Suprising Walk

By D2L

Rate T

Genre: Crime/ Mystery

Sumarry: Terlalu banyak misteri yang ditutupi dari kami. Mulai dari kenapa kami semua dipaksa oleh orang tua kami untuk sekolah di sekolah itu. Terlalu banyak kejadian yang mengejutkan. Mulai dari kami dititipi sebuah aset yang sangat penting oleh orang-orang dari pemerintahan. Terlalu berbahaya. Mulai dari diri kami yang harus diincar oleh mafia-mafia yang mengiginkan aset-aset itu. Itulah kehidupan mengejutkan kami.

Chapter 1(A): Premeditation

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Kyuhyun memandang bosan langit-langit dengan awan-awan yang terus saja bergerak dari jendela kelas miliknya. Laki-laki berambut ikal cokat itu tampak sama sekali tidak peduli guru di depannya yang terus saja berceloteh tidak jelas. Sebetulnya tidak juga. Guru itu sedang mengajar yang tentu saja akan berguna nantinya, tapi sayangnya Kyuhyun sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Kata orang kau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar masa depanmu cerah. Memangnya itu benar? Tanpa belajar kini Kyuhyun sudah bisa meraih kesuksesannya sendiri. Dengan cara dan jalan yang berbeda tentu saja.

Kyuhyun tampak mengalihkan perhatiannya ketika mendengar teriakan dari beberapa murid yang ada di sini. Dan inilah yang membuatnya dari tadi tidak mau memperhatikan terutama dengan kejutan yang baru saja diberikan kepada mereka sekelas. Inilah jalan suksesnya yang kini diperlihatkan dan dituntut bisa oleh semua orang yang ada di kelas ini. Sesuatu yang rahasia dan memang akan ditunjukkan, memberikan surprise ketika menjelang pertengahan semester satu berlangsung.

Interior kelas ini tiba-tiba saja berubah. Jendela-jendela kaca yang ada di sana tiba-tiba saja tertutupi dengan besi baja yang turun dari celah-celah atas jendela itu. Tembok-tembok yang ada di ruangan itu tiba-tiba saja berbalik dan ketika berbalik muncullah tembok lainnya dengan lemari besi yang penuh dengan berbagai tipe macam senjata. Sniper, hand gun, pisau, pedang, bahkan geranatpun ada di lemari besi itu.

Guru Han yang sedari tadi mengajar matematika kini mulai beranjak keluar dari ruangan kelas yang sudah berubah drastis itu tanpa mempedulikan keadaan panik sebagian siswa yang ada di sini. Kyuhyun sama sekali tidak mempedulikan kegaduhan itu dan dia tampak berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju salah satu lemari besi tempat menyimpan berbagai senjata itu. Matanya menelusuri dengan teliti berbagai tipe senjata itu.

"Wow, senjata ini cukup bagus dan juga langkah. Kenapa bisa sekolah ini bisa mendapatkannya dalam jumlah yang cukup banyak? Bahkan appa saja hanya diberi senjata ini untuk kasus yang paling berat. Kenapa senjata-senjata ini diperbolehkan untuk sekedar pelatihan kami?" Kyuhyun sibuk bermonolog sendiri dan dirinya tidak sadar jika seorang yang asing yang tidak pernah ditemui di ruang lingkup sekolah ini mulai masuk ke dalam kelas itu dan mengunci pintu kelas yang kini bukanlah pintu kayu biasa melainkan pintu besi yang terkatup dari atas dan juga bawah.

"Mulai ini kalian tidak akan mendapatkan pendidikan pelajaran yang seperti biasa kalian lakukan sehari-hari. Selain itu kalian semua mulai hari ini akan tinggal di asrama khusus dan hal itu sudah dikonfirmasi pada semua orang tua kalian," ucap orang itu dengan suara yang menggema di kelas yang sudah terisolasi secara penuh ini.

Kyuhyun sontak saja mengalihkan pandangannya dari rak besi itu ke arah datangnya suara orang itu.

