Benci menjadi Terakhir
.
.
.
.
Disclaimer : Diabolik Lovers © By Reject
Peringatan : TYPO, Cerita Karakter Gaje, Salah Kata, OOC, Salah EYD
Sebagai salam pembuka saya ucapkan Selamat Datang Minna di Fanfic Fandom Diabolik Lovers pertama saya Ini Hehehehe.
Ehm, pertama siapa sih yang Author pilih dari Sakamaki Bersaudara?
Ehm, aku sih kalo aku suruh milih, aku ada di #teamSUBARU Hehehehe
Kenapa aku milih dia? Karena kebetulan aku memang suka cowok tipikal tsundere tsundere gitu plus dia juga Zodiaknya Scorpio juga sama kayak Akyuu *ditendang
Oh ya karena sebab itulah aku pengen membuat Fanfic tentang kisah cinta Subaru sama Yui. Yaa, meskipun sebetulnya aku ingin membuat Subaru sama Readers biar aku bisa merasakan jadi tokoh utama disana *nosebleed
Oke oke daripada membuang waktu kita mulai aja yuk, sebentar lagi bulan purnama muncul
.
.
.
.
.
.
CHAPTER 1 ( Pertemuan Pertama )
.
"Kumohon jangan Subaru-kun, kalo kau melakukannya aku bisa mati"
"Diamlah, turuti permintaanku"
"Aaaah, tidak"
Dengan kasar dan rakus Subaru meminum darah wanita yang sudah menunjukkan wajah dan kulitnya yang pucat. Sekali hisapan tanpa jeda, wanita akhirnya mati lemas. Subaru hanya menatapnya kosong dengan sedikit air mata menetes di pipinya
"Sialan, maafkan aku Jimisa, kalo bukan karena saudara sialanku itu, aku masih bisa membiarkanmu hidup. Padahal masakanmu sangat enak, baru kali ini aku merasakan masakan manusia seenak ini" Subaru berbicara pada mayat Jimisa yang sudah terbujur lemas di tanah
Subaru segera membersihkan darah di mulutnya dan menggendong Jimisa kembali ke Mansion. Disana kelima saudara sudah menunggunya dengan tatapan tajam dan senyuman senang
"Seperti biasa kau membunuh gadis lagi, Subaru-kun" ujar Laito menggoda adiknya tiba tiba berada dibelakangnya
"Ciih" Subaru tidak memperdulikan perkataan Laito lalu pergi menuju kamarnya sambil membawa mayat Jimisa. Saudaranya lain heran melihat tingkah adik paling bungsu di keluarga mereka dari belakang.
"Tumben, Subaru tidak langsung membakar wanita itu di taman" heran Ayato
"Iya, betul katamu, selain itu ia juga sering mengubur wanita lain di ruang bawah tanah" Laito setuju dengan perkataan sambil membetulkan topinya
"Aaah, biarkan saja dia, lagipula yang penting wanita itu sudah mati" ujar Shuu pelan dengan mata masih tertutup
"Huuuh, sial, padahal aku ingin melihat wanita itu dibakar atau menjadikannya sebagai patung bonekaku" kesal Kanato dan menunjukan raut wajah sadis
"Aku juga setuju denganmu Kanato, namun wanita itu kelihatannya terlalu seksi untuk mati dibakar" komen Laito duduk di sofa besar
Kemudian Reiji datang dengan gaya khasnya mengenakan kacamata, membawa buku hitam kecil, dan memakai pakaian bebas tapi tetap rapi.
"Sudah kalian, jangan mempersalahkan hal sepele seperti itu, apa sebaiknya kalian tidur saja lagipula sebentar lagi matahari sudah mau terbit" Reiji melerai pembicaraan mereka dan duduk diantara mereka. Ayato, Kanato, Laito, dan Shuu yang malah sudah tertidur duluan mau tak mau menuruti perkataan anak kedua dari keluarga Sakamaki tersebut.
