang dan secara tidak sengaja Sakura melihat seorang pemuda memakai jas putih yang panjangnya selutut, kemeja berwarna hitam di balik jas tersebut, celana yang berwarna biru tua dan sepatu putih dengan brand bernama Nike. Terlalu terpaku melihat pakaiannya daripada pemilik atribut tersebut, Sakura langsung menyimpulkan bahwa pemuda ini adalah seorang dokter yang kaya.

Sang dokter yang merasa pakaiannya lebih menarik daripada kehadirannya pun berdehem.

"Ah? A-ada apa?" tanya Sakura gelagapan. Entah kenapa ia jadi gugup.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Ng…tidak terlalu buruk," jawab Sakura sekenanya. Jujur, Sakura sungguh bingung dengan kejadian yang menimpa dirinya. Terlalu tiba-tiba dan terlalu menyakitkan. Padahal sebelumnya dia masih ceria karena sebentar lagi akan bersekolah, lalu karena lapar ia pergi ke minimarket. Tanpa disangka olehnya, takdir membuatnya seperti ini setelah ia keluar dari minimarket. Sungguh kejam.

"Istirahatlah. Kondisi tubuhmu masih lemah. Terutama anggota gerakmu yang bawah," ucap dokter tersebut sambil menunjuk kaki Sakura yang diperban.

"Baiklah. Terimakasih," benar. Sakura merasa kedua kakinya mati rasa.

Ketika dokter tersebut membuka pintu, tiba-tiba saja Sakura menahannya.

"Tunggu sebentar!"

"Hn?"

"Ano…" Sakura bingung ingin mengucapkan apa, ia tidak ingin mengatakan apapun bahkan bertanya apapun. Ia merutuki diri sendiri karena kebodohannya melakukan sesuatu yang tidak disadari olehnya.

Sang dokter mengangkat sebelah alisnya. "Ada apa?"

"Sebenarnya…tidak ada," Sakura bersumpah untuk tidak menemui dokter ini lagi.

"Hn. Kalau begitu, siapa namamu?" tanya sang dokter.

"Namaku?"

"Iya. Namamu,"

"Namaku Sakura. Haruno Sakura," jawab Sakura.

"Begitu. Sampai jumpa," ucap dokter itu sebelum benar-benar pergi meninggalkan Sakura sendirian di ruang ini.

"Ah! Aku lupa menanyakan namanya! Kapan bisa bertemu dengannya lagi? Eh, tapi tadi…sampai jumpa katanya," Sakura hanya malu-malu sendiri mengingatnya. Tidak ada salahnya kan mengetahui namanya dan bertemu kembali? Lagipula dokter itu cukup tampan.

-TBC-

Hahaha bagaimana? Seru? Menarik? Biasa saja?

Maaf kalau kurang panjang. Soalnya di chapter 1 ini hanya menceritakan kejadian awal saja. Berikan saran dan kritik lewat REVIEW ya! NO FLAME. Maaf kalau alurnya terlalu cepat, typo yang bertebaran atau kesalahan lainnya. Arigatou.

Salam hangat, Kimmi^^