"Heechul? Dia yang akan menjadi pelatih di sini?" ucap Kyuhyun dengan ekspresi kaget.

'Seserius apa sekolah ini untuk membimbing kami semua untuk menjadi seperti orang tua kami? Astaga. Kupikir mereka cukup serius dilihat dari senjata langkah yang mereka miliki dan juga menggunakan panglima militer negara ini untuk melatih kami,' batin Kyuhyun miris memandangi Heechul yang kini akan menjadi mentor mereka. Mentor iblis yang super galak dan sadis.

"Kalian yang tidak memenuhi syarat akan mati dalam tes ini karena ketidakmampuan kalian dalam mengalahkan musuh yang itulah yang akan membunuh kalian," ucap Heechul tiba-tiba yang terkesan sangat ambigu dan membuat semua siswa yang ada di kelas itu bergidik kecuali dirinya sendiri dan juga Kyuhyun tentunya.

"Apa maksudnya ini! Kami ini hanya anak sekolah biasa dan apa-apaan dengan senjata ini dan tes, musuh dan mati?" seru salah satu teman sekelasnya mewakili yang lainnya.

'Hmm… kalau tidak salah namanya Jonghyun?' batin Kyuhyun berusaha untuk mengingat nama teman sekelasnya sendiri yang dari dulu tidak pernah diperhatikannya.

Heechul sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang berupa seruan dari laki-laki bernama Jonghyun itu. Heechul malah tersenyum ah lebih tepatnya dia menyeringai saat ini.

"Sekarang kalian ambil senjata apapun yang kalian inginkan dari rak-rak besi yang ada di sini. Pastikan senjata itu akan bisa melindungi nyawa kalian sekaligus ketika kalian membawanya itu tidak akan membebani kalian dan justru membuat kalian mati. Kalian harus cepat untuk mencari senjata yang cocok untuk potensi diri kalian karena aku hanya memberikan kalian waktu satu menit!" perintah Heechul tiba-tiba yang membuat siswa masih takut dan sama sekali tidak melakukan apa yang diperintahkan Heechul.

Kebanyakan yang melakukan perintah Heechul adalah laki-laki. Well yang notabene tentu saja menyukai senjata. Ada juga beberapa perempuan yang melakukannya, tapi sayangnya bisa dihitung jari. Sisanya hanya bisa berteriak bahkan menangisi hal yang tidak terduga.

Heechul tersenyum saat melihat satu menit sudah lewat dari apa yang dikatakannya tadi. Dia menepukkan kedua tangannya dan beberapa detik kemudian lantai ruang kelas itu tiba-tiba saja terbelah menjadi dua dan mereka semua tak terkecuali Heechul terjatuh ke bawah, ke lubang yang entah akan membawa mereka ke mana.

Kursi-kursi, meja-meja dan perabotan lainnya untungnya tidak ikut terjatuh. Mereka terlengket mati pada lantai yang terbelah itu. Ketika semua manusia-manusia itu sudah dijatuhkan, lantai itu perlahan bergerak naik dan menutup. Bahkan kelas itu kembali seperti semua. Rak-rak besi berissi senjata itu kembali terbalik dan menampakkan dinding tembok yang biasa. kaca-kaca jendela juga sudah tidak tertutupi oleh rang-rang besi. Semuanya kembali semula seperti tidak pernah terjadi sesuatu di sana. Sepi. Tidak ada kehidupan sama sekali di sana seperti beberapa detik yang lalu.

Di sisi lain mereka yang terjatuh menjerit histeris saat mereka menghantam gravitasi dan entah akan jatuh ke mana, tapi tidak semua yang kelihatan sangat pasrah. Kyuhyun melirik dengan lincah ke arah dinding-dinding gelap yang ada di sampingnya, ketika tempat mereka terus terjatuh itu tiba-tiba saja menjadi terang dan memperlihatkan besi-besi yang tertempel di dinding yang berwarna hitam kecoklatan itu, Kyuhyun dengan cepat memencet sesuatu dari ikat pinggangnya dan dari tengah ikat pinggalnya muncul jangkar yang memanjang kemudian terlilit di salah satu besi-besi yang tertempel di dinding itu membuatnya bergantungan di langit-langit dan tidak menghantam lantai yang ada di bawah.