Tiga anak kembar itu kembali ke kamar masing masing meninggalkan Shuu dan Reiji berdua di ruangan tersebut.
"Apakah menurutmu baik membiarkan sifat Subaru seperti itu, Shuu?" tanya Reiji memandang saudara kandung satu satu tersebut.
"Selagi ia masih menuruti aturan dan tidak meninggalkan mansion ini, ia bebas melakukan yang ia mau, seperti aku ini" jawab Shuu dengan nada malas menjawab pertanyaan Reiji
"Kalo khusus kamu memang kau orangnya pemalas dan terlebih lagi kamu anak pertama di keluarga ini" jawab Reiji dengan nada kesal sebetulnya ia juga iri dengan posisinya hanya sebagai anak kedua saja padahal ia sudah melakukan banyak hal dan berusaha untuk menjadi terpandang di keluarga Sakamaki namun ia terhalang bayangan Kakaknya yang tetap bisa berjalan di depan tanpa harus berusaha. Hal ini membuat Reiji kadang iri dengan kakaknya tersebut.
"Terserahlah" jawab singkat Shuu lalu tidur di alam mimpinya lagi
Reiji yang males berdebat lagi dengan kakaknya yang ia kagumi sekaligus ia benci memutuskan untuk kembali ke kamar membaca beberapa buku untuk melepaskan stressnya.
.
.
.
.
Di sisi lainnya Subaru memandang Jimisa dengan tatapan sedu. Meskipun ia memiliki tampang garang di depan wanita namun dibanding dengan saudara saudaranya yang lainnya mungkin bisa dibilang dia satu satunya yang memiliki rasa kemanusiaan. Ada kebaikan hati di dalam dirinya namun ia menyembunyikan, selain agar ia tidak diketahui saudara saudara lainnya ia juga orangnya pemalu.
Subaru duduk di kursi kamar, mengenang kenangan yang tidak bisa dihilangkan dalam ingatannya. Selain ibunya sebagai orang yang paling ia cintai mungkin Jimisa termasuk orang yang sangat ia cintai.
Ia berusaha tegar dan sejak saat itulah ia bersumpah pada dirinya sendiri tidak akan menghisap darah wanita yang ia cintai selanjutnya. Ia juga akan berusaha mencari cara lain agar wanita selanjutnya dapat pergi dari mansion ini dengan selamat tanpa ketahuan saudara saudaranya lain.
Angin pagi mulai berhembus di kamar Subaru gelap dan sepi. Subaru memandang matahari fajar pagi dari balik jendela. Ia memandang matahari pagi tersebut yang ia kagumi namun tidak bisa ia lihat seutuhnya
Kemudian, Subaru memanggil pelayan mansion dan menyuruh mereka untuk membalsam Jimisa dan meletakkannya di salah satu peti di ruangan rahasia di kamar Subaru. Ia ingin bersama dengan Jimisa dan tidak akan menyiksanya lagi dengan membakarnya atau menyerahkan pada Kanato yang membuat mayat wanita lain menjadi patung boneka.
Meskipun tindakan Subaru bisa dibilang mirip seperti Kanato namun ia masih wajar dengan meletakkannya di peti dalam kondisi dibalsam dibanding Kanato yang langsung membuat mereka diam dan melumuri mereka dengan lilin agar mendapat pose yang pas saat menjadi patung boneka sesuai keinginannya
.
.
.
.
Beberapa malam kemudian, Malam itu saat Sakamaki bersaudara sedang melakukan kegiatan masing masing. Shuu seperti biasa tertidur dengan earphone dihubungkan ke MP3nya dan rambut oranye berantakan, Reiji berada di kamarnya melakukan suatu eksperimen dan sesekali membaca beberapa buku dari perpustakan kamarnya. Ayato sebagai anak pertama dari tiga kembar bersaudara memandang lukisan ayah dan ibunya dengan tatapan benci, Kanato duduk di sofa berbicara sendiri sama boneka teddy bearnya sedangkan Laito disampingnya hanya duduk dengan muka bosan. Terakhir Subaru, seperti biasa ia menghilang dan lebih suka menjauhkan diri dari saudara saudaranya yang menyebalkan.
