-After Wedding-
Disclaimer:
Naruto © Om Masashi Kishimoto lah, siapa lagi coba
Story © Miki-kohai
Dedicate toLaura Pyordova and Arnanda Indah
Warning:
OOC, Typo's, Drebble, AU , Abal, Aneh, etc
Rate:T aja
Genre:Romance, Family
.
Chapter 1 : Badroom
Mata hijau kilat itu menatap bosan acara televisi di depannya. Tak ada yang seru untuk di tonton malam ini. Jam di atas televisi flat berukuran cukup besar itu telah menunjukan pukul 11 malam. Tapi sampai saat ini pun pemilik mata hijau itu tidak merasa mengantuk. Mungkin karena dia masih merasa kaku berada di rumah barunya yang baru dia injak tadi pagi. Ya, rumah baru, rumah yang di berikan oleh orang tuanya dan orang tua suaminya. Suami yang sama sekali tidak dia cintai.
Perjodohan, siapa yang tidak tahu kata itu. Sejak jaman Siti Nurbaya-malah dari zaman nenek moyang mungkin, kata itu sangat populer. Dan karena kata itulah pemilik mata hijau yang bernama Sakura Haruno itu bisa terjebak di dalam rumah ini bersama Sasuke Uchiha-suami tak dicintainya. Walaupun dia tak mencintainya, dari awal dia tak menolak untuk di jodohkan dengan pemuda berdarah Uchiha itu. Niatnya hanya ingin membahagiakan orangtuanya yang sudah merawat dan menjaganya sedari dia lahir. Tak ada salahnya kan.
Remote televisi yang dia pegang, dia tekan dengan penuh perasaan. Berulang kali dia kembali ke awal channel yang pertama dia putar. Begitu bosankan dia? Tentu saja.
Karena lelah melihat kegiatan tidak jelas dari Sakura, seseorang meraih tangannya dengan kuat. Membuat benda pengontrol televisi itu terjatuh menimpa karpet berbulu di bawah kakinya. Giok Sakura memandang pemilik tangan kekar yang melingkar di tangan kanannya. Kemudian, muncul lah kilat kekesalan di mata yang sejuk itu.
"Apa yang kau inginkan?" ujar Sakura penuh amarah.
"Berhentilah bersikap seperti anak kecil." Suara baritone itu berdengung di telinga Sakura dan membuatnya semakin marah. Sasuke hanya berdecit kesal menanggapi Sakura yang semakin terlihat sifat kekanakan. Dengan kekuatan yang tak sepadan dengan Sakura, dia melepas tangan Sakura dengan begitu kasar.
"Kau jangan mengaturku, terserah aku ingin berbuat apa, semua itu tak ada hubungannya denganmu." Amarah Sakura begitu menggebu-gebu. Sampai-sampai dia harus menaiki sofa peach yang ia duduki agar bisa meraih kerah baju Sasuke. Jari telunjuknya menempel di salah satu lensa di kacamata milik Sasuke, mengartikan kalau dia berani.
Mata onyx Sasuke menutup. Menenangkan pikirannya agar tak terpengaruh suhu wanita di depannya. Kedua tangannya yang kosong bergerak, menyingkirkan tangan Sakura yang mencengram kerah bajunya. Setelahnya, dia bergerak meninggalkan Sakura yang ternganga tak mengerti akan sikapnya. "Hey, tunggu! Kau mau kemana? Urusan kita belum selesai."
"Kemanapun aku pergi, itu tak ada hubungannya denganmu," ucapnya tanpa menoleh dan menghentikan langkahnya untuk menaiki tangga menuju lantai dua. Seringai mengerikan terpatri di wajah putihnya. Kata-kata copas itu terucap di bibir sang Uchiha. Dan sukses membuat Sakura membeku di tempat.
.
Ceklek.
"Suara itu, suara-"
Blam
"pintu kamar," ujar Sakura pelan.
"Sial." Tanpa mematikan alat elektronik bernama televisi, dia langsung saja berlari mengejar Sasuke yang sudah memasuki ruangan yang Sakura sebut kamar. Dengan napas terengah-engah, dia memukul-mukul pintu beraksen kayu seraya berkata 'buka' saat sampai di depan pintu kamar yang tengah terkunci itu. Dia baru ingat kalau keluarga mereka hanya menyiapkan satu kamar di rumah ini, walaupun sebenarnya ada tiga ruangan tersisa tapi masih kosong, tetap saja tak ada gunanya.
Tujuan orang tua mereka, agar mendekatkan hubungan mereka, mereka memang belum sepenuhnya-malah sama sekali belum- mengenal satu sama lain. Namanya saja perjodohan.
Sakura terus memukul pintu itu dengan kekuatannya. Tapi rasa dingin yang masuk ke dalam kulitnya mengalahkan semuanya. Malam ini dia hanya memakai kaos dan celana pendek saja. Tak ayal dinginnya malam begitu menusuk tubuhnya. Dia pun berhenti mengetuk pintu yang sedari tadi tak dibukakan oleh orang yang berada di dalamnya. Terduduk di lantai seraya memeluk kedua lututnya, menjaga kehangatan yang semakin hilang. Matanya semakin menyipit karena rasa kantuk yang di timbulkan akibat kelelahan. Dan tertidurlah dia disana.
.
Setengah jam berlalu, Sasuke sudah tidak mendengar Sakura mengetuk pintu dan berteriak-teriak seperti tadi. Dengan langkah pelan dia menuju pintu dan membukanya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat Sakura tertidur dengan menyenderkan tubuhnya di dinding sebelah pintu seraya memeluk lututnya. Tapi kemudian dia tersenyum simpul. Entah karena apa.
Dengan hati-hati dia mengangkat tubuh Sakura dan membawa ke dalam kamar. Membaringkannya di atas kasur king size yang seharusnya digunakan olehnya dan Sakura. Tapi sepertinya untuk saat ini dia tidak akan menggunakannya sampai dia benar-benar merasakan apa itu cinta dengan sang gadis bermarga Haruno itu.
Setelah menyelimuti Sakura, dia mengambil bantal dan sebuah selimut untuk dia gunakan tidur, hanya saja tempatnya tidak di kasur melainkan di sebuah sofa yang ada di samping tempat tidur.
.
Esoknya, Sakura bangun dengan begitu kacau. Rambut pink pendek-nya berantakan dan wajahnya lusuh. Setelah merenggangkan tubuhnya dan mengumpulkan nyawa, dia beranjak dari kasur king size itu dan melangkah menuju kamar mandi. Setengah perjalanan, dia menyadari sesuatu.
"Loh kok aku di sini?" katanya entah pada siapa. "Akh, sudahlah paling si Uchiha itu yang memasukanku kesini," lanjutnya enteng. Dia pun kembali berjalan dan membuka pintu kamar mandi yang berada di pojok kamar. Dan
"KYAAAAA, UCHIHA BAKAAA."
Teriakan membahana di dalam ruangan kecil bernama kamar mandi itu. Apa yang terjadi? Bisa kalian tebak sendiri.
…
Fic yang Miki dedikasikan buat kak Laura yang minta fic perjodohan, ini kak ficnya. Trus kado buat kak Arnanda Indah yang kemarin ultah, maaf kak kadonya telat. Sebenernya pingin Miki buat multichap tapi itu pun kalo ada waktu dan respon dari readers baik.
Concrit sangat Miki butuhkan buat meningkatkan kualitas fic miki, flame juga boleh. Apapun bolehlah.
Sekali lagi REVIEW PLEASE. ^^