'Badanku hampir saja remuk jika tidak cepat mengambil barang ini tadi,' batin Kyuhyun.

Kyuhyun melihat ke arah bawah memperhatikan teman-temannya yang meringis kesakitan ketika menghantam dengan sangat keras lantai tersebut, tapi sepertinya badan mereka tidak akan terlalu remuk ketika lumayan banyak kasur-kasur yang menyelamatkan mereka dari jatuh dengan kecepatan tinggi yang tadi.

Kyuhyun merasa dirinya yang bergelantungan sekarang tidak terlalu tinggi dengan keberadaan lantai itu jadi, Kyuhyun memutuskan untuk memencet salah satu tombol pada ikat pinggangnya dan kemudian jangkat miliknya berhenti tercengkram di besi tadi dan dia mulai terjun dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat seperti sebelumnya dan berhasil mendarat dengan mulus dengan kedua kakinya.

"Aku , kan sudah mengatakan kalian boleh ambil senjata dan perlengkapan apapun yang kalian inginkan untuk melindungi diri kalian sendiri. Seharusnya kalian berpikir pintar seperti dua orang di sana yang mengambil sabuk jangkar untuk keadaan tidak terduga seperti ini," ucap Heechul.

Kyuhyun melirik ke arah datangnya suara Heechul dan dia melihat Heechul yang kini melepaskan jangkarnya dan mendarat dengan mulus sepertinya. Tak jauh dari tempat Heechul terjun tadi, dia melihat juga seseorang yang melakukan hal yang sama. Sepertinya itu orang yang dimaksud Heechul orang pintar yang ikut mengambil sabuk jangkar seperti dirinya.

'Rupanya ada yang terlatih juga di sini. batin Kyuhyun menyeringai senang. Setidaknya dia punya kawan atau lebih tepatnya lawan untuk menemaninya bermain.

'Ekh, kalau tidak salah namanya Sungmin, ya?' batin Kyuhyun lagi.

"Latihan di lapangan itu lebih bagus dari pada yang kalian lakukan selama ini. Hanya belajar saja menghapalkan kata-kata memangnya bisa benar-benar membuat masa depan kalian cerah?" ucap Heechul dengan nada sinis.

Tak ada reakasi dari perkataan Heechul. Sepertinya para murid-murid yang lainnya terlalu sibuk dengan rasa sakit yang ada disekujur tubuh mereka.

"Kau gila! Kau ingin membunuh kami! Aku akan melaporkannya pada orang tuaku dan kau akan dipecat!" seru salah seorang gadis.

'Hmm… kalau tidak salah namanya. Heh? Tunggu. Kenapa aku tidak bisa mengingat namanya?' batin Kyuhyun melihat ke arah gadis yang sedang berseru pada Heechul itu.

"Lakukan saja jika kau masih bisa keluar dari sini hidup-hidup dan walaupun kau bisa keluar dan memberitahukannya pada orang tuamu, yang akan kau dapatkan hanyalah caci maki karena kau sudah mempermalukan mereka atas dirimu yang tidak memiliki bakat seperti kedua orang tuamu," ucap Heechul dengan wajah angkuh.

'Akh, kalau tidak salah namanya Sunny!' batin Kyuhyun entah kenapa terlihat senang sekali ketika dia berhasil mengetahui nama gadis yang menjadi teman sekelasnya.

Kini Heechul tidak secara pribadi melihat ke arah Sunny. Dia melihat ke arah semua murid yang kini juga memandangnya. "Apa yang kalian pikir semua benar. Orang tua kalianlah yang memasukkan kalian ke sekolah ini terutama kelas ini untuk menerima pendidikan ini. Mungkin kalian tidak pernah tahu bahwa orang tua kalian mungkin anggota FBI, CIA atau kepolisian yang sedang menutup pekerjaannya dengan pekerjaan lain, tapi sekarang kalian tahu karena kalian ada di sini," jelas Heechul dengan nada tegas.

