Moshi moshi, minna!
Ini fic pertama ku, jadi... bisakah saya minta riviews?
Yaa... saya mau berterima kasih dengan Uzumaki Namikaze Uta yang telah memantu saya untuk mengajari saya bagaimana cara update, mengetik yang benar, dan beberapa saran untuk cerita ini ^^.
Ya... kita mulai~!
Disc: Peach-pit
Chara: Amu, Yaya, Utau, dll.
Warning: AU –karena tidak ada shugo charanya-
Lokasi: Indonesia –kok? bukan Jepang?-
Amu dkk sudah pulang sekolah. Sekarang, Amu, Yaya, Utau dan Rima sedang berjalan menyusurui jalanan. Mereka tidak dijemput.
"Mama-chan jahat! Maca Yaya dicuruh pulang cendiri! (baca: Mama jahat! Masa Yaya disuruh pulang sendiri!)" kata Yaya cemberut.
"Emang Cuma kamu aja Yaya? Liat dong, kita juga!" omel Amu sebal.
"..." Rima dan Utau diam saja. Mereka berjalan lalu naik angkutan kota (Angkot).
Saat sudah beberapa lama, Amu dan Utau turun untuk ganti angkot. Karena mereka berbeda arah.
"Daah!" kata Amu melambaikan tangan.
"Daah, Amu-chan! Hati hati yaaa!" balas Yaya.
"Amu! Ayo cepat, angkotnya sudah mau berangkat!" seru Utau.
"Ah, iyaa!" Amu menaiki angkot itu dan duduk disebelah Utau.
"Utau, kamu yakin mau naik angkot ini?" tanya Amu ragu ragu.
"Memangnya kenapa?" tanya Utau.
"Nggak kenapa napa sih, aku takut aja." Ujar Amu.
"Kenapa takut?" tanya Utau.
"Auk ah!" Amu memalingkan wajahnya ke arah jendela.
Beberapa lama kemudian, satu persatu penumpang mulai turun dan akhirnya tinggal mereka berdua dan sopir angkot saja.
"Utau, aku takut!" bisik Amu.
"Kenapa?" tanya Utau.
"Sekarang tinggal kita berdua! Aku takut kita diculik!" bisik Amu lagi.
"Tenang, aku sudah menyusun strategi kok." Kata Utau tenang.
"Sungguh?" tanya Amu dangan mata berbinar binar.
"Iya!"
"Fuh.. leganya.." Amu menghela nafas lega. Mereka berdua sudah semakin dekat dengan rumah mereka.
"Berhenti!" seru Utau, namun sopir angkot itu tidak merespon. Melainkan memberikan senyuman senyuman mesum yang aneh.
"Berhenti!" teriak Utau, sopir itu masih terus menyupir.
"Utau, kita dalam bahaya!" kata Amu.
"Aku juga sudah tau!"
"Strategimu bagaimana! Sekarang sudah saatnya menggunakan strategimu!" kata Amu.
"Teriak! Toloongg tolong!" Utau mulai berteriak.
"Toloooong!" Amu juga mengikuti Utau, tapi sayangnya mereka sudah ada di pedesaan yang sepi.
"Utau... sekarang bagaimana!" tanya Amu panik.
"Loncaat!" perintah Utau dengan nada berbisik.
"A-apa! Loncat! Gak mau!" tolak Amu dengan nada berbisik.
"Kau mau selamat atau tidak!" bentak Utau dengan nada berbisik yang agak membentak.
"I-iya, t-tapi..-" Amu tidak sempat melanjutkan kata katanya sudah dipotong oleh Utau.
"Ayo!" Utau loncat dan Amu mengikutinya. Mereka terjatuh dan terluka sedikit.
"Au..." ringis Amu.
"Kita selamat!" seru Utau.
"B-benarkah?" tanya Amu idak percaya.
"Lihat sekelilingmu. Baka!" omel Utau tersenyum.
"Terima kasih Utau! Tapi, sopir angkot itu tidak menyadarinya kan?" tanya Amu.
"Tidak kok, tenang saja."
"Hmm... ayo kita pulang." Ajak Utau.
"Ayo, aku sudah kapok naik angkot. Hahaha!" kata Amu sambil tertawa.
"Aku juga, hehe."
Fin
Masih jelek ya? Masih pendek ya? Maaf ya?
Tapi... mohon riviewsnya yaa! Dukungan juga, dari author senpai ^^
REAL STORY! Tapi diubah dikit, ga sampe parah begitu = ="
Ok.. sekali lagi, mohon riviews yaa!