"Aah, membosankan aku ingin segera ada wanita lagi" kesal Laito karena sudah dua minggu setelah Jimisa tidak ada tumbal cewek lagi yang datang ke mansion.
"Iya betul Laito-kun, padahal aku ingin segera membuat patung boneka lagi apalagi aku sudah membuat desain baru yang menarik" setuju Kanato dan mulai cekikik ala psikopat.
"Kau ini terlalu sadis, kau seharusnya merasakan enaknya tubuh wanita tahu" ujar Laito yang udah otak mesum
"Hehehehe, lebih baik membuat sebuah seni dari tubuh mereka, ia sudah memberikan kenikmatan bagiku, Laito-kun" jawab Kanato yang tidak berhenti menatap boneka teddy bearnya.
"Huh, kau ini kalau bukan karena kau kakakku mungkin aku sudah membunuhmu"
"Coba saja jika kau berani?" Kanato tersenyum aneh membuat Laito terdiam dan kembali dengan suasana bosannya.
Namun, suasana bosannya hilang saat tiba tiba pintu mansion terbuka lebar sendiri. Angin malam besar mulai berhembus kencang membuat Ayato, Laito, Kanato, dan Shuu terdiam dan ketakutan. Reiji yang sebelumnya berada di dalam kamar keluar dan melihat apa yang terjadi diluar setelah mendengar suara aneh. Sedangkan Subaru bersembunyi dari balik tembok melihat apa yang terjadi.
"Sialan kenapa dia harus datang lagi" kesal Ayato melihat siapa yang datang
"Kakak" Seisi ruangan itu kaget mendengar Kanato pertama kali mengatakan 'Kakak' karena Kanato tidak pernah memanggil kakak-kakaknya yang lain dengan sebutan itu
"HAHAHAHAHA, aku kembali disini adik adikku" seorang wanita tinggi berambut hitam seperti Reiji, berkulit putih mulus, tinggi semampai, dan mengenakan baju dress putih kombinasi bunga merah panjang, tidak lupa taring tersembunyi di balik mulutnya
"Kak Roseta, kenapa kau datang tiba-tiba tanpa memberitahu dulu" tanya Reiji memandang penuh tanda tanya pada kakak perempuan tirinya
Subaru melihat kakak perempuannya pulang langsung memukul tembok sampai retak dibelakangnya, ia merasa kesal ada pengganggu lagi yang tinggal di mansion.
"Kebetulan ada acara besar di dekat sini, jadi daripada aku harus mengeluarkan biaya hotel mendingan aku menginap disini dan bertemu dengan adik adikku yang tersayang" jawab Roseta dengan senyuman misterius
Hampir semua Sakamaki Boys memandangnya dengan tatapan benci kecuali dengan Kanato yang menyambut kakaknya tersebut dengan senyuman manisnya
"Yeee, Kak Roseta akhirnya datang juga, sudah lama aku menantikan kakak pulang"
"Eh, Ini kamu Kanato, kamu sudah besar rupanya"puji Roseta sambil mengelus rambut ungu Kanato dengan lembut
"Iya Kak" Kanato tersipu malu mendengarnya
"Oh ya aku juga sudah mendapatkan ijin dari ayah, jangan harap kalian bisa mengusirku disini ya" kata Roseta dengan senyuman licik
Semuanya hanya terdiam dan menyembunyikan perasaan benci pada kakak perempuan yang sudah berumur 25 tahun ( Dalam usia vampire 2500 tahun ) tersebut
"Roseta bolehkah aku masuk sekarang, aku sudah mendapat hapeku di mobil" tanya gadis dari balik pintu yang memecahkan keheningkan diantara mereka. Membuat Sakamaki Boys penasaran
"Tentu saja, Yui-chan, jangan malu ayo masuk saja" jawab Roseta
Kemudian masuklah seorang gadis cantik, berambut pirang pucat pendek, bermata pink, mengenakan baju pink muda dan celana pendek putih. Gadis itu setelah masuk melihat suasana mansion dan kagum dengan besar dan indahnya mansion tersebut. Subaru melihat gadis itu dengan tatapan tak percaya.