"Hari ini karena hari pertama aku akan memberikan kelonggaran sedikit. Kalian boleh beristirahat penuh hari ini di kamar asrama kalian sebelum pelatihan berikutnya dimulai dan aku yang akan menjadi mentor kalian. Silahkan lihat siapa yang menjadi pasangan teman kamar kalian dan ambil kunci kamar yang ada dalam kotak kaca itu," ucap Heechul sambil menunjuk ke arah kotak kaca yang dimaksudnya yang berada di atas balik berwarna hitam yang tiba-tiba saja muncul dari lantai tersebut.

Setelah Heechul selesai berbicara juga, tiba-tiba saja di atas kotak kaca itu muncul sebuah hologram yang menunjukkan pemilik kunci itu, gambar dua orang yang akan berpasangan menjadi teman sekamar pada asrama mereka yang katanya khusus yang ada di gedung entah apa yang ada di bawah tanah ini, di bawah kelas mereka, di bawah seluruh gedung sekolah mereka.

"Selamat beristirahat," ucap Heechul dengan seringai penuh arti sebelum dia berjalan meninggalkan para murid-murid barunya yang masih penuh tanda tanya dengan kenyataan yang terlalu tiba-tiba yang kini menghantam mereka.

.

.

.

'Tunggu seharusnya penghuni kamar ini hanya dua orang saja, kan? Hanya aku dan juga Sungmin, kan? Lalu kenapa banyak sekali kepala-kepala manusia di sini?' batin Kyuhyun yang tergolong aneh saat dia membuka pintu kamarnya dan melihat banyaknya teman-teman laki-laki sekelasnya yang kini berkumpul di kamar miliknya dan seperti sedang mengintorgasi Sungmin. Dan pandangan mata teman-teman Kyuhyun langsung saja mengarah ke arahnya ketika mereka mendengar suara pintu yang terbuka.

Well, memang seharusnya hanya dia dan Sungmin saja, orang kedua yang dipuji Heechul atas kesiapannya akan hal terduga yang berhasil untuk mengambil sabuk jangkar itu, menggunakannya dan bergelantungan di udara tidak terjatuh dengan badan remuk seperti yang lainnya. Herannya, kenapa mereka yang terhebat bisa sekamar?

"Oh, Kyuhyun. Aku yakin kau sudah sangat terbiasa dengan semua ini. Bisa kau jelaskan sebenarnya apa yang sedang terjadi pada kita semua?" ucap salah seorang temannya dengan wajah sangat menakutkan dan diikuti dengan yang lainnya yang berusaha mengintimidasi Kyuhyun.

'Kalau tidak salah namanya Mingo? Heh? Bukan. Minho! Ya! Minho,' batin Kyuhyun yang masih sempat-sempatnya berusaha mengingat nama teman yang sedang berbicara padanya tadi.

"Heh? Well, bukannya mentor kita sudah memberitahu kita tadi alasan kita ada di sini karena orang tua kita sebetulnya FBI, CIA atau badan intelegent lainnya?" jawab Kyuhyun.

"Serius? Yang dikatakan mentor gila itu beneran? Yang benar saja! Aku yakin sekali kedua orang tuaku atau salah satu dari mereka bukan anggota badan intelegent yang terkenal itu!" seru salah satu dari mereka lagi.

'Anak itu namanya Donghae, ya?' batin Kyuhyun.

"Bukannya tadi mentor kita sudah memberitahukan kita bahwa walaupun kita tidak tahu bahwa mereka sebenarnya salah satu anggota badan intelegent itu tapi memang mereka salah satu dari mereka oleh sebab itu kita ada di sini?" kini Sungmin ikut dalam pembicaraan.

"Akh, dan kuberi tahu kalian semua. Dia adalah Kim Heechul. Panglima militer tertinggi dalam kemiliteran negara kita. Jadi aku tidak bisa membayangkan bagaimana sadisnya pelatihan yang akan kita jalani dan kalian harus sungguh-sungguh dalam menggunakan senjata yang kini ada pada diri kalian atau apa yang dikatakannya akan benar. Kalian akan mati dalam masa pelatihan, tes yang akan diberikan atau musuh yang bisa setiap saat muncul dan berusaha untuk mencelakai kita semua," peringat Kyuhyun.

Kini Kyuhyun yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamarnya yang masih terbuka menutup pintu tersebut lalu berjalan menuju salah satu tempat tidur yang tidak ada pasangan kamarnya Sungmin berada kemudian sedikit berbaring di sana tanpa mempedulikan ada beberapa temannya yang duduk di sisi tempat tidur itu.

"Dunia ini penuh kejutan kawan. Dan kejutan itulah yang selalu membuat hidup kita tidak membosankan dengan hal-hal yang memacu ardenali seperti ini," ucap Kyuhyun sambil memandang langit-langit kamarnya.

"Kau pasti tidak serius," ucap salah seorang dari mereka, yang terakhir, Henry.

Tiba-tiba saja Kyuhyun bangun dari tidurnya, Kini Kyuhyun menatap semua orang yang ada di sini dengan tatapan serius. "Bohong, kok. Jangan seperti itu, tapi yang pasti kalian harus bersungguh-sungguh dalam pelatihan ini," Kyuhyun berhenti sejenak tidak melanjutkan kata-katanya.

"Ini bukan hanya menyangkut diri kalian saja, tapi juga orang tua kalian, sekeluarga kalian. Bisa bayangkan kalian yang merupakan anak dari anggota badan intelegent masih bisa hidup sekarang padahal orang tua kalian pasti punya banyak musuh kriminal yang mengincar mereka dan juga kalian sebagai keluarganya? Orang tua kalian sudah berusaha sangat keras untuk melindungi kalian. Sekarang kalian sudah cukup dewasa. Belajarlah menerima kenyataan yang ada dan berhenti mengeluh. Ini saatnya kalian membalas jasa kedua orang tua kalian," lanjut Kyuhyun dengan nada tegas.

"Apa yang kalian akan lakukan ketika usaha orang tua kalian dalam mempertahankan kalian selama 17 tahun ini pupus hanya karena kemanjaan kalian? Aku tahu tempat ini pasti penuh dengan keamanan tingkat tinggi untuk menahan para musuh yang bersiap untuk membunuh kita, tapi mereka adalah penjahat kelas kakap. Sering kali mafia yang paling diincar oleh seluruh dunia. Kau tahu, kan kejeniusan mereka? Dan mereka akan dengan mudah menerobos ke sini dan melakukan hal ini di depan kalian," ucap kyuhyun tanpa terduga mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya dan menembak ke arah salah satu tembok.

"Mengerikan, kan? Oleh sebab itu belajarlah dengan serius. Jangan seperti teman-teman kita yang perempuan yang manjanya minta ampun dan hanya bisa merengek menangis saja. Rasanya aku lebih memilih mereka mendapat ganjarannya saja karena tidak pernah mau menerima kenyataan dan berusaha keras. Kerjanya hanya mengeluh saja," ucap Kyuhyun menghelah napas kemudian menaruh kembali pistol miliknya ke dalam saku celananya.

Semuanya yang ada di sana terhenyak melihat aksi Kyuhyun. Tidak ada yang berani berbicara sama sekali. Terlalu sibuk menerima kenyataan yang sebenarnya mungkin.

"Apa kau sudah menjadi salah satu dari mereka?" Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke arah datangnya suara itu dan dia menemukan Sungminlah yang menanyakannya.

"Aku?" tanya Kyuhyun memastikan dia tidak salah dengar.

"Ya, apa kau sudah menjadi seperti orang tuamu? Menjadi anggota badan intelegent-intelegent itu?" tanya Sungmin kembali.