"Besar sekali rumahnya, Kak Roseta" kagum gadis itu polos
"Iya benar, sekarang aku akan menyediakan tempat bermalam untukmu sampai ada keluarga atau temanmu datang menjemputmu" kata Roseta sambil memegang pundak gadis itu.
"Terima kasih Roseta,Ouuw" Gadis itu kaget melihat ada lima cowok menatapnya lalu ia bersembunyi di balik tubuh Roseta, "siapa mereka Roseta?" tanya gadis itu ketakutan
"Hahahaha, tenang saja Yui-chan, mereka ini semuanya saudara saudaraku" tenang Roseta
"Iyakah?" Yui mulai memandang laki laki yang berdiri di dekat Roseta cowok berambut ungu ia menatapnya dengan tatapan aneh, lalu dua cowok berambut merah sama yang berdiri bersampingan satunya berpakaian berantakan sedangkan satunya memakai topi, kemudian ia mengalihkan pandangan pada cowok berambut oranye sedang menatapnya sambil tiduran dan laki laki berambut hitam kacamata berambut sama dengan Roseta.
"Yup, jadi kau bisa tinggal disini bersama mereka sementara, Oh ya kamu bisa ke kamarmu sekarang, nanti pelayan akan mengantarkan ke kamar" jawab Roseta. Tiba tiba sudah datang pelayan berdiri di belakang mereka membuat Yui kaget.
"Baiklah Roseta, Maafkan saya sampai harus membuatmu repot menginap disini"
"Aah, tidak apa apa, pokoknya kamu menenangkan diri di kamarmu ya"
"Yaa, Roseta"
Kemudian Yui diantar pelayan mansion ke kamarnya. Saat di lorong kamar, ia melihat laki laki berambut putih menatapnya tajam tanpa senyuman sedikitpun. Yui takut namun ia berusaha tersenyum ramah padanya meskipun laki laki itu tidak membalasnya.
Setelah, Yui pergi agak jauh dari tempat berdiri Subaru. Laki laki ia dengan tatapan sedu dan senyum bahagia melihat Yui. Air mata mulai menetes sedikit di pipinya segera ia langsung mengusapnya.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Halo para reader semua, bagaimana kabar kalian, baikah? Semoga kalian diberi kelimpahan berkat amin. Oh ya aku menulis fanfic setelah selesai bertarung menghadapi Ujian Nasional nih jadi mohon doanya supaya Author Yuka dapat nilai bagus pas pengumumannya Hehehehe
Juga ada beberapa cerita yang agak menyimpang dari cerita originalnya yang kuubah dengan imajinasiku sendiri jadi harap dimaklumi ya jika ada bagian bagian yang tidak sesuai dengan animenya maupun gamenya.
Dalam cerita ini, Roseta adalah karakter fiksi buatanku dan menjadi kakak perempuan tiri Sakamaki Boys agar Yui tidak terlalu disiksa seperti di Anime ( Meskipun nanti juga disiksa sama lainnya )
Sifat Yui kuubah agak berani dan tidak sepasrah kayak anime ( Karena Author Yuka kurang suka dengan sifat Yui yang ada di Anime Hehehehe )
Yaudah itu saja dari Yuka, Tunggu kelanjutan ceritanya dan jangan lupa klik favorite atau jangan lupa review ya. Arigatou-Minna
Preview
"Sebaiknya kau pergi dari sini"
"Sebetulnya darahnya sangat lezat, kalian sangat tidak beruntung tidak dapat menikmatinya"
"Kau mendorongku kenapa?"
"Gadis yang menarik"