Kyuhyun hanya tersenyum tipis kemudian menjawab,"ya, bagaimana dengan dirimu? Kupikir kau juga cukup terbiasa dengan senjata-senjata itu dan cekatan dalam mengambilnya sehingga kau tidak terjatuh ke lantai itu seperti mereka."

"Aku hanya menirumu sedari tadi. Kau terlihat yang paling tenang dari semuanya dan bahkan sebelum mentor kita masuk, kau sudah melihat-lihat ke arah rak besi itu seperti kau sudah terbiasa, familiar dengan hal-hal semacam itu, jadi aku berpikir jika aku mengikuti apa saja yang kau ambil, aku bisa merasa diriku sedikit tidak dalam bahaya yang sesungguhnya," jelas Sungmin.

Entah kenapa Kyuhyun menyeringai mendengar perkataan Sungmin. "Sesuatu yang mengagetkan, tidak terduga, dan jenius, tapi hal seperti itu tidak akan berhasil ketika kau dalam arena perang yang sesungguhnya. Kau akan berhasil dibunuh terlebih dahulu ketika kau mengalihkan pandanganmu ke arahku untuk melihat gerakan apa yang kau lakukan."

"Akh, kau benar juga. Jadi aku harus bagaimana?" tanya Sungmin tanpa ekspresi yang hanya bisa membuatnya yang lainnya cengo. Kenapa anak ini tidak ketakutan sama sekali mendengar kelemahannya?

"Hmm… karena aku cukup banyak waktu dan waktu kita sebelum jam malam juga masih panjang, bagaimana jika kita mengunjungi ruang pelatihan kita lebih dulu dan berlatih lebih dini?" ucap Kyuhyun tiba-tiba yang entah kenapa terdengar sangat cantik di telinga tiga orang laki-laki lainnya yang ada di kamar ini kecuali Sungmin.

"Aku akan dengan senang hati menjadi mentor kalian untuk sementara," sambung Kyuhyun lagi, tiba-tiba saja Kyuhyun merasa bulu kuduknya berdiri ketika melihat tiga temannya itu berbinar-binar menatapnya dan Kyuhyun segera siaga karena entah kenapa Donghae akan melakukan hal terduga yang tidak akan dinikmatinya.

"Yang benar? Huwaa! Kyuhyun kau benar-benar penyelamat kami!" seru Donghae seraya tiba-tiba berlari ke arah Kyuhyun dan berusaha untuk memeluknya, tapi sayangnya Kyuhyun bergerak lebih cepat dan kini berjalan menuju tempat tidur Sungmin dan membiarkan Donghae sendiri terhantam ke tempat tidur itu.

"Setidaknya kita tidak perlu terlalu cemas jika Kyuhyun melatih kita lebih dulu sebelum mentor kita yang akan memberikan kita pelatihan. Aku sama sekali tidak bisa berpikir simulasi pelatihan seperti apa yang akan diberikannya," ucap Minho sedikit menahan tawanya saat melihat reaksi childish dari temannya itu, Donghae.

"Tapi kau yakin mentor kita akan memberikan ijin kita menggunakan ruang pelatihan lebih dulu dari yang lainnya? Bukannya tadi dia menyuruh kita beristirahat secara total untuk pelatihan besok?" Pertanyaan Henry sontak saja membuat Minho dan Donghae langsung menjadi lemas.

"Dia benar. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Donghae dengan wajah sedih.

"Tenang saja. Aku kenal baik dengan Heechul. Aku pastikan dia akan memberikan ijin padaku untuk menggunakannya!" seru Kyuhun dengan sebuah senyuman.

"Hah! Kau memang yang terbaik Kyuhyun!" seru mereka bertiga dengan mata yang kembali berbinar-binar.

"Akh, tapi aku ada keperluan terlebih dahulu dan lagi sebentar lagi aku yakin akan ada bel yang menyuruh kalian untuk ke ruang makan. Kita akan bertemu di sana sebentar. Setelah itu baru kita akan latihan," ucap Kyuhyun kemudian tanpa mempedulikan reaksi mereka dia langsung pergi meninggalkan kamar miliknya meninggalkan empat orang yang lainnya dengan segudang pertanyaan.

"Aku akan menyusulnya," ucap Sungmin kemudian ikut meninggalkan ketiga orang itu yang saling bertatapan saatu sama lain berusaha agar bisa mendapatkan jawaban dari kebingan mereka, tapi sepertinya sama sekali tidak berhasil.

Ketiganya terjebak dalam kesunyian dan juga pemikiran masing-masing sampai tiba-tiba Henry berbicara memecahkan keheningan itu.

"Kau tahu mereka benar-benar seperti manusia dari dunia lain yang sama sekali berbeda dengan kita," ucap Henry mengeluarkan pendapatnya.

"Kau benar, tapi kalau Kyuhyun kita sudah tidak perlu ragu. Dia sendiri mengatakan sudah menjadi seperti orang tua kita, kan? Lalu bagaimana dengan Sungmin? Dia sama sekali tidak familiar dengan semua ini, kan? Dia bisa hanya karena meniru Kyuhyun, kan? Tapi kenapa aku merasa dia sama seperti Kyuhyun yang sudah terjun?" tanya Minho bertubi-tubi yang jelas tidak bisa dijawab untuk saat ini secara pasti.

"Kau benar. Mereka benar-benar sebuah misteri," ucap Donghae seraya menghelah napas.

Tiba-tiba saja ruang kamar itu berbunyi sesuatu yang seperti bunyian bel.

"Akh, bel yang dimaksudkan Kyuhyun sudah berbunyi. Sepertinya kita lebih baik menuju ruang makan sebelum kita diomeli karena terlambat," ucap Minho yang diangguki oleh keduanya kemudian mereka meninggalkan ruangan itu tanpa banyak bicara lagi.

.

.

.

Sungmin berlari kecil agar bisa mengimbangi Kyuhyun yang kini berjalan cukup jauh darinya. Kini ketika dia sudah berada tepat di samping Kyuhyun, dia mulai berjalan seperti biasa.

"Kau menembak ke arah dinding tadi itu ada tujuannya, kan? Bukan hanya sebuah gertakkan untuk yang lainnya?" tanya Sungmin tanpa menghentikan jalan mereka.

Kyuhyun hanya tersenyum kecil."Hmm… jadi kau tahu, ya. Untuk orang biasa sepertimu lagi-lagi kau mengagetkanku dengan kejelian matamu setelah kau mengatakan kau meniru aksiku karena melihat aku tampak terbiasa dengan semua ini ketika melihat ke arah rak senjata itu."

Sungmin sama sekali tidak mempedulikan perkataan Kyuhyun yang terselipkan sindiran yang halus. "Apa musuh yang kau maksud itu benar-benar sudah berhasil menerobos ke sini?" tanya Sungmin kembali.

"Bisa dibilang tidak juga. Mereka hanya bisa memasukkan robot chip kecil itu, jadi kupikir pertahanan tempat ini masih bagus dan sanggup untuk menahan mereka," jawab Kyuhyun.

"Tapi mereka sudah berhasil memasukkan benda itu untuk memata-matai kita," balas Sungmin.

"Sepertinya kita perlu memberitahukannya pada mentor kita agar keamanan di sini lebih tingkatkan dan diperketat lagi," ucap Kyuhyun.

Tanpa Sungmin sadari, Kyuhyun menyeringai yang jelas-jelas ditujukan padanya. "Dan aku tahu kau salah satu yang sama denganku. Kau tidak bisa membohongiku seperti yang lainnya dalam pembicaran tadi, Vincent," bisik Kyuhyun tepat di telinga kanan Sungmin. Sebelum Sungmin sempat bereaksi, Kyuhyun entah kini sudah berada di mana.

Sungmin mengerutkan keningnya. "Marcus?" tanyanya entah pada siapa.

.

.

.

Tanpa mengetok pintu yang ada di depannya, Kyuhyun langsung memutar kenop pintunya dan masuk ke dalam, membuat si pemilik ruangan itu terkaget melihat seseorang yang dengan seenaknya masuk ke dalam ruangan pribadi miliknya.

Heechul sudah melihat sedikit wajah orang yang masuk tadi dan dia mengenalnya, tapi tetap saja dia melakukan penyambutan yang jika saja Kyuhyun bukan orang yang ahli, maka dia akan terkena dengan empuk peluru yang ditembakkan oleh Heechul.

Kyuhyun langsung memasang wajah marah dan makian yang berusaha untuk ditahannya. Dia kini menutup pintu tersebut dan melangkah mendekati Heechul.

"Aku kaget melihatmu menjadi salah satu yang mengikuti pendidikan istimewa ini. Kupikir kau tidak akan dimasukkan ketika kau bahkan sudah terjun ke dunia tersebut," ucap Heechul tanpa membalikkan wajahnya menatap Kyuhyun. Dia bahkan sibuk dengan buku bacaan yang sedari tadi dibacanya.

"Yang lebih mengagetkan lagi ketika kau yang menjadi mentor dalam pelatihan ini," balas Kyuhyun.

Heechul menutup buku bacaannya, lalu dia berdiri dan berbalik menatap Kyuhyun dengan sebuah seringai. "Perlihatkan latihanmu selama dua tahun ini padaku. Aku ingin melihat kau sudah berkembang atau masih seperti seorang pencundang seperti dulu."

Kyuhyun tidak hanya diam saja. Dia tidak bisa untuk tidak membalas seringai Heechul. "Tentu saja. Kita lihat saja besok dengan pelatihan-pelatihanmu yang bin ajaib dan juga sadis. Aku tidak yakin mereka yang lainnya akan bertahan dalam waktu lebih dari 10 menit."

"Masih ada yang lebih gila dariku asal kalian tahu. Aku mungkin saja masih membuat level ini tidak terlalu tinggi, tapi bagaimana dengan musuh kalian? Kalian akan benar-benar mati di tangan para mafia itu dengan cara yang tersadis yang bisa mereka pikirkan," balas Heechul.

Beberapa menit yang lalu suasananya lebih hangat, tetapi kini semuanya berubah menjadi lebih tegang dan juga serius.

"Aku tidak percaya waktu para senat itu mengatakan bahwa mereka sudah bergerak," ucap Kyuhyun dengan ekespresi datar.

"Kau yakin apa yang dikatakan senat-senat bodoh itu benar?" tanya Heechul.

Kyuhyun tidak langsung menjawab. Dia memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celananya utnuk mengambil sesuatu dan kemudian dilemparkannya benda yang sangat kecil itu ke arah Heechul."Kau harus percaya karena aku baru saja menemukan benda ini di dalam kamarku. Kupikir keamanan di sini bisa dibilang tinggi, lalu kenapa benda mereka yang sekecil ini masih bisa menyusup."

Heechul melihat dengan detail ke arah robot penyusup yang sangat kecil yang sudah dirusak oleh Kyuhyun beberapa waktu yang lalu."Aku akan melaporkannya segera."

Kyuhyun mengangguk kecil dan kemudian dia mulai berjalan meninggalkan ruangan milik Heechul. sebelum dirnya menghilang dari pintu itu Heechul mengucapkan sesuatu,"kau berhati-hatilah. Kau yang paling diincar oleh mereka."

"Kau tidak perlu mengingatkannya," jawab Kyuhyun. Kemudian dia menutup rapat ruangan itu sampai Heechul tidak bisa melihatnya lagi.

.

.

.

"Ada seseorang yang berhasil melumpuhkan robot chip yang kususupkan. Dia pasti orang yang sangat terlatih dan yang pasti dia salah seorang dari anak-anak yang kita incar itu."

"Kupikir untuk beberapa saat sebaknya kita tidak melakukan apa-apa dulu. Biarkan semuanya reda dulu baru kita menyusup kembali."

"Aku mengerti. Tugas susah seperti ini tidak perlu penyelesaian yang cepat pula."

.

.

.

TO BE CONTINUE

.

.

.

A/N: Terima kasih sudah membaca